Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Penganggaran Perusahaan
Dosen Pengampu : Nurlita Arum S, S.Ak., M.Ak.
Disusun Oleh :
Kelompok 1 / MBS 5F
1. Rona Adhim Meirichi (195211249)
2. Mei Parwati (195211253)
3. Suci Dwi Rahmawati (195211260)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Penganggaran Perusahaan”. Makalah ini membahas mengenai “Gambaran Umum Anggaran
Perusahaan”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Dan kami banyak mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurlita Arum S, S.Ak.,
M.Ak., selaku dosen pengampu yang telah membimbing kami dan tentunya juga untuk
teman-teman satu kelompok yang telah berpartisipasi untuk menyelesaikan makalah ini
semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua. Kita sebagai manusia yang tidak luput
dari kesalahan kami memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan,
baik itu ejaan, kesalahan kalimat, ataupun format pembuatannya. Untuk itu kita
mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai pertimbangan untuk membuat
makalah selanjutnya. Dan besar harapan kami agar makalah yang kita buat dapat membantu
dan bermanfaat untuk perkuliahan Penganggaran Perusahaan sebagai referensi untuk teman-
teman mahasiswa yang lainnya.
ii
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
BAB III...........................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat anggaran perusahaan.
3. Untuk mengetahui anggaran sebagai alat pengendalian dan evaluasi.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip anggaran perusahaan.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran perusahaan.
6. Untuk mengetahui tahapan perkembangan anggaran perusahaan.
7. Untuk mengetahui aspek perilaku dari anggaran.
8. Untuk mengetahui contoh studi kasus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
program kerja atau kegiatan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan
yang anggarannya berupa pendanaan yang disusun pada periode yang sudah
ditentukan.
1. Perencanaan
Anggaran dapat memberikan arahan bagi penyusunan tujuan serta kebijakan
perusahaan.
2. Koordinasi
Anggaran bisa mempermudah koordinasi antar bagian-bagian di dalam
perusahaan.
3. Motivasi
Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang
harus dicapai oIeh perusahaan.
4. PengendaIian
Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen untuk
melaksanakan fungsi pengendaIian atas aktivitas-aktivitas yang diIaksanakan
dalam perusahaan.
b. Manfaat
4
2. Untuk membantu mengkoordinasikan rencana jangk pendek.
3. Sebagai alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat
pertanggungjawaban.
4. Sebagai alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
5. Sebagai alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat
pertanggungjawaban dan para manajernya.
c. Fungsi
Adapun fungsi dari suatu anggaran di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memperhatikan kaitan anggaran
yang satu dengan anggaran yang lain serta merupakan suatu proses
pengembangan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang yang
dilakukan dimasa mendatang untuk mencapai tujuan tersebut. Proses
perencanaan ini mencakup penentuan tujuan perusahaan, pengembangan
kondisi lingkungan agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Fungsi Koordinasi
Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan
berbagai unit atau segmen yang ada di dalam organisasi agar dapat bekerja
secara selaras ke arah pencapaian tujuan. Kegiatan koordinasi ini terdiri dari
kegiatan membagi pekerjaan di antara kelompok, individu, dan
mengkoordinasikan hubungan antara kegiatan individu dan kelompok.
3. Fungsi Komunikasi
Fungsi Komunikasi sendiri meliputi penyampaian informasi yang berhubungan
dengan tujuan, strategi, kebijaksanaan, rencana, pelaksanaan, dan
penyimpangan yang timbul. Dalam penyusunan kebijakan dan strategi,
berbagai unit dan tingkatan organisasi perlu berkomunikasi dan berperan serta
dalam proses anggaran. Selanjutnya, setiap orang yang bertanggungjawab
terhadap anggaran harus dinilai mengenai prestasinya melalui laporan
pengendalian produk.
4. Fungsi Motivasi
Anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana di
dalam melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan. Memotivasi para
pelaksana dapat didorong dengan pemberian insentif dalam bentuk hadiah
5
berupa uang, penghargaan, dan sebagainya kepada mereka yang mencapai
prestasi.
5. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian kegiatan karena anggaran
yang sudah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut
berperan serta di dalam penyusunan anggaran tersebut. Pengendalian pada
dasarnya adalah membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan sehingga
dapat ditentukan penyimpangan yang timbul apakah sudah menjadi ”tanda
bahaya” bagi organisasi atau unit-unitnya. Penyimpangan tersebut digunakan
sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan
masa yang akan datang.
6
1. Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya, anggaran dapat
dibedakan menjadi :
a. Anggaran Parsial, yaitu anggaran perusahaan yang disusun dengan
lingkupnya terbatas, misalnya naggaran untuk bidang produksi atau
bidang keuangan saja.
b. Anggaran Komprehensive, yaitu anggaran perusahaan yang disusun
dengan ruang lingkup menyeluruh, yaitu meliputi seluruh aktivitas
perusahaan dibidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan
administrasi.
2. Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dibedakan menjadi :
a. Anggaran Tetap (Fix Budget), yaitu anggaran yang disusun untuk periode
waktu tertentu, dimana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan
volume tersebut direncanakan revenue, cost, dan expense, serta tidak
diadakan revisi secara periodik.
b. Anggaran Kontinyu (Continuous Budget), yaitu anggaran tetap yang
secara periodic dilakukan penilaian kembali (revisi).
3. Berdasarkan periode waktu, anggaran dibedakan menjadi :
a. Anggaran Jangka Pendek, yaitu anggaran operasional yang menunjukkan
rencana operasi atau kegiatan untuk satu periode akuntansi (biasanya 1
tahun) yang akan datang.
b. Anggaran Jangka Panjang, yaitu anggaran yang menunjukkan rencana
investasi dalam tahun anggaran dengan waktu lebih dari 1 tahun.
[ CITATION Tam201 \l 1057 ]
1. Faktor-faktor Intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam
perusahaan sendiri. Faktor-faktor intern sering disebut sebagai faktor yang dalam
batas-batas tertentu masih bisa disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan
untuk periode anggaran yang akan datang. Faktor-faktor intern tersebut antara lain:
7
Penjualan tahun sebelumnya.
Kebijakan perusahaan yang terkait dengan; harga jual, syarat pembayaran
barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi.
Kapasitas produksi perusahaan.
Tenaga kerja perusahaan baik jumlah, ketrampilan dan keahliannya.
Modal kerja perusahaan.
Fasilitas-fasilitas milik perusahaan.
Kebijakan perusahaan terkait dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perusahaan; pemasaran, produksi, keuangan, administrasi maupun
personalia.
2. Faktor-faktor Ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar
perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-
faktor ekstern sering disebut sebagai faktor yang tidak dapat diatur dan tidak dapat
disesuaikan dengan keinginan perusahaan (perusahaan tidak mampu mengatur
sesuai dengan apa yang diinginkan dalam periode anggaran yang akan datang).
Faktor-faktor ekstern tersebut antara lain:
Keadaan persaingan.
Tingkat pertumbuhan penduduk.
Tingkat penghasilan masyarakat.
Tingkat pendidikan masyarakat.
Tingkat penyebaran penduduk.
Agama, adat istiadat & kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
Berbagai kebijakan pemerintah di bidang ekonomi, politik,
sosial dan budaya.
Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
Kemajuan teknologi.
8
dapat diperoleh dari tahap ini. Setelah disusun dan disahkan pada awal tahun,
umumnya anggaran tidak lagi dapat dilakukan pengubahan-pengubahan.
Bilamana terjadi pengubahan dalam kondisi, maka realisasi seakan-akan terpisah
dari anggarannya. Dengan demikian, anggaran disusun hanya sebagai formalitas.
Anggaran dengan manfaat yang minimal ini ternyata cukup banyak dijumpai
dalam praktik karena alasan-alasan sebagai berikut.
a. Keadaan data yang minimal dan kurang akurat menyebabkan sulitnya
dilakukan proyeksi secara tepat.
b. Tingginya kadar ketidak pastian yang di hadapi perusahaan.
