Anda di halaman 1dari 18

Proses Penyusunan Anggaran

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan

Oleh:
Liona Agustriana
Liza Maya Sofa

Dosen Pengampu:
Nurjannah, M.Si, S.E

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM KEBANGSAAN INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan penyertaan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses Penyusunan
Anggaran” dengan tepat waktu.

Makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan ini disusun guna memenuhi kewajiban


penulis untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan di kelas
akuntansi unit A, UNIKI. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat berguna
dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca terutama tentang Proses Penyusunan
Anggaran.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurjannah, M.Si, S.E. selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan atas kesempatan yang telah
diberikan kepada penulis untuk mengerjakan tugas ini karena tugas ini sangat menambah
pengetahuan penulis terkait dengan bidang yang penulis tekuni.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Bireuen, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
1.4 Manfaat.................................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
2.1 Definisi Anggaran........................................................................................................................3
2.1.1 Cara Penyusunan Anggaran..................................................................................................3
2.1.2 Penyusunan Anggaran Dengan Menggunakan Konsep Three Wheels of Profit Plan............4
2.2 Penyusunan Anggaran dalam Lingkungan yang Tidak Pasti......................................................4
2.2.1 Hubungan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian
Lingkungan....................................................................................................................................5
2.3 Menghubungkan Rencana Stratejik dengan Anggaran Perusahaan..........................................5
2.4 Business Forecasting...................................................................................................................6
2.5 Beyond Budgeting.......................................................................................................................7
2.5.1 Prinsip Beyond Budgeting....................................................................................................8
2.5.2 Langkah-langkah Beyond Budgeting....................................................................................9
2.5.3 Keuntungan Beyond Budgeting..........................................................................................10
2.5.4 Kekurangan Beyond Budgeting..........................................................................................12
BAB III.............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting dalam perusahaan.
Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan aktivitas perusahaan guna mencapai
tujuan perusahaan. Anggaran merupakan alat yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan
perencanaan dan pengendalian atas aktivitas perusahaan. Penentuan tujuan merupakan
langkah awal dalam suatu perencanaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Dengan
perencanaan yang baik, perusahaan dapat mengantisipasi kemungkinan akan timbulnya
masalah yang dapat mengakibatkan penggunaan sumber daya kurang efektif dan efisien yang
akhirnya dapat berujung pada kerugian perusahaan. Perencanaan merupakan tindakan yang
dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan di masa datang dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. (Nafarin, 2004: 4). Suatu perencanaan harus diikuti dengan
pengendalian untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan telah
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian merupakan suatu proses
untuk menjamin bahwa pelaksanaan yang efisien mampu mencapai tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan. (Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini, 2007: 3).

Dengan pengendalian, perusahaan dapat memastikan apakah setiap sumber daya yang
digunakan telah sesuai dengan rencana untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan secara
umum dapat dicapai. Perencanaan dan pengendalian bukanlah merupakan suatu kegiatan
yang terpisah, namun kedua hal tersebut saling berkaitan erat dan tak terpisahkan.
Perencanaan dan pengendalian sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk dapat
menjalankan kegiatan operasional perusahaan dengan baik. Kesuksesan sebuah perusahaan
dapat dicapai apabila terdapat perencanaan dan pengendalian yang baik di dalamnya. Salah
satu elemen kunci perencanaan dan pengendalian yang dapat digunakan oleh perusahaan
adalah anggaran. Anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara sistematis dan
dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk
menunjukkan perolehan dan penggunaan suatu sumber suatu organisasi dalam jangka waktu
tertentu, biasanya satu tahun. (Supriyono, 2000: 40). Sebagai alat perencanaan, anggaran
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk merumuskan masalah serta potensi perusahaan
lebih awal, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Di sisi lain, anggaran sebagai alat
pengendalian digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengendalikan aktivitas
perusahaan dengan cara membandingkan rencana yang ditetapkan sebelumnya dengan hasil
yang dicapai. Dengan melakukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya, perusahaan
dapat mengidentifikasi sebab terjadinya penyimpangan dan kemudian melakukan tindakan
korektif yang diperlukan atas penyimpangan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan pada makalah ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1) Apa yang dimaksud dengan anggaran ?


2) Bagaimana penyusunan anggaran dalam lingkungan yang tidak pasti ?
3) Apa hubungan rencana stratejik dengan anggaran perusahaan ?
4) Apa itu business forecasting ?
5) Apa itu beyond budgeting ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:

1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan anggaran


2) Untuk mengetahui bagaimana penyusunan anggaran dalam lingkungan yang tidak
pasti
3) Untuk mengetahui apa hubungan antara rencana stratejik dan anggaran perusahaan
4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan business forecasting
5) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan beyond budgeting

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pembaca umum, makalah ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
wawasan, informasi, pemikiran dan ilmu pengetahuan mengenai Proses Penyusunan
Anggaran.
2. Bagi akademisi, untuk menambah pengetahuan ataupun dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran di bidang pendidikan.
3. Bagi penulis, untuk mengasah keterampilan dalam hal penulisan makalah yang baik
dan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anggaran


Anggaran merupakan rencana keuangan untuk masa depan di mana merupakan
komponen utama dari perencanaan. Perencanaan sendiri adalah pandangan ke depan untuk
melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan
tertentu. Menurut Supriyono (2001:62) “anggaran adalah suatu rencana terinci yang
dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk
menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu, biasanya satu tahun”. Anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu
satu tahun bertujuan untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan
sumber daya tertentu yang diperhitungkan. Budget memiliki empat unsur utama.

1. Rencana yang terukur dari sebuah aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan.
Dengan adanya budget ini akan memudahkan lembaga atau perusahaan untuk
menggapai tujuan yang hendak dicapai. Budget akan merinci tiap kegiatan secara
spesifik dan sistematis yang dinyatakan dalam unit moneter.
2. Unsur budget meliputi seluruh kegiatan lembaga atau perusahaan, yakni mencakup
semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada di dalam
lembaga/perusahaan tersebut. Secara garis besar kegiatan dalam lembaga atau
perusahaan dikelompokan menjadi lima jenis yaitu pemasaran (marketing), produksi
(producing), pembelanjaan (fianancing), administrasi (administrating), dan personlia
(personnel).
3. Budget dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit kesatuan yang dapat diterapkan
pada berbagai kegiatan lembaga/perusahaan yang beraneka ragam.
4. Budget dibuat untuk jangka waktu yang akan datang sehingga berisi taksiran-taksiran
(forecast) tentang apa yang terjadi dan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan
datang.

2.1.1 Cara Penyusunan Anggaran


Terdapat tiga cara untuk menyusun anggaran, yaitu:
1. Authoritative budgeting, proses penyusunan anggaran sepenuhnya dilakukan oleh
manajemen tingkat atas dan bawahan hanya diberikan angka anggaran yang telah
ditetapkan. Jenis anggaran ini dilakukan apabila pihak atas ingin menetapkan target-
target yang tinggi (streth target) yang harus dicapai bawahan.
2. Participative budgeting, sering dikenal bottom-up. Dalam pendekatan ini semua
orang yang ada dalam perusahaan terlibat dalam penyusunan anggaran. Penyusunan
anggaran dimulai dari bawah dan kemudian diakumulasikan pada tingkatan yang
lebih atas untuk dinegosiasikan dan dimintai persetujuan.
3. Consultative budgeting, cara ini mirip Authoritative budgeting hanya dalam proses
penyusunan anggaran atasan melakukan konsultasi dan meminta pendapat dari
bawahan, namun proses penyusunan anggaran dan keputusan tetap dilakukan oleh
pihak atasan.

2.1.2 Penyusunan Anggaran Dengan Menggunakan Konsep Three Wheels of Profit Plan
Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep three wheels of profit plan, dalam
konsep ini terdapat tiga tahapan yaitu:

1. Cash wheel, memberikan estimasi mengenai kecukupan kas perusahaan dalam


beroperasi.
2. Profit wheel, gambaran mengenai pendapatan dan biaya untuk 1 periode akuntansi.
Tujuan akhir dari profit wheel adalah menyusun anggaran yang menghasilkan tingkat
laba yang sesuai dengan target ROE perusahaan, dan memiliki jumlah kas yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.
3. Return on Equity wheel, memperlihatkan rasio yang diperoleh dari perhitungan dalam
profit wheel dan cash wheel sehingga dapat diperkirakan kecukupan target laba
terhadap investasi bagi perusahaan.
2.2 Penyusunan Anggaran dalam Lingkungan yang Tidak Pasti
Beberapa peneliti mengidentifikasi bahwa senjangan anggaran dapat disebabkan oleh
pandangan terhadap lingkungan. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai totalitas
faktor sosial dan fisik yang berpengaruh terhadap perilaku pembuat keputusan dalam
organisasi. Govindarajan (1986) menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran
dan senjangan anggaran adalah positif dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi.
Di dalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi
keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat
membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat.

2.2.1 Hubungan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan


Ketidakpastian Lingkungan
Menurut Darlis (2000) ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi lingkungan
yang tidak pasti yang akan membuat individu untuk melakukan senjangan anggaran. Hal ini
disebabkan, individu tersebut tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa
depan secara tepat. Suatu organisasi hidup di tengah-tengah lingkungannya sehingga
organisasi tersebut harus berinteraksi dengan lingkungannya. Ketidakpastian lingkungan
merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian
terhadap kondisi organisasi dengan lingkungan. Individu akan mengalami ketidakpastian
lingkungan yang tinggi jika merasa lingkungan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat
memahami bagaimana komponen lingkungan akan berubah (Miliken, 1978). Kemampuan
memprediksi keadaan di masa datang pada kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah
dapat juga terjadi pada individu yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran.
Kemampuan menganalisis informasi tersebut akan dapat mendukung atasan dalam
penyusunan anggaran jika bawahan bersedia memberikan infromasinya kepada atasannya.
Namun dapat juga terjadi sebaliknya, bawahan tidak memberikan informasi tersebut kepada
atasannya karena ada pertimbangan kepentingan pribadinya. Dalam kondisi tersebut,
bawahan dapat melakukan senjangan anggaran.

2.3 Menghubungkan Rencana Stratejik dengan Anggaran Perusahaan


Strategi merupakan titik awal dalam pembuatan rencana dan anggaran perusahaan
yang dipilih oleh perusahaan untuk mencapai sasaran jangka panjang dan misinya.
Penyusunan anggaran harus dilakukan dengan hati-hati agar sasaran dan tujuan strategis
perusahaan dapat dicapai. Tanpa ada rencana strategis, kehilangan peluang dan kinerja yang
tidak baik dapat menyebabkan organisasi tidak berkembang dan bisa menyebabkan
perusahaan bangkrut.

Setelah tujuan perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
dipilih,kemudian diikuti dengan penyusunan program-program untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan dalam perencanaan stratejik. Program merupakan rencana jangka
Panjang untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan dalam perencanaan stratejik.
Rencana jangka panjang yang dituangkan dalam program memberikan arah ke mana kegiatan
organisasi ditujukan dalam jangka panjang. Anggaran merinci pelaksanaan program,sehingga
anggaran yang disusun setiap tahun memiliki arah seperti yang ditetapkan dalam rencana
jangka panjang. Jika tidak disusun berdasarkan program, pada dasarnya organisasi seperti
berjalan tanpa tujuan yang jelas.

Perencanaan strategis dan penyusunan anggaran melibatkan perencanaan, tapi jenis


aktivitas perencanaannya berbeda antara kedua proses tersebut. Proses penyusunan anggaran
fokus pada satu tahun, sementara perencanaan strategis fokus pada aktivitas yang mencakup
periode beberapa tahun. Perencanaan strategis mendahului penyusunan anggaran dan
menyediakan kerangka kerja ketika anggaran tahunan dikembangkan.

Pembuatan anggaran merupakan bagian dari proses perencanaan strategi suatu


organisasi. Apabila organisasi memiliki perencanaan strategi yang buruk, kondisi keuangan
dan anggaran akan mengalami hal yang sama. Anggaran tidak didominasi oleh kepentingan
sepihak. Anggaran merupakan alat untuk mencapai sasaran dan tujuan dari organisasi.

Sebelum anggaran dibuat, perusahaan harus membuat perencanaan strategis, di mana


dalam perencanaan strategis tersebut diidentifikasi strategi untuk aktivitas dan operasi masa
depan. Rencana strategis biasanya mencakup periode lima tahun ke depan. Lima tahun adalah
periode yang cukup panjang untuk merigestimasikan konsekuensi dari keputusan program
yang dibuat saat ini. Perusahaan dapat menerjemahkan seluruh strategi dalam tujuan jangka
pendek dan jangka panjang, di mana tujuan-tujuan tersebut menjadi dasar dari pembuatan
sebuah anggaran. Jadi harus terdapat hubungan yang kuat antara anggaran dengan
perencanaan strategis, di mana hal ini membantu manajemen memastikan bahwa seluruh
perhatian tidak fokus pada jangka pendek saja, mengingat anggaran merupakan perencanaan
dalam satu periode tertentu saja (jangka pendek).
2.4 Business Forecasting
Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi pada
waktu yang akan datang. Forecasting bertujuan agar forecast yang dibuat dapat
meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan
MeanSquare Error (MSE), Mean Absolute Error (MAE) dsb.

Peramalan bukan merupakan rencana. Peramalan adalah tentang apa yang akan terjadi
pada waktu yang akan datang sedang rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan
pada waktu yang akan datang. Asumsi mempunyai pengaruh terhadap ketepatan peramalan
yang dibuat. Jika asumsi yang dibuat tepat atau mendekati kenyataan, maka forecast yang
dihasilkan juga akan mendekati kebenaran, sebaliknya jika asumsinya tidak tepat akan
menyebabkan forecast yang dihasilkan akan mengalami penyimpangan.

 Beberapa metode peramalan yaitu:


1. Metode Peramalan Kualitatif
Forecast berdasarkan pendapat (judgement method). Digunakan untuk Menyusun
forecast penjualan maupun forecast kondisi bisnis pada umumnya.
2. Model Kuantitatif (statistik/Statistic Method)
Peramalan menghendaki perpaduan antara analisis ilmiah kuantitatif dengan
menggunakan statistik sebagai alat primer dalam membuat peramalan. Berikut ini
beberapa metode peramalan dengan menggunakan pendekatan statistik:
a) Trend bebas
b) Trend setengah rata-rata
c) Trend Matematis
d) Metode moment
e) Metode Least Square
f) Metode Regresi
3. Model Khusus
Metode khusus ini adalah cara khusus untuk meramalkan penjualan dengan
menggunakan analisis market share, analisis product line, dan analisis pengguna
akhir.
 Forecasting yang baik harus memenuhi 5 persyaratan, yaitu:
1. Timely, perusahaan harus menentukan waktu yang tepat bagi forecast. Proses ini
tergantung dua factor, yaitu criticality (seberapa penting biaya atau pendapatan
bagi perusahaan) dan variability. Semakin sering forecast diperbaharui maka time
horizon yang harus diforecast akan semakin pendek.
2. Actionable
3. Reliable, sedapat mungkin forecast dibuat berdasarkan model yang dapat
dipercaya seperti dengan mempergunakan standar kuantitas dan standar harga.
4. Aligned, proses penyusunan forecast harus dapat dilakukan dengan selaras.
5. Cost effective, proses penyusunan forecast dilakukan di mana biaya yang
dikeluarkan tidak boleh melebihi manfaat yang diperoleh.

2.5 Beyond Budgeting


Konsep beyond budgeting diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang menganggap
bahwa penyusunan anggaran yang bersifat traditional tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini
yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut
melihat bahwa anggaran lebih banyak bersifat menghambat dari pada membantu perusahaan
dalam melakukan kegiatannya. Oleh karena itu, kelompok ini tidak mempergunakan
anggaran dalam kegiatan operasional perusahaan. Selain itu, kelompok ini menganggap
bahwa anggaran terlalu bersifat sentralisasi, bahkan jika ingin melakukan sesuatu di luar hal-
hal yang dianggarkan, maka revisi anggaran pun harus dimintakan persetujuannya. Kelompok
ini menghendaki konsep radical decentralization, di mana unit-unit yang ada dalam
perusahaan diberi kebebasan untuk melakukan pengambilan keputusan, tanpa sedikit-sedikit
meminta persetujuan dari kantor pusat.

Maka terdapat sebuah gagasan bahwa perusahaan perlu bergerak melampaui anggaran
karena kekurangan yang melekat dalam penganggaran terutama ketika digunakan untuk
mengatur kontrak. Pengertian lain dari beyond budgeting adalah Serangkaian prinsip panduan
yang, jika diikuti, akan memungkinkan organisasi untuk mengelola kinerja dan desentralisasi
proses pengambilan keputusan tanpa perlu anggaran tradisional. Tujuannya adalah untuk
memungkinkan organisasi untuk memenuhi faktor-faktor keberhasilan dari ekonomi
informasi (misalnya menjadi adaptif dalam kondisi-kondisi yang tidak terduga).

2.5.1 Prinsip Beyond Budgeting


Enam prinsip pertama “leadership” menyediakan sebuah kerangka kerja untuk
pelimpahan dengan cepat peristiwa yang muncul dan membuat mereka bertanggung jawab
untuk terus meningkatkan (internal dan eksternal) hasil pelanggan dan kinerja relatif. Enam
prinsip kedua “process” mendukung serangkaian sistem manajemen kinerja yang lebih
adaptif yang memungkinkan tim garis depan untuk lebih responsif untuk lingkungan
persaingan dan kebutuhan pelanggan. Prinsip-prinsip ini menunjukkan model holistik (bukan
menu pilihan), tetapi organisasi yang berbeda akan menempatkan penekanan yang berbeda
pada elemen yang berbeda pada waktu yang berbeda.

Governance and transparency

1. Values. Mengikat orang untuk penyebab umum, bukan rencana pusat


2. Governance. Memerintah melalui nilai-nilai bersama dan penilaian yang baik, tidak
merinci aturan dan regulasi
3. Transparency. Membuat informasi yang terbuka dan transparan, tidak membatasi dan
mengontrolnya

Accountable teams

4. Teams. Mengatur jaringan mulus tim akuntabel, bukan fungsi terpusat.


5. Trust. Percayalah tim untuk mengatur kinerja mereka, jangan melakukan micro-
manage
6. Accountability. Basis akuntabilitas pada kriteria holistik dan per review, bukan pada
hubungan hirarki

Goals and rewards

7. Goals. Menetapkan tujuan jangka menengah yang ambisius, bukan target jangka
panjang yang tetap
8. Rewards. Dasar penghargaan pada kinerja relatif, bukan pada pemenuhan target tetap

Planning and Control

9. Planning. Membuat perencanaan proses yang berkelanjutan dan inklusif, bukan acara
top-down
10. Coordination. Mengkoordinasikan interaksi dinamis, tidak melalui anggaran tahunan
11. Resources. Membuat sumber daya tersedia just-in-time bukan just-in-Case
12. Controls. Dasar pengendalian pada feedback yang cepat dan sering bukan varians
anggaran
2.5.2 Langkah-langkah Beyond Budgeting
Meskipun tidak ada resep atau buku resep yang dapat memberikan road map generik
untuk implementasi, kami percaya bahwa tujuh langkah berikut akan membimbing Anda
menuju transformasi yang sukses:

1. Berpikir seperti seorang revolusioner. Gary Hamel, telah menjelaskan dalam


bukunya The Future of Management pemimpin perlu menerapkan pemikiran kreatif
mereka tidak hanya untuk produk, proses dan model bisnis, tetapi juga untuk
manajemen itu sendiri. Manajemen dan budaya yang mendukung adalah satu-satunya
keuntungan kompetitif yang berkelanjutan yang tersisa (dalam dunia digital semua
orang lain dapat dengan cepat ditiru).
2. Membangun kasus mendesak untuk perubahan dan meyakinkan dewan. Anda
perlu meyakinkan eksekutif senior bahwa ini adalah jalan yang benar untuk diambil
dan menjelaskan artinya.
3. Membentuk 'koalisi pemandu'. Anda perlu membangun 'koalisi pemandu' yang
terdiri dari 10-12 orang kunci yang mampu menciptakan dan mengkomunikasikan visi
untuk perubahan dan kemudian membimbing proses implementasi. Mereka juga akan
membutuhkan ruang lingkup dan otoritas untuk membuat keputusan penting.
4. Menetapkan sejumlah 'tim desain' yang bertanggung jawab untuk merancang
dan menerapkan model. Tim-tim ini akan menerapkan prinsip-prinsip Beyond
Budgeting dengan desain model pengelolaan yang tepat. Salah satu pendekatannya
adalah untuk memfokuskan tim bertanggung jawab untuk merancang model baru pada
tiga jenis tim akuntabel: tim eksekutif, tim dukungan layanan dan tim pusat nilai.
Dengan berpikir melalui peran dan tanggung jawab masing-masing tim dan kemudian
merancang tata kelola yang tepat dan model akuntabilitas serta penetapan tujuan yang
tepat, perencanaan, sumber daya manajemen dan sistem pelaporan sesuai dengan
kebutuhan mereka, sebagian besar dari model baru akan menjadi jelas. Melatih dan
mendidik. Setiap tim baru perlu dilatih dan dididik untuk beroperasi dengan model
baru.
5. Carilah kemenangan yang cepat. Adalah penting bahwa para pemimpin
mengidentifikasi kemenangan cepat untuk membangun kredibilitas dan
mempertahankan momentum.
6. Mengkonsolidasikan keuntungan dan mempertahankan momentum. Pemimpin
harus selalu tampak menciptakan lebih value centers dan mengurangi ukuran layanan
dukungan dan tim operasi proses. Mereka juga dapat memindahkan orang yang
berpengalaman sehingga mereka menjadi 'duta' untuk model baru.

2.5.3 Keuntungan Beyond Budgeting


1. Merespon cepat terhadap ancaman dan peluang. Organisasi Beyond Budgeting
beroperasi dengan kecepatan dan kesederhanaan dan ini yang terbaik dapat dicapai
dengan memberikan manajer ruang lingkup untuk bertindak segera dan tegas dalam
nilai-nilai yang jelas dan batas-batas strategis. Membuat strategi sebagai suatu proses
yang terbuka, berkelanjutan, dan Beyond Budgeting adalah kuncinya. Ini
memungkinkan perusahaan untuk bereaksi terhadap ancaman dan peluang yang
muncul bukannya dibatasi oleh rencana yang tetap dan usang.
2. Menarik dan menjaga orang-orang terbaik. Bukan suatu kebetulan bahwa Organisasi
Beyond Budgeting seperti Google, Handelsbanken dan WL Gore secara teratur
muncul dalam daftar "perusahaan terbaik untuk bekerja". Alasannya sangat jelas. Dari
perspektif karyawan, orang-orang berbakat yang ingin belajar dan berkembang,
mereka menghargai waktu untuk berpikir, merefleksikan dan mencoba ide-ide
baru,dan mereka ingin tanggung jawab pengambilan keputusan. Dari perspektif
pemberi kerja mereka ingin orang-orang yang memiliki sikap yang benar, memiliki
ide dan bisa menambah nilai, ingin berpartisipasi dalam pengambilan keputusan,
adalah pemain tim yang baik dan memiliki bakat untuk menjadi pemimpin di tingkat
manapun. Beyond Budgeting memotivasi orang dengan memberi mereka tantangan,
tanggungjawab, dan nilai yang jelas sebagai pedoman. Rewardnya team-based,
sebagai pengakuan atas fakta bahwa tidak ada orang pun dapat bekerja sendiri untuk
mencapai tujuan.
3. Memungkinkan dan mendorong inovasi yang berkelanjutan. Inovasi adalah tentang
berpikir dan bertindak secara berbeda baik itu tentang strategi, model bisnis, proses,
sebuah lingkungan terbuka dan self-managed. Prinsip tata kelola yang jelas mengatur
iklim yang tepat dan membangun rasa saling percaya yang dibutuhkan untuk berbagi
praktek-praktek dan pengetahuan terbaik. Hal ini juga didorong oleh menjauh dari
penghargaan berdasarkan anggaran dan menuju penghargaan didasarkan pada unit
usaha atau kelompok.
4. Mendorong keunggulan operasional. Organisasi Beyond Budgeting memiliki biaya
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan penganggaran tradisional karena proses
penganggaran tradisional membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyusunnya.
Mereka tidak hanya menghubungkan pekerjaan yang orang lakukan dengan
kebutuhan pelanggan, tetapi mereka juga menyelaraskan produk, proses, proyek, dan
struktur dengan strategi mereka. Manajer operasi dan orang-orang garis depan perlu
mempertanyakan “apakah aktivitas ini memberi nilai tambah bagi pelanggan?”
seringkali memastikan bahwa pekerjaan yang tidak penting bisa dieliminasi. Selain itu
juga memberdayakan manajer operasional untuk menghilangkan hambatan sumber
daya.
5. Menghasilkan pelanggan loyal dan menguntungkan. Organisasi Beyond Budgeting
menempatkan kebutuhan nilai pelanggan sebagai pusat strategi mereka dan
menyesuaikan proses mereka untuk memenuhi dan bahkan memuaskan mereka.
Organisasi Beyond Budgeting tahu bagaimana pelanggan ingin melakukan bisnis
dengan mereka. Respon yang cepat terhadap permintaan pelanggan adalah hal yang
sangat vital. Dengan demikian orang garis depan harus memiliki wewenang untuk
membuat keputusan yang cepat sehingga organisasi secara keseluruhan menjadi jauh
lebih kompetitif dibandingkan pesaingnya. Isu-isu kunci adalah apakah pelanggan
hanya ingin lowest-cost transaction, added-value services, atau customized solutions.
Berdasarkan pendekatan "luar-dalam", perusahaan tahu bagaimana memenuhi
kebutuhan pelanggan secara menguntungkan.
6. Menghasilkan penciptaan nilai yang berkelanjutan. Pemimpin dalam organisasi
Beyond Budgeting memusatkan perhatian mereka (baik secara eksplisit maupun
implisit) pada penciptaan kekayaan dalam jangka panjang. Secara khusus, mereka
fokus pada pengaturan ekspektasi kinerja yang tinggi dan peregangan ambisi rakyat.
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi dengan cara ini cenderung untuk
mengalahkan kompetisi bukan hanya seperempat atau tahun ini, tetapi tahun demi
tahun.
7. Mencegah penyimpangan perilaku. Keuntungan lain dari Beyond Budgeting adalah
lebih sedikit peilaku manipulative antara manajer-manajer. Beyond Budgeting
memiliki keuntungan karena norma yang bisa dinegosiasikan, bukannya norma-norma
yang kaku dalam sistem tradisional. Norma yang kaku membuat manajer cenderung
akan memanipulasi angka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh anggaran.
8. Menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Pada sistem Beyond
Budgeting, informasi-informasi mengalir lebih cepat dalam organisasi. Hal ini
membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan akurat. Manajer-
manajer menjadi lebih mampu untuk merespon informasi baru dan maka dari itu
membuat keputusan yang lebih baik.

2.5.4 Kekurangan Beyond Budgeting


Kesuksesan model Beyond Budgeting sangat berhubungan dengan bagaimana model
ini diterapkan dalam organisasi. Beyond Budgeting harus jelas bagi manajer-manajer
mengenai apa harapan-harapan dan apa yang harus mereka lakukan. Mereka harus tertantang
dan termotivasi untuk membuat model ini sukses. Bagaimanapun juga, saat manajer telah
menggunakan sistem penganggaran tradisional untuk waktu yang lama maka ada resiko yang
terjadi yaitu manajer-manajer tidak dapat melakukan transisi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anggaran merupakan implementasi dari rencana strategi yang telah ditetapkan.
Penyusunan anggaran adalah Proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk
pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu. Anggaran
merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam unit moneter untuk periode
satu tahun. Anggaran induk terdiri atas tiga bagian yaitu, Anggaran operasional, Anggaran
financial dan anggaran modal. namun yang akan dijelaskan terkhusus pada anggaran
operasional. Anggaran operasional merupakan rencana tentang seluruh kegiatan perusahaan.
Umumnya tujuan akhir perusahaan adalah mendapat keuntungan, Anggaran Operasi
merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba
yang memuaskan.
Ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi lingkungan yang tidak pasti yang akan
membuat individu untuk melakukan senjangan anggaran. Hal ini disebabkan, individu
tersebut tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara tepat.
Suatu organisasi hidup di tengah-tengah lingkungannya sehingga organisasi tersebut harus
berinteraksi dengan lingkungannya. Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor
yang sering menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi
dengan lingkungan.

Perencanaan strategis dan penyusunan anggaran melibatkan perencanaan, tapi jenis


aktivitas perencanaannya berbeda antara kedua proses tersebut. Proses penyusunan anggaran
fokus pada satu tahun, sementara perencanaan strategis fokus pada aktivitas yang mencakup
periode beberapa tahun. Perencanaan strategis mendahului penyusunan anggaran dan
menyediakan kerangka kerja ketika anggaran tahunan dikembangkan.

Beyond budgeting adalah Serangkaian prinsip panduan yang, jika diikuti, akan
memungkinkan organisasi untuk mengelola kinerja dan desentralisasi proses pengambilan
keputusan tanpa perlu anggaran tradisional. Tujuannya adalah untuk memungkinkan
organisasi untuk memenuhi faktor-faktor keberhasilan dari ekonomi informasi (misalnya
menjadi adaptif dalam kondisi-kondisi yang tidak terduga).

3.2 Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
dapat mengambil manfaat dari pembahasan mengenai materi Proses Penyusunan Anggaran
ini sehingga memberikan wawasan positif. Di mana sisi positif tersebut bisa dijadikan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mengenai Proses Penyusunan Anggaran.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis dengan tangan terbuka
menerima kritik dan saran yang mendukung penulis untuk memperbaiki makalah ini dimasa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia (2015). Modul Chartered Accountant (Akuntansi Manajemen


Lanjutan). Jakarta
Anthony, Robert. N dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Jakarta :
Salemba Empat
Anisa Astuti. 2019.Makalah anggaran.
https://www.scribd.com/document/458541580/MAKALAH-anggaran-docx (Diakses
03 November 2021)
Ariny Maghfirohi. 2016. Makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan.
https://docplayer.info/62745628-Makalah-akuntansi-manajemen-lanjutan.html
(Diakses 03 November 2021)

Anda mungkin juga menyukai