Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS KREDIT
Dosen Pengampu: Yun Fitriano, SE, M.AK

Disusun Oleh :
MONIKA AHMELIA
18050023

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya makalah yang
berjudul “PENILAIAN / ANALISIS KREDIT ( Credit Appraisal / Credit Analysis )”.
Dalam penyusunan makalah ini tentu penulis mendapatkan kesulitan-kesulitan.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, sehingga kesulitan-
kesulitan tersebut dapat teratasi.
Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga demi
kesempurnaannya penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Namun
besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya.

BENGKULU,11 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C.       Tujuan Penulisan............................................................................................... 2
D.       Manfaat Penulisan.............................................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN


A.       Pengertian Analisis Kredit................................................................................ 3
B.       Pertimbangan Analisa Kredit………………………………………………… 3

C.       Fungsi Analisa Kredit....................................................................................... 4


D.      Aspek Penilaian Analisis Kredit……………………………………………... 4

1. Aspek hukum/Yuridis…………………………………………………………… 4
2. Aspek Pemasaran (Marketing)………………………………………………….. 5

3. Aspek Keuangan………………………………………………………………… 5

4. Aspek Teknis…………………………………………………………………… 6

5. Aspek Manajemen…………………………………………………………….... 7

6. Aspek Sosial Ekonomi…………………………………………………………. 8

E.       Prinsip 7P dan prinsip 3R dalam analisis kredit............................................... 8

BAB III. PENUTUP


  Kesimpulan............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Secara umum kita tahu bahwa Fungsi Bank pemerintah adalah untuk memberikan
pelayanan kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan. Kegiatan yang penting adalah
membiayai proyek pembangunan yang bertujuan menggairahkan industri baru maupun yang
sedang berkembang, dalam wujud menyediakan dana atau pemberian kredit.

Pemberian kredit ini megandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk
menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka
permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat bank teknis.

Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek, baik
keuangan maupun non-keuangan. Menurut Lukman Dendawijaya (2005:88) Analisis kredit
adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan
kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada
pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible).
Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah suatu proses analisis
kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk
menentukan kebutuhan kredit yang wajar. tujuan analisis kredit untuk melihat / menilai suatu
usaha atas dasar kelayakan usaha, menilai risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan
memberikan kredit atas dasar kelayakan usaha.

Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai pemohon kredit
secara mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit agar pelaksanaan kredit
yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak menimbulkan kredit macet.
B.     Rumusan masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka perlu kita membahas “Apa itu analisis
kredit, apa pertimbangan bank untuk memberikan kredit kepada nasabah-nasabahnya, fungsi
analisis kredit itu sendiri, aspek-aspek dan prinsip-prinsip analisis terhadap kredit itu sendiri.”

C.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui Apa itu analisis
kredit, apa pertimbangan bank untuk memberikan kredit kepada nasabah-nasabahnya, fungsi
analisis kredit itu sendiri, aspek-aspek dan prinsip-prinsip analisis terhadap kredit itu sendiri.

D.    Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa Pengetahuan tentang analisis
kredit dan pertimbangan bank untuk memberikan kredit kepada nasabah.

 
BAB II

PEMBAHASAN

Penilaian atau Analisis Kredit

A.    Pengertian Analisis Kredit

Penilaian atau analisis kredit adalah semacam studi kelayakan (feasibility Study) atas
perusahaan pemohon kredit.
Penilaian kredit adalah Suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap
kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan kredit calon debitur
hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak.
Analisa kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1.      Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan
maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan
suatu permohonan kredit.

2.      Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta
penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
pimpinan dari permohonan kredit nasabah.

Dari Pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian penilaian atau analisis kredit
adalah Suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai aspek yang mendukung
yang diajukan oleh pemohon kredit, sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan
apakah permohonan kredit tersebut diterima atau ditolak.

B.     Pertimbangan Analisa Kredit

Dalam pelaksanaan penilaian kredit, bank harus selalu mempertimbangkan berbagai


hal yang terkait, agar kredit yang akan dipinjamkan dapat memiliki manfaat dan tidak
merugikan bank maupun debitur di masa depan. Menurut Rahadja (1990:10) bank harus
selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Keamanan kredit (safety), artinya harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut dapat
dilunasi kembali.

2.      Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability), yaitu bahwa kredit akan digunakan
untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat/sekurang-kurangnya tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
3.      Menguntungkan (profitable), baik bagi bank berupa penghasilan bunga maupun bagi
nasabah, yaitu berupa keuntungan dan makin berkembangnya usaha.

C.    Fungsi Analisa Kredit

Kegiatan analisa kredit memiliki arti penting bagi bank, karena bank akan memiliki
jaminan yang memadai selama kredit diberikan. Fungsi analisa kredit adalah:
1.      Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminan yang
disyaratkan untuk dipenuhi nasabah,

2.      Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank,

3.      Syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifat kredit,
tujuan kredit, dan sebagainya,

4.      Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses pengambilan


keputusan,

5.      Sebagai alat informasi yang diperlukan untuk evaluasi kredit.

D.    Aspek Penilaian Analisis Kredit

Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas berbagai
aspek yang menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini pada dasarnya
adalah untuk meneliti apakah pemohon memenuhi Prinsip 5C atau tidak yang kemudian
menjadi pertimbangan bank untuk menentukan kelayakan pemohon kredit memperoleh kredit
atau tidak, dengan perkataan lain apakah permohonan kredit tersebut feasible dalam arti
andaikata kredit diberikan, maka usahanya akan berkembang baik dan mampu
mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar atau
sebaliknya.
Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam penentuan kelayakan pemberian fasilitas kredit
adalah sebagai berikut:

1. Aspek hukum/Yuridis

Dalam aspek ini, tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen-
dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. Penilaian ini juga dimaksudkan agar jangan
sampai dokumen yang diajukan palsu atau dalam kondisi sengketa, sehinggamenimbulkan
masalah. Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga yang berhak untuk
mengeluarkan dokumen tersebut. Di dalam aspek yuridis, diberikan beberapa batasan untuk
memudahkan pelaksanaan analisisnya yaitu melalui penelitian yang meliputi legalitas
pendirian perusahaan (badan usaha), legalitas usaha, legalitas pengajuan permohonan kredit,
dan legalitas barang-barang jaminan.
2. Aspek Pemasaran (Marketing)

Dalam aspek ini dinilai besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan
dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga akan diketahui prospek
usaha tersebut sekarang dan dimasa yang akan datang.
Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek pemasaran adalah sebagai berikut :
a.    Produk atau jasa yang akan dipasarkan
b.    Penentuan volume atau rencana pemasaran produk
c.       Melakuakan Penilaian tentang Kebijakan dan Strategi Pemasaran Nasabah
d.      Melakukan Penilaian terhadap Manajemen Pemasaran Perusahaan Nasabah
e.       Keadaan Pemasaran Saat Ini
f.       Prospek Pemasaran
g.      Target Pemasaran
3. Aspek Keuangan

Analisa aspek ini terhadap perusahaan pemohon kredit sangat menentukan jumlah
dari kebutuhan usaha dan juga terpenting untuk menilai kemampuan berkembangnya usaha
pada masa mendatang serta untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar
kreditnya.
Penelitian terhadap aspek ini di dalam analisis minimal harus diarahkan kepada
batasan-batasan posisi keuangan nasabah, kemampuan penyediaan dana sendiri oleh nasabah,
dan kebutuhan pembiayaan. Di samping itu, perhitungan kredit juga masuk didalam aspek
keuangan mengingat kaitannya sangat erat dengan aspek keuangan.
Khusus untuk permohonan kredit investasi, penilaian aspek keuangan dapat dilakukan
berdasarkan cash flow dan dapat pula dilakukan dengan cara proyeksi discounted cash flow,
dimana kelayakan suatu/proyek digambarkan oleh:
1.                            Internal Rate Of Return (IRR) yang harus lebih besar dari tingkat suku bunga
yang berlaku bagi jenis kredit yang bersangkutan;
2.                            Net Present Value (NPV) yang harus positif; dan
3.                            Benevit Cost Rasio (BCR) yang harus lebih besar dari 1.
Laporan keuangan yang utama adalah neraca dan laporan laba rugi. Di samping itu,
adapun antara lain laporan mengenai sisa laba tahun-tahun yang yang lalu dan laporan
mengenai perubahan modal kerja.
4. Aspek Teknis

Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mengamati perusahaan dari segi fisik serta
lingkungannya agar perusahaan tersebut sehat dan produknya mampu bersaing di pasaran
dengan masih memperoleh keuntungan yang memadai.

A.    Ruang Linkup Analisis Aspek Teknis


Meskipun ada permintaan pasar atas barang yang direncanakan akan diproduksi
dan calon nasabah dinilai mempunyai kemampuan untuk memasarkannya serta menjelaskan
usahanya, bank masih harus menilai apakah dapat diproduksi. Secara teknis ada
kemungkinan tidak akan dapat dibuat atau dibuat, tetapi dengan biaya produksi yang sangat
tinggi. Bila demikian keadaannya, maka dikatakan secara teknis tidak fleksibel. Untuk
menjalankan usaha, apapun sektornya baik ekstraktif, agraris, perdagangan, industry ataupun
jasa, pasti membutuhkan sarana diantaranya;
1.      tanah untuk tempat usaha;
2.      bangunan untuk pabrik, took,gudang, kantor, rumah makan, dan lain-lain;
3.      mesin;
4.      peralatan penunjang antara lain computer, kalkulator;
5.      cara memperoleh (proses);
6.      kebutuhan penunjang antara lain air, listrik, bahan bakar.
Ketepatan memilih sarana tersebut diatas akan memengaruhi kualitas dan biaya produksi
barang yang dihasilkan. Memilih sacara tepat sarana-sarana tersebut diatas akan dapat
menghasilkan barang dan kualitas baik dan biaya produksi rendah. Sebaliknya salah memilih
sarana-sarana tersebut dapat mengakibatkan kualitas produksinya jelek atau biaya
produksinya tinggi.
B.     Proses Analisis Aspek Teknis
Analis dari aspek teknis harus menggambarkan apakah rencana kerja yang diajukan nasabah
secara teknis dapat terlaksana atau tidak. Secara umum penilaian aspek teknis harus
mencakup hal-hal berikut:
1.      Lokasi Usaha
2.      Sumber Daya Manusia
3.      Pengalaman Usaha
4.      Kapasitas Perusahaan, Mesin, Dan Proses Produksi Yang Sesuai
5.      Pemilihan Mesin Dan Peralatan
6.      Fasilitas Pemeliharaan
7.      Lay Out
8.      Sarana Dan Prasarana
9.      Memperkirakan Kebutuhan Biaya
5. Aspek Manajemen

Penilaian aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber
daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman sumber daya
manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada juga
menjadi pertimbangan lain.
Manajemen sebagai suatu proses tindakan yang sistematis dan berkesinambungan
dalam rangka mencapai suatu tujuan dari organisasi pada dasarnya dapat dibagi dalam empat
kegiatan utama, yaitu sebagai berikut.
a.       Perencanaan, yaitu kegiatan untuk menciptakan dengan menyusun kerangka atau
perencanaan atas pekerjaan yang akan dilaksanakanuntuk mencapai tujuan organisasi.
b.      Pengorganisasian, yaitu suatu langkah dalam menentukan bagaimana melaksanakannya
(deciding how to do it), yang meliputi kegiatan pengorganisasian seluruh fungsi yang ada di
dalam organisasi agar dapat bekerja dan berfungsi sebagaimana seharusnya. Termasuk dalam
hal ini pengorganisasian atas factor luar yang akan dimanfaatkan.
c.       Pelaksanaan, kegiatan berikutnya adalah bagaimana pengorganisasiannya, yaitu
bagaimna pelaksanaan dan pengarahannya (how to execute it) yang merupakan implementasi
dari seluruh rencana kerja yang telah disiapkan dan telah diorganisasi. Tahap ini sangat
penting dalam upaya mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Beberapa factor yang
ikut menunjang keberhasilannya antara lain adalah:
1.      Kepemimpinan
2.      Komunikasi
3.      Keterampilan
4.      Kejelasan tujuan yang akan dicapai dan pekerjaan yang akan dilakukan.
d.      Pengawasan dan pengendalian
Dari hasil pelaksanaan tersebut, maka perlu diadakan system pengawasan dan pegendalian
atas pelaksanaan kerja agar mencapai tujuan sebagaimana yang diharpakan. Disamping itu,
perlu pula daiadakan penilaian serta evaluasi atas hasil kerja. Apaka yang perlu diubah
(deciding what should be changed)? Dengan demikian, tahap berikutnya kembali lagi pada
tahap perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal dan tujuan organisasi yang lebih
realistis.
 6. Aspek Sosial Ekonomi

Penilaian aspek ini digunakan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat
adanya proyek atau usaha pemohon kredit terhadap perekonomian masyarakat dan sosial
secara umum.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini antara lain:
a.       Kemungkinan penyerapan tenaga kerja;
b.      Apakah proyek tersebut dapat menumbuhkan kehidupan perekonomian masyarakat
setempat atau sebaliknya akan mematikan sector-sektor usaha masyarakat setempat yang
sudah saat ini;
c.       Apakah proyek tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat dan agama masyarakat
setempat;
d.      Khusus mengenai analisis dampak lingkungan harus memperhatikan peraturan/ketentuan
pemerintah yang berlaku. Apakah telah mempunyai izin AMDAL dari instansi yang
berwenang?
Meskipun aspek-aspek lainnya dinilai positif, apabila dari aspek social
ekonomi/dampak lingkungan tidak mendukung/dinilai negative akan berakibat terhadap
kegagalan usaha /proyek nasabah dimasa yang akan dating, maka tidak akan dibiayai bank.

E. Adapun prinsip 7P dan prinsip 3R dalam analisis kredit; yaitu:

1. Personality

Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya
(kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan, dan sebagainya), hobi, keadaan
keluarga (istri, anak), social standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana pendapat
masyarakat tentang diri si peminjam), serta hal-hal lain yang erat hubungannya dengan
kepribadian si peminjam.
2. Purpose

Mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akan
digunakannya untuk berdagang, atau untuk membeli rumah atauuntuk tujuan lainnya. Selain
itu apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit yang
bersangkutan. Misalnya, tujuan atau keperluan kredit untuk perkapalan sedangkan line of
business bank dalam bidang pertanian.

3. Prospect

Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau
kegiatan usaha si peminjam. ini dapat diketahui dari perkembangan usaha peminjam selama
beberapa bulan/tahun, perkembangan keadaan ekonomi perdagangan, keaadaan
ekonomi/perdagangan sektor usaha si peminjam, kekuatan keuangan perusahaan yang dibuat
dari earning power (kekuatan pendapatan/keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa
mendatang.
4. Payment

Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan


diberikan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan dan
pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari
waktu serta jumlah pengambilannya.
5. Profitability

Menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana
polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya.
6. Protection

Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan


usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.
7. Parti

Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan


karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian
fasilitas.
Tujuh unsur dalam konsep 7P sebenarnya mempunyai kesamaan dengan lima unsur dalam
5C. Misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan dengan unsur karakter. Sedangkan unsur
tujuan, prospek, dan pembayaran dapat memperjelas unsur kapasitas dalam konsep 5C. Unsur
perlindungan dalam 7P mungkin dapat disamakan dengan kollateral dalam konsep 5C.
Tiga komponen dalam prinsip 3R adalah:

1. Tingkat pengembalian usaha (return).

Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan
debitur setelah dibantu dengan kredit oleh bank. Dapat pula diartikan keuntungan yang akan
diperoleh bank apabila memberikan kredit kepada pemohon.
2. Kemampuan membayar kembali (repayment).

Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat
membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment
capacity), dan apakah kredit harus diangsur/ dicicil/ atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Kemampuan menanggung resiko (risk bearing ability).

Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan
pemohon kredit mampu menanggung resiko kegagalan andai kata terjadi sesuatu yang tak
diinginkan. Unsur-unsur yang dibahas dalam konsep 3R sebenarnya telah dibahas dalam
analisis aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit. Hanya saja konsep
3R memberi penekanan kepada aspek finansial dari analisis kredit.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kita bisa menganalisis bahwa dengan adanya kredit UKM akan meningkatkan laju
perekonomian, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat. Hal itu dikarenakan dengan kredit UKM maka akan memberikan tambahan modal dan
investasi sehingga mendorong tumbuhnya usaha manufaktur dan sektor riil, dengan
meningkatnya sektor riil maka pendapatan nasional akan meningkat, dengan pendapatan per
kapita yang meningkat maka secara otomatis akan meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat karena pendapatan per kapita merupakan salah satu indicator tingkat
kemakmuran suatu negara.

Namun dalam pemberian kredit UKM ini harus dilakukan manajemen yang baik,
terutama manajemen berbasis resiko, karena dengan adanya manajemen yang baik maka
diharapkan tidak terjadi kredit UKM yang macet. Menurut analisis saya kredit UKM macet
tidak akan terjadi jika proses pemberian kredit UKM berjalan secara professional dan
memenuhi prosedur yang berlaku. Dari analisis kredit UKM yang macet disebabkan antara
lain oleh adanya pemberian kredit kepada usaha yang fiktif, kurangnya prinsip kehati-hatian
bank, kurangnya manajemen yang professional, tidak memenuhi persyaratan 6 C, tidak
memenuhi prosedur yang berlaku, dan lain-lain.
Daftar Pustaka

Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. PT. Mutiara Sumber Widya: Jakarta

Firdaus, Rachmat dan Maya, Ariyanti.  2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori,
Masalah, Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung: Alfabeta.

Kasmir. S.E., M.M. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. S.E., M.M. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Prof. Dr. Veithzal Rivai, S.E.,MBA,MM. 2013. Credit Management Handbook. Jakarta: PT.
Rajawali Pers.

Sutojo, Siswanto, 1997, Menangani Kredit Bermasalah, PT. Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta.

Suyatno, Thomas, 2003, Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka. Utama, Jakarta.

http://milasari0.blogspot.com/2012/06/analisa-kredit.html

Anda mungkin juga menyukai