2. Anggaran sebagai Plafon dan Alat Pengatur Otorisasi
Tahapan ini sudah setingkat lebih maju. Apabila sistem akuntansi biaya yang
dipakai bersifat komtabel, maka anggarannya bersifat statis. Akutansi keuangan
mencatat apa yang sebenernya terjadi dan melaporkannya. Frekuensi pelaporan
realisasi tidak perlu sering dilakukan. Bahkan, pelaporan yang sekali dalam
setahun dapat dianggap cukup. Dengan demikian, fungsi anggaran sebagai alat
pengendali dirasakan lebih menonjol dibandingkan dengan aspek perencanaannya.
Anggaran sebagai plafon biaya lebih dikaitkan dengan jumlah seluruhnya dan
bukan pada jenis masing-masing biaya. Tahapan ini terutama dipakai mengingat:
a. Data cukup tersedia sehingga memungkinkan dilakukannya estimasi
dengan cukup akurat; dan
b. Manajemen tidak menghendaki diubahnya anggaran yang telah disahkan.
3. Anggaran sebagai Alat Penilai Efisiensi
Tahapan ini merupakan tingkat perkembangan yang paling akhir. Baik fungsi
perencanaan maupun fungsi pengendalian, keduanya sama menonjolnya. Dari segi
perencanaan, angka standar berfungsi sebagai multiplier yang akurat. Oleh karena
itu, anggaran dapat dengan mudah disesuaikan dengan tingkat kegiatan yang
sebenernya tanpa perlu khawatir bahwa penggunananya akan bersifat kelebihan
maupun bersifat minim. Dari segi pengendalian, jumlah anggaran yang didasarkan
atas angka standar yang benar juga berfungsi sebagai alaat penilai efisiensi karena
angka standar yang dipakai memang efektif. Dengan demikian, selisih biaya
benar-benar dapat dinilai secara seharusnya. Anggaran pada tahap perkembangan
yang terakhir ini membutuhkan persyaratan yang paling lengkap, yakni yang
mencakup hal-hal sebagai berikut.
9
a. Sudah tersedianya perhitungan standar untuk semua jenis biaya yang
bersifat variabel.
b. Perlunya frekuensi pelaporan laba/rugi yang seiring, sehingga
penyimpangan yang terjadi dapat di ketahui akhirnya terhadap
keuntungan, dan di cegah terulangnya kembali bila tidak diingatkan.
Dengan adanya tingkat perkembangan manfaat anggaran yang berbeda, perlu
dilakukan pemilihan manfaat anggaran yang mana yang cocok ini harus
mempertimbangkan ciri-ciri industri dan persaingan yang dihadapi oleh
perusahaan. Ciri-ciri yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
a. Sifat persaingan yang dihadapi.
b. Sifat penjualan produk perusahaan.
c. Sifat proses produksinya.
d. Tingkat pemanfaatan kapasitas yang ada.[ CITATION Adn20 \l 1057 ]
10
mempunyai dampak yang positif terhadap motivasi manajerial karena dua alasan
sebagai berikut :
a. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika
anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer, dibandingkan
bila dipaksakan secara eksternal. Hal ini mengarah kepada komitmen
pribadi yang lebih besar untuk mencapai cita-cita tersebut.
b. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang
efektif. Besar anggaran yang telah disetujui merupakan hasil dari keahlian
dan pengetahuan pribadi dari pembuat anggaran, yang paling dekat dengan
lingkungan produk/pasar. Lebih lanjut lagi, pembuat anggaran mempunyai
pemahaman yang lebih jelas mengenai pekerjaan mereka melalui interaksi
dengan atasan selama fase peninjauan dan persetujuan.
Penyusunan anggaran partisipatif adalah sangat menguntungkan untuk pusat
tanggung jawab yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dan tidak pasti
karena manajer yang bertanggung jawab atas pusat tanggung jawab semacam itu
kemungkinan besar memiliki informasi terbaik mengenai variabel yang
memengaruhi pendapatan dan beban mereka.
2. Tingkat Kesulitan dari Target Anggaran
Anggaran yang ideal adalah anggaran yang menantang tetapi dapat dicapai.
Dalam istilah statistik, hal ini dapat diartikan bahwa seorang manajer yang
berkinerja dengan cukup baik mempunyai kesempatan paling tidak sebesar 50%
untuk mencapai jumlah anggaran. Merchant dan Manzoni, dalam studi lapangan
atas manajer unit bisnis, menyimpulkan bahwa ketercapaian anggaran unit bisnis
dalam praktik biasanya lebih tinggi dari 50%.
Ada beberapa alasan mengapa manajemen senior menyetujui anggaran yang
dapat dicapai untuk unit bisnis, yaitu sebagai berikut.
a. Jika target anggaran terlampau sulit, maka manajer cenderung termotivasi
untuk mengambil tindakan-tindakan jangka pendek yang mungkin tidak
sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Target laba yang
dapat dicapai adalah salah satu cara untuk meminimalkan tindakan yang
disfungsional ini.
b. Target anggaran yang dapat dicapai mengurangi motivasi para manajer
untuk terlibat dalam manipulasi data, misalnya provisi yang tidak
11
memadai untuk klaim garansi, piutang tak tertagih, keusangan persediaan,
dan sebagainya, untuk memenuhi anggaran.
c. Jika anggaran laba unit bisnis mencerminkan target yang dapat dicapai,
maka manajemen senior pada akhirnya akan mampu mengungkapkan
target laba ke analisis sekuritas, pemengang saham, dan pihak-pihak
eksternal lainnya dengan perkiraan yang wajar bahwa hal tersebut adalah
benar.
d. Anggaran laba yang sangat sulit untuk mencapai biasanya
mengimplikasikan target penjualan yang terlalu optimis. Hal ini mengarah
pada komitmen yang berlebihan atas sumber daya guna mempersiapkan
diri untuk aktivitas penjualan yang lebih target.
e. Ketika manajer unit bisnis mampu mencapai dan melebihkan target
mereka, maka akan timbul suasana kemenangan dan sikap positif dalam
perusahaan.
Salah satu keterbatasan dari target yang dapat dicapai adalah kemungkinan
manajer unit untuk bisnis tidak melakukan usaha yang memuaskan ketika
anggaran tercapai. Keterbatasan ini dapat diatasi dengan menyediakan
pembayaran bonus untuk kinerja aktual yang melebihi anggaran.
3. Keterlibatan Manajemen Senior
Ketelibatan manajemen senior adalah perlu supaya sistem anggaran mana pun
menjadi efektif dalam motivasi pembuat manajemen. Manajemen harus
berpastisipasi dalam peninjauan dan persetujuan anggaran, dan persetujuan tidak
hanya sebagai stempel. Manajemen juga harus menindaklanjuti hasil anggaran.
Jika tidak ada umpan balik dari manajemen puncak dalam hal hasil anggaran,
maka sistem anggaran tersebut tidak akan efektif dalam memotivasi pembuatan
anggaran.
4. Departemen Anggaran
Departemen anggaran memiliki masalah keperilakuan yang sangat sulit.
Departemen ini harus menganalisis anggaran secara rinci dan harus yakin bahwa
anggaran disusun dengan informasi yang akurat dan memadai. Agar dapat
melaksanakan tugas departemen dengan efektif, anggota departemen anggaran
harus mempunyai reputasi sebagai orang yag tidak memihak dan adil. Jika mereka
tidak maempunyai reputasi ini, maka akan sulit, jika tidak mungkin, bagi mereka
12
untuk melaksanakan tugas-tugas yang diperlukan untuk mempertahankan sistem
pengendalian anggaran yang efektif.[ CITATION Adn20 \l 1057 ]
G. Keunggulan dan Kelemahan Anggaran Perusahaan
..........................
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
telah bersedia memberi kritik dan saran yang membangun untuk menjadi evaluasi
dalam penulisan selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Supriyono, R. A.;. (2000). Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta
Pembuatan Keputusan. Yogyakarta: BPFE.
Welsch; Glenn, A Anassidik Gordon; Paul, N Hilton; Ronald, W;. (1995). Budgeting (Profit
Planning and Control). Jakarta: Bumi Aksara.
iv