1. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Risiko” dan sudah biasa
dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Risiko merupakan bagian
dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam Risiko, seperti Risiko
dalam pekerjaan.
Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan
sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas
keuntungan kompetitif organisasi.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti
(uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan
istilah risiko (Risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend utama
baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum Risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana
jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan
walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali. Tetapi selama mengalami kerugian
walau sekecil apapun hal itu dianggap Risiko.
2. Rumusan Masalah
Pengertian Manajemen Risiko
Macam- macam Manajemen Risiko
Tahap- tahap Manajemen Risiko
Mengidentifikasi Risiko
3. Pembahasan
3.1 Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk penilaian Risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
Risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang
dapat diambil antara lain adalah menghindari Risiko, mengurangi efek negatif Risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi Risiko tertentu. Manajemen Risiko
tradisional terfokus pada Risiko- Risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).
Sasaran dari pelaksanaan manajemen Risiko adalah untuk mengurangi Risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik. Di sisi lain, pelaksanaan
manajemen Risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia.
3.2. Macam – Macam Manajemen Risiko
Macam- macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yaitu :
3.2.1 Risiko berdasarkan sifatnya
Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Risiko spekulatif kadang-
kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (Business Risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang
dihadapi seperti adalah risiko spekulatif.
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian. Jenis risiko spekulatif adalah risiko
yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian
memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan.
Risiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan
atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya
adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut
akan mengalami kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan
demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan,
kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan
demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal
dengan istilah risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
Manajemen Risiko
Dalam dunia bisnis, Risiko dapat diartikan sebagai faktor luar maupun faktor dalam yang
dapat menyebabkan ketidakpastian dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk
menghadapi risiko ini, kita harus mengidentifikasikan dan menganalisis risiko tersebut serta
mengevaluasi risiko tersebut agar bisa dikelola ataupun diatasi. Oleh karena itu, kita
memerlukan suatu manajemen yang disebut dengan Manajemen Risiko.
Baca juga : Pengertian Manajemen dan 4 Fungsi Dasar Manajemen.
Proses manajemen risiko yang efektif akan membantu mengidentifikasi risiko mana yang
menjadi ancaman terbesar bagi organisasi dan memberikan panduan untuk
menanganinya. Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian Manajemen Risiko
menurut para ahli di bidangnya.
Pengertian Manajemen Risiko menurut Irham Fahmi (2010:2), Manajemen Risiko adalah
suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan
ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan
berbagai pendekatan manajemen secara komperhensif dan sistematis.
Untuk mencapai sebuah kesuksesan, setiap orang maupun organisasi perlu dan juga
harus mengambil risiko dalam perjalanan menuju kesuksesannya. Oleh karena itu, kita
perlu mengetahui tentang risiko apa yang akan dihadapi, mengawasi potensi risiko tersebut
dan mencari jalan dan tindakan untuk mengatasinya. Berikut ini adalah 5 langkah atau
tahapan Manajemen Risiko yang harus kita ketahui untuk menghasilkan proses
manajemen yang efektif.
Setelah dianalisis, Risiko-risiko tersebut perlu diberikan peringkat dan prioritas. Sebagian
besar solusi manajemen risiko memiliki kategori risiko yang berbeda, tergantung pada
tingkat keparahan risiko tersebut. Risiko yang hanya dapat menyebabkan beberapa
ketidaknyamanan dinilai rendah (low risk), sedangkan risiko yang dapat menyebabkan
kerugian besar atau bencana dinilai lebih tinggi (high risk). Penentuan risiko ini sangat
penting karena akan menentukan cara penanganannya serta sumber daya yang akan
digunakannya pada penanganan risiko tersebut. Contohnya, pada beberapa risiko tingkat
rendah, penanganannya mungkin tidak memerlukan intervensi manajemen tingkat atas.
Namun apabila terdapat satu risiko dengan peringkat tertinggi maka diperlukan intervensi
segera dari manajemen tingkat atas.
Tahapan ini juga disebut dengan Risk Response Actions atau Tindakan Respon Risiko.
Setelah memperhitungkan setiap risikonya, kita perlu memutuskan bagaimana merespon
setiap risiko. Ada beberapa tanggapan risiko yang dapat kita ambil, diantaranya adalah
Mengambil tindakan untuk memindahkan beberapa risiko atau semua risiko ke pihak lain
seperti melalui asuransi atau outsourcing (Risk Sharing atau Risk Transfer).
Menerima Risiko tersebut terjadi atau tidak mengambil tindakan apapun untuk
menganggulangi risikonya (Risk Acceptence).
Tidak semuanya berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu,
diperlukan peninjauan ulang dan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya perubahan
faktor lainnya yang akan menyebabkan berubahnya risiko yang akan dihadapi sehingga
mengharuskan kita untuk merubah perencanaan manajemen risiko kita lagi.
Tujuan Manajemen Risiko
Secara umum ada enam tujuan risk management dalam perusahaan atau badan usaha,
diantaranya adalah:
1. Melindungi Perusahaan
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang bisa
menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas
ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah perusahaan.
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan
menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja
perusahaan.
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam menghadapi
risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
2. Manajemen Hazard
Resiko likuiditas
Diskpntinuitas pasar
Resiko kredit
Resiko regulasi
Resiko pajak
resiko akuntansi
Daftar resiko
Penilaian resiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya
Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi
Rencana tindakan bila resiko terburuk benar-benar muncul
8. Pemantauan (Monitoring)
Manajemen risiko dibuat guna untuk melindungi suatu perusahaan atau organisasi yang
juga mencakup karyawan, properti, reputasi dan lainnya dari sebuah bahaya yang sewaktu
– waktu dapat terjadi. Dapat kita ketahui bahwa tidak semua risiko dapat dihilangkan atau
dihindari, oleh karena itu diperlukan tindakan – tindakan pencegahan atau tindakan untuk
menghadapi risiko yang telah teridentifikasi tersebut. Dalam artikel ini akan dijelaskan
beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam proses manajemen risiko untuk membantu
organisasi merancang dan mengimplementasikan rencana manajemen risiko yang efektif
dan proaktif. Berikut adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
Risk Identification
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat
terjadi pada organisasi atau perusahaan. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang
akan dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti
sosial, hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Risiko dari setiap
aspek akan diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing agar mempermudah
proses selanjutnya.
Risk Assessment
Setelah risiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi tersebut, selanjutnya
akan dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini,
diperlukan kemampuan individu disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap
risiko – risiko yang telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada
prioritas yang tepat.
Risk Response
Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah pengelolaan risiko.
Tantangan bagi manajer risiko adalah untuk menentukan portofolio yang tepat untuk
membentuk sebuah strategi yang terintegrasi sehingga risiko dapat dihadapi dengan baik.
Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
Risk Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau
keduanya, biasanya melalui pengandalian di bagian internal perusahaan/organisasi
Risk Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa risiko melalui
asuransi, outsourcing atau hedging.
Membuat penanggulangan risiko yang tepat untuk setiap masing – masing kategori risiko.
Mitigasi perlu mendapat persetujuan oleh level manajemen yang sesuai, berikut adalah
contoh tabel manajemen risiko:
Implementation
Perencanaan yang telah direncanakan di awal tidak akan seluruhnya dapat berjalan
dengan lancar. Perubahan keadaan atau lingkungan yang tidak diprediksi sebelumnya
akan menyebabkan perubahan rencana manajemen risiko yang telah dibuat, oleh karena
itu perlu dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi risiko yang akan mungkin
terjadi.
Manajemen risiko digunakan untuk memetakan berbagai risiko yang dapat timbul dengan
mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko,
memonitor adanya risiko, dan mengendalikan penanganan atau pencegahan risiko.
Manajemen risiko bisa mengurangi kemungkinan gagal sehingga dampak kerugian internal
dan eksternal yang akan terjadi terhadap laba perusahaan, pelanggaran hukum, penurunan
produktivitas SDM, dan penurunan reputasi perusahaan dapat berkurang.
Seorang manajer pendanaan (fund manager) atau investor sangat jeli saat melakukan
manajemen risiko karena potensi kerugian yang mungkin dialami ketika berinvestasi harus
bisa diprediksi. Setelah mengetahui risiko yang mungkin terjadi, selanjutnya bisa
menyusun rencana dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi nilai risiko
tersebut sesuai dengan tujuan investasi. Risiko yang mungkin dihadapi dapat ditoleransi
berdasarkan beberapa kategori risiko. Risiko yang menimbulkan bahaya kecil biasanya
dibiarkan, sedangkan risiko yang menimbulkan bahaya besar bagi perusahaan cenderung
harus dihindari atau disiapkan strategi yang terperinci untuk mengatasinya.
Penilaian risiko (risk assessment) dilakukan untuk menilai dan mengukur seberapa besar
kejadian atau keadaan yang bisa mengganggu pencapaian tujuan.
Tanggapan risiko (risk response) harus dilakukan oleh perusahaan setelah mengetahui
hasil dari penilaian risiko tersebut. Perusahaan bisa melakukan beberapa langkah tindakan
seperti menerima, memindahkan risiko, mengurangi, dan menghindari risiko sesuai dengan
penilai risiko yang telah dibuat.
Aktivitas pengendalian (control activities) harus dilakukan untuk menyusun kebijakan dan
prosedur agar manajemen risiko bisa terlaksana secara efektif.
Informasi dan komunikasi (information and communication) juga harus dilakukan untuk
menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait dengan kualitas informasi yang
tepat serta arah dan alat komunikasi yang sesuai prosedur.
Seperti yang sudah dijelaskan di bagian atas, risk management dalam perusahaan
memiliki peran yang penting agar terhindar dari berbagai risiko yang tidak diinginkan. Jadi
apapun perusahaan dan usaha yang dikembangkan, sangat penting untuk dilakukan
penerapan dari risk management. Pertanyaannya adalah bagaimana cara menerapkan risk
management ini? Anda bisa menerapkan risk management dengan mengikuti langkah-
langkahnya berikut ini.
Internal Environment and Objective Setting (Lingkungan Internal dan Sasaran)
Agar dapat menerapkan risk management di perusahaan dengan baik, Anda harus
memulai dari pengenalan lingkungan internal. Pahami definisi dari manajemen risiko dan
berbagai istilah di dalamnya. Hal ini akan membantu Anda untuk melakukan penerapan
risk management dengan lebih baik dan tepat. Setelah mengenal berbagai hal terkait risk
management, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menentukan sasaran organisasi
untuk mengidentifikasi risiko secara dini. Contohnya, suatu perusahaan memiliki dua tujuan
dalam risk management, yaitu tujuan objektif untuk mewujudkan visi-misi dan tujuan
aktivitas untuk melaksanakan operasional.
Beberapa kejadian yang potensial menjadi risiko pada perusahaan kemudian harus
dilakukan penilaian. Penilaian merupakan tindakan yang dilakukan untuk menentukan
seberapa besar dampak dari terjadinya kejadian ini. Misalkan suatu kejadian dalam daftar
risiko terjadi di perusahaan Anda, apa saja efeknya bisa diketahui dengan melakukan
analisis dalam dua perspektif. Perspektif analisis yang pertama adalah perspektif peluang
risiko dan yang kedua perspektif efek risiko. Jadi analisis risiko tersebut seberapa besar
peluangnya terjadi dan seberapa besar efeknya jika terjadi. Contohnya, risiko listrik padam
yang berpeluang terjadi 1 minggu sekali dan efeknya yang cukup besar dalam hal produksi
perusahaan.
Tahap berikutnya adalah memberikan tanggapan pada risiko yang sudah dinilai
sebelumnya. Tanggapan yang dimaksud adalah sebuah sikap yang dibutuhkan dalam
menghadapi risiko yang terjadi pada perusahaan. Tentu bisa dikatakan fokus utama dari
risk management ada pada tahapan ini. Beberapa jenis tanggapan terhadap suatu risiko
yang telah diidentifikasi dan dinilai adalah avoidance (hindari), reduction (kurangi), sharing
(pindahkan), atau acceptance (terima). Misalnya untuk jenis risiko pemadaman listrik tadi,
tanggapan yang dilakukan tentu adalah menerima.
Selain menentukan tanggapan dari suatu risiko, risk management juga memiliki tahapan
untuk mengendalikan aktivitas pelaksanaannya. Tahapan ini menjadi tahapan yang
memastikan bahwa semua prosedur dari risk management dilakukan sesuai dengan
kebijakan yang diatur. Contoh berbagai aktivitas pengendalian dalam suatu risk
management adalah pembuatan kebijakan dan panduan pelaksanaan, pengamanan aset
organisasi, pemberian wewenang dan pemisahan tugas, juga supervisi atasan. Semuanya
akan memastikan bahwa aktivitas risk management telah dikendalikan dengan baik.
Tahap berikutnya adalah penyampaian informasi yang sesuai terkait risk management
yang telah dilakukan ke berbagai pihak terkait. Penyampaian informasi ini dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai jenis media komunikasi. Pada tahapan ini, harus
dipastikan bahwa penyampaian informasi dan komunikasi dilakukan dengan jelas pastikan
kualitasnya, arahnya, dan alat yang digunakannya. Semua informasi yang disampaikan
kemudian akan digunakan pada tahapan terakhir risk management dalam perusahaan.
Terakhir, jangan lupa untuk menggunakan semua informasi dan komunikasi yang
didapatkan dari risk management sebagai bahan monitoring dan evaluasi. Monitoring
adalah pemantauan yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui apakah risk
management sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedurnya. Selain
monitoring, dilakukan juga evaluasi untuk mengetahui apakah ada kendala dan yang perlu
diperbaiki dari risk management yang sudah dilakukan.
mandi, kita berisiko terpeleset lantai licin. Saat sedang berjalan kita berisiko tertabrak atau
menabrak sesuatu. Apalagi dalam bisnis dan marketing setiap tindakan kita akan
Manajemen risiko menjadi hal yang saat ini banyak dibahas karena sering digunakan
dalam beberapa situasi tertentu. Pentingnya manajemen risiko tentu bukan tanpa alasan.
Hidup yang senantiasa berhadapan dengan resiko memang sudah seharusnya bisa
mengatur banyak hal dengan memahami apa itu manajemen risiko dan apa tujuannya
yang sebenarnya.
Secara umum, manajemen risiko ialah suatu pendekatan terstruktur maupun metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang tentu saja berkaitan dengan yang namanya
Strategi yang bisa diambil antara lain ialah memindahkan risiko kepada pihak lain,
mengurangi berbagai efek negatif risiko ,menghindari risiko, dan juga menampung
sebagian maupun semua yang sudah menjadi konsekuensi atas risiko-resiko tertentu.
Manajemen strategi pengurangan risiko tradisional akan terfokus pada risiko-risiko yang
timbul oleh penyebab fisik maupun legal seperti halnya bencana alam maupun kebakaran,
kematian, serta juga tuntutan hukum. Biasanya dalam manajemen risiko pdf hal ini akan
turut dibahas.
Di sisi lain, terfokus pada risiko yang bisa dikelola dengan menggunakan instrumen-
instrumen keuangan. Terkait dengan sasaran, manajemen risiko ini bertujuan untuk
mengurangi risiko yang berbeda-beda yang masih berkaitan dengan bidang yang telah
lingkungan, organisasi dan juga politik. Pelaksanaan manajemen risiko bisa melibatkan
segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko.
Setiap tindakan yang kita ambil pasti berisiko. Entah itu risikonya kecil atau besar. Karena
itu kita perlu memanajemen risiko agar bisa mengurangi dan mengatasi risiko yang kita
hadapi. Nah sebelum kita tahu bagaimana caranya melakukan manajemen risiko kita harus
Daftar Isi
Definisi Risiko Menurut KBBI
Pengertian Manajemen risiko terdiri dari dua kata berbeda. Seperti yang kita tahu
manajemen secara umum berarti mengorganisir. Sedangkan dalam KBBI kata risiko berarti
atau tindakan. Dalam bisnis sendiri, risiko berkaitan dengan hasil aktual yang tidak sesuai
Manajemen risiko biasanya dilakukan oleh investor atau fund manager saat melakukan
analisis untuk mengukur potensi kerugian dalam investasi. Kemudian mereka mengambil
tindakan yang tepat sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko yang telah
dianalisis.
Kategori risiko yang bisa ditoleransi ini bisa dilihat dari besarnya risiko yang dihadapi.
Biasanya risiko dengan tingkat bahaya yang kecil akan dibiarkan. Namun berbeda dengan
hal dengan risiko besar sebagian besar perusahaan akan menghindarinya kalaupun tidak
1. Fahmi
Menurut Fahmi “manajemen risiko adalah bidang ilmu yang secara spesifik membahas
komprehensif”.
2. Djojosoedarso
Menurut Djojosoedarso, “manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
3. Tampubolon
Menurut Tampubolon, “pengertian manajemen risiko adalah proses yang terarah dan
bersifat proaktif yang bertujuan untuk mengakomodasi kemungkinan gagal pada salah satu
4. Dorfman
Menurut Dorfman “manajemen risiko adalah suatu proses logis dalam usaha untuk
5. Smith
Menurut Smith, “manajemen risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol
keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah
6. Djohanputro
Menurut Djohanputro, “manajemen risiko adalah proses identifikasi, mengukur,
sebagai akibat gagal fungsi proses internal, misalnya saja dikarenakan human error,
kegagalan sistem, faktor luar seperti bencana dan lain sebagainya. Dalam manajemen
risiko operasional, terdapat 4 faktor penyebab resiko antara yakni proses, manusia, sistem
2. Manajemen hazard
Kedua, Manajemen hazard yang berkaitan dengan kondisi potensial yang bisa
mengakibatkan kebangkrutan dan juga kerusakan. Ketika membahas hazard, tentu saja
Risiko perilaku yakni peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini
terdapat tiga macam hazard yang memang harus diketahui, antara lain physical hazard,
perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan juga aset sebuah badan usaha.
Pada prakteknya, proses pengelolaan risiko ini akan meliputi identifikasi, evaluasi dan
organisasi. Biasanya hal ini juga akan diterapkan untuk manajemen risiko perusahaan. Ada
Resiko likuiditas
Resiko akuntansi
Diskontinuitas pasar
Risiko regulasi
Resiko kredit
Resiko akuntansi
Resiko pajak
beberapa keputusan. Resiko yang pada muncul ialah kondisi tidak terduga yang bisa
Dalam hal ini terdapat beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko kompetitif , resiko
1. Melindungi Perusahaan
Melindungi Perusahaan dalam hal ini, manajemen akan memberikan perlindungan
terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang bisa menghambat proses
manajemen risiko ini dilakukan secara konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis
mengurangi potensi risiko, dan juga menjadikan manajemen risiko sebagai sumber
supaya bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan agar tercapai tujuan yang
diinginkan bersama.
5. Meningkatkan Kinerja
Dapat meningkatkan kinerja perusahaan dimana dalam membantu meningkatkan kinerja
perusahaan dengan cara menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta
Hal ini juga berguna dalam hal pengembangan strategi dan perbaikan proses risk
management secara berkelanjutan. Dalam manajemen risiko perbankan, hal ini juga sering
dirasakan manfaatnya.
6. Sosialisasi
Bisa mensosialisasikan Manajemen Risiko dimana dalam hal ini dibangun kemampuan
Untuk melakukan manajemen risiko kita perlu melelui beberapa proses. Seperti yang
8. Pemantauan (monitoring)
ethical values, struktur organisasi, hingga pendelegasian wewenang yang dilakukan oleh
perusahaan.
didentifikasi, diakses, dan dikelola sesuai dengan tujuan tersebut. Objective ini bisa kita
klasifikasikan menjadi dua yaitu strategic objective yang berfokus pada perwujudan visi
misi dan activity objective bertujuan pada aktivitas seperti operasi, reportasi, dan
kompliansi.
strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tidak pasti tersebut bisa
berdampak positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya yang lebih sering kita
pencapaian tujuan. Besarnya dampak dapat dianalisis melelui dua perspektif, yaitu:
terealisirnya risiko).
5. Tanggapan risiko (risk response)
Setelah itu organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Tanggapan ini
(sharing) risiko, dan menerima (acceptance) risiko, tergantung dengan risiko yang
dihadapi.
untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian ini berupa
melalui media komunikasi yang sesuai dan tepat. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
8. Pemantauan (monitoring)
Langkah terakhir adalah monitoring. Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus
menerus (ongoing) maupun terpisah (separate evaluation). Pada proses monitoring, perlu
dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies, yaitu pelaporan yang tidak lengkap
kedelapan langkah tadi menjadi tiga langkah yang bisa mengefektifkan manajemen risiko.
1. Perencanaan
Proses perencanaan ini bisa disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Untuk perusahaan
Perencanaan ini dimulai dengan mendaftar risiko yang mungkin terjadi. Kemudian
dilanjutkan dengan penilaian risiko mana yang mungkin terjadi dan bagaimana tingkat
keberhasilan mengatasi risiko tersebut. Terakhir menentukan rencana tindakan yang akan
diambil.
tersebut berdasarkan kecendrungan dan dampak, dan menilai seberapa efektifit kendali
2. Penanganan
Untuk penangan risiko kita bisa menggunakan empat cara yang sama seperti pada proses
Menangani risiko dengan menghindar bisa sangat efektif bila keuntungan yang didapat
tidak sebanding dengan risiko yang akan diterima. Tapi strategi ini juga tidak bisa
digunakan sebagai cara utama karena kita mungkin melewatkan keuntungan besar dari
risiko yang kita hadapi. Jadi kita harus tahu secara jelas bagaimana karakteristik dari risiko
Cara yang kedua adalah dengan mengurangi risiko yang diterima. Cara ini bisa dibilang
paling umum dan cocok pada rentang risiko yang luas. Kita tetap bisa beraktivitas seperti
biasa namun dengan bahaya yang berkurang. Namun kekurangannya adalah saat kontrol
Memindahkan risiko ini sering sekali kita gunakan. Risiko dapat dipindahkan melalui
asuransi. Properti, kendaraan, rumah yang memiliki risiko seperti hilang, rusak atau
terbakar bisa kita pindahkan risikonya ke perusahaan asuransi dengan asuransi yang kita
Dalam kasus risiko yang ringan, langkah terbaik yang bisa kita pilih adalah
menerimanya. Untuk risiko yang mendapatkan nilai dampak dan kecendrungan yang
rendah, solusi sederhana dan murah akan lebih menguntungkan jika kita menerimanya dan
3. Monitoring
Langkah terakhir yang dilakukan adalah monitoring atau mengontrol sistem yang sudah
dibuat. Kontrol ini dilakukan mulai dari proses awal, apakah perlu ada modifikasi pada
perencanaan atau yang lainnya. Begitu juga pada penanganan agar tetap berjalan dengan
baik.
Dengan ketiga langkah ini jalannya manajemen risiko akan lebih efektif. Semua tindakan
yang diambil dapat lebih menguntungkan dan minim risiko. Perusahaan pun dapat
berkembang dan lebih maju lagi dengan tingkat kerugian yang berkurang.
manajemen risiko merupakan bagian yang penting dari manajemen risiko sebab
penerapan atas prinsip dan kerangka kerja manajemen risiko yang telah dibangun.
Adapun proses manajemen risiko terdiri atas tiga proses utama, yaitu penetapan konteks,
dicapai, stakeholders yang turut berkepentingan, dan keberagaman kriteria risiko. Hal-hal
tersebut tentu saja akan membantu untuk mengungkapkan dan menilai sifat dan
Penetapan konteks manajemen risiko ini juga erat kaitannya dengan melakukan
penetapan tujuan, strategi, ruang lingkup dan juga parameter-parameter lain yang masih
Proses ini akan menunjukkan kaitan atau pun hubungan antara permasalahan hal yang
akan dikelola risikonya dengan lingkungan perusahaan baik itu eksternal maupun internal.
Proses manajemen risiko, dan juga ukuran maupun kriteria risiko yang hendak dijadikan
Itulah informasi mengenai manajemen risiko yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat dan
Nah itulah tadi semua hal mengenai manajemen risiko mulai dari pengertian, langkah-
langkah, dan cara mengoptimalkan manajemen risiko. Semoga dapat bermanfaat, saya
mohon maaf untuk kesalahan yang ada sekian dan terima kasih.
BAB I
LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa
dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian
dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko
kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan
sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak
kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang
dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan
sepakati bersama bahwa tujuan berwirausaha adalah membangun dan memperluas
keuntungan kompetitif dalam organisasi.
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan
dari aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya
berhadapan dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam Ghazali dalam
Kasidy, Manajemen Resiko (2010) menyatakan bahwa, resiko usaha adalah resiko yang
berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan
memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan resiko non usaha adalah resiko lainnya
yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman,
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan
disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko
menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini
secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang
atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika
kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan
walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali. Misalnya membeli lotere. Jika
beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang
yang digunakan membeli lotere relatif kecil. Apakah ini juga tergolong resiko?
Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil
apapun hal itu dianggap resiko.
Mengapa resiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena resiko
mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan
sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah
kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu setengah
jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga dilihat kerugian tidak
langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga
menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada
supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan
kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari
manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah,
mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic management,
mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive
decision making dari manajemen puncak.
BAB II
KERANGKA TEORI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resiko adalah akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Resiko
dalam Webster’s Desk Dictionary resiko didefinisikan sebagai suatu potensi adanya
kehilangan (Iban Sofyan, 2004)
Manajemen resiko merupakan desain prosedur serta implementasi prosedur untuk
mengelola suatu resiko usaha. Manajemen resiko merupakan antisipasi atas semakin
kompleksnya aktivitas badan usaha atau perusahaan yang dipicu oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan kemajuan teknologi (Kasidi, 2010).
Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian resiko adalah kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat menimbulkan kerugian. Resiko adalah
suatu kemungkinan terjadinya peristiwa menyimpang dari apa yang diharapkan, namun
penyimpangan ini baru terlihat bila sudah berbentuk kerugian (Kasidy, 2010).
Pendapat lain juga diutarakan oleh Abbas Salim dalam Kasidy (2010) Resiko adalah
ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Sehingga dari beberapa definisi
yang telah diutarakan, dapat diambil kesimpulan bahwa resiko adalah sesuatu yang belum
pasti namun apabila tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan kerugian bagi usaha
tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
A. MANAJEMENT RESIKO
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah
suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian resiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif
resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen
resiko tradisional terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua wirausaha.
Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang
terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari
semua aktivitas. Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan cara
mengatasi resiko. Sasarannya untuk menambah nilai maksimum berkesinambungan
(sustainable) organisasi. Tujuan utama untuk memahami potensi upside dan downside dari
semua faktor yang dapat memberikan dampak bagi organisasi. Manajemen resiko
meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan kegagalan dan
ketidakpastian dalam memimpin keseluruhan sasaran organisasi.
Manajemen resiko seharusnya bersifat berkelanjutan dan mengembangkan proses
yang bekerja dalam keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam
mengimplementasikan. Manajemen resiko seharusnya ditujukan untuk menanggulangi suatu
permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam melaksanakan aktifitas dalam
suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa depan.
Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan
kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen senior.
Manajemen resiko harus diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam teknis dan sasaran
operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan merespon secara
menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan pekerja memandang
manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi kerja.Manajemen resiko mendukung
akuntabilitas (keterbukaan), kinerja pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi
operasional dari semua tingkatan.
B. SASARAN MANAJEMENT RESIKO
Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik. Di sisi lain, pelaksanaan
manajemen resiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya entitas
manajemen resiko (manusia, staff, organisasi).
C. KATEGORI RESIKO
Resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni :
1. Resiko nonsistematis, yakni resiko yang dapat dihilangkan atau dikurangi
melalui suatu diversifikasi atau tindakan pencegahan dan penanggulangan resiko.
2. Resiko sistematis, resiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi
melalui diversifikasi, biasanya berhubungan dengan pasar atau kejadian yang dapat secara
sistematis akan mempengaruhi posisi pasar (Iban Sofyan, 2004)
Selain itu, Kasidy (2010) membagi jenis resiko menjadi dua yakni :
1. Resiko spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-
kadang dikenal dengan istilah resiko bisnis (business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya di suatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Resiko yang
dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.
2. Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau
tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah
kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan
demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan kecuali
ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Resiko murni adalah
sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan resiko murni adalah dengan asuransi.
Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya resiko murni kadang
dikenal dengan istilah resiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ). Perbedaan utama
antara resiko spekulatif dengan resiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak,
untuk resiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk resiko murni
tidak dapat kemungkinan untung.
Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya ada
kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan maupun merugikan. Jika kedua
kemungkinan itu ada, maka dikatakan resiko itu bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan dari
risiko spekulatif adalah resiko murni, yaitu hanya ada kemungkinan kerugian dan tidak
mempunyai kemungkinan keuntungan. Manajer resiko tugas utamanya menangani risiko
murni dan tidak menangani risiko spekulatif, kecuali jika adanya resiko spekulatif
memaksanya untuk menghadapi resiko murni tersebut.
Menentukan sumber resiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya. Sumber resiko dapat diklasifikasikan sebagai resiko sosial, resiko fisik,
dan resiko ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung resiko atau ketidakpastian dapat
dibagi sebagai berikut:
1. Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan
2. Biaya-biaya dari ketidakpastian itu sendiri
D. MENGIDENTIFIKASI RESIKO
Pengidentifikasian resiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara
sistematis dan berkesinambungan atas resiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi
perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam
menentukan kerugian potensial. Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian
dalam suatu checklist adalah; kerugian hak milik (property losses), kewajiban mengganti
kerugian orang lain (liability losses) dan kerugian personalia (personnel losses). Checklist
yang dibangun sebelumnya untuk menemukan resiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian
yang dihadapi oleh suatu perusahaan.
Perusahaan yang sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan dinamis, maka
diperlukan metode yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi. Metode yang
dianjurkan adalah sebagai berikut:
1. Questioner analisis resiko (risk analysis questionnaire)
2. Metode laporan Keuangan (financial statement method)
3. Metode peta aliran (flow-chart)
4. Inspeksi langsung pada objek
5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan
6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu
7. Analisis lingkungan
E. MENGANALISA RESIKO
Setelah melakukan identifikasi resiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran
resiko dengan cara melihat seberapa besar potensi terjadinya kerusakan (severity) dan
probabilitas terjadinya resiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event
sangatlah subjektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa resiko memang
mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian
yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangatlah penting untuk menentukan
dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam
implementasi perencanaan manajemen resiko.
Kesulitan dalam pengukuran resiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu
resiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa resiko tertentu. Selain
itu, mengevaluasi dampak kerusakan (severity) sering kali cukup sulit untuk asset
immaterial.
F. MONITORING RESIKO DAN EVALUASI
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu resiko merupakan bagian
penting dalam perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen resiko tidaklah berhenti
sampai di sini saja. Praktek, pengalaman, dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu
perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu resiko. Sangatlah
penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi resiko dan
pengukuran resiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk
mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu resiko
terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
G. KONSEP RESIKO
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti
(uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Istilah resiko memiliki
beberapa definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian, atau keadaan yang
dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisas
H. Mengevaluasi Resiko
Setelah resiko diukur tingkat kemungkinan dan dampaknya, maka disusunlah urutan
prioritas resiko. Mulai dari resiko dengan tingkat resiko tertinggi, sampai dengan resiko
terendah. Resiko yang tidak termasuk dalam resiko yang dapat diterima/ditoleransi
merupakan resiko yang menjadi prioritas untuk segera ditangani. Setelah diketahui
besarnya tingkat resiko dan prioritas resiko, maka perlu disusun peta resiko.
I. Menangani Resiko
Resiko yang tidak dapat diterima/ditoleransi segera dibuatkan rencana tindakan untuk
meminimalisir kemungkinan dampak terjadinya resiko dan personel yang bertanggung
jawab untuk melaksanakan rencana tindakan. Cara menangani resiko berupa memindahkan
resiko melalui asuransi dan kontrak kerja kepada pihak ketiga, mengurangi tingkat
kemungkinan terjadinya resiko dengan cara menambah/meningkatkan kecukupan
pengendalian internal yang ada pada proses bisnis perusahaan, dan mengeksploitasi resiko
bila tingkat resiko dinilai lebih rendah dibandingkan dengan peluang terjadinya peristiwa
yang akan terjadi. Pemilihan cara menangani resiko dilakukan dengan mempertimbangkan
biaya dan manfaat, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan rencana tindakan
lebih rendah daripada manfaat yang diperoleh dari pengurangan dampak kerugian resiko.
Seluruh resiko yang diidentifikasi, dianalisis, dievaluasi, dan ditangani dimasukkan ke
dalam register resiko yang memuat informasi mengenai nama resiko, uraian mengenai
indikator resiko, faktor pencetus terjadinya peristiwa yang merugikan, dampak kerugian bila
resiko terjadi, pengendalian resiko yang ada, ukuran tingkat kemungkinan/dampak
terjadinya resiko setelah mempertimbangkan pengendalian yang ada, dan rencana tindakan
untuk meminimalisir tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko, serta personil yang
bertanggung jawab melakukannya.
J. Memantau Resiko
Perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan menimbulkan resiko baru bagi
perusahaan, mengubah tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko, dan cara
penanganan resikonya. Sehingga setiap resiko yang teridentifikasi masuk dalam register
resiko dan peta resiko perlu dipantau perubahannya.
K. Mengkomunikasikan Resiko
Setiap tahapan kegiatan identifikasi, analisis, evaluasi, dan penanganan resiko
dikomunikasikan/dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas bisnis
yang dilakukan perusahaan untuk memastikan bahwa tujuan manajemen resiko dapat
tercapai sesuai dengan keinginan pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan
berasal dari internal perusahaan (manajemen, karyawan) dan eksternal perusahaan
(pemasok, pemerintah daerah/pusat, masyarakat sekitar lingkungan perusahaan, dan
konsumen air bersih).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen resiko adalah
suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia.
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua
wirausaha. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat
menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di
dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen resiko
yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko