Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PERUSAHAAN

Ageng Miftakhul Faridlo (19106620075)

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS ISLAM BALITAR (UNISBA)
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang dan Perencanaan dan Penganggaran ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Blitar, 7 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Penganggaran, Pengertian dan Definisi ..................................................... 3
B. Jenis-jenis Anggaran .................................................................................. 3
C. Sistem Penyusunan Anggaran ................................................................... 4
D. Pendekatan Penyusunan Anggaran ........................................................... 7
E. Penyusunan Anggaran Operasioanal ........................................................ 8
F. Anggaran Fleksibel untuk perencanaan dan pengendalian ....................... 8
G. Jenis-jenis dari Anggaran ......................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 11

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan atau organisasi yang didirikan pastilah memiliki suatu
tujuan yang ingin dicapai dengan cara yang efektif dan efisien. Pencapaian tujuan
tersebut memerlukan perencanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan kerja yang baik.
Dari perencanaan dan kegiatan yang baik diharapkan mampu membantu dan
mempermudah organisasi dalam mencapa tujuannya secara efektif dan efisien. Oleh
karena itu setiap organisasi diharapkan menyusun anggaran, karena penganggaran itu
penting untuk membuat perencanaan dan mengendalikan kegiatan perusahaan.
Pengendalaian dan perencanaan harus disusun secara teliti,penuh pertimbangan dan
serta disesuakaan dengan kondisi perkembangan yang terjadi saat ini.
Perlunya anggaran bagi manajemen adalah dapat menjabarkan perencanaan,
pengawasan, pengendlian, koordinasi dan sebagai pendomankerja secara sistematis,
juga digunakan untuk mengetahui penyimpangan penyimpangan yang terjadi dan
terpenting untuk meningkatkan tanggung jawab dari masing-masing karyawan atas
pekerjaan yang menjadi kewajibannya.

B. Rumusan Masalah
1. Penganggaran, Pengertian dan Definisi
2. Jenis-jenis Anggaran
3. Sistem Penyusunan Anggaran
4. Pendekatan Penyusunan Anggaran
5. Penyusunan Anggaran Operasioanal
6. Anggaran Fleksibel untuk perencanaan dan pengendalian

C. Tujuan
1. Mengetahui Penganggaran, Pengertian dan Definisi
2. Mengetahui Jenis-jenis Anggaran
3. Mengetahui Sistem Penyusunan Anggaran
4. Mengetahui Pendekatan Penyusunan Anggaran
5. Mengetahui Penyusunan Anggaran Operasiol
6. Mengetahui Fleksibel untuk perencanaan dan pengendalian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penganggaran, Pengertian dan Definisi


Menurut Anthony, Dearden dan Bedford, anggaran operasi sebenarnya adalah
rencana tindakan yang dinyatakan dalam satuan uang untuk satu periode tertentu,
biasanya satu tahun. Sedangkan budget adalah rencana manajemen, dengan anggapan
bahwa penyusunan anggaran akan mengambil langkah-langkah positif untuk merealisasi
rencana yang telah disusun.
Sedangkan menurut Gunawan Adisaputra dan marwan Asri, menyatakan bahwa
budget merupakan kata benda, yakni hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas
perencanaan. Sedang Penganggaran menunjukkan suatu proses sejak dari tahap
persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan
berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas, dan pelaksanaan rencana
tersebut sampai pada akhirnya, tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil pelaksanaan
rencana itu.
Banyak sekali definisi atau konotasi budget yang lainnya, namun pengertian-
pengertian dan definisi-definisi tersebut mempunyai karakteristik yang mirip, dan yang
paling pokok bahwa budget merupakan suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi selama jangka waktu tertentu.

B. Jenis-jenis Anggaran
1. Appropriation Budget
Budget ini memberikan batas daripada pengeluaran yang boleh dilakukan. Batas
ini merupakan jumlah maksimum yang boleh dikeluarkan untuk suatu hal tertentu.
Misalnya : Anggaran dalam pemerintah.
2. Performance Budget
Budget yang didasarkan atas fungsi, aktivitas dan proyek. Karena ditujukan pada
fungsi dan kegiatan yang harus dilakukan, maka memungkinkan dibuatnya penilaian
daripada biaya-biaya yang dihadapkan pada hasil-hasil yang dicapai, dan kemungkinan
pula kita membuat penilaian prestasi (efisiensi).1
Sebaliknya dalam appopriation budget pengawasan hanya terbatas pada apakah
pengeluaran tidak melampaui jumlah yang telah ditetapkan, sedangkan mengenai
prestasi memuaskan atau tidak, tidak menjadi persoalan.
3. Fixed Budget
Fixed budget adalah budget yang dibuat untuk satu tingkat kegiatan (one level of
activity) selama jangka waktu tertentu.
Misalnya : Presentase dari kapasitas.
Jumlah produk yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu.
Jumlah jam yang dikerjakan selama jangka waktu tertentu.
Anggaran ini disebut pula anggaran statis
4. Anggaran Fleksibel
Suatu anggaran yang dibuat dalm rentang aktivitas, artinya beberapa aktivitas dipecah-
pecah dari suatu rentang yang relevan. Dengan demikian fleksibel budget terdiri dari
serangkaian fixed budget, dengan masing-masing tingkat yang berlainan.

C. Sistem Penyusunan Anggaran


Anggaran disusun dengan berbagai sistem-sistem yang dipengaruhi oleh pikiran-
pikiran yang melandasi pendekatan tersebut. Adapun sistem-sistem dalam penyusunan
anggaran yang sering digunakan adalah :
a. Traditional Budgeting System (Sistem Anggaran Tradisional)
Traditional budgeting system adalah suatu cara menyusun anggaran yang tidak
didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan pada
kebutuhan untuk belanja/pengeluaran.
Dalam sistem ini, perhatian lebih banyak ditekankan pada pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran secara akuntansi yang meliputi pelaksanaan anggaran,
pengawasan anggaran dan penyusunan pembukuannya. Pengelompokan pos-pos
anggaran didasarkan atas obyek-obyek pengeluaran, sedangkan distribusi anggaran
didasarkan atas jatah tiap-tiap departemen/lembaga.

1
Kamaruddin Ahmad, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2014) hlm 183
Sistem pertanggungjawabannya hanya menggunakan kuitansi pengeluaran saja,
tanpa diperiksa dan diteliti apakah dana telah digunakan secara efektif/efisien atau tidak.
Mula-mula pemerintah memberi jatah dana untuk tiap-tiap departemen2 lembaga
kemudian setiap departemen/lembaga mengambil jatah dana tersebut dan
menggunakannya untuk melaksanakan kegiatan sampai habis. Setelah dana tersebut
habis dipakai, setiap departemen/lembaga melaporkan bahwa dana tersebut sudah
dipakai. Jadi tolok ukur keberhasilan anggaran tersebut adalah pada hasil kerja,
maksudnya jika anggaran tersebut seimbang (balance) maka anggaran tersebut dapat
dikatakan berhasil, tetapi jika anggaran tersebut defisit atau surplus, berarti anggaran
tersebut gagal.
Jelaslah, di sini bahwa sistem anggaran tradisional lebih menekan pada segi
pertanggungjawaban keuangan (dana) dari sudut akuntansinya saja tanpa diuji efisien
tidaknya penggunaan dana tersebut. Anggaran diartikan semata-mata sebagai alat dan
sebagai dasar legitimasi (pengabsahan) berapa besarnya pengeluaran negara dan berapa
besarnya penerimaan yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran tersebut.

b. Performance Budgeting System


Performance budgeting system berorientasi kepada pendayagunaan dana yang
tersedia untuk mencapai hasil yang optimal dari kegiatan yang dilaksanakan. Sistem
penyusunan anggaran ini tidak hanya didasarkan kepada apa yang dibelanjakan saja,
seperti yang terjadi di dalam “Traditional Budget”, tetapi juga didasarkan kepada
tujuan-tujuan atau rencana-rencana tertentu yang untuk pelaksanaannya perlu disusun
atau didukung oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan biaya/dana yang dipakai
tersebut harus dijalankan secara efektif dan efisien.
Jadi, dalam sistem anggaran performance ini bukan semata-mata berorientasi
kepada berapa jumlah yang dikeluarkan, tetapi sudah dipikirkan terlebih dulu mengenai
rencana kegiatan, apa yang akan dicapai, proyek apa yang akan dikerjakan, dan
bagaimana pengalokasian biaya agar digunakan secara efektif dan efisien.
Sistem ini mulai menitikberatkan pada segi penatalaksanaan (management
control), sehingga dalam sistem ini efisiensi penggunaan dana diperiksa, juga hasil

2
Kamaruddin Ahmad, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2014) hlm 187google-
site-verification: google9578d684d787f4e5.html
kerjanya. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas kegiatan dan telah
ditetapkan suatu tolok ukur berupa standar biaya dan hasil kerjanya. Salah satu syarat
utama untuk penerapan sistem ini adalah digunakannya sistem akuntansi biaya sebagai
alat untuk menentukan biaya masing-masing program dan akuntansi biaya sebagai alat
untuk mengukur tingkat efisiensi pengeluaran dana.
Tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi
dari tujuan atau hasil anggaran itu dengan menggunakan dana secara efisien.

c. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)


Dalam PPBS ini, perhatian banyak ditekankan pada penyusunan rencana dan
program. Rencana disusun sesuai dengan tujuan nasional yaitu untuk kesejahteraan
rakyat karena pemerintah bertanggung jawab dalam produksi dan distribusi barang-
narang maupun jasa-jasa dan alokasi sumber-sumber ekonomi yang lain. Pengukuran
manfaat penggunaan dana, dilihat dari sudut pengaruhnya terhadap lingkungan secara
keseluruhan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pengelompokan
pos-pos anggaran didasarkan atas tujuan-tujuan yang hendak dicapai di masa yang akan
datang. Mengenai proses penyusunan PPBS ini, melalui beberapa tahap sebagai berikut:

1.Menentukan tujuan yang hendak dicapai;


2.Mengkaji pengalaman-pengalaman di masa lalu;
3.Melihat prospek perkembangan yang akan datang;
4.Menyusun rencana yang bersifat umum mengenai apa yang akan dilaksanakan.

Setelah keempat tahap, di atas selesai disusun, barulah memasuki tahap selanjutnya
yang terdiri dari :
1. Menyusun program pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan
2. Berdasarkan program pelaksanaan ditentukan berapa jumlah dana yang diperlukan
untuk melaksanakan program-program tersebut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam PPBS adalah:


1.Untuk menerapkan sistem ini, dituntut kemampuan dalam menyusun rencana dan
program secara terpadu.
2.Dibutuhkan informasi yang lengkap, baik informasi masa lalu maupun informasi masa
yang akan datang yang relevan dengan kebutuhan penyusunan rencana dan program
tersebut.
3.Pengawasan mulai dilaksanakan sebelum pelaksanaan sampai selesainya pelaksanaan
rencana dan program.

Selain ketiga bentuk sistem penganggaran tersebut di atas, dikenal pula sistem
penganggaran yang dinamakan Zero Based Budgeting (ZBB). ZBB merupakan sistem
penganggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan tahun yang bersangkutan, bukan
pada apa yang telah dilakukan pada masa lalu. ZBB mensyaratkan adanya evaluasi atas
semua kegiatan atau pengeluaran dan semua kegiatan dimulai dari basis nol, tidak ada
level pengeluaran minimum tertentu.

D. Pendekatan Penyusunan Anggaran


a. Pendekatan Penggaran Terpadu
Penyusunan anggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses
perencanaan dan penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan dokumen RKA-
KL dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan
jenis belanja. Integrasi atau memadukan proses perencanaan dan penganggaran
dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L baik yang
bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional.
b. Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)
PBK merupakan penyusunan anggaran yang dilakukan dengan memperhatikan
keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk
efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Penyusunan anggaran tersebut
mengacu kepada indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja.
c. Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)
KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan
pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu
lebih dari satu tahun anggaran.
E. Penyusunan Anggaran Operasioanal
1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun anggaran.
2. Pengolahan data dan informasi yang telah dikumpulkan untuk melakukan
penaksiran-penaksiran.
3. Menyusun anggaran serta menyajikannya secara sistematis.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran
5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja dengan
melakukan penilaian.
6. Pengolahan dan penganalisaan data untuk menghasilkan kesimpulan terhadap
kegiatan kerja yang telah dilaksanakan serta menyusun kebijakan-kebijakan
sebagai tindak lanjut dari kesimpulan yang telah di ambil.

F. Anggaran Fleksibel untuk perencanaan dan pengendalian


Pada dasarnya antara perencanaan dan pengendalian itu dua hal yang berkaitan.
Perencanaan disusun untuk pengendalian, sebaliknya pengendalian dilaksanakan dalam
rangka tindak lanjut perencanaan, apabila digambarkan akan tampak pada Gambar 2.1.
Pada Gambar 2.1 tampak bahwa langkahlangkah perencanaan dan pengendalian saling
berkaitan. Dalam langkah pelaksanaan dan pengendalian digambarkan, pertama
perencanaan dibuat sebelum dilaksanakan perlu dikendalikan, kemudian pelaksanaan
perencanaan dievaluasi, setelah adanya evaluasi perencanaan perlu dikoreksi dan
direvisi untuk perencanaan periode berikutnya begitu prosesnya terus-menerus.
Langkah-langkah menerapkan anggaran fleksibel untuk perencanaan dan
pengendalian, adalah sebagai berikut.
Pertama: Pada awal periode, perusahaan menyusun anggaran (budget) yang terdiri dari
biaya variabel dan biaya tetap pada berbagai jenjang.
Kedua: Pada saat data realisasi pelaksanaan diketahui bandingkan dengan anggaran
fleksibel pada tingkat kegiatan yang sama dan akan diketahui penyimpangan realitas
dari anggaran.
Ketiga: Analisis seluruh penyimpangan yang terjadi dan mengevaluasi penyebabnya.
G. Jenis-jenis dari Anggaran.
Ø Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (Kisar)
kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran
yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
b. Anggaran Tetap,yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu.
Ø Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu,
pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode
anggaran.
b. Anggaran Kontinu, adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan
anggaran yang pernah dibuat.
Ø Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Jangka Pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
b. Anggaran Jangka Panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi
barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal
(capital budget).
Ø Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:
a) Anggaran Operasional, adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi
laba. Anggaran ini terdiri dari anggaran penjualan; anggaran biaya pabrik yang
terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung,
anggaran biaya overhead pabrik; anggaran beban usaha; anggaran laporan rugi
laba.
b) Anggaran Keuangan, adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Anggaran ini terdiri dari anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan,
anggaran utang, anggaran neraca.
Ø Menurut kemampuannya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Komperehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran
yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran Partial, adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap , anggaran
yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.
Ø Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:
a. Appropriation budget, adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu
dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
b. Performance budget, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas
yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya / beban yang
dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang
seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan tujuan tertentu. Sedangkan
pengendalian adalah melihat kebelakang,menentukan apakah yang sebenarnya telah
terjadi, dan membandingkan dengan hasil yang direncanakan sebelumnya.
Dalam organisasi dan perusahaan anggaran sangat dibutuhkan untuk sebagai alat
untuk pengawasan dan pengendalian dan juga untuk esiensi dan efektifitas dana suatu
organisasi. Anggran juga mempunyai beberrapa komponen dantaranya anggaran
operational dan keuangan, dan masih terbagi beberapa komponen lagi, dan semuanya
saling mempunyai keterkaitan satu sama lainnya.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini tentang “Penganggaran dan Perencanaan Pengendalian”,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya Pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan Judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan Saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan Penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini Berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2014. Akuntansi manajemen. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-print-list.asp?ContentId=98
http://annalatifah.blogspot.co.id/2012/04/pendekatan-dan-penyusunan-anggaran.html
https://kelastambahan.wordpress.com/2010/04/26/pengertian-anggaran-pengaggaran-
tujuan-anggaran-manfaat-dan-kelemahan-anggaran-fungsi-dan-macam-anggaran/
http://accounting-media.blogspot.co.id/2013/06/tahap-tahap-penyusunan-anggaran.html
http://denok-s-wien.blogspot.co.id/2015/11/anggaran-fleksibel-sebagai-alat.html

Anda mungkin juga menyukai