Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, ada pepatah mengatakan tak ada
hidup tanpa risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan
yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai
pertimbangan pada saat ini.
Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari aktivitas bisnis perusahaan, sehingga diperlukan Risk
Management untuk mengatasi permasalahan ini.
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua perusahaan. Proses di
mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu
aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari
manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko. Sasarannya untuk
menambah nilai maksimum berkesinambungan (sustainable) organisasi. Tujuan utama untuk
memahami potensi upside dan downside dari semua faktor yang dapat memberikan dampak bagi
organisasi. Manajemen resiko meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan
kegagalan dan ketidakpastian dalam memimpin keseluruhan sasaran organisasi.Manajemen resiko
seharusnya bersifat berkelanjutan dan mengembangkan proses yang bekerja dalam keseluruhan
strategi organisasi dan strategi dalam mengimplementasikan. Manajemen resiko seharusnya
ditujukan untuk menanggulangi suatu permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam
melaksanakan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa depan.Manajemen
resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan kebijaksanaan yang efektif dan
diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen senior. Manajemen resiko harus diterjemahkan
sebagai suatu strategi dalam teknis dan sasaran operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab
serta kemampuan merespon secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan
pekerja memandang manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi kerja. Manajemen resiko
mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi
operasional dari semua tingkatan.
Risiko dalam Manajemen Risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena
kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Adapun tahap –
tahapnya yaitu:
• Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan
• Mengevaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan frekuensinya
• Mengendalikan risiko, secara fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir) dan ataupun
secara finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer)
• Pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian atau risiko yang
mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi.
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu
organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari risiko penyelewengan oleh
karyawan, risiko kejatuhan meteor atau komet, dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk
mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang
tidak diinginkan. Sebagai contoh, kompor ditaruh dekat penyimpanan minyak tanah. Api merupakan
sumber risiko, kompor yang ditaruh dekat minyak tanah merupakan kondisi yang meningkatkan
terjadinya kecelakaan, bangunan yang bisa terbakar merupakan eksposur yang dihadapi perusahaan.
Misalkan terjadi kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan (peril). Identifikasi
semacam dilakukan dengan melihat sekuen dari sumber risiko sampai ke terjadinya peristiwa yang
merugikan. Pada beberapa situasi, risiko yang dihadapi oleh perusahaan cukup standar.
Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan
evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh
pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih
sistematis dilakukan untuk ‘mengukur’ risiko tersebut.
Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut. Sebagai contoh kita
bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan
probabilitas tersebut kita berusaha ‘mengukur’ risiko. Sebagai contoh, ada risiko perusahaan terkena
jatuhan meteor atau komet, tetapi probabilitas risiko semacam itu sangat kecil (0,000000001).
Karena itu risiko tersebut tidak perlu diperhatikan. Contoh lain adalah risiko kebakaran dengan
probabilitas (misal) 0,6. Karena probabilitas yang tinggi, maka risiko kebakaran perlu
diberi perhatian ekstra. Contoh tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknik
probabilitas kita bisa melakukan prioritisasi risiko, sehingga kita bisa lebih memfokuskan pada risiko
yang mempunyai kemungkinan yang besar untuk terjadi.
Seiring dengan perkembangannya, manajemen risiko terbagi dalam beberapa hal; Resiko
Operasional, Resiko Hazard, Resiko Finansial, Resiko Strategik.
Dengan memahami manajemen risiko ini, perusahaan bisa mengambil langkah preventif atau
bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan layanan terjaga semisal ada hal yang tidak diinginkan
terjadi.
2. Manajemen Hazard
Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kebangkrutan dan
kerusakan. Ketika kita membahas hazard, tentu kita juga membahas peril. Resiko perilaku yaitu
peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini ada tiga macam hazard yang harus
diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard dan moral hazard.
Manajemen resiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan perlindungan hak milik,
keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha. Pada prakteknya, proses pengelolaan resiko ini
meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian resiko bila ditemukan hal yang
mengancam keberlangsungan organisasi. Manajemen ini sangat penting karena ini merupakan salah
satu sumber daya perusahaan. Karena itu seorang akuntan harus benar-benar mempertimbangkan
berbagai resiko lainnya yang berhubungan dengan keuangan, seperti:
1. Resiko likuiditas
2. Diskpntinuitas pasar
3. Resiko kredit
4. Resiko regulasi
5. Resiko pajak
6. resiko akuntansi
Menejemen ini juga tidak lepas dari perubahan kurs mata uang yang erat kaitannya dengan
perubahan inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, suku bunga.
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang biasanya muncul adalah
kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang
direncanakan. Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset impairment, resiko
kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).
Seperti yang tertulis dalam pengertian enterprise risk management di atas, untuk mengetahui
resiko yang kemungkinan besar terjadi dan merugikan perusahaan adalah dengan menuliskan item
penting, Anda bisa membuat beberapa daftar berikut ini: