Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGUKURAN RESIKO

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Asrina Rahmi 2020.11.10773

Dita Ayu Anggi Savitri 2020.11.10768

Shelfia Bunga Melati 20200.11.10871

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NASIONAL


BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat,


karunia, dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini.
Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih
kepada Dosen pembimbing serta semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan
dari semua pihak yang terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki
dan disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa.

Banjarmasin, April 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Urgensi pengukuran resiko..........................................................................3
B. Tekhnik Pengukuran Resiko.........................................................................4
C. Manfaat pengukuran resiko...........................................................................6
D. Jenis jenis pengukuran risiko........................................................................7
E. Dampak kerugian..........................................................................................8
F. Manfaat Pengukuran Resiko.........................................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................12


A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah
biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko
merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai
macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko
terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita
menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.
Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami
dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan
memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Dalam
beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Setelah kita mengidentifikasi resiko maka tindakan selanjutnya adalah
mengukur resiko. dengan mengukur resiko kita bisa mengetahui seberapa besar
resiko itu. Hal ini penting, karena sebelum kita menentukan sikap untuk
mengendalikan resiko terlebih dahulu kita mengetahui kadar resiko tersebut, hal
inilah yang mendorong penulis untuk mengangkat bagaimana cara mengukur
resiko dengan mudah.

1
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis mengangkat permasalahan dibawah
ini:
1. Pentingnya pengukuran resiko?
2. Bagaimana cara pengukuran resiko?
3. Apa manfaat pengukuran resiko?
4. sebutkan jenis-jenis pengukuran risiko?
5. Sebutkan Dampak kerugian pengukuran risiko?

C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini:
1. Untuk mengetahui apa itu pengukuran resiko.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur resiko.
3. Apa manfaat resiko.
4. Apa saja jenis-jenis pengukuran risiko?
5. Apa saja dampak kerugian pengukuran risiko?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Urgensi pengukuran resiko


Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko
yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang
dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja
perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko yang mana yang
paling relevan.
Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian
resiko. Hal ini dilakukan untuk menentukan relatif pentingnya resiko, untuk
memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi
peralatan manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya.
Dimensi yang harus diukur:
1. Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi.,
2. Keparahan dari kerugian itu.
Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak
diketahui:
1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.
2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran
yang lain naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu.
3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama kerugian
yang ditanggung sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi pengukuran
tersebut, antara lain:
1. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu
kerugian potensial lebih penting dari pada frekuensinya.
2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang
Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan semua tipe
kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya dengan
pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.

3
3. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan
orang, harta kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril.
4. Kadang-kadang akibat akhir dari peril terhadap kondisi finansial
perusahaan lebih parah dari pada yang diperhitungkan, antara lain akibat
tidak diketahuinya atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak
langsung.
5. Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula
diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, di samping nilai
rupiahnya.

B. Tekhnik Pengukuran Resiko


1. Pengukuran resiko dengan distribusi probabilitas
Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.
Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio
dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan
kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1,
dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1
menandakan kejadian atau hasil yang pasti.
2. Konsep probabilitas
Dalam menjelaskan konsep mengenai konsep probabilitas kita awali
dengan konsep mengenai “sample space”(lingkup kejadian) dan event
suatu kejadian atau peristiwa. Bayangkanlah sutu set, S dari kemunkinan
kejadian atau hasil dari kejadian tertentu. Set, S tersebut munkin saja
berupa daftar dari jumlah tabrakan kendaraan disuatu wilayah tertentu,
tahun tertentu. Set seperti inilah yang kita sebut dengan sample space.
Untuk mengetahui besar kemunkinan terjadinya suatu perisiwa, maka
kita bisa menggunakan rumus:
W(E)
P(E) = Dimana
S = Peristiwa yang diamati.
W(S)
E = Sub set

4
W(S) = Jumlah keseluruhan bobot S
W(E) = Jumlah keseluruhan bobot dalam subset E.

3. Notional Risiko diukur berdasarkan nilai eksposur Contohnya,


pengukuran risiko kredit dengan metode notional. Jika perusahaan
meminjamkan uang kepada pihak lain senilai Rp 2 milyar, maka
besarnya risiko kredit berdasarkan pendekatan notional adalah Rp 2
milyar.
4. Sensitivitas Risiko diukur berdasarkan seberapa sensitif suatu eksposur
terhadap perubahan faktor penentu. Contoh paling populer adalah risiko
aset keuangan atau sekuritas, yang diukur berdasarkan sensitivitas tingkat
pengembalian (return) aset yang bersangkutan terhadap perubahan
tingkat pengembalian pasar. Ukuran ini dikenal sebagai Beta Pasar.
Contoh lain adalah degree of operating leverage (DOL), yang mengukur
sensitivitas laba operasi terhadap perubahan penjualan. DOL digunakan
sebagai ukuran risiko bisnis.
5. Volatilitas Risiko diukur berdasarkan seberapa besar nilai eksposur
berfluktuasi. Ukuran yang umum adalah standar deviasi. Semakin besar
standar deviasi suatu eksposur, semakin berfluktuasi nilai eksposur
tersebut, yang berarti semakin beresiko eksposur atau aset tersebut.
6. pendekatan VaR ( value at risk ), risiko diukur berdasarkan kerugian
maksimum yang bisa terjadi pada suatu aset atau investasi selama
periode tertentu, dengan tingkat keyakinan ( level of confidence )
tertentu. Untuk mengukur risiko dengan pendekatan VaR, diperlukan
data standar deviasi dan skor Z dari tabel distribusi normal. Contoh:
diketahui standar deviasi dari suatu aset bernilai Rp 1 juta adalah 2,4%.
Pada tingkat keyakinan 95%, skor Z-nya adalah 1,645. Maka besarnya
risiko (dalam nilai Z) adalah 0,024 x 1,645 = 0,040. Jika nilai Z tersebut
dikembalikan ke nilai awalnya menjadi 0,040 x Rp 1 juta = Rp 40 ribu.
7. Matriks frekuensi dan signifikansi risiko
Teknik pengukuran yang cukup sederhana ( tidak terlalu melibatkan
kuantifikasi yang rumit ) adalah mengelompokkan risiko berdasarkan dua

5
dimensi yaitu frekuensi dan signifikansi. Terdapat 2 hal dalam proses
tersebut yaitu :
1. Mengembangkan standar risiko
2. Menerapkan standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi.
8. Analisis skenario
Kemampuan manajer/perusahaan untuk memprediksi apa yang akan
terjadi, dan berapa besarnya kerugian yang diperoleh.
Example: Teknik pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya (tingkat
kuantifikasi ), dalam artian beda tipe resiko beda juga tekhnik yang
digunakan.

Berikut contoh tehnik untuk beberapa resiko.


Tipe Risiko Definisi Teknik Pengukuran
Risiko pasar Harga pasar bergerak Value at Risk (VAR),
kea rah yang tidak stresstesting
menguntungkan
(merugikan)
Risiko Kredit Cunterparty tidak bisa Credit rating,
membayar creditmetrics
kewajibannya (gagal
bayar) ke perusahaan
Risiko perubahan Tingkat bunga berubah Metode pengukuran
tingkat bunga yang mengakibatkan jangka waktu,durasi
kerugian pada
portopolio perusahaan.
Risiko operasional Kerugian yang terjadi Matriks frekuensi dan
melalui operasi signifikansi kerugian,
perusahaan (misal VAR operasional
sistem yang
gagal,serangan teroris).
Risiko kematian Manusia mengalami Probabilitas
kematian dini (lebih kematiandengan table
cepat dari usia kematian mortalitas
wajar)
Risiko kesehatan Manusia terkena Probabilitas terkena
penyakit tertentu penyakit dengan
menggunakan table
morbiditas
Risiko teknologi Perubahan teknologi Analisis skenario
mempunyai
konsekuensi negatif
terhadap perusahaan

6
C. Manfaat pengukuran resiko
Adapun manfaat pengukuran resiko yaitu:
1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.
2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer
Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang
paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana
penanggulangan risiko.

D. Jenis jenis pengukuran risiko


1. Pengukuran Kegawatan Kerugian
- Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa
(event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung
kerugian).
- Probalilitas kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa
(event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung
kerugian ).
- Keseluruhan (aggregat) kerugian maksimum setiap tahunnya
2. Pengukuran Frekuensi Kerugian
Yang perlu diperhatikan yaitu :
 Beberapa jenis kerugian yang dapat menimpa
suatu objek.
 Beberapa jenis objek yang dapat terkena suatu
jenis kerugian

Berdasarkan dimensi frekuensinya ada empat


kategori kerugian :
 Almost nil (hampir nihil atau tidak ada)
 Slight (sedikit hampir tidak ada)
 Moderate (sedikit ada)
 Definite (pasti ada)

7
Dalam mengukur besarnya suatu risiko sebaiknya menggunakan ukuran
Rupiah (satuan uang). Dari hasil pengukuran resiko tersebut maka
kerugian yang menimpa seseorang atau perusahaan dapat dikategorikan
dengan skala sebagai berikut:
 1 = Kerugian sangat kecil
 2 = Kerugian kecil
 3 = Kerugian menengah
 4 = kerugian besar
 5 = kerugian sangat besar

E. Dampak kerugian.
1. Dampak langsung
Untuk mengukur kerugian langsung yang ditimbulkan oleh suatu kejadian
yang merugikan ada beberapa konsep yang dapat digunakan, yaitu
antarannya nilai perolehan.
2. Dampak tidak langsung
Untuk mengukur kerugian tidak langsung antar lain adanya tambahan
biaya misalnya berupa biaya sewa dan berkurangnya pendapatan.

F. Manfaat Pengukuran Resiko


 Untuk menentukan kepentingan relatif dari
suatu risiko yang dihadapi.
 Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer
Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang
paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana
penanggulangan risiko.
DEFINISI MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu
rangkaian aktivitas manusia termasuk.

8
Strategi yang dapat diambil anatar lain adalah memindahkan risiko kepada
pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, untuk
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi


risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih
pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa
berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh
lingkungan,teknologi,manusia,organisasi dan politik.

PROSES MANAJEMEN RISIKO


1. Penetapan Konteks
2. Penilian Risiko
3. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks
Bertujuan untuk mengidentifikasi serta mengungkapkan sasaran
organisasi,lingkungan dimana sasaran hendak.
Di capai,stakeholders yang berkepentingan, dan keberagaman kriteria
risiko. Hal-hal tersebut akan membantu untuk mengungkapkan dan
menilai sifat dan kompleksitas dari risiko.

PENILAIAN RISIKO
 Identifikasi Risiko
Bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat
memengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
Berdasarkan risiko-risiko yang telah teridentifikasi dapat disusun
sebuah daftar risiko untuk kemudian dilakukan pengukuran risiko
untuk melihat tingkatan risiko.
 Analisis Risiko
Bertujuan untuk menganalisis kemungkinan dan dampak dari risiko
yang telah diindentifikasi. Hasil pengukuran berupa status risiko yang

9
menunjukkan ukuran tingkatan risiko dan peta risiko yang merupakan
gambaran sebaran risiko dalam suatu peta.
 Evaluasi Risiko
Untuk membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko
yang telah ditentukan untuk dijadikan sebagai dasar penerapan
penanganan risiko.
PENANGANAN RISIKO
 Perencanaan atas mitigasi risiko-risiko untuk mendapatkan alternative
solusinya sehingga penanganan risiko dapat diterapkan secara efektif
dan efisien. Beberapa alternatif penanganan risiko yang dapat diambil
antara lain yang bertujuan untuk menghindari risiko,memetigasi risiko
untuk mengurangi kemungkianan atau dampak,mentransfer risiko
kepada pihak ketiga (risk sharing) dan menerima risiko (risk
acceptance).

PROSES PENDUKUNG MANAJEMEN RISIKO


 Komunikasi
Untuk mengukur kesiapan organisasi dalam mengatasi risiko dan
untuk mengelavuasi penerapan manajemen risiko tersebut.
Konsultasi
Untuk menjamin tersediannya dukungan yang memadai dari setiap
kegiatan manajemen risiko, dan menjadikan setiap kegiatan mencapai
sasarannya dengan tepat.

PROSES LAIN MANAJEMEN RISIKO


Monotoring
Review
Bertujuan untuk memastikan bahwa implementasi manajemen risiko
berjalan sesuai dengan perencanaan serta sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan secara berkala terhadap proses manajemen
risiko.

10
Proses Montoring dan Review dilaksanakan melalui :
 evaluasi
 pemerikasaan
 audit manajemen risiko
1. Audit internal
2. Audit eksternal
Dapat diketahui apa sajakah kelemahan dari kebijakan
manajemen risiko yang berjalan atau yang sudah disusun,
sehingga ke depannya amanajemen dapat melakukan pembaruan
terhadapan kebijakan manajemen risiko.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a) Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko
yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya
resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari
resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi
resiko, resiko yang mana yang paling relevan.

b) Tekhnik pengukuran resiko:


o Pengukuran probabilitas.,
o Notional resiko.,
o Sensitivitas resiko.,
o Vilatilitas resiko.,
o Pendekatan VAR.,
o Matriks frekuensi dan signifikansi resiko.,
o Analisis skenario.

c) Adapun manfaat pengukuran resiko yaitu:


o Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.
o Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer
Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang
paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana
penanggulangan risiko.

12
B. Saran
Kepada pembaca :
o Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, semoga bermanfaat.
o Kami akui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
harap kritikan yang sifatnya membangun.
o Terkhusus antum yang ENTERPRENEUR pintar-pintarlah mengatur
resiko, sekecil apapun itu, karena ini menyangkut kesuksesan usaha
antum.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Masyhud. 2006. Manajemen Resiko. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


Chapman, Christy. Bringing ERM into Focus. Internal Auditor, June 2003
Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commission.
What is COSO:  Background and Events Leading to Internal Control-
Integrated Framework. 1992
Darmawi, Herman.  Manajemen Resiko. Bumi Aksara, 2005.
Drs D.Herman, Manajemen resiko,cet.12; Jakarta: Bumi Aksara. 2010
Iban, Sofyan. 2004. Manajemen Resiko. Jakarta : Graha Ilmu
Kasidi. 2010. Manajemen Resiko. Jakarta : Ghalia Indonesia
Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor, December 1997
The Institute of Internal Auditors. Internal C
Vaughan, Emmet. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John Willey, 1978

14

Anda mungkin juga menyukai