Anda di halaman 1dari 16

Makalah

MANAJEMEN RISIKO

Dosen Pembimbing :
Izar Fisdriansyah, MM

Disusun Oleh
Kelompok 4
Endang Mustika (1711160002)
Fransisca Lorentza (1711160012)
Lita Andespa (1711160016)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


mana dengan rahmat dan hidayah-nya kami mampu menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu .
Makalah ini berjudul “Manajemen Risiko”. Materi disajikan dalam
bahasa yang tepat, lugas, dan jelas sehingga mudah dipahami pembaca. Kami
sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan.
Kepada para pembaca kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah
makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Bengkulu, November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 2

BAB II Pembahasan ....................................................................................... 3


A. Pengukuran Risiko Dengan Distribusi Probabilitas ............................. 3
B. Pengukuran Risiko Dengan Statistik.................................................... 4
C. Pengukuran Risiko Dengan Pasar ........................................................ 6
D. Prinsip dan Pengendalian Risiko.......................................................... 8

BAB III Penutup ............................................................................................ 12


A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 12

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Risiko” dan
sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan
orang. Risiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun
organisasi. Berbagai macam Risiko, seperti Risiko kebakaran, tertabrak
kendaraan lain di jalan, Risiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya,
dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika Risiko-Risiko tersebut
tidak kita antisipasi dari awal. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian
atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan
perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif
organisasi.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang
atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu
yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau
merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut
dengan istilah Risiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen
Risiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun
pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen
Risiko dalam bisnis pada masa kini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengukuran risiko dengan distribusi probabilitas?
2. Bagaiman pengukuran risiko dengan statistik?
3. Bagaiman pengukuran risiko dengan pasar?
4. Bagaimana prinsip dan pengendalian risiko?

1
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaiman pengukuran risiko dengan distribusi
probabilitas
2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran risiko dengan statistik
3. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran risiko dengan pasar
4. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dan pengendalian risiko

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengukuran Risiko Dengan Distribusi Probabilitas

Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya


risiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya
risiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari risiko
terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko, risiko
mana yang relevan.
Pengukuran risiko distribusi probabilitas digunakan sebagai gambaran
kualitatif dari peluang atau frekuensi. Kemungkinan dari kejadian atau hasil
yang spesifik, diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik
terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan
dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang
tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti.
Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas kejadian bagi
masing-masing outcome yang mungkin. Karena outcome itu merupakan
mutually exclusive, maka semua probabilitas jika dijumlahkan maka
jumlahnya sama dengan satu. Ada tiga macam distribusi probabilitas
memperlihatkan outcome yang mungkin yaitu :
1. Total kerugian pertahun
2. Banyaknya kejadian pertahun
3. Kerugian per kejadian
Tentu saja kerugian total itu bisa diperoleh dengan memperkalikan
pada tahun bersangkutan, dengan rata – rata nilai kerugian perkejadian. Untuk
mengambarkan ketiga jenis probabilitas itu kita akan mempertimbangkan
contoh tentang kerugian tabrakan mobil:
1. Total kerugian harta langsung (Tidak termasuk kerugian net income,
liability loss, atau personal) yang mungkin dialami perusahaan yang
disebabkan oleh tabrakan armada atau pengangkutan.
2. Banyaknya tabrakan pertahun.

3
3. Total kerugian harta pertabrakan.1
B. Pengukuran Risiko Dengan Statistik
Statistik merupakan alat kuantitatif yang sangat bermanfaat untuk
banyak tujuan. Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, statistik
(khususnya konsep probabilitas) mempunyai relevansi yang tinggi dengan
pengukuran risiko, karena bisa dipakai untuk mengukur besar kecilnya risiko.
Contoh, kita barangkali ingin mengajukan pertanyaan, ‘seberapa besar
kemungkinan dua buah mobil akan mengalami kecelakaan tahun ini?’ Melalui
tehnik perhitungan probabilitas, kita akan bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Pengukuran kerugian baik dari dimensi frekuensi dan kegawatan
berhubungan dengan kemungkinan (probabilitas) dari kerugian potensiil
tersebut. Untuk melakukan analisa terhadap kemungkinan dari suatu kerugian
potensiil perlu memahami prinsip dasar teori probabilitas. Probabilitas adalah
kesempatan atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian/ peristiwa.
Sample Space (Set S) merupakan suatu set dari kejadian tertentu yang
diamati. Misalnya: jumlah kecelakaan mobil di wilayah tertentu selama
periode tertentu. Suatu Set S bisa terdiri dari beberapa segmen (sub set) atau
event (Set E). Misalnya : jumlah kecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen
mobil pribadi & mobil penumpang umum. Untuk menghitung secara cermat
probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut masing-masing Set E perlu diberi
bobot. Pembobotan tersebut biasanya didasarkan pada bukti empiris dari
pengalaman masa lalu. Misalnya : untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedang
untuk mobil penumpang umum diberi bobot 1, maka probabilitas dari
kecelakaan mobil tersebut dapat dihitung dengan rumus:
a. bila tanpa bobot : P (E) = E/S
b. bila dengan bobot : P (E) = W
Keterangan : P (E) = probabilitas terjadinya event.
E = sub set atau event
S = sample space atau set
W = bobot dari masing-masing event

1
Setia Mulyawan, Manajemen Risiko, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), h. 119-120

4
Ada beberapa hal yang bisa dihitung dengan menggunakan
pengukuran risiko dengan statistik yaitu:
1. Pengukuran Resiko Bisnis
Berkaitan dengan adanya keputusan leverage operasi, perusahaan
akan menanggung risiko, yang disebut risiko bisnis. Dalam pendekatan
statistika, risiko bisnis diartikan sebagai variabilitas laba operasi atau laba
sebelum bunga dan pajak (earning before interest and tax-EBIT). Faktor-
faktor yang mempengaruhinya adalah variabilitas penjualan, variabilitas
biaya operasi, dan leverage operasi. Jika ketiga faktor variabilitas tersebut
meningkat, risiko bisnis juga meningkat. Sebaliknya, jika ketiga
variabilitas tersebut menurun, risiko bisnis juga menurun. Jika manajer
keuangan perushaan menginginkan risiko bisnis berkuranhg, tindakan
yang dilakukan adalah menstabilkan penjualan, menstabilkan biaya
operasi, dan menurunkan leverage operasi.
2. Pengukuran Risiko Pendanaan
Karena menggunakan biaya pendanaan tetap, perusahaan sering
menghadapi risiko pendanaan. Risiko pendanaan adalah tambahan risiko
sebagai akibat perusahaan menggunakan pendanaan dengan hutang
dan/atau dengan saham preferen. Risiko pendanaan memungkinkan terjadi
keadaanyang membuat perusahaan tidak dapat menutup biaya tetap
pendanaan yang berupa bunga utang jangka panjang (obligasi) dan/atau
dividen saham preferen. Apabila penggunaan perdanaan dengan obligasi
atau saham preferen semakin meningkat, risiko pendanaan yang
ditanggung perusahaan juga seamkin tinggi adanya biaya tetap pendanaan
yang semakin tinggi pula.
3. Pengukuran Risiko Total
Risiko total sama dengan risiko bisnis ditambah risiko pendanaan.
Jumlah risiko bisnis dan pendanaan membentuk risiko keseluruhan
perusahaan. Risiko perusahaan yang tinggi mengarahkan perusahaan ke
dalam insolvency. Insolvency yang terjadi pada suatu perusahaan dapat
mengakibatkan perusahaan tersebut dilikuidasi. Apabila kondisinya

5
sedemikian buruk sehingga suatu dengan perusahaan terpaksa harus
dilikuidasi, pemegang saham biasa mempunyai posisi yang sangat lemah
dan kecil kemungkina untuk mendapatkan laba.2

C. Pengukuran Risiko Dengan Pasar


Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali
perusahaan. Risiko pasar sering disebut juga sebagai risiko yang menyeluruh,
karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan di alami oleh seluruh
perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi
Indonesia 1997 dan 1998, coupd’tat yang terjadi di Filipina pada saat presiden
Marcos di ambil alih oleh kekuatan People Power hingga Corazon Aquino
menjadi presiden, Amerika Serikat pada kasus Subrime Mortgage 2007,
Thailand pada saat Bank Sentral Thailand melakukan devaluasi Bath yang
menyebabkan terjadinya kegoncangan pada ekonomi Thailand secara
keseluruhan, perang Teluk yang menyebabkan beberapa Negara di kawasan
Timur Tengah seperti Irak dan Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan
berbagai kasus yang menyeluruh lainnya.
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang
merugikan organisasi. Misalnya, suatu perusahaan mempunyai portofolio
sekuritas saham yang dibeli dengan harga Rp 1 miliar. Misalkan harga saham
jatuh,sehingga nilai pasar saham tersebut turun menjadi Rp 800 juta.
Perusahaan tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio sahamnya
turun sebesar Rp 200 juta. Kerugian tersebut disebabkan karena harga saham
bergerak kearah yang kurang menguntungkan (dalam hal ini turun). Maka
market risk adalah suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu
investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Empat faktor standar
risiko pasar adalah risiko modal, risiko suku bunga, risiko mata uang, dan
risiko komoditas. Ada dua bentuk risiko pasar yaitu :
1. Specific market risk( risiko pasar secara spesifik)

2
Herma Darmawi, Manajemen Risiko, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 49-50

6
Specific market risk yaitu risiko terjadinya pengaruh buruk bagi bank
sebagai akibat dari perubahan harga atas suatu sekuritas tertentu. Specific
market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus
pada satu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh.
Contohnya, Produk yang dijual oleh perusahaan tersebut dianggap
mengandung bahan yang berbahaya atau bersifat haram. Contoh suatu
produk makanan yang mengandung lemak babi. Secara islam makanan
yang mengandung lemak babi haram hukumnya. Ketika hal itu diekspose
oleh media massa baik cetak maupun elektronik akan menyebabkan
terjadinya penurunan drastis pada penjualan produk perusahaan yang
berpengaruh pada perusahaan laba perusahaan.
2. General market risk (risiko pasar secara umum)
General market risk adalah risiko terjadinya pengaruh buruk bagi bank
sebagai akibat dari perubahan harga suatu instrumen moneter tertentu yang
secara umum berpengaruh terhadap harga pasar sejumlah instrumen
sekuritas. General market risk ini di alami oleh seluruh perusahaan yang
disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang
mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor
bisnis. Contohnya pada saat bank sentral suatu Negara melakukan
kebijakan tight money policy (kebijakan uang ketat) dengan berbagai
instrumennya seperti menaikkan suku bunga BI rate. Di mana kebijakan
menaikkan BI rate ini akan membawa pengaruh secara menyeluruh pada
seluruh sektor bisnis yang berhubungan dengan interest rate related
instrument (berbagai instrument yang berhubungan dengan suku bunga).
Bahwa salah satu pihak yang saling urgen dianggap langsung berhubungan
dekat dengan interest rate related instrument adalah perbankan. Dengan
begitu mereka mengambil kredit dan mendepositokan sejumlah uangnya
ke bank. 3

3
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN , 2006), h. 145-
146.

7
D. Prinsip dan Pengendalian Risiko
Agar manajemen risiko menjadi lebih efektif maka perusahaan harus
mematuhi prinsip-prinsip manajemen risiko, yaitu sebagai berikut:
1. Pengelolaan risiko menciptakan dan melindungi nilai. Manajemen risiko
memberikan kontribusi melalui peningkatan kemungkinan pencapaian
sasaran perusahaan secara nyata. Selain itu juga memberikan perbaikan
dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan terhadap peraturan
perundangan, perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas
produk, reputasi, corporate governance, efisiensi dan operasi.
2. Pengelolaan risiko merupakan bagian yang terintegrasi dengan seluruh
proses bisnis organisasi. Manajemen risiko bukan suatu aktivitas yang
berdiri sendiri namun merupakan bagian dari tanggung jawab manajemen
dan merupakan bagian proses organisasi, termasuk perencanaan strategis
dan proyek serta proses perubahan manajemen.
3. Pengelolaan risiko merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan.
Pengelolaan risiko membantu memberikan informasi kepada pembuat
keputusan, membantu menentukan prioritas dan menunjukkan semua
risiko yang memerlukan tindakan pengendalian.
4. Pengelolaan risiko secara eksplisit memperhitungkan ketidakpastian.
Pengelolaan risiko eksplisit memperhitungkan ketidakpastian,
memperkirakan sifat ketidakpastian dan bagaimana harus ditangani.
5. Pengelolaan risiko dibangun melalui pendekatan yang sistematis,
terstruktur dan tepat waktu. Secara sistematis, terstruktur dan tepat waktu
merupakan pendekatan pengelolaan risiko yang dapat memberikan
kontribusi secara efisien dan konsisten. Hasilnya dapat dibandingkan dan
memberikan hasil serta perbaikan.
6. Pengelolaan risiko membutuhkan ketersediaan informasi yang memadai.
Informasi dalam proses manajemen risiko merupakan dasar sumber
informasi yang berupa data historikal, respon pemangku kepentingan,
pengalaman, observasi, estimasi dan pertimbangan ahli. Akan tetapi harus
disadari bahwa semua informasi memberikan keterbatasan yang harus

8
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan, baik dalam membuat
model risiko maupun perbedaan pendapat yang mungkin terjadi diantara
para ahli.
7. Pengelolaan risiko membutuhkan kustomisasi. Manajemen risiko harus
diselaraskan dengan lingkungan eksternal organisasi dan konteks internal
serta profil risiko.
8. Pengelolaan risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya.
Penerapan manajemen risiko disesuaikan dengan kapabilitas organisasi,
persepsi dan tujuan individu secara internal maupun eksternal di luar
organisasi yang dapat menunjang atau menghambat pencapaian tujuan
organisasi.
9. Pengelolaan risiko bersifat transparan dan inklusif. Untuk memastikan
bahwa manajemen risiko masih tetap relevan, para pemangku kepentingan
dari seluruh level organisasi dan pemangku kepentingan secara efektif.
Keterlibatan para pemangku kepentingan harus dapat terwakili dengan
baik dan mendapatkan kesempatan menyampaikan pendapat dalam
menentukan kriteria risiko.
10. Pengelolaan risiko bersifat dinamis, berulang dan tanggap terhadap
perubahan. Ketika organisasi mengalami perubahan dan terjadi peristiwa
baru, konteks dan pemahaman risiko juga akan mengalami perubahan.
Dalam hal ini monitoring dan review berperan memberikan kontribusi atas
perubahan yang terjadi sehingga muncul risiko baru, ada yang berubah
frekuensi maupun dampaknya dan ada risiko yang sudah tidak muncul
kembali. Sehingga manajemen risiko harus senantiasa tanggap terhadap
perubahan yang terjadi.
11. Pengelolaan risiko dapat memfasilitasi pengembangan berkelanjutan dari
organisasi. Organisasi mengembangkan dan menerapkan perbaikan

9
strategi manajemen risiko serta meningkatkan kematangan pelaksanaan
manajemen risiko dari seluruh proses bisnisnya.4

Sedangkan Pengendalian risiko merupakan suatu proses yang dilakukan


manajer setelah mengidentifikasi, pengukuran dan koreksi atas semua
kegiatan yang bepotensi menghasilkan risiko/kerugian dalam rangka
memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi/perusahaan
dapat terlaksana dengan baik. Dengan kata lain, pengendalian risiko adalah
suatu tindakan atau usaha untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
Upaya-upaya untuk menanggulangi risiko harus selalu dilakukan, sehingga
kerugian dapat dihindari atau diminimumkan. Sesuaikan dengan sifat objek
yang terkena risiko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan (perusahaan)
untuk meminimumkan risiko kerugian , antara lain:
1. Melakukan pencegahan dan penggurangan terhadap kemungkinan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian, misalnya membangun
gedung dengan bahan-bahan yang anti terbakar untuk mencegah bahaya
kebakaran, memagari mesin-mesin untuk menghindari kecelakaan kerja,
melakukan pemeliharaan dan penyimpanan yang baik terhadap bahan dan
hasil produksi untuk menghindari risiko pencurian dan kerusakan,
mengadakan pendekatan kemanusiaan untuk mencegah terjadinya
pemogokan, sabotase dan pengacuan.
2. Melakukan retensi, mentolerir membiarkan terjadinya kerugian, dan untuk
mencegah tergantungnya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut
disediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya (contoh: pos biaya
lain-lain atau tak terduga dalam anggaran perusahaan).
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko, contohnya melakukan hedging
(perdagangan berjangka) untuk menanggulangi risiko kelangkaan dan
fluktuasi harga dan bahan baku/pembantu yang diperlukan.
4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara

4
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, (Jakarta:
Salemba Empat, 2003), h. 4

10
mengadakan kontrak pertanggungan (asuransi) dengan perusahaan
asuransi terhadap risiko tertentu, dengan membayar sejumlah premi
asuransi yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan asuransi akan
mengganti kerugian bila betul-betul terjadi kerugian yang sesuai
perjanjian.5

5
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi... , h. 6

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya
risiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya
risiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari risiko
terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko,
risiko mana yang relevan.
Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas kejadian bagi
masing-masing outcome yang mungkin. Karena outcome itu merupakan
mutually exclusive, maka semua probabilitas jika dijumlahkan maka
jumlahnya sama dengan satu.
Statistik merupakan alat kuantitatif yang sangat bermanfaat untuk
banyak tujuan. Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, statistik
(khususnya konsep probabilitas) mempunyai relevansi yang tinggi dengan
pengukuran risiko, karena bisa dipakai untuk mengukur besar kecilnya risiko.
Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan
yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali
perusahaan. Risiko pasar sering disebut juga sebagai risiko yang menyeluruh.
Ada beberapa beberapa prinsip dan pengendalian risiko yang
tujuannya dalam perusahaan di gunakan untuk meminimalisir risiko.
B. Saran

Adapun saran agar makalah ini bermanfaat sebagai tambahan ilmu


pengetahuan mengenai manajemen risiko. Makalah ini masih terdapat
kekurangan dalam penulisannya maka penyusun mengharapkan saran-saran
dari para pembaca untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mamduh M. 2006. Manajemen Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Darmawi, Herma. 2013. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Risiko. Bandung: CV Pustaka Setia.

Djojosoedarso, Soeisno. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi.


Jakarta: Salemba Empat.

13

Anda mungkin juga menyukai