Beberapa hal yang harus dilakukan dalam identifikasi risiko antara lain:
o Membuat daftar risiko secara lengkap dari berbagai kejadian yang dapat berdampak pada
setiap elemen kegiatan
o Mencatat faktor-faktor yang memengaruhi risiko yang ada secara rinci
o Membuat skenario proses kejadian yang akan menimbulkan risiko berdasarkan informasi
gambaran hasil identifikasi.
Hasil identifikasi risiko nantinya akan memberikan gambaran mengenai konsekuensi dan
probabilitas dari risiko yang ada untuk menentukan tingkat atau level risiko pada tahap
analisis.
3. Penilaian Resiko
Tahapan ini dilakukan melalui proses analisis risiko dan evaluasi risiko. Analisis risiko
dilakukan untuk menentukan besarnya suatu risiko dengan mempertimbangkan tingkat
konsekuensi (keparahan) dan kemungkinan yang dapat terjadi untuk mengambil tindakan
pengendalian.
Sebagai tindak lanjut dari penilaian risiko perlu dilakukan evaluasi risiko. Tujuannya untuk
melihat apakah risiko yang telah dianalisis dapat diterima atau tidak dengan tingkat/ level
risiko sesuai kriteria standar yang digunakan, di mana selanjutnya akan masuk pada
pertimbangan tahapan pengendalian.
Untuk menentukan tingkat atau level risiko, Anda dapat melakukan penilaian menggunakan
matriks sesuai standar AS/ NZS 4360 di bawah ini:
4. Pengendalian Resiko
Pengendalian risiko merupakan tahapan paling penting sebagai penentu keseluruhan
manajemen risiko. Pengendalian risiko adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi terjadinya risiko. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan cara:
o Eliminasi, risiko dihindarkan dengan menghilangkan sumber bahaya
o Substitusi, mengganti bahan, alat atau cara kerja dengan yang lain sehingga kemungkinan
kecelakaan dapat diminimalkan
o Pengendalian engineering, mengurangi risiko dengan melakukan rekayasa teknik pada
alat, mesin, infrastruktur, lingkungan dan atau bangunan
o Pengendalian administratif, mengurangi kontak antara penerima dengan sumber bahaya.
Contohnya: rotasi dan penempatan pekerja, perawatan secara berkala pada peralatan,
dan monitoring efektivitas pengendalian yang sudah dilakukan
o Alat Pelindung Diri (APD), mengurangi risiko dengan menggunakan APD seperti helm
keselamatan, masker, sepatu keselamatan, pakaian pelindung, kacamata keselamatan dan
lain-lain.
5. Pemantauan dan Tinjauan Ulang
Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu dilakukan minimal setiap tiga
bulan (tergantung kebijakan perusahaan) untuk mengetahui efektivitas dan berbagai
perubahan yang dapat terjadi. Berbagai perubahan atau tindakan pengendalian yang kurang
efektif kemudian akan ditinjau ulang untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.
6. Komunikasi dan Konsultasi
Hasil manajemen risiko harus dikomunikasikan dan diketahui oleh semua pihak yang
berkepentingan sehingga akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi semua pihak.
Pihak berkepentingan yang dimaksud adalah manajemen, pekerja, pemasok, kontraktor dan
masyarakat sekitar aktivitas perusahaan. Dengan mengetahui dan memahami semua risiko
yang ada di lingkungannya, maka semua pihak akan bertindak dengan hati-hati dan
mengutamakan keselamatan dalam aktivitasnya.
Ingatlah, pada kenyataannya tidak ada perusahaan yang kebal akan risiko, akan tetapi
perusahaan bisa mencoba menghadapi risiko tersebut. Manajemen risiko akan membantu
Anda menemukan kesempatan atau peluang sebanyak-banyaknya guna menghindari atau
meminimalkan kerugian perusahaan. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat yang
optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan.