Anda di halaman 1dari 16

6 Tahapan Yang Tidak Boleh

Diabaikan Dalam Penerapan


Manajemen Risiko Di
Perusahaan
Risiko selalu ada pada setiap tingkatan jabatan maupun
proses operasi perusahaan. Dalam kegiatan operasi
perusahaan, risiko akan selalu mengancam sehingga
bisa memengaruhi tujuan atau sasaran perusahaan
yang berakibat kerugian finansial, kerugian waktu,
hingga kecelakaan kerja. Bila dibiarkan, hal ini bisa
mengakibatkan usaha perusahaan berjalan statis dan
berakhir pada kehancuran bisnis itu sendiri.

Identifikasi risiko, penilaian risiko, analisis risiko hingga


pengendalian risiko perlu dilakukan agar kerugian atau
kecelakaan kerja dapat diminimalkan atau bahkan
dihilangkan. Inilah yang dinamakan manajemen risiko.
Peran Penting
Manajemen Risiko
Apa itu manajemen risiko? Mengapa manajemen
risiko penting dilakukan perusahaan? Konsep
manajemen risiko awalnya dikenal di bidang
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada tahun
1980-an setelah berkembangnya model teori
kecelakaan kerja yang dikeluarkan ILCI (teori ILCI
Loss Causation).

Manajemen risiko haruslah menjadi bagian


penting dari pelaksanaan sistem manajemen
sebuah perusahaan. Manajemen merupakan
bagian yang tidak berdiri sendiri dan tidak
terpisahkan dari kegiatan proses organisasi/
perusahaan dalam mencapai tujuan atau sasaran.
Manajemen risiko adalah suatu upaya pengelolaan
risiko secara komprehensif, terencana dan sistematis
guna mencegah terjadinya kerugian atau kecelakaan
kerja dan membantu dalam pengambilan keputusan
yang lebih baik dengan melihat risiko dan dampak
yang dapat ditimbulkan.

Secara tidak langsung, manajemen risiko juga


memberikan perbaikan dalam aspek keselamatan,
kesehatan kerja, kepatuhan terhadap peraturan
perundangan, perlindungan lingkungan hidup, persepsi
publik, kualitas produk, tata kelola perusahaan
(corporate governance), efisiensi operasi, dan lain-lain.
Berikut manfaat penerapan
manajemen risiko di
perusahaan:
1. Melindungi pekerja dan bisnis dari kerugian atau
kecelakaan kerja
2. Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi
risiko dari setiap kegiatan yang mengandung bahaya
3. Meminimalkan biaya kerugian untuk penanggulangan
kejadian yang tidak diinginkan
4. Memberikan rasa aman untuk para pemegang
saham mengenai kelangsungan dan keamanan
investasinya
5. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai
risiko operasi bagi setiap unsur dalam organisasi
6. Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.
Tahap Penerapan
Manajemen Risiko
Dalam menerapkan manajemen risiko
di bidang K3, ada beberapa tahapan
atau langkah yang perlu Anda lakukan.
Tahapan ini bertujuan agar proses
manajemen risiko K3 di perusahaan
Anda berjalan cepat, tepat dan efektif.
1. Menentukan Konteks
Penetapan konteks dari manajemen risiko harus dilakukan pertama kali agar proses
pengelolaan risiko tidak salah arah dan tepat sasaran. Penetapan konteks memudahkan Anda
mengidentifikasi dan melakukan tahapan-tahapan selanjutnya.

Penetapan konteks meliputi:


o Konteks eksternal dan internal, menggambarkan lingkungan eksternal dan internal di mana
perusahaan beroperasi dan mengupayakan sasaran yang ditetapkan.
o Konteks manajemen risiko, perusahaan perlu menetapkan tujuan, strategi, ruang lingkup
dan parameter dari aktivitas atau bagian dari perusahaan di mana proses manajemen
risiko harus dilaksanakan dan ditetapkan.
o Menentukan kriteria risiko, didapat dari kombinasi kriteria tingkat kemungkinan dan
keparahan.
2. Melakukan Identifikasi Resiko
Identifikasi risiko dilakukan sebagai langkah untuk mengenali atau untuk menjawab
pertanyaan apa saja risiko yang dapat terjadi, bagaimana dan mengapa hal tersebut dapat
terjadi. Identifikasi risiko bertujuan untuk mengetahui semua sumber bahaya dan aktivitas
berisiko pada suatu kegiatan kerja atau proses kerja tertentu.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam identifikasi risiko antara lain:
o Membuat daftar risiko secara lengkap dari berbagai kejadian yang dapat berdampak pada
setiap elemen kegiatan
o Mencatat faktor-faktor yang memengaruhi risiko yang ada secara rinci
o Membuat skenario proses kejadian yang akan menimbulkan risiko berdasarkan informasi
gambaran hasil identifikasi.

Hasil identifikasi risiko nantinya akan memberikan gambaran mengenai konsekuensi dan
probabilitas dari risiko yang ada untuk menentukan tingkat atau level risiko pada tahap
analisis.
3. Penilaian Resiko
Tahapan ini dilakukan melalui proses analisis risiko dan evaluasi risiko. Analisis risiko
dilakukan untuk menentukan besarnya suatu risiko dengan mempertimbangkan tingkat
konsekuensi (keparahan) dan kemungkinan yang dapat terjadi untuk mengambil tindakan
pengendalian.

Sebagai tindak lanjut dari penilaian risiko perlu dilakukan evaluasi risiko. Tujuannya untuk
melihat apakah risiko yang telah dianalisis dapat diterima atau tidak dengan tingkat/ level
risiko sesuai kriteria standar yang digunakan, di mana selanjutnya akan masuk pada
pertimbangan tahapan pengendalian.
Untuk menentukan tingkat atau level risiko, Anda dapat melakukan penilaian menggunakan
matriks sesuai standar AS/ NZS 4360 di bawah ini:
4. Pengendalian Resiko
Pengendalian risiko merupakan tahapan paling penting sebagai penentu keseluruhan
manajemen risiko. Pengendalian risiko adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi terjadinya risiko. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan cara:
o Eliminasi, risiko dihindarkan dengan menghilangkan sumber bahaya
o Substitusi, mengganti bahan, alat atau cara kerja dengan yang lain sehingga kemungkinan
kecelakaan dapat diminimalkan
o Pengendalian engineering, mengurangi risiko dengan melakukan rekayasa teknik pada
alat, mesin, infrastruktur, lingkungan dan atau bangunan
o Pengendalian administratif, mengurangi kontak antara penerima dengan sumber bahaya.
Contohnya: rotasi dan penempatan pekerja, perawatan secara berkala pada peralatan,
dan monitoring efektivitas pengendalian yang sudah dilakukan
o Alat Pelindung Diri (APD), mengurangi risiko dengan menggunakan APD seperti helm
keselamatan, masker, sepatu keselamatan, pakaian pelindung, kacamata keselamatan dan
lain-lain.
5. Pemantauan dan Tinjauan Ulang
Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu dilakukan minimal setiap tiga
bulan (tergantung kebijakan perusahaan) untuk mengetahui efektivitas dan berbagai
perubahan yang dapat terjadi. Berbagai perubahan atau tindakan pengendalian yang kurang
efektif kemudian akan ditinjau ulang untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.
6. Komunikasi dan Konsultasi
Hasil manajemen risiko harus dikomunikasikan dan diketahui oleh semua pihak yang
berkepentingan sehingga akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi semua pihak.
Pihak berkepentingan yang dimaksud adalah manajemen, pekerja, pemasok, kontraktor dan
masyarakat sekitar aktivitas perusahaan. Dengan mengetahui dan memahami semua risiko
yang ada di lingkungannya, maka semua pihak akan bertindak dengan hati-hati dan
mengutamakan keselamatan dalam aktivitasnya.

Ingatlah, pada kenyataannya tidak ada perusahaan yang kebal akan risiko, akan tetapi
perusahaan bisa mencoba menghadapi risiko tersebut. Manajemen risiko akan membantu
Anda menemukan kesempatan atau peluang sebanyak-banyaknya guna menghindari atau
meminimalkan kerugian perusahaan. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat yang
optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai