Secara harfiah, risiko adalah potensi terjadinya sesuatu yang berdampak buruk, baik bagi diri sendiri atau suatu
entitas usaha. Dalam konteks bisnis, manajemen risiko adalah usaha guna menghindari risiko dengan cara
memonitor sumber risiko, melacak, dan melakukan serangkaian upaya agar dampak risiko bisa diminimalisasi.
Jika Anda seorang pengusaha, memahami proses manajemen risiko adalah salah satu keahlian esensial untuk Anda
miliki. Selengkapnya tentang pengertian manajemen risiko, proses, tujuan, manfaat, dan contohnya bisa Anda
simak di bawah ini.
1. Membuat perencanaan
Kegiatan alam bebas memerlukan perencanaan yang matang untuk mencegah insiden serta respon yang harus
dilakukan bila insiden benar – benar terjadi. Dokumen – dokumen mengenai rencana kegiatan, teknis pelaksanan
dan manajemen resiko bisa dipakai untuk panduan dan bahan pelatihan. Untuk menyiapkan hal tersebut harus
telaten dan rajin, karena semua hal menyangkut kegiatan serta pelaksanan tindakan darurat harus tertulis.
Dalam resiko manajemen, semua staf harus ikut pelatihan tentang manajemen resiko. Semua perencanaan darurat
harus tertulis dan harus diimplementasikan. Rencana yang harus disusun antara lain;
1.1 Rencana manajemen resiko
Rencana manajemen resiko dibuat adalah untuk mengidentifikasi sumber bahaya yang mungkin timbul pada
kegiatan yang akan dilaksanakan dan langkah yang diambil. Manajemen resiko harus mengidentifikasi semua
sumber bahaya yang ada di lapangan dengan jelas (lingkungan, alat, manusia) dan dampak terhadap bisnis bila
insiden tersebut terjadi.
Setelah diidentifikasi, harus dibuat strategi untuk menghindari insiden yang ditimbulkan resiko dan membuat
ceklist.
Takut
Screening peserta
Pengetahuan akan keselamatan dari staf
Kualifikasi staf
Sistem pengelolaan resiko
Program kegiatan
Prosedur tindakan darurat
Logistik dan fasilitas
Peralatan
Kesesuaian program dengan peserta
Review keselamatan bukanlah pengadilan terhadap sebuah program. Review ini memiliki keuntungan jangka
pendek dan jangka panjang terhadap sebuah program. Review ini bisa menjadi sebuah ajang pelatihan keselamatan
berkegiatan, karena forum ini merupakan forum diskusi dan saling membagi pengalaman dalam melaksanakan
suatu kegiatan alam bebas. Kebijakan mengenai keselamatan dalam kegiatan alam bebas lebih banyak dilakukan
berdasarkan pengalaman – pengalaman pelaksana kegiatan tersebut. Dengan review tersebut, bisa diperoleh
prespektif lebih luas tentang keselamatan suatu kegiatan, sehingga kebijakan yang diterapkan lebih merupakan
pengembangan dari pola – pola yang telah ada.
1.6 SAR
Dalam pelaksanaan kegaitan alam bebas, SAR memerankan titik sentral dalam manajemen resiko. Pengetahuan
akan lokasi dan posisi tim SAR serta bagiamana menghubungi mereka dalam kondisi darurat akan menentukan
kondisi insiden selanjutnya. Keberadaan tim SAR juga akan meningkatkan kondisi psikologis peserta bahwa
mereka berkegiatan dalam kondisi aman.
2. Mengidentifikasi dan melaksanakan teknik pelaksanaan yang sesuai untuk tiap aktifitas.
Pastikan semua peserta telah bersedia ikut kegiatan ( bila perlu beri form tertulis)
Tanyakan apa ada hal yang ingin mereka sampaikan
Pastikan semua peserta mengerti isi briefing
3.2 Sistem komunikasi
Perkembangan teknologi informasi memberikan banyak pilihan berkomunikasi. Telepon satelit memiliki banyak
kelebihan untuk membuat koneksi walaupun ditempat yang terpencil sekalipun. Namun sistem komunikasi harus
disesuaikan dengan medan yang akan dipakai dan yang paling penting adalah kemampuan sumber daya finansial
untuk membiayai sistem komunikasi yang dipakai.
Rentang pemilihan teknologi komunikasi tidak hanya meliputi telepon maupuan radio UHF/VHF, tidak tertutup
kemungkinan menggunakan LAN ( Local Area Network) komputer sehingga proses komunikasi yang dilakukan
memiliki bukti tertulis dalam melakukan suatu tindakan.
Sistem komunikasi yang handal mampu menjamin ketersedian informasi dan kontrol terhadap seluruh wilayah
kegiatan. Insiden yang terjadi akan lebih mudah dimonitor dengan sistem komunikasi yang bagus. Respon terhadap
kondisi darurat pun akan lebih cepat.
3.3 Riwayat kesehatan
Peserta yang akan mengikuti kegiatan harus telah dimonitor kesehatan dan kondisi fisiknya oleh panitia. Screening
peserta sebelum mengikuti kegiatan harus dilakukan, meliputi pemeriksaan riwayat penyakit, alergi serta tingkat
kebugaran. Peserta yang tidak dalam kondisi kesehatan prima serta tidak memiliki tingkat kebugaran seperti yang
telah disyaratkan harus tidak boleh mengikuti kegiatan.
3.4 Pengenalan medan
Kegiatan alam bebas memiliki kemungkinan yang cukup banyak untuk diskenariokan, utamanya bila dilaksanakan
dilokasi yang baru. Pengenalan terhadap medan kegiatan akan membantu para instruktur untuk membawakan
kegaitan dan mengawal peserta dengan aman. Untuk mengenal medan yang akan dipakai, survey secara
komprehensif harus dilakukan, dengan membuat simulasi ketika kegiatan dilaksanakan. Termasuk menghitung
rentang waktu dan lokasi yang akan digunakan untuk tinggal.
Hasil surevey didokumentasikan dengan penjelasa lengkap sumber – sumber bahaya yang ada dalam satipa
aktifitas serta tindakan pencegahan yang harus dilakukan. Bila memiliki dokumen dari survey kegiatan terdahulu,
maka bisa dilakukan perbandingan tentang kondisi lingkungan serta sumber bahaya yang ada
4 DOKUMENTASI DAN FORM
Form – form yang bisa digunakan dalam menerapkan manajemen resiko ;
1. form kesediaan
2. form pernyataan
3. form riwayat kesehatan
4. laporan kecelakaan
5. Rencana perjalanan
laporan sebelum perjalanan
laporan sesudah perjalanan
6. outline rencana tindakan darurat
7. check list
8. proses manajemen resiko
9. ceklist keselamatan dan kesehatan
10. cheklist orientasi