Anda di halaman 1dari 5

Tugas Manajemen Risko

PROSES MANAJEMEN RISIKO

Dosen: Dr. H. Nuryaman, S.E., M.Si., Ak., CA.

Oleh :

Nilta Zahratal Husna

(1620104039)

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2021
RINGKASAN :

PROSES MANAJEMEN RISIKO

Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi pasti berhadapan dengan risiko.


Manajemen risiko membantu organisasi dalam mengelola setiap risiko yang mungkin
terjadi dan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi.
.Proses manajemen risiko adalah suatu proses yang bersifat berkesinambungan,
sistematis, logik, dan terukur yang digunakan untuk mengelola risiko. Alur proses
manajemen risiko meliputi:

A.
IDENTIFIKASI RISIKO
Identifikasi risiko adalah proses menetapkan apa, dimana, kapan, mengapa,
dan bagaimana sesuatu dapat terjadi, sehingga dapat berdampak negatif terhadap
pencapaian tujuan. Proses identifikasi risiko dilakukan dengan menganalisis sumber
risiko, mengukur besarnya risiko dan dampak risiko terhadap kinerja perusahaan.
Pemahaman terhadap sumber risiko dan faktor risiko berguna akan berguna untuk
menetapkan model mitigasi yang tepat. Tujuan analisis risiko adalah untuk
memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman
yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan.
Beberapa Metode identifikasi risiko yaitu :
1. Analisis sekuen Risiko
Cara ini ditempuh dengan menelusuri sumber risiko dan faktor risiko.
2. Pengamatan terhadap sumber risiko
Analisis risiko apa saja kemungkinan dapat muncul dri sumber risiko
tersebut. Misalkan : Pesaing meluncurkan produk baru yang lebih
baik, atau menurunkan harga
3. Teknik lain :
a. Analisis tehadap Laporan keuangan
Menganalisis rekening-rekening pada laporan keuangan,
untuk mengetahui risiko apa saja yang mungkin muncul
pada rekening tertentu. Contoh : Risiko gagal membayar.
b. Analisis flow chart kegiatan
Analisis terhadap SOP proses bisnis perusahaan. Dengan
mempelajari SOP proses bisnis perusahaan, akan dapat
membantu mengidentifikasi kemungkinan risiko yang akan
timbul. Contoh : alur proses produksi terdapat risiko
kecelakaan kerja atau kerusakan mesin
c. Analisis kontrak
Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul
karena kontrak tertentu. Risiko ini berkaitan dengan risiko
tuntutan hokum. Contoh : Perjanjian Kerjasama , Risiko

1
Hukum jika tidak memenuhi atau menyalahi pasal
perjanjian kerjasama
d. Catatan statistik kerugian dan laporan kerugian
Perusahaan yang memiliki data base yang baik, mereka
akan memiliki catatan kerugian yang pernah dialami
perusahaan. Jika terdapat kejadian kerugian yang diluar
batas normal maka ini bisa menjadi indikasi munculnya
risiko serupa di masa yang akan datang.
e. Survey dan wawancara terhadap manajer
Manajer merupakan pihak paling tahu tentang operasi
perusahaan, termasuk risiko-risiko yang dihadapi
perusahaan. Manajer perusahaan dapat diajak untuk
berdiskusi sekaligus membantu mengidentifikasi risiko
risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan.

B. PENGUKURAN RISIKO
Mengukur risiko dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya risiko yang
dihadapi, dan mengukur besar kecil dampaknya terhadap perusahaan, sehingga dapat
melakukan prioritasisasi. Metode pengukuran risiko dapat dilakukan secara kuantitatif
atau kualitatif, metode ini harus dipahami oleh komite manajemen risiko, satuan kerja
manajemen risiko, dan unit bidang terkait.
Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut.
Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu
kejadian jelek terjadi. Teknik lain untuk mengukur risiko adalah dengan mengevaluasi
dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan.
Proses pengukuran risiko harus memuat proses validasi, frekuensi validasi,
persyaratan dokumentasi data dan informasi, serta persyaratan evaluasi terhadap
asumsi yang digunakan sebelum suatu model diaplikasikan oleh perusahaan. Metode
pengukuran risiko harus dievaluasi dan disempurnakan secara berkala atau sewaktu
waktu untuk memastikan kesesuaian asumsi, akurasi, kewajaran, dan integritas data,
serta prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko (Rianto,2017).
Hasil pengukuran risiko ini dapat menampilkan jenis-jenis risiko beserta tinggi
rendahnya risiko tersebut, serta besar kecilnya dampak kerugian yang akan
ditimbulkan. Hasil pengukuran ini berguna untuk menetapkan strategi, langkah
langkah selanjutnya yaitu pengelolaan risiko.

C. PENGELOLAAN RISIKO
Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka
konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Proses ini
dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah pengelolaan risiko.
Tantangan bagi manajer risiko adalah untuk menentukan strategi yang tepat dan

2
terintegrasi, sehingga risiko dapat dihadapi dengan baik. Dalam rangka pengendalian
dan pengelolaan risiko, setiap jenis risiko mungkin menggunakan strategi yang
berbeda, strategi yang dipilih harus tepat.
Beberapa cara atau strategi pengelolaan risiko, yaitu:
1. Risk Avoidance (Menghindari Risiko)
mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat
menyebabkan risiko terjadi, atau menghindari kegiatan ini.
2. Risk Mitigation (Memitigasi Risiko)
mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau
keduanya, biasanya melalui pengandalian/mitigasi di bagian internal
perusahaan/organisasi.
3. Risk Transfer (Mentransfer Risiko)
mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa risiko melalui asuransi,
outsourcing atau hedging.
4. Risk Retention (Menahan Risiko)
Perusahaan menanggung sendiri risiko tersebut. Jika risiko tersebut benar
terjadi, perusahaan harus menyediakan dana untuk menanggung risiko
tersebut.
5. Risk Diversivication (Diversifikasi Risiko)
Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak
terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja.
6. Risk Acceptance (Menerima Risiko) , tidak mengambil tindakan apapun
untuk menganggulangi risiko, melainkan menerima risiko tersebut terjadi.

D. STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO


Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas
terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan. Sebagai contoh, untuk
mencegah terjadinya kebakaran, kita memasang alarm asap di bangunan kita. Alarm
tersebut merupakan salah satu cara kita mengendalikan risiko kebakaran.
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses
pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen
lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam
proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
Monitoring dapat dilakukan baik oleh unit pelaksana maupunoleh satuan kerja
manajemen risiko. Hasil monitoring akan disampaikan dalam laporan berkala yang
disamapaikan kepada manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang
diperlukan. Evaluasi eksposur risiko dilakukan dengan cara pemantauan dan
pelaporan risiko yang bersifat material atau berdampak pada kondisi perusahaan.
Hasil monitoring akan disampaikan dalam laporan berkala yang disamapaikan
kepada manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang diperlukan.
Evaluasi eksposur risiko dilakukan dengan cara pemantauan dan pelaporan risiko
yang bersifat material atau berdampak pada kondisi perusahaan.

3
Di samping proses manajemen risiko seperti yang disebutkan di muka,
manajemen risiko suatu organisasi juga memerlukan infrastruktur baik keras maupun
lunak. Sebagai contoh :
a) Prasarana Keras (Fisik)
Prasarana keras meliputi peralatan fisik seperti : Gedung perkantoran,
Komputer, dan sarana sarana fisik lainnya yang mendukung proses
manajemen risiko.
b) Prasarana Lunak (Non-Fisik)
Ada beberapa isu yang berkaitan dengan penyiapan prasarana lunak untuk
manajemen risiko, yaitu:
1) Mengembangkan budaya sadar risiko untuk anggota
organisasi
Tujuan budaya sadar risiko adalah agar anggota lebih
berhatihati dalam pengambilan keputusan. Jika anggota tersebut
sadar akan risiko, maka organisasi (yang terdiri dari kumpulan
individu) akan menjadi lebih peka terhadap risiko. Sebagai contoh,
tiga aspek yang harus dipikirkan oleh manajer dalam pengambilan
keputusan, yaitu aspek strategis, operasi, dan risiko.
2) Dukungan manajemen
Dukungan manajemen puncak bisa dituangkan antara lain ke
dalam pernyataan tertulis, misal manajemen puncak mendukung
atau ikut merumuskan/menyetujui misi dan visi, prosedur dan
kebijakan, yang berkaitan dengan manajemen risiko. Dukungan
manajemen juga bisa ditunjukkan melalui partisipasi manajemen
pada program-program manajemen risiko.

Anda mungkin juga menyukai