Pengertian
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari
sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada
perusahaan tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir
suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang
tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola
Agribisnis tidak terlepas dari faktor risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty). Risiko
merupakan kejadaian yang telah diketahui probabilitasnya, misalnya kematian pada budidaya
tanaman obat-obatan sekitar 4%, kematian pada pengangkutan buah ke pasar sekitar 2%,
penyusutan pada pengangkutan ternak potong ke luar daerah mencapai 10-20% dan sebagainya.
Probabilitas kejadian pada ketidakpastian tidak diketahui sebelumnya, seperti wabah penyakit
dalam bencana alam. Ada lima macam risiko yang dihadapi oleh manajer agribisnis, meliputi
risiko produksi (production risk), risiko pemasaran (marketing risk), risiko keuangan (financial
risk ), risiko hukum (legal risk), dan risiko sumber daya manusia (human resources risk). Untuk
menghadapi kelima risiko tersebut terdapat lima cara yang dapat ditempuh, yaitu dipertahankan
(retain), digeser (shift), dikurangi (reduce), diasuransikan (insure), dan dihindari (avoid) (Sutawi,
1999). Aktivitas pada manajemen risiko meliputi identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan
penanganan risiko. Identifikasi risiko merupakan aktivitas awal yang akan menghasilkan output
daftar risiko.
kreditur, pemasok, karyawam, pemain industri yang sama, pemerintah, manajemen itu sendiri,
masyarakat, dan pihak lain yang terpengaruh oleh adanya perusahaan. Metode dalam identifikasi
risiko meliputi analisis data historis, pengamatan dan survei, dan pendapat ahli. Analisis kontrak
dalam manajemen risiko bertujuan untuk melihat risiko yang muncul karena kontak tertentu.
Pengukuran risiko dapat dilihat dengan besar kecilnya risiko yang akan berdampak bagi
perusahaan dan dengan melakukan prioritas risiko dapat mempermudah serta dapat
menghasilkan output berupa peta risiko. Terdapat 4 cara dalam penanganan risiko yaitu
penghindaran risiko (risk avoidance), pengukuran risiko yang dapat dilakukan dengan metode
pencegahan, diversifikasi atau lindung nilai alamiah (natural heging), pemindahan risiko (risk
yaitu:
a. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang
dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan
menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah risiko
spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan
Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan,
agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa
diasuransikan. Contoh dari risiko ini adalah : kita menggunakan modal untuk membuka usaha
rumah makan, atau digunakan untuk investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka
usaha baru ini pasti akan ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh
keuntungan.
b. Risiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak
terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran,
apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian.
Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya
membakar dengan maksud-maksud tertentu. Salah satu cara menghindari risiko murni adalah
dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko
murni dapat dikenal dengan istilah risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untuk
ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung, sedangkan untuk
risiko murni tidak dapat keuntungan. Maka kita sebagai masyarakat, terlebuh pengusaha harus
mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada
Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek
yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan
Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko
a. Risiko Internal
Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya
risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja,
b. Risiko Eksternal
Risiko Eksternalyaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar
perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan
sebagainya.
Sangat banyak pengaplikasian manajemen risiko di Industri, salah satunya yaitu pada
industri galangan kapal PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Tujuan utama dari manajemen risiko
ini adalah menyusun dan mengembangkan model manajemen risiko usaha bangunan baru pada
pengaruh tingkat risiko usaha terhadap cost yang harus ditanggung oleh industri galangan kapal
untuk bangunan baru. Industri galangan kapal adalah industri yang padat modal dan tingkat
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi beberapa permasalahan manajemen risiko pada industri galangan kapal dan
Bagaimana implementasi manajemen risiko pada industri galangan kapal untuk bangunan baru
(PT. Dok dan Perkapalan Surabaya), kondisi ini dilihat pada keadaan sebelum penerapan
Pengaruh manajemen risiko terhadap operasional perusahaan galangan kapal untuk bangunan
Assessment value at risk manajemen risiko pada industri galangan kapal untuk bangunan baru
(PT. Dok dan Perkapalan Surabaya), bagaimana menilai risiko melalui penerapan manajemen
risiko pada perusahaan, penerapan konsep Value at Risk untuk menilai risiko dan potensi losess
Model pengembangan manajemen risiko usaha pada industri galangan kapal untuk bangunan
baru.
Data lapangan dengan menggunakan sampel pada proses pembangunan kapal baru yang
telah dibangun di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada lima tahun sebelumnya. Data-data
tersebut meliputi: data pembangunan kapal, jumlah, macam-macam risiko yang dihadapi, bobot
tiap risiko, frekuensi kejadian selama lima tahun sebelumnya. Proses pencarian data dilakukan
dengan metode wawancara dengan menggunakan checklist, wawancara dilakukan terhadap
sekurang-kurangnya 30 senior manager yang berkecimpung dalam proses bisnis bangunan baru.
a. Identifikasi hazard (list semua skenario kejadian yang relevan dengan faktor penyebab dan
dampak yang potensial) pada proses pembangunan kapal baru, mulai tahap tender sampai kapal
jadi (delivery).
Fokus pada skenario yang penting, didasarkan pada identifikasi risiko pada tahap sebelumnya.
Ukur risiko pada setiap skenario, dengan metode statistik menggunakan asas perkalian, data hasil
wawancara kemudian dimasukan dalam tool database manajemen sistim pada masing-masing
kelompok risiko.
Analisa darimana risiko datang, fokus perhatian pada penyebab, menganalisis dari mana
penyebab masing-masing risiko, siapa pemilik risiko, cari akar masalah dengan validasi
Identifikasi faktor yang berhubungan yang mempengaruhi tingkatan risiko, bobot risiko dan
frekeunsi sering tidaknya terjadi risiko dari hasil wawancara dengan menggunakan isian
checklist menjadi tolok ukur nilai indeks risiko atau nilai risiko yang pada akhirnya akan
Analisa Hasil
value at risk, membandingkan hasil pengolahan data untuk menentukan nilai risiko,
peringkat risiko, proses mitigasi dan pembiayaan, kemudian dilakukan dengan validasi
2. Menghitung risiko, tingkat risiko dan pengaruhnya pada operasional usaha industri
perusahaan secara keseluruhan (diambil studi kasus di PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya).
3. Menyusun dan mengembangkan model manajemen risiko usaha pada industri galangan
kapal baru. Berdasarkan hasil pengolahan data dan validasi, kemudian disusun model