Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN RISIKO

“IDENTIFIKASI RISIKO”

Oleh :
Kelompok 5
1. Arma Aprilia Latumaelissa (202032121156)
2. Kadek Diana Dwi Agustini (202032121159)
3. Ni Komang Ayuni Natarinah (202032121160)
4. Anak Agung Made Dwi Permana Putra (202032121162)
5. I Gede Aditya Arsa Dinata (202032121140)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
2023
A. Pengertian identifikasi risiko

Identifikasi risiko merupakan usaha yang dilakukan untuk mencari, menemukan,


serta mengetahui risiko-risiko apa saja yang bisa muncul dalam perusahaan. Menurut
Darmawi (2008) Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan
terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau
kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Untuk bisa melakukan
identifikasi risiko, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh manajer perusahaan,
seperti:

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui setiap kemungkinan-


kemungkinan kerugian yang bisa saja terjadi pada perusahaan. Dengan mengetahui
kemungkinan-kemungkinan tersebut maka manajer risiko harus waspada dan berhati-hati
terhadap setiap kemungkinan kerugian yang bisa terjadi kepada perusahaan mengingat
hal tersebut adalah tugas utama dari seorang manajer risiko.

Hal selanjutnya yang harus dilakukan oleh manajer risiko dalam melakukan
identifikasi risiko adalah memperkirakan besar kecilnya resiko yang akan terjadi dengan
perusahaan. Hal ini perlu dilakukan untuk memperkirakan berapa kerugian maksimum
yang akan diderita oleh perusahaan berdasarkan risiko-risiko yang berasal dari beragam
sumber.

Selanjutnya, seorang manajer risiko harus bisa memutuskan metode apa yang
akan digunakan untuk pengolahan risiko. Disini manajer risiko harus bisa memberikan
metode yang paling baik, serta paling ekonomis untuk perusahaan. Ada banyak hal yang
bisa dilakukan untuk mendapatkan metode terbaik dan juga yang paling ekonomis,
seperti membatasi, mengurangi, menanggung secara pribadi, menghapuskan, atau bahkan
mengkombinasikan metode-metode yang ada. Dan yang paling terakhir, seorang manajer
risiko harus bisa mengadministrasikan semua program yang terkait dengan manajemen
risiko. Beberapa hal yang termasuk pada tahap ini adalah mengadakan evaluasi terhadap
program, melakukan pencatatan, dan masih banyak lagi lainnya.

1
B. Metode pengidentifikasian risiko

Metode identifikasi risiko bervariasi sesuai dengan bervariasinya informasi yang


tersedia, jenis perusahaan dan keinginan manajer risiko. Formulir (yang harus diisi) bisa
sederhana, bisa rumit tergantung pada besarnya perusahaan dan kecanggihan personalia
yang melaksanakannya. Dalam mengedintifikasi risiko ada beberapa metode yang dapat
digunakan yaitu :

1. Mengunakan daftar pertanyaan (kuesioner) untuk menganalisis risiko yang dapat


diperoleh dari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Hal ini diharapkan
memberikan petunjuk-petunjuk tentang dinamika informasi khusus, yang dapat
dirancang secara sistematis tentang risiko yang menyangkut kekayaan ataupun
operasi perusahaan.
2. Mengunakan laporan keuangan yaitu dengan menganalisis neraca, laporan
pengoprasian dan catatan-catatan pendukung lainnya. Dengan cara ini dapat
diketahui/didentifikasi semua harta kekayaan, utang piutang dan sebagainya. Dengan
merangkaikan laporan-laporan tersebut dan berdasarkan ramalan anggaran keuangan,
manajer risiko dapat menentukan penanggulangan risiko pada masa mendatang
3. Membuat flow-chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai barang jadi.
Dengan cara ini dapat diketahui risiko-risiko yang dihadapi pada tiap-tiap tahap dari
aliran tersebut. Contoh : flow-chart mulai dari : supplier gudang bahan
fabrikasi/proses produksi gudang barang jadi penyalur konsumen. Dari flow-chart
tersebut dapat diidentifikasikan kemungkinan kerugian pada tiap-tiap tahap.
Misalnya, pada tahap 2 supplier risiko kenaikan harga, waktu penyerahan, volume,
dan sebagainya. Kerugian potensial yang dapat terjadi, antara lain :
- Kerugian berupa harta kekayaan : barang rusak, barang hilang di gudang, barang
rusak karena kesalahan proses, dan sebagainya.
- Kerugian yang menyangkut liability : tuntutan konsumen karena barang tidak
sesuai dengan yang seharusnya dan seterusnya.
- Kerugian personil : kecelakaan kerja yang terjadi dalam pabrik pada saat
karyawan bekerja dan sebagainya.

2
4. Melakukan inspeksi langsung di tempat, yaitu dengan mengadakan pemeriksaan
secara langsung di tempat dilakukan operasi/aktivitas perusahaan. Dengan demikian,
dari pemeriksaan/pengamatan itu manajer risiko dapat belajar tentang kenyataan-
kenyataan di lapangan yang akan bermanfaat bagi upaya penanggulangan risiko.
5. Mengadakan interaksi dengan departemen/bagian-bagian dalam perusahaan. Cara-
cara yang akan dapat ditempuh,yaitu sebagai berikut :
- Mengadakan kunjungan ke departemen/bagian-bagian akan dapat
meraih/memupuk saling pengertian anatar kedua belah pihak dan akan dapat
memberikan pemahaman yang lengkap tentang aktivitas mereka dan
kerugiankerugian potensial yang dihadapi bagian mereka.
- Menerima, mengevaluasi, memonitor, dan menanggapi laporan-laporan dari
departemen/bagian-bagian akan dapat meningkatkan pemahaman tentang aktivitas
dan risiko yang mereka hadapi.
6. Mengadakan interaksi dengan pihak luar. Artinya, mengadakan hubungan dengan
perseorangan ataupun perusahaan lain, terutama pihak-pihak yang dapat membantu
perusahaan dalam penanggulangan risiko, seperti akuntan, penasehat hukum,
konsultan manajemen, perusahaan asuransi dan sebagainya. Mereka akan dapat
membantu dalam mengembangkan identifikasi terhadap kerugian-kerugian potensial.
7. Melakukan analisis terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat dengan pihak lain.
Dari analisis tersebut akan dapat diketahui kemungkinan adanya risiko dari kontrak
tersebut, misalnya rekanan tidak dapat memenuhi kewajibannya, denda keterlambatan
memenuhi kewajiban, dan sebagainya.
8. Membuat dan menganalisis catatan/statistik mengenai bermacam-macam kerugian
yang pernah diderita. Dari catatan-catatan itu dapat diperhitungkan kemungkinan
terulangnya suatu jenis risiko tertentu. Dari catatan tersebut juga dapat diketahui 3
penyebab, lokasi, jumlah dan variable-variabel risiko lainnya yang perlu
diperhitungkan dalam upaya penanggulangan risiko.
9. Mengadakan analisis lingkungan, yang sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi
yang memengaruhi timbulnya risiko pontensial, seperti konsumen, supplier, penyalur,
pesaing dan penguasa (pembuat aturan/perundang-undangan).

3
C. Strategi dan cara mengidentifikasi risiko

Dalam menjalankan bisnis, perusahaan rintisan atau yang lebih dikenal sebagai
startup memang menghadapi banyak tantangan dan risiko yang berbeda dengan
perusahaan yang sudah mapan di pasar. Oleh karena itu, sangat penting bagi startup
untuk memiliki sistem strategi manajemen risiko yang efektif dan tepat. Dengan
menerapkan strategi yang tepat, perusahaan startup bisa meminimalisir bahkan
menghilangkan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Sebagai contoh, startup yang
mengembangkan produk teknologi baru dapat mengalami risiko yang tinggi terkait
dengan kesulitan dalam memperoleh dana, pemilihan strategi pemasaran yang salah, atau
bahkan kegagalan dalam pengembangan produk. Dengan sistem manajemen risiko yang
tepat, startup dapat mempersiapkan diri menghadapi risiko-risiko tersebut dan mengambil
tindakan yang tepat untuk mengurangi dampak negatifnya.. Berikut adalah teknik dan
pendekatannya dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko, antara lain:

1. Surveys
Metode ini serupa dengan wawancara terstruktur namun melibatkan jumlah orang
yang jauh lebih banyak. Metode ini dapat digunakan untuk mengumpulkan
serangkaian gagasan, pemikiran dan pendapat yang luas di berbagai area yang
mencakup risiko dan efektivitas pengendalian.
2. Incident Analysis
Maksud dari insiden sendiri adalah risiko yang sekarang telah terjadi. Mencatat
insiden dalam daftar, melakukan analisis akar penyebab dan secara berkala
menjalankan beberapa laporan analisis tren untuk menganalisis kejadian, dapat
berpotensi mengaktifkan risiko baru untuk diidentifikasi.
3. Direct Observations
Teknik yang cukup sederhana ini digunakan setiap hari di tempat kerja oleh staf yang
mungkin mengamati situasi dan bahaya yang berisiko secara teratur. Hal ini juga
sangat digunakan oleh para profesional di bidang Kesehatan & Keselamatan Kerja
selama inspeksi dan audit.

4. Fault Tree Analaysis (FTA)

4
Metode ini mirip dengan brainstorming. Metode ini digunakan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis faktor yang dapat berkontribusi pada peristiwa
yang tidak diinginkan. Faktor kausal kemudian diidentifikasi dan disusun
secara logis dan digambarkan secara pictorially dalam diagram pohon.
5. Scenario Analysis
Metode ini berkaitan dengan metode SWIFT. Skenario adalah cerita pendek atau
deskripsi tentang situasi bagaimana peristiwa masa sekarang dan masa depan bisa
berubah atau terlihat. Untuk setiap skenario, peserta merefleksikan dan menganalisis
konsekuensi potensial dan penyebab potensial ketika menganalisis risiko.
6. Checklists
Checklists berisi daftar bahaya, risiko atau kegagalan kontrol yang telah terisi
sebelumnya yang biasanya dikembangkan dari pengalaman, baik sebagai hasil dari
penilaian risiko sebelumnya atau sebagai akibat dari kegagalan atau insiden di masa
lalu. Sebaiknya metode ini digunakan hanya sebagai bentuk cadangan dalam
mengidentifikasi risiko dan pengendalian
7. Structured “What-if” Technique (SWIFT)
Metode ini adalah latihan berbasis tim yang sistematis, dimana fasilitator
menggunakan sekumpulan kata atau ungkapan ‘prompt’ untuk merangsang peserta
untuk mengidentifikasi risiko. Salah satu organisasi melihat penurunan
tingkat layanan di sejumlah area untuk mengurangi biaya operasinya dan SWIFT
digunakan untuk menganalisis dampak dari masing-masing tingkat layanan yang
dikurangi.
8. Interviews
Dalam wawancara terstruktur, orang yang diwawancarai diminta serangkaian
pertanyaan siap untuk mendorong orang yang diwawancarai untuk menyajikan
perspektif mereka sendiri dan dengan demikian mengidentifikasi risiko. Metode ini
digunakan selama konsultasi dengan pemangku kepentingan utama saat merancang
kerangka kerja manajemen risiko.
9. Brainstorming
Metode ini melibatkan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mengidentifikasi
potensi risiko, sebab, tipe kegagalan, bahaya dan kriteria untuk keputusan dan pilihan

5
untuk perawatan. Brainstorming harus menstimulasi dan mendorong percakapan
mengalir bebas di antara sekelompok orang yang berpengetahuan luas tanpa
mengkritik atau memberi imbalan ide.
10. Bow Tie Analysis
Metode ini adalah suatu cara menggunakan diagram untuk menggambarkan,
menghubungkan dan menganalisis jalur risiko dari sebab akibat atau konsekuensi.

D. Proses identifikasi risiko

Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk menemukan


secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko yang menantang perusahaan.
Proses identifikasi risiko bergantung pada jenis proyek yang sedang ditangani dan
kemampuan serta pengalaman dari tim manajemen risiko yang ditugaskan untuk
mengidentifikasi risiko. Proses identifikasi ini harus dilakukan dengan cermat dan
komprehensif sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi risiko adalah sebagai
berikut:

1. Mengumpulkan Peristiwa yang Dapat Menimbulkan Risiko


Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa yang
dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan atau bagi proyek baru yang akan
dikembangkan oleh perusahaan. Proses identifikasi risiko umumnya dimulai dengan
mempelajari isu-isu dan hal-hal yang menjadi perhatian tim pengembangan proyek
tersebut. Sebagai contoh daftar identifikasi risiko adalah manajemen, organisasi,
peraturan pemerintah, pihak ketiga, kondisi ekonomi perusahaan, lingkungan, dan
lainnya.
2. Pengelompokan Risiko
Setelah risiko diidentifikasi, maka selanjutnya semua risiko tersebut dikelompokkan
dalam beberapa kelompok risiko yang sejenis. Pengelompokan ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya pengulangan dan membantu manajemen dalam menganalisis
risiko-risiko yang akan timbul.

6
3. Pembentukan Tim
Dalam mengidentifikasikan risiko, perusahaan dapat membentuk tim khusus yang
terdiri dari manajer proyek, anggota proyek, tim manajemen risiko, ahli-ahli dari luar
tim proyek yang menguasai atau memahami proyek yang sedang dikerjakan, ahli
manajemen risiko, serta pemegang saham.

E. Teknik identifikasi risiko

Menurut Kasidi (2010) Identifikasi risiko adalah kegiatan mengidentifikasi semua


risiko usaha yang dihadapi, baik risiko spekulatif maupun risiko yang sifatnya murni.
Segala informasi yang berkenaan dengan usaha dikumpulkan kemudian dianalisis.
Identifikasi risiko dapat dimulai dengan sumber masalah atau dengan masalah itu sendiri.
Teknik yang digunakan dalam mengidentifikasi risiko yaitu :

1. Brainstorming
Brainstorming merupakan identifikasi awal dari semua risiko yang mungkin akan
terjadi. Brainstorming ini bertujuan untuk mendata semua kemungkinan risiko yang
terjadi. Disini dibuat daftar mengenai semua risiko yang akan terjadi dan
mengelompokkan risiko-risiko yang sama. Selain itu juga ditambahkan informasi
mengenai masalah-masalah yang terjadi dan cara penanganannya pada proyek yang
sama dimasa lalu. Dalam brainstorming ini, yang perlu terlibat antara lain :

o Manajer proyek
o Wakil-wakil daerah
o Engineers dari berbagai bidang
o Ahli-ahli dengan pengetahuan khusus.
o Interviewing
o Dilakukan pada para stakeholder

2. Delphi Tecnique
Delphi Tecnique merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan masukan dari
para pakar yang relevan dengan proyek. Disini ide-ide mengenai risiko yang akan
timbul digali dengan menggunakan kuisioner oleh fasilitator. Kemudian para pakar

7
diminta untuk memberikan komentar mengenai hasil rangkuman atas respon yang
ada.

3. Checklist
Digunakan untuk menyederhanakan identifikasi risiko. Checklist mudah digunakan
dan dapat memberikan masukan pada proyek-proyek sejenis yang akan dilaksanakan
pada suatu wilayah. Masukan tersebut berasal dari organisasi yang mempunyai
pengalaman pada suatu daerah. Checklist ini dapat berupa RBS (Risk Breakdown
Structure). RBS merupakan hirarki katagori sumber risiko yang berpotensi
menyebabkan terjadinya resiko. Penyusunan hirarki berdasarkan pengalaman masa
lalu.

4. Assumption analysis
Asumsi-asumsi analysis yang merujuk pada teknik tertentu yang digunakan oleh
anggota tim proyek untuk memperkecil resiko yang terlibat dalam membuat asumsi
selama proses perencanaan proyek.

5. SWOT analysis
Analisis SWOT adalah analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi
yang efektif berasal dari sumber daya internal (strength dan weakness) dan eksternal
(opportunity dan threat).Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak mendukung dalam mencapai tujuan tersebut pada kondisi
yang ada saat ini.

6. Diagram
Untuk mengidentifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu Flow
Chart dan Cause and Effect Diagram. Menurut Stefanofic (2005), Cause and Effect
Diagram (CAED), atau dikenal juga dengan Ishikawa Diagram atau Fishbone
Diagram dapat mengorganisasikan dan menampilkan secara grafis penyebab-
penyebab masalah tertentu.

8
DAFTAR PUSTAKA

Iman hati gea. 2022. Cara Mengidentifikasi Risiko Dalam Sebuah Perusahaan.
https://id.linkedin.com/pulse/cara-mengidentifikasi-risiko-dalam-sebuah-
perusahaan-iman-hati-gea(Diakses Pada 27 Maret 2023)

Darmawi, Herman. 2016. Manajemen Risiko Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara

Rivalno Al Fath Ismu. 2018. Metode atau teknik apa saja yang dapat dilakukan dalam melakukan
identifikasi risiko. https://www.dictio.id/t/metode-atau-teknik-apa-saja-yang-
dapat-dilakukan-dalam-melakukan-identifikasi-risiko/21930 (Diakses pada 30
Maret 2023)

ATAN. (2012). Lampiran PerKa BATAN 020/KA/I/2012 Pedoman Penilaian Risiko


Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: BATAN.
https://synergysolusi.com/indonesia/berita-terbaru/9-metode-identifikasi-risiko-
kerja (Diakses pada 31 Maret 2023)

Wachyudi, Y. (2010). Identifikasi Bahaya, Analisis, dan Pengendalian Risiko dalam Tahap
Desain Proses Produksi Minyak & Gas di Kapal Floating Production Storage &
Offloading (FPSO) untuk Projek Petronas Bukit Tua Tahun 2010 . Depok:
Universitas Indonesia. https://synergysolusi.com/indonesia/berita-terbaru/9-
metode-identifikasi-risiko-kerja (Diakses pada 31 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai