Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN RISIKO


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko

Disusun Oleh:

Gabriella Putri Rosyyana Dewi 220810201268


Magfiroh Mautol Hasanah 220810201270
Adinda Agung Maulana 220810201273
Affan Maulana hamid 220810201275

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2023
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Resiko
I. Pengertian Identifikasi Resiko

Pengidentifikasian resiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara sistematis


dan berkesinambungan atas resiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan.
Oleh karena itu, diperlukan urutan penyesuaian resiko apa saja yang bisa di tanggung oleh
perusahaan, untuk pendekatan yang sistematis dalam menentukan kerugian potensial.
Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian dalam adalah;
a. kerugian hak milik (property losses)
b. kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability losses)
c. kerugian personalia (personnel losses)

Urutan penyesuaian resiko dibangun sebelumnya untuk menemukan resiko dan


menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan.Proses ini meliputi
identifikasi resiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi resiko
secara akurat dan kompleks sangatlah vital dalam manajemen resiko. Salah satu aspek
penting dalam identifikasi resiko adalah mendaftar resiko yang mungkin terjadi sebanyak
mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:

1. Brainstorming
Brainstorming merupakan identifikasi awal dari semua risiko yang mungkin akan terjadi.
Brainstorming ini bertujuan untuk mendata semua kemungkinan risiko yang terjadi. Disini
dibuat daftar mengenai semua risiko yang akan terjadi dan mengelompokkan risiko-risiko
yang sama.

2. Survey
Survey di lakukan untuk bisa memperoleh gambaran mengenai obyek resiko, tingkatan
resiko, luas jaminan dan tarif yang tepat dalam menanggulangi resiko, memperoleh alat
alat pencegahan perlindungan resiko, hal hal ini merencanakan pencegahan atau
mengurangi resiko yang akan terjadi.

3. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab untuk memperoleh informasi atau keterangan akan
suatu hal. Dan wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara
langsung antara pewawancara dengan narasumber.

4. Informasi historis
Informasi historis merupakan aktivitas pengumpulan data data yang telah lampau (lama)
guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap resiko apa saja yang pernah
terjadi dan mencegah risiko yang akan terjadi ke depan nya.

II. Strategi Identifikasi Risiko


a. Membuat Perencanaan
Setiap bisnis harus memiliki sebuah perencanaan manajemen risiko yang solid.
Perencanaan tersebut dapat bervariasi, tergantung kepada kebutuhan perusahaan anda.
Sebuah perencanaan manajemen risiko untuk perusahaan yang besar dan kompleks dapat
dijalankan dengan mudah dalam ratusan halaman, sedangkan sebuah bisnis kecil mungkin
hanya memerlukan sebuah spreadsheet kecil yang 25 berfokus pada item utama.
Ada beberapa item penting untuk dicantumkan dalam perencanaan manajemen risiko,
sebagai berikut:
1. Daftar risiko
2. Penilaian tiap risiko berdasarkan kecendrungan terjadi dan dampaknya
3. Penilaian terhadap pengendalian saat ini
4. Rencana tindakan

b. Menentukan Bagaimana Menangani Risiko

Mengidentifikasi seluruh risiko utama dalam bisnis kita, memprioritaskannya berdasarkan


kecenderungan dan dampak, dan menilai efektifitas kendali sekarang ini.
Langkah berikutnya adalah menentukan apa yang harus dilakukan pada tiap risiko,
sehingga dapat menanganinya dengan baik. Dalam dunia manajemen risiko, ada empat
strategi utama:
1. Menghindarinya
Keuntungan strategi ini adalah bahwa ini merupakan cara yang paling efektif dalam
berurusan dengan risiko. Dengan menghentikan aktivitas yang menyebabkan masalah -
masalah potensial, guna menghilangkan peluang kerugian. Namun kelemahannya adalah
bahwa bisa juga kehilangan beberapa keuntungan juga. Aktivitas yang berisiko dapat
menjadi sangat menguntungkan, atau mungkin memiliki keuntungan lainnya bagi
perusahaan anda.Jadi strategi ini sangat baik digunakan sebagai langkah terakhir, ketika
mencoba strategi lainnya dan menemukan bahwa tingkat risiko masih terlalu tinggi.

2. Menguranginya
Apabila tidak ingin menghilangkan seluruh aktivitas, pendekatan umum adalah
mengurangi risiko yang berkaitan dengan itu.Ambil langkah untuk membuat hasil negatif
lebih sedikit terjadi, atau meminimalkan dampaknya ketika itu terjadi.

3. Memindahkannya
Kita semua familiar dengan konsep asuransi dari kehidupan sehari - hari, dan hal yang
sama berlaku dalam bisnis. Sebuah kontrak asuransi pada dasarnya merupakan transfer
risiko dari satu pihak ke pihak lainnya, dengan imbalan bayaran.

III. Proses Identifikasi Risiko

Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditangani dan kemampuan /
keahlian / pengalaman dari tim manajemen risiko yang ditugaskan untuk mengidentifikasi
risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi risiko,
antara lain :
1. Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa yang dapat
menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang akan dikembangkan
/ dirintis oleh perusahaan itu. Pada umumnya, sebagian besar proses identifikasi risiko
dimulai dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal yang menjadi perhatian tim
pengembangan proyek.
Contoh daftar identifikasi risikorisiko adalah manajemen, organisasi, peraturan
pemerintah, pihak ke tiga, kondisi ekonomi perusahaan, lingkungan, dan lain-lain.

2. Pengelompokan risiko, sesudah risiko-risiko diidentifikasi maka risiko-risiko itu harus


dikelompokkan dalam beberapa kelompok risiko yang sejenis. Pengelompokkan risiko-
risiko itu bertujuan untuk mencegah terjadinya pengulangan dan membantu
manajemen dalam proses menganalisa risiko-risiko.
3. Pembentukan Tim, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan identifikasi risiko. Perusahaan dapat membentuk tim khusus untuk
mengidentifikasi risiko yang terdiri dari manajer proyek, anggotaanggota proyek, tim
manajemen risiko, ahli-ahli dari luar tim proyek yang menguasai / memahami proyek
yang sedang dikerjakan, ahli manajemen risiko dan pemegang saham

B. Pengukuran Resiko
I. Pengertian Pengukuran Resiko

Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian. kerugian


yang potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan. Pengukuran resiko adalah usaha
untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat
tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari
resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko
yang mana yang paling relevan. Hal ini dilakukan juga untuk menentukan relatif
pentingnya resiko, untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan
kombinasi peralatan manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya.
Dalam mengukur besarnya suatu risiko sebaiknya menggunakan ukuran angka. Dari hasil
pengukuran resiko tersebut maka kerugian yang menimpa seseorang atau perusahaan
dapat dikategorikan dengan skala sebagai berikut:
1 = Kerugian sangat kecil
2 = Kerugian kecil
3 = Kerugian menengah
4 = kerugian besar
5 = kerugian sangat besar

II. Jenis Pengukuran Resiko


a. Pengukuran Kegawatan Kerugian

Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa (event) yang
kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) dan kerugian
maksimum setiap tahun nya.
b. Pengukuran Frekuensi Kerugian

Pengukuran frekuensi kerugian adalah untuk mengetahui berapa kali suatu jenis peril
dapat menimpa suatu jeis objek yang bisa terkena peril selama suatu jangka waktu
terentu, umumnya satu tahun.
Berdasarkan dimensi frekuensi, ada empat kategori kerugian, yaitu :
1. Kerugian yang hampir tidak mungkin terjadi ( almost nill), yaitu resiko yang menurut
pendapat manajer resiko atau kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali (probabilitas
terjadinya mendekati nol).
2. Kerugian yang kemungkinan terjadinya kecil (sligth), yaitu risiko-risiko yang tidak akan
terjadi dalam waktu dekat dan dimasa yang akan datang kemungkinannya pun kecil.
3. Kerugian yang mungkin (moderate), yaitu kerugian-kerugian yang mungkin bisa terjadi
dalam waktu yang dekat di masa yang akan datang.
4. Kerugian yang mungkin sekali (definite), yaitu kerugian yang biasanya terjadi secara
teratur, baik dalam waktu dekat maupun dimasa mendatang.
III. Manfaat Pengukuran Resiko :
1. Untuk menentukan kepentinganrelatif dari suatu resiko yang dihadapi.
2. Untuk mendapat informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Resiko dalam upaya
menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima atau paling baik
dalam penggunaan sarana penanggulangan resiko.

IV. Dimensi yang harus diukur :


a. Frekuensi atau jumlah kerugian yang terjadi

Frekuensi yang di ukur ialah besar kecilnya kemungkinan terjadinya risiko atau kekerapan
kejadian suatu risiko. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif
dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Sedangkan level konsekuensi yaitu besar
kecilnya dampak negatif dari suatu risiko.

b. Tingkat kegawatan atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut.


Tingkat kegawatan (severity) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut. Artinya
untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh dari suatu kerugian terhadap kondisi
perusahaan, terutama kondisi finansialnya.

Berdasarkan dimensi kegawatannya ada empat kategori kerugian potensil, yaitu:

1. Kemungkinan kerugian yang wajar (normal loss expectancy), yaitu kerugian-kerugian


yang dapat dikelola sendiri oleh perusahaan ataupun oleh umum (perusahaan asuransi)

2. Probabilitas kerugian maksimum (probable maximum loss), yaitu kerugian yang dapat
terjadi bila alat pengaman terhadap peril tidak dapat berfungsi.

3. Kerugian maksimum yang dapat diduga (maximum foreseeable loss), yaitu kerugian-
kerugian yang tidak dapat diatasi secara individual.
4. Kemungkinan kerugian maksimum (maximum possible loss), yaitu kerugian-kerugian
yang tidak dapat diamankan, baik secara individual maupun secara umum (oleh
perusahaan asuransi).

C. Studi Kasus
Studi Kasus Identifikasi Risiko Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Risiko bisnis yang dihadapi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Jenis risiko yang pertama adalah risiko murni, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. mungkin saja menanggung risiko tersebut apabila misalnya terjadