Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN

PENGANGGARAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENDENDALIAN

Kelompok 3 :

Hatiba Maji Samay. (105731104620)

Nurfadilah. (105731105620)

Widiya Lestari. (105731106620)

Citra Aprilia Handayani. (105731106520)

Resky Salsabyla Faizal. (105731107220)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya pada kita semua, serta tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW. Akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Dasar-dasar penganggaran dan penyusunan anggaran induk tradisional yang tekait
dengan penganggaran fleksibel dan penganggaran berdasarkan aktivitas juga dimensi
perilaku dalam penganggaran”.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa meningkatkan


pemahaman tentang “Dasar-dasar penganggaran dan penyusunan anggaran induk tradisional
yang tekait dengan penganggaran fleksibel dan penganggaran berdasarkan aktivitas juga
dimensi perilaku dalam penganggaran” dan juga merupakan salah satu tugas yang harus
diselesaikan guna memenuhi tugas mata kuliah “Akuntansi Manajemen”. Selanjutnya pada
kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu dan memberikan bimbingan serta arahan dalam proses penulisan makalah ini,
terutama pertolongan dari Allah SWT. sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, ringkasan ini
tidak akan terwujud dan masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan sesungguhnya
hanya datang dari Allah SWT. oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami harapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

Akhirnya kami ucapkan mohon maaf jika ada kesalahan kata, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar,14 October 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. PERAN PENGANGGARAN DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN . 5
B. PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL ......................................................... 9
C. PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN ............................................................ 11
D. ANGGARAN FLEKSIBEL UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN .. 12
E. DIMENSI PERILAKU DALAM PENGANGGARAN ............................................... 13
BAB III .................................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan yang ingin beroperasi
dengan efisien adalah adanya suatu perencanaan dan pengedalian yang baik. Dengan
adanya perencanaan, perusahaan dapat memberikan arah terhadap pencapaian tujuannya.
Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang baik, perusahaan harus menyusunnya dengan
suatu prosedur dan analisa yang komprehensif, dan kemudian dalam pelaksanaannya
diikuti dengan pengendalian yang baik pula. Salah satu wujud dari perencanaan yang
dipakai oleh perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang bersifat
kuantitatif dan alat bantu untuk koordinasi dan implementasi.
Perencanaan yang cermat penting bagi Kesehatan organisasi. Kegagalan perencanaan
secara formal maupun informal dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan
keuangan. Manajer perusahaan kecil atau besar harus mengetahui kemampuan sumber
dayanya dan merencanakan penggunaannya. Pada makalah ini menjelaskan dasar-dasar
penganggaran dan penyusunan anggaran induk tradisional. Kemudian, dilanjutkan dengan
pembahasan mengenai penganggaran fleksibel dan penganggaran berbasis aktivitas.
Bagian akhir akan membahas dimensi perilaku dalam penganggaran.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang
dihadapi adalah:
1. Peran penganggaran dalam perencanaan dan pengendalian
2. Peyusunan anggaran operasional
3. Peyusunan anggaran keuangan
4. Anggaran fleksibel untuk perencanaan dan pengendalian
5. Dimensi perilaku dalam penganggaran
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERAN PENGANGGARAN DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN


Penganggaran memegang peran penting dalam perencanaan dan pengendalian.
Perenvanaan (planning) adalah proses mengidentifikasi tujuan dan Tindakan yang
diperlukan untuk mencapainya. Anggaran (budget) adalah ekspresi kuantitatif suatu rencaa
yang dinyataka dalam satuan fisik atau keuangan atau keduanya. Anggaran merupakan
metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi ke dalam bentuk operasional.
Pengendalian (control) adalah proses menetapkan standar, memperoleh umpan balik
mengenai kinerja yang sesungguhnya, dan malekukan koreksi apabila kinerja yang
sesungguhnya menyimpang rencana.
Anggaran dapat digunakan untuk membandingkan hasil sesungguhnya dengan hasil
yang direncanakan. Anggaran dikembangkan berdasarkan tujuan jangka panjang yang
ditetapkan. Anggaran yang disusun akan menjadi pedoman bagi aktivias operasional
perusahaan. Penganggaran kemudian akan dibandingkan dengan hasil sesungguhnya untuk
mendapatkan umpan balik. Hal ini merupakan tujuan dari pengendalian yang dilakukan
perusahaan. Perbandingan tersebut memberikan umpan balik bagi perbaikan iperasi dan
penyusunan anggaran di masa mendatang.

 Jenis-Jenis Anggaran
1. Anggaran Induk (master budget)
Adalah sebuah rencana keuangan komprehensif selama satu tahun yang terdiri atas
anggaran berbagai departemen dan aktivitas. Anggaran ini dibedakan menjadi 2:
a. Anggaran operasional (operating budget)
Yaitu terdiri atas anggaran aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
rangka memperoleh keuntungan, dimana hasil akhir anggaran ini yaitu laporan
laba rugi di anggarkan atau pro forma. Contoh anggaran ini yaitu penjualan,
produksi dan persediaan barang jadi.
b. Anggaran Keuangan (financial budget)
Yaitu terdiri atas anggaran arus kas masuk, arus kas keluar, dan posisi keuangan.
Posisi keuangan yang di perkirakan pada akhir periode disajikan dalam laporan
posisi keuangan dianggarkan atay pro forma.
2. Anggaran berkelanjutan (rolling budget)
Dalam anggaran ini. Setelah anggaran satu bulan di realisasi, anggaran satu bulan
di masa datang ditambah sehingga selalu memiliki anggaran dengan 12 bulan.
3. Anggaran yang selalu diperbarui (continuously updated budget)
Tujuan anggaran ini untuk memperbarui anggaran induk setiap bulan saat
diperoleh informasi baru.
 Sistem Penyusunan Anggaran
Sistem penyusunan anggaran meliputi
a. Sistem Anggaran Induk Tradisional
Sistem anggaran induk tradisional pada dasarnya merupakan sistem anggaran
incremental. Pembuatan anggaran induk sebagian besar didasarkan pada anggaran
induk tahun sebelumnya. Hasil-hasil sesungguhnya yang dicapai tahun
sebelumnya dan ekspektasi pada tahun yang akan datang menentukan apakah
suatu unsur dalam anggaran induk akan ditambah atau dikurangi. Dalam
anggaran induk konvensional, ketika manajemen menganggarkan biaya operasi
pusat pertanggungjawaban penekanan diberikan pada biaya input.
Berbagai pos dimasukkan ke dalam anggaran induk berdasarkan keputusan
yang dibuat pada periode sebelumnya. Pos yang sudah diputuskan tersebut tidak
perlu dianalisis ulang apakah unsur tersebut masih digunakan atau tidak. Namun
demikian, unsur yang baru pertama kali akan dimasukkan ke dalam anggaran
induk harus dilakukan justifikasi, dokumentasi, dan persetujuan manajemen
tingkat atas terlebih dahulu.
b. Zero-Based Budgeting (ZBB)
Dalam sistem ZBB manajer pusat pertanggungjawaban harus menjustifikasi
setiap aktivitas yang direncanakan dan taksiran biayanya seolah aktivitas tersebut
baru pertama kali dilakukan. ZBB dimulai dengan pembuatan daftar semua
aktivitas atau program yang disebut paket keputusan (decision packages) oleh
pusat pusat pertanggungjawaban. Setiap paket keputusan diperingkat menurut arti
pentingnya bagi manajer pusat pertanggungjawaban. Peringkat tersebut idealnya
didasarkan pada kesesuaian tujuan paket keputusan dengan tujuan perusahaan
secara keseluruhan.
Permintaan anggaran dari semua pusat pertanggungjawaban yang sudah
diperingkat menurut paket keputusan akan diusulkan kepada manajemen tingkat
atas. Komite anggaran dibentuk untuk memberikan pertimbangan terhadap
permintaan anggaran. Komite anggaran juga dapat melakukan revisi bahkan
penghilangan jika perlu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan secara
keseluruhan. Alokasi anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban dibuat
berdasarkan sistem pemeringkatan terpusat oleh komite anggaran dengan
mempertimbangkan jumlah dana yang tersedia. Proses ZBB tersebut akan diulang
pada setiap periode anggaran.
c. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS ini lebih mirip dengan ZBB dibandingkan anggaran induk konvensional.
Sistem pemrograman, perencanaan, dan penganggaran lebih fokus pada output
(program atau aktivitas) organisasi. Prinsip PPBS adalah alokasi sumber daya
organisasi yang terbatas pada aktivitas atau program yang menjanjikan tingkat
hasil paling besar. Pembuatan anggaran dengan PPBS mencakup empat langkah
berikut ini.
1. Manajemen tingkat atas harus merencanakan sasaran dan tujuan organisasi
jangka panjang dan jangka pendek secara strategis.
2. Mengidentifikasi semua alternatif aktivitas atau program untuk mencapai
sasaran dan tujuan organisasi.
3. Biaya dan manfaat kuantitatif dan kualitatif setiap alternatif aktivitas atau
program harus diperkirakan.
4. Anggaran yang disusun menunjukkan aktivitas atau program yang dipilih dan
jumlah rupiah yang dialokasikan kepada setiap aktivitas atau program beserta
perinciannya.
 Pengumpulan Informasi untuk Penganggaran
a. Perkiraan Penjualan
Dasar yang digunakan untuk menyusun anggaran penjualan dan anggaran lain
dalam anggaran induk adalah perkiraan penjualan. Apabila perkiraan penjualan
ditentukan secara cermat dan akurat, maka tahap berikutnya dalam proses
memberikan data untuk menyusun anggaran produksi, anggaran pembelian, dan
anggaran penganggaran juga akan dapat lebih diandalkan. Sebagai contoh,
perkiraan penjualan biaya pemasaran dan administrasi. Apabila perkiraan
penjualan salah, maka anggaran lain yang terkait menjadi tidak dapat diandalkan.
Penyusunan perkiraan penjualan dimulai dengan pembuatan estimasi
penjualan oleh setiap tenaga penjual. Estimasi penjualan kemudian diberikan
kepada manajer berdasarkan pengalaman dan informasi tambahan yang
dimilikinya. Estimasi yang wilayah. Manajer wilayah akan me-review estimasi
penjualan dan melakukan penyesuaian diterima dari semua tenaga penjual oleh
manajer wilayah akan digabung dan diserahkan kepada manajer pemasaran untuk
di-review dan disetujui.
Sebelum proses tersebut dimulai, informasi internal dan eksternal yang relevan
dikumpulkan terlebih dahulu oleh departemen pemasaran atau departemen riset
pasar yang dibentuk tersendiri oleh perusahaan. Informasi tersebut disediakan
untuk manajer wilayah dan tenaga penjual guna membantu mereka dalam
mengembangkan perkiraan penjualan. Informasi eksternal yang biasanya
dikumpulkan meliputi perkiraan kondisi umum perekonomian, penjualan dan laba
industri, kondisi pasokan, dan kondisi persaingan. Informasi internal juga perlu
disediakan, misalnya mengenai penjualan dan laba perusahaan di masa lalu
berdasarkan produk, tenaga penjual, wilayah, dan saluran distribusinya. Beberapa
produk mungkin memiliki trend musiman dengan pola yang berbeda dari produk
lain. Trend tersebut harus diperhitungkan ketika perusahaan menyusun perkiraan
penjualan tahunan dan perinciannya ke dalam kuartalan dan bulanan. Perusahaan
dapat melengkapi departemen pemasaran dengan pendekatan yang lebih formal
untuk membuat perkiraan penjualan, misalnya dengan analisis runtut waktu,
analisis korelasi, pemodelan ekonometrik, dan analisis industri.
b. Perkiraan Variabel Lainnya
Perkiraan penjualan bukan satu-satunya yang diperlukan dalam penganggaran.
Perkiraan mengenai biaya dan kas yang terkait juga diperlukan. Banyak faktor
yang dipertimbangkan dalam pembuatan perkiraan penjualan juga dipertimbangkan
dalam pembuatan perkiraan biaya. Untuk membuat perkiraan biaya, data jumlah
biaya historis sangat bermanfaat. Manajer dapat menyesuaikan jumlah masa lalu
berdasar pengetahuannya mengenai peristiwa di masa datang. Sebagai contoh,
kontrak kerja karyawan tiga tahun memiliki sedikit ketidakpastian untuk
memprediksi upah (apabila kontrak sudah habis, maka akan timbul ketidakpastian).
Agen pembelian yang cermat akan memiliki pengetahuan mengenai kemungkinan
perubahan harga bahan. Dalam praktik, perusahaan besar seperti Nestle dan Coca-
Cola memiliki departemen tersendiri yang bertugas untuk memperkirakan harga
dan pasokan komoditas. Mereka berinvestasi dalam kontrak berjangka (future)
komoditas untuk menstabilkan fluktuasi harga, di mana ini merupakan suatu
tindakan yang sangat bermanfaat dalam penganggaran. Anggaran overhead perlu
diperinci menurut komponen biayanya dan dapat diperkirakan menggunakan data
masa lalu dan data inflasi yang relevan.

Anggaran kas merupakan bagian penting dari anggaran induk yang beberapa
komponennya, terutama penerimaan pembayaran dari piutang usaha yang juga
memerlukan perkiraan. Hal itu akan dibahas lebih terperinci dalam bagian
penganggaran kas.

B. PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL


Anggaran operasional terdiri atas sejumlah daftar perhitungan untuk semua tahap operasi
yang berakhir pada laporan laba rugi dianggarkan. Berikut ini adalah komponen anggaran
operasional.
a. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan (sales budget) adalah proyeksi yang menunjukkan perkiraan
penjualan setiap produk dalam unit dan rupiah. Rumus anggaran penjualan adalah
sebagai berikut.
Anggaran penjualan= Unit Dijual × Harga Jual Per Unit
b. Anggaran Produksi
Anggaran produksi (production budget) menunjukkan jumlah unit yang harus di
produksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir.
Rumusnya sebagai berikut.
Unit yang akan di produksi= Unit Persediaan Akhir + Unit Penjualan + Unit
Persediaan Awal
c. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran pembelian bahan baku disusun dengan format yang sama dengan anggaran
produksi. Jumlah anggaran pembelian bahan baku di dasarkan pada jumlah bahan
baku yang dibutuhkan untuk produksi dan persediaan bahan baku. Rumusnya sebagai
berikut.
Pembelian bahan (unit) = persediaan akhir bahan baku yang diinginkan (unit) +
perkiraan penggunaan bahan baku (unit) - persediaan
awal bahan baku (unit)
Biaya pembelian bahan = pembelian bahan (unit) × biaya pembelian per unit
d. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran tenaga kerja langsung (direct labor budget) menunjukkan jumlah jam kerja
langsung yang di butuhkan dan biayanya untuk jumlah unit yang dianggarkan akan
diproduksi. Rumusnya sebagai berikut.

Anggaran tenaga kerja langsung = unit yang diproduksi × jam tenaga kerja
langsung per unit × tarif upah tenaga kerja
langsung per jam
e. Anggaran Overhead
Anggaran overhead (overhead budget) menunjukkan perkiraan semua biaya unsur
produksi yang bersifat tidak langsung. Biaya overhead terdiri atas dua jenis yaitu
biaya variabel dan biaya tetap. Rumus perhitungan anggaran ini sebagai berikut.
Anggaran biaya persediaan akhir barang jadi = unit persediaan akhir × biaya per
unit
f. Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi (finished goods inventory budget)
memberikan informasi yang diperlukan untuk Menyusun anggaran neraca. Rumus
perhitungan anggaran ini sebagai berikut.
Anggaran biaya persediaan akhir barang jadi = unit persediaan akhir × biaya per
unit
g. Anggaran Harga Pokok Penjualan
Rumus perhitungan harga pokok penjualan sebagai berikut.
Anggaran harga pokok penjualan = anggaran bahan baku di gunakan + anggaran
tenaga kerja langsung + anggaran overhead
pabrik + persediaan awal barang jadi –
anggaran persediaan barang akhir jadi
h. Anggaran Biaya Pemasaran
Anggaran ini menunjukkan pengeluaran yang direncanakan untuk aktivitas penjualan
dan distribusi. Rumus perhitungannya sebagai berikut.
Anggaran biaya pemasaran= anggaran biaya pemasaran tetap total + ( tarif biaya
pemasaran variabel per unit × unit yang di jual)
i. Anggaran Biaya Riset dan Pengembangan
Bagian ini bertanggung jawab terhadap pengembangan produk dan proses baru.
Pengeluaran bagian tersebut untuk tahun yang akan datang di estimasi dan di sajikan
dalam anggaran biaya biaya riset dan pengembangan.
j. Anggaran Biaya Administrasi
Anggaran ini mecakup taksiran pengeluaran total oleh perusahaan, dan Sebagian besar
biaya administrasi bersifat tetap.

k. Anggaran Laporan Laba Rugi


Laba operasi berbeda fengan laba bersih perusahaan. Untuk menghasilkan laba bersih,
biaya bunga dan pajak harus dikurangkan dari laba operasi. Biaya Bungan yang
dikurangkan diambil dari anggaran kas. Pajak yang harus dibayar tergantung pada
pertauran yang berlaku.
l. Anggaran Operasional Untuk Perusahaan Dagang Dan Jasa
Anggaran perlu di sesuaikan dengan tingkat aktivitas yang sesungguhnya agar dapat
dimanfaatkan untuk pengendalian. Penganggaran fleksibel dapat digunakan untuk
Menyusun rencana pada berbagai tingkat aktvitas. Perusahaan yang menggunakan
perhitungan biaya berbasis aktivitas akan memperoleh manfaat lebih besar daripada
perusahaan yang menggunakan penganggaran tradisional. Penganggaran berbasis
aktivitas lebih akurat dalam perencanaan dan lebih bermanfaat untuk pengendalian.

C. PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN


Anggaran keuangan yang dibuat oleh perusahaan adalah anggaran kas, anggaran
neraca, anggaran laporan arus kas, dan anggaran pengeluaran modal.
 Anggaran Kas (Cash Budget)
Adalah rencana terperinci yang menunjukkan perkiraan sumber dan penggunaan kas.
Anggaran kas memiliki lima bagian utama yaitu: jumlah kas yang tersedia, pengeluaran
kas, kelebihan dan kekurangan kas, pendanaan, dan saldo kas. Pendanaan dalam
anggaran kas terdiri atas pinjaman dan pembayaran utang. Rumus perhitungan
anggaran kas sebagai berikut.
Saldo kas akhir = saldo kas awal + anggaran penerimaan kas selama satu periode -
anggaran pengeluaran kas selama satu periode
 Anggaran Neraca
Anggaran ini disusun berdasarkan informasi yang dimuat dalam posisi keuangan tahun
sebelumnya dan anggaran lain dalam anggaran induk.
 Anggaran Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan perubahan kas dan setara kas (investasi jangka pendek
yang sangat likuid) dalam satu periode. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam
laporam arus kas dikelompokka ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
• Aktivitas operasi melibatkan produksi serta penyerahan barang dan pemberian jasa.
• Aktivitas investasi meliputi pemberian pinjaman dan penerimaan pelunasan,
perolehan dan pelepasan instrument uang atau ekuitas, serta perolehan dan pelepasan
aset tetap dan aset produktif lainnya yang dimiliki atau digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa oleh perusahaan.
• Aktivitas pendanaan meliputi perolehan sumber daya dari pemilik dan pemberian
imbal hasil dan pengembalian investasi kepada pemilik, perolehan pinjaman uangan
dan pelunasan pokok pinjaman atau pelunasan kewajiban lainnya, dan perolehan dan
pengembalian sumber daya yang di peroleh dari kreditur melalui kredit jangka
panjang.
 Kelebihan Proses Anggaran Induk Tradisional
1. Penyusunan anggaran induk memberikan pendekatan yang disiplin terhadap
identifikasi dan pemecahana masalah
2. Penyusunan anggaran induk memberikan arah dan tujuan bagi manajemen di semua
tingkatan
3. Penyusunan anggaran induk meningkatkan koordinasi aktivitas perusahaan.
4. Proses penganggaran merupakan mekanisme untuk menggalang gagasan dan kerja
sama dari semua tingkatan manajemen.
5. Anggaran menyediakan ukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
yang sesungguhnya dan kemapuan manajerial para eksekutif.
 Kelemahan Proses Anggaran Induk Tradisional
1. Berorientasi departemen dan tidak memperhitungkan keterkaitan antar departemen
2. Statis dan tidak dinamis
3. Berorientasi hasil bukan proses

D. ANGGARAN FLEKSIBEL UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN


Ada dua hal yang harus dipertimbangkan untuk menggunakan anggaran dalam evaluasi
kinerja. Pertama adalah menetukan berapa jumlah anggaran yang dibandingkan dengan
hasil sesungguhnya. Pertimbangan kedua menyangkut dampak anggaran terhadapperilaku
manusia.
 Perbandingna Anggaran Statis Dengan Anggaran Fleksibel
• Anggaran statis
Anggaran induk disusun berdasarakan tingkat aktivitas tertentu sehingga bersifat
statis. Pendapatan dan biaya yang disusun untuk anggaran statis tergantung pada
tingkat aktivitas yang jarang sama dengan aktivitas sesungguhnya sehingga
anggaran tersebut tidak banyak bergunan dalam pembuatan laporan kinerja.

• Anggaran fleksibel
Anggaran yang menyediakan perkiraan biaya pada satu kisaran aktivitas dan
menyediakan perkiraan biaya pada tingkat aktivitas yang sesungguhnya.
Penganggaran fleksibel dapat digunakan dalam perencanaan untuk menunjukkan
berapa jumlah biaya yang akan terjadi pada berbagai tingkat aktivitas, juga dapat
digunakan untuk pengendalian karna dapat menghitung jumlah biaya yang
seharusnya terjadi pada tingkat aktivitas sesungguhnya.

E. DIMENSI PERILAKU DALAM PENGANGGARAN


Perilaku positif terjadi apabila tujuan individu manajer selaras fengan tujuan operasi
dan manajer memiliki dorongan untuk mencapainya. Keseuaian tujuan manajerial dan
organisasi sering disebut keselarasan tujuan (good congruence). Namun, selain
keselarasan tujuan, seorang manajer juga harus di dorong untuk berusaha mencapai tujuan
organisasi.
 Karakteristik Sistem Penganggaran yang Baik
• Umpan balik mengenai kinerja yang sering, manajer perlu mengetahui seberapa baik
mereka melakukan tugasnya sebelum tahun berakhir. Penyediaan laporan kinerja
yang sering dan tepat waktu memungkinkan para manajer untuk mengetahu seberapa
berhasil usaha mereka dan memberi waktu untuk melakukan Tindakan koreksi dan
mengubah rencana jika diperlukan.
• Insentif keuangan dan nonkeuangan, insentif adalah cara yang digunakan untuk
mendorong manajer bekerja mencapai tujuan organisasi. Intensif negatif
menggunakan sanksi untuk memotivasi, sedangkan intensif positif menggunakan
imbalan untuk memotivasi dan kedua intensif ini dapat digunakan oleh organisasi.
• Penganggaran partisipatif, partisipasi terdiri dari dua konsep yaitu proses dan
konten. Proses mengacu pada Tindakan untuk berpartisipasi sedangkan konten
mengacu pada tujuan Bersama yang diinterlisasi oleh setiap anggota kelompok.
Penganggaran partisipatif dapat menimbulkan dua masalah yang harus diperhatikan,
yiatu: masuknya slack ke dalam anggaran dan partisipasi semu.
• Standar realistis, jumlah yang di anggarkan akan digunakan sebagai pedoman
kinerja. Oleh karena itu anggaran harus didasarkan pada kondisi dan ekspektasi yang
realistis.

• Keterkendalian biaya, biaya terkendali adalah biaya yang dipengaruhi oleh manajer
yang bersangkutan. Menurut pandangan ini, manajer yang tidak dapat
mengendalikan suatu biaya tidak boleh dimintai tanggung jawab terhadap biaya
tersebut.
• Banyak ukuran kinerja, orang sering melakukan kesalahan menggunakan anggaran
sebagai satu-satunya ukuran kinerja manajer. Pekerjaan yang berlebihan terhadap
ukuran ini dapat mendorong perilaku disfungsional yang disebut milking the firm
atau rabun jauh (myopic). Cara terbaik untuk mencegah hal tersebut adalah dengan
mengukur kinerja manajer berdasarkan berapa dimensi, termasuk atribut jangka
panjang
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penganggaran memegang peran penting dalam perencanaan dan pengendalian.
Anggaran yang disusun akan menjadi pedoman bagi aktivias operasional perusahaan.
Penganggaran kemudian akan dibandingkan dengan hasil sesungguhnya untuk
mendapatkan umpan balik. Jenis anggaran ada tiga, yaitu anggaran induk, anggaran
berkelanjutan, dan anggaran yang selalu di perbaiki. Sistem penyusunan anggaran meliputi
sistem anggaran induk konvensional atau tradisional, zero base budgeting (ZBB), serta
planning, programming and budgeting system (PPBS).
Komponen anggaran operasional terdiri dari Anggaran penjualan, Anggaran produksi,
Anggaran pembelian bahan baku, Anggaran tenaga kerja langsung, Anggaran overhead,
Anggaran persediaan akhir barang jadi, Anggaran harga pokok penjualan, Anggaran biaya
pemasaran, Anggaran biaya riset dan pengembangan, Anggaran biaya administrasi,
Anggaran laporan laba rugi. Anggaran keuangan yang dibuat oleh perusahaan adalah
anggaran kas, anggaran neraca, anggaran laporan arus kas, dan anggaran pengeluaran
modal.
Hal yang harus dipertimbangkan untuk menggunakan anggaran dalam evaluasi kinerja.
Pertama adalah menetukan berapa jumlah anggaran yang dibandingkan dengan hasil
sesungguhnya. Pertimbangan kedua menyangkut dampak anggaran terhadapperilaku
manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanto. 2019.
Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai