Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI REGULASI MANAJEMEN RESIKO PERBANKAN SYARIAH ada 3 (tiga) yaitu:

Proses manajemen resiko, Penerapan manajemen resiko, Pengawasan komisaris, direksi,


dan dewan pengawas syariah

Proses Manajemen Resiko

Risiko Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut :

1. Risk is the chance of loss (Risiko adalah kerugian).

Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan


kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat
probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena
terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss
100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.

2. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu.
Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat
buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan
itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Atau juga bisa disebut ketidakpastian
tentang kejadian di masa depan.

Sedangkan manajemen risiko adalah upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun tindakan
yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai
dengan Kebijakan Investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen
risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan.

Tujuan Manajemen Risiko

a. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian


tujuan perusahaan.

b. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada
pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.

c. Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian,


menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja
perusahaan.

Klasifikasi Risiko :
1. Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang
dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara
signifikan.

2. Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal
yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko
operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas
juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi,
sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.

3. Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari
ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden
atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.

Risiko dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk :

1. Risiko Spekulatif,

2. Risiko Murni,

3. Risiko Fundamental,

4. Risiko Particular.

Risiko spekulatif

Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.

Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk).
Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan.
Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu
keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan
kerugian.

Risiko murni

Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak
terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran,
apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita
kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian,
kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada
kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah
sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak
mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan
asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko
murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).

Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung
ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan
untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.

Risiko Fundamental

Risiko fundamental adalah suatu peristiwa yang baik sebab maupun akibat yang
ditimbulkannya bukan berasal dari individu dan dampaknya pada umumnya menimpa orang
banyak dan biasanya bersifat katastropal (dalam skala besar) seperti perang, inflasi, dll.

Risiko Particular

Risiko partikular adalah suatu risiko yang penyebabnya dilakukan oleh individu-
individu dan dampaknya terbatas, di mana kita dapat menunjuk individu/seseorang yang
menyebabkannya. Misalnya, kebakaran, pencurian, kecelakaan dll. Ketidakpastian dapat
menimbulkan dua akibat yang berbeda yaitu positif atau negative.

Manajemen Risiko dan Proses Manajemen Risko

Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk
strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Manajemen risiko
bertujuan untuk mengelola risiko tersebut sehinga kita dapat memperoleh hasil yang
optimal. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini :

1. Identifikasi Risiko

Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha.
Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah
satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi
sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:

a) Brainstorming

b) Survei

c) Wawancara

d) Informasi historis

e) Kelompok kerja, dll.

Berbagai tipe risiko utama diantaranya yaitu:

A. Risiko Pasar
1) Interest Rate Risk: Risiko dimana pergerakan tingkat bunga berpengaruh negatif
terhadap pendapatan bersih bunga.

2) Foreign Exchange Risk: Risiko kerugian yang disebabkan oleh pergerakan negatif
tingkat pertukaran mata uang.

3) Commodity/ Equity Price Risk: Risiko kerugian yang disebabkan oleh pergerakan
negatif harga komoditi.

B. Risiko Likuiditas:

Risiko dimana perusahaan tidak dapat memenuhi obligasi cash flow dikarenakan
ketidakmampuan perusahaan untuk melikuidasi aset, atau memperoleh pendapatan yang
cukup.

C. Risiko Mitra Kerja: Risiko kegagalan yang diakibatkan gagalnya mitra kerja untuk
memenuhi obligasi financial dan/ atau kontraktual dalam hal jangka waktu dan kondisi yang
telah disepakati.

D. Risiko Operasional: Risiko kegagalan yang disebabkan oleh gagalnya kebijakan,


proses, sistem, orang dan faktor eksternal lainnya.

E. Risiko Stratejik: Risiko yang berhubungan dengan rencana dan strategi bisnis
perusahaan di masa datang, meliputi risiko masuknya bisnis baru, perluasan proses produksi
yang ada, merger dan akuisisi, pemakaian metodologi dan cara baru untuk produksi,
ketidakmampuan untuk mengantisipasi/ bertindak terhadap pesaing, atau meningkatkan
infrastruktur (misalnya: plant feronikel, alumina, hydro power plant, IT dan networking).

F. Risiko Hukum: Risiko kegagalan yang diakibatkan oleh lawsuit, tidak adanya aturan/
hukum penunjang dan kontrak yang tidak dapat dipaksakan.

G. Risiko Kepatuhan: Risiko kegagalan yang diakibatkan adanya penundaan,


pelanggaran atau non-conformity dengan aturan dan hukum eksternal/internal.

H. Risiko Reputasi: Risiko kerugian yang disebabkan oleh publikasi negatif berkaitan
dengan kegiatan bisnis perusahaan atau adanya persepsi negatif mengenai perusahaan.

I. Risiko Lingkungan: Risiko yang berhubungan dengan kegagalan dalam mengelola


standar minimum lingkungan, nilai masyarakat, kesehatan dan keselamatan manusia.

2. Analisa Risiko

Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko
dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan
probabilitas terjadinya risiko tersebut.
Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan
nalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit
untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi.

Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya
nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan
manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan
terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko
tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk
asset immateriil.

Anda mungkin juga menyukai