AKUNTANSI MANAJEMEN
Kelompok 3 :
Nurfadilah. (105731105620)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya pada kita semua, serta tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW. Akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Dasar-dasar penganggaran dan penyusunan anggaran induk tradisional yang tekait
dengan penganggaran fleksibel dan penganggaran berdasarkan aktivitas juga dimensi
perilaku dalam penganggaran”.
Kami menyadari sepenuhnya tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, ringkasan ini
tidak akan terwujud dan masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan sesungguhnya
hanya datang dari Allah SWT. oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami harapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Akhirnya kami ucapkan mohon maaf jika ada kesalahan kata, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan yang ingin beroperasi
dengan efisien adalah adanya suatu perencanaan dan pengedalian yang baik. Dengan
adanya perencanaan, perusahaan dapat memberikan arah terhadap pencapaian tujuannya.
Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang baik, perusahaan harus menyusunnya dengan
suatu prosedur dan analisa yang komprehensif, dan kemudian dalam pelaksanaannya
diikuti dengan pengendalian yang baik pula. Salah satu wujud dari perencanaan yang
dipakai oleh perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang bersifat
kuantitatif dan alat bantu untuk koordinasi dan implementasi.
Perencanaan yang cermat penting bagi Kesehatan organisasi. Kegagalan perencanaan
secara formal maupun informal dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan
keuangan. Manajer perusahaan kecil atau besar harus mengetahui kemampuan sumber
dayanya dan merencanakan penggunaannya. Pada makalah ini menjelaskan dasar-dasar
penganggaran dan penyusunan anggaran induk tradisional. Kemudian, dilanjutkan dengan
pembahasan mengenai penganggaran fleksibel dan penganggaran berbasis aktivitas.
Bagian akhir akan membahas dimensi perilaku dalam penganggaran.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang
dihadapi adalah:
1. Peran penganggaran dalam perencanaan dan pengendalian
2. Peyusunan anggaran operasional
3. Peyusunan anggaran keuangan
4. Anggaran fleksibel untuk perencanaan dan pengendalian
5. Dimensi perilaku dalam penganggaran
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis-Jenis Anggaran
1. Anggaran Induk (master budget)
Adalah sebuah rencana keuangan komprehensif selama satu tahun yang terdiri atas
anggaran berbagai departemen dan aktivitas. Anggaran ini dibedakan menjadi 2:
a. Anggaran operasional (operating budget)
Yaitu terdiri atas anggaran aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
rangka memperoleh keuntungan, dimana hasil akhir anggaran ini yaitu laporan
laba rugi di anggarkan atau pro forma. Contoh anggaran ini yaitu penjualan,
produksi dan persediaan barang jadi.
b. Anggaran Keuangan (financial budget)
Yaitu terdiri atas anggaran arus kas masuk, arus kas keluar, dan posisi keuangan.
Posisi keuangan yang di perkirakan pada akhir periode disajikan dalam laporan
posisi keuangan dianggarkan atay pro forma.
2. Anggaran berkelanjutan (rolling budget)
Dalam anggaran ini. Setelah anggaran satu bulan di realisasi, anggaran satu bulan
di masa datang ditambah sehingga selalu memiliki anggaran dengan 12 bulan.
3. Anggaran yang selalu diperbarui (continuously updated budget)
Tujuan anggaran ini untuk memperbarui anggaran induk setiap bulan saat
diperoleh informasi baru.
Sistem Penyusunan Anggaran
Sistem penyusunan anggaran meliputi
a. Sistem Anggaran Induk Tradisional
Sistem anggaran induk tradisional pada dasarnya merupakan sistem anggaran
incremental. Pembuatan anggaran induk sebagian besar didasarkan pada anggaran
induk tahun sebelumnya. Hasil-hasil sesungguhnya yang dicapai tahun
sebelumnya dan ekspektasi pada tahun yang akan datang menentukan apakah
suatu unsur dalam anggaran induk akan ditambah atau dikurangi. Dalam
anggaran induk konvensional, ketika manajemen menganggarkan biaya operasi
pusat pertanggungjawaban penekanan diberikan pada biaya input.
Berbagai pos dimasukkan ke dalam anggaran induk berdasarkan keputusan
yang dibuat pada periode sebelumnya. Pos yang sudah diputuskan tersebut tidak
perlu dianalisis ulang apakah unsur tersebut masih digunakan atau tidak. Namun
demikian, unsur yang baru pertama kali akan dimasukkan ke dalam anggaran
induk harus dilakukan justifikasi, dokumentasi, dan persetujuan manajemen
tingkat atas terlebih dahulu.
b. Zero-Based Budgeting (ZBB)
Dalam sistem ZBB manajer pusat pertanggungjawaban harus menjustifikasi
setiap aktivitas yang direncanakan dan taksiran biayanya seolah aktivitas tersebut
baru pertama kali dilakukan. ZBB dimulai dengan pembuatan daftar semua
aktivitas atau program yang disebut paket keputusan (decision packages) oleh
pusat pusat pertanggungjawaban. Setiap paket keputusan diperingkat menurut arti
pentingnya bagi manajer pusat pertanggungjawaban. Peringkat tersebut idealnya
didasarkan pada kesesuaian tujuan paket keputusan dengan tujuan perusahaan
secara keseluruhan.
Permintaan anggaran dari semua pusat pertanggungjawaban yang sudah
diperingkat menurut paket keputusan akan diusulkan kepada manajemen tingkat
atas. Komite anggaran dibentuk untuk memberikan pertimbangan terhadap
permintaan anggaran. Komite anggaran juga dapat melakukan revisi bahkan
penghilangan jika perlu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan secara
keseluruhan. Alokasi anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban dibuat
berdasarkan sistem pemeringkatan terpusat oleh komite anggaran dengan
mempertimbangkan jumlah dana yang tersedia. Proses ZBB tersebut akan diulang
pada setiap periode anggaran.
c. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS ini lebih mirip dengan ZBB dibandingkan anggaran induk konvensional.
Sistem pemrograman, perencanaan, dan penganggaran lebih fokus pada output
(program atau aktivitas) organisasi. Prinsip PPBS adalah alokasi sumber daya
organisasi yang terbatas pada aktivitas atau program yang menjanjikan tingkat
hasil paling besar. Pembuatan anggaran dengan PPBS mencakup empat langkah
berikut ini.
1. Manajemen tingkat atas harus merencanakan sasaran dan tujuan organisasi
jangka panjang dan jangka pendek secara strategis.
2. Mengidentifikasi semua alternatif aktivitas atau program untuk mencapai
sasaran dan tujuan organisasi.
3. Biaya dan manfaat kuantitatif dan kualitatif setiap alternatif aktivitas atau
program harus diperkirakan.
4. Anggaran yang disusun menunjukkan aktivitas atau program yang dipilih dan
jumlah rupiah yang dialokasikan kepada setiap aktivitas atau program beserta
perinciannya.
Pengumpulan Informasi untuk Penganggaran
a. Perkiraan Penjualan
Dasar yang digunakan untuk menyusun anggaran penjualan dan anggaran lain
dalam anggaran induk adalah perkiraan penjualan. Apabila perkiraan penjualan
ditentukan secara cermat dan akurat, maka tahap berikutnya dalam proses
memberikan data untuk menyusun anggaran produksi, anggaran pembelian, dan
anggaran penganggaran juga akan dapat lebih diandalkan. Sebagai contoh,
perkiraan penjualan biaya pemasaran dan administrasi. Apabila perkiraan
penjualan salah, maka anggaran lain yang terkait menjadi tidak dapat diandalkan.
Penyusunan perkiraan penjualan dimulai dengan pembuatan estimasi
penjualan oleh setiap tenaga penjual. Estimasi penjualan kemudian diberikan
kepada manajer berdasarkan pengalaman dan informasi tambahan yang
dimilikinya. Estimasi yang wilayah. Manajer wilayah akan me-review estimasi
penjualan dan melakukan penyesuaian diterima dari semua tenaga penjual oleh
manajer wilayah akan digabung dan diserahkan kepada manajer pemasaran untuk
di-review dan disetujui.
Sebelum proses tersebut dimulai, informasi internal dan eksternal yang relevan
dikumpulkan terlebih dahulu oleh departemen pemasaran atau departemen riset
pasar yang dibentuk tersendiri oleh perusahaan. Informasi tersebut disediakan
untuk manajer wilayah dan tenaga penjual guna membantu mereka dalam
mengembangkan perkiraan penjualan. Informasi eksternal yang biasanya
dikumpulkan meliputi perkiraan kondisi umum perekonomian, penjualan dan laba
industri, kondisi pasokan, dan kondisi persaingan. Informasi internal juga perlu
disediakan, misalnya mengenai penjualan dan laba perusahaan di masa lalu
berdasarkan produk, tenaga penjual, wilayah, dan saluran distribusinya. Beberapa
produk mungkin memiliki trend musiman dengan pola yang berbeda dari produk
lain. Trend tersebut harus diperhitungkan ketika perusahaan menyusun perkiraan
penjualan tahunan dan perinciannya ke dalam kuartalan dan bulanan. Perusahaan
dapat melengkapi departemen pemasaran dengan pendekatan yang lebih formal
untuk membuat perkiraan penjualan, misalnya dengan analisis runtut waktu,
analisis korelasi, pemodelan ekonometrik, dan analisis industri.
b. Perkiraan Variabel Lainnya
Perkiraan penjualan bukan satu-satunya yang diperlukan dalam penganggaran.
Perkiraan mengenai biaya dan kas yang terkait juga diperlukan. Banyak faktor
yang dipertimbangkan dalam pembuatan perkiraan penjualan juga dipertimbangkan
dalam pembuatan perkiraan biaya. Untuk membuat perkiraan biaya, data jumlah
biaya historis sangat bermanfaat. Manajer dapat menyesuaikan jumlah masa lalu
berdasar pengetahuannya mengenai peristiwa di masa datang. Sebagai contoh,
kontrak kerja karyawan tiga tahun memiliki sedikit ketidakpastian untuk
memprediksi upah (apabila kontrak sudah habis, maka akan timbul ketidakpastian).
Agen pembelian yang cermat akan memiliki pengetahuan mengenai kemungkinan
perubahan harga bahan. Dalam praktik, perusahaan besar seperti Nestle dan Coca-
Cola memiliki departemen tersendiri yang bertugas untuk memperkirakan harga
dan pasokan komoditas. Mereka berinvestasi dalam kontrak berjangka (future)
komoditas untuk menstabilkan fluktuasi harga, di mana ini merupakan suatu
tindakan yang sangat bermanfaat dalam penganggaran. Anggaran overhead perlu
diperinci menurut komponen biayanya dan dapat diperkirakan menggunakan data
masa lalu dan data inflasi yang relevan.
Anggaran kas merupakan bagian penting dari anggaran induk yang beberapa
komponennya, terutama penerimaan pembayaran dari piutang usaha yang juga
memerlukan perkiraan. Hal itu akan dibahas lebih terperinci dalam bagian
penganggaran kas.
Anggaran tenaga kerja langsung = unit yang diproduksi × jam tenaga kerja
langsung per unit × tarif upah tenaga kerja
langsung per jam
e. Anggaran Overhead
Anggaran overhead (overhead budget) menunjukkan perkiraan semua biaya unsur
produksi yang bersifat tidak langsung. Biaya overhead terdiri atas dua jenis yaitu
biaya variabel dan biaya tetap. Rumus perhitungan anggaran ini sebagai berikut.
Anggaran biaya persediaan akhir barang jadi = unit persediaan akhir × biaya per
unit
f. Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi (finished goods inventory budget)
memberikan informasi yang diperlukan untuk Menyusun anggaran neraca. Rumus
perhitungan anggaran ini sebagai berikut.
Anggaran biaya persediaan akhir barang jadi = unit persediaan akhir × biaya per
unit
g. Anggaran Harga Pokok Penjualan
Rumus perhitungan harga pokok penjualan sebagai berikut.
Anggaran harga pokok penjualan = anggaran bahan baku di gunakan + anggaran
tenaga kerja langsung + anggaran overhead
pabrik + persediaan awal barang jadi –
anggaran persediaan barang akhir jadi
h. Anggaran Biaya Pemasaran
Anggaran ini menunjukkan pengeluaran yang direncanakan untuk aktivitas penjualan
dan distribusi. Rumus perhitungannya sebagai berikut.
Anggaran biaya pemasaran= anggaran biaya pemasaran tetap total + ( tarif biaya
pemasaran variabel per unit × unit yang di jual)
i. Anggaran Biaya Riset dan Pengembangan
Bagian ini bertanggung jawab terhadap pengembangan produk dan proses baru.
Pengeluaran bagian tersebut untuk tahun yang akan datang di estimasi dan di sajikan
dalam anggaran biaya biaya riset dan pengembangan.
j. Anggaran Biaya Administrasi
Anggaran ini mecakup taksiran pengeluaran total oleh perusahaan, dan Sebagian besar
biaya administrasi bersifat tetap.
• Anggaran fleksibel
Anggaran yang menyediakan perkiraan biaya pada satu kisaran aktivitas dan
menyediakan perkiraan biaya pada tingkat aktivitas yang sesungguhnya.
Penganggaran fleksibel dapat digunakan dalam perencanaan untuk menunjukkan
berapa jumlah biaya yang akan terjadi pada berbagai tingkat aktivitas, juga dapat
digunakan untuk pengendalian karna dapat menghitung jumlah biaya yang
seharusnya terjadi pada tingkat aktivitas sesungguhnya.
• Keterkendalian biaya, biaya terkendali adalah biaya yang dipengaruhi oleh manajer
yang bersangkutan. Menurut pandangan ini, manajer yang tidak dapat
mengendalikan suatu biaya tidak boleh dimintai tanggung jawab terhadap biaya
tersebut.
• Banyak ukuran kinerja, orang sering melakukan kesalahan menggunakan anggaran
sebagai satu-satunya ukuran kinerja manajer. Pekerjaan yang berlebihan terhadap
ukuran ini dapat mendorong perilaku disfungsional yang disebut milking the firm
atau rabun jauh (myopic). Cara terbaik untuk mencegah hal tersebut adalah dengan
mengukur kinerja manajer berdasarkan berapa dimensi, termasuk atribut jangka
panjang
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penganggaran memegang peran penting dalam perencanaan dan pengendalian.
Anggaran yang disusun akan menjadi pedoman bagi aktivias operasional perusahaan.
Penganggaran kemudian akan dibandingkan dengan hasil sesungguhnya untuk
mendapatkan umpan balik. Jenis anggaran ada tiga, yaitu anggaran induk, anggaran
berkelanjutan, dan anggaran yang selalu di perbaiki. Sistem penyusunan anggaran meliputi
sistem anggaran induk konvensional atau tradisional, zero base budgeting (ZBB), serta
planning, programming and budgeting system (PPBS).
Komponen anggaran operasional terdiri dari Anggaran penjualan, Anggaran produksi,
Anggaran pembelian bahan baku, Anggaran tenaga kerja langsung, Anggaran overhead,
Anggaran persediaan akhir barang jadi, Anggaran harga pokok penjualan, Anggaran biaya
pemasaran, Anggaran biaya riset dan pengembangan, Anggaran biaya administrasi,
Anggaran laporan laba rugi. Anggaran keuangan yang dibuat oleh perusahaan adalah
anggaran kas, anggaran neraca, anggaran laporan arus kas, dan anggaran pengeluaran
modal.
Hal yang harus dipertimbangkan untuk menggunakan anggaran dalam evaluasi kinerja.
Pertama adalah menetukan berapa jumlah anggaran yang dibandingkan dengan hasil
sesungguhnya. Pertimbangan kedua menyangkut dampak anggaran terhadapperilaku
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanto. 2019.
Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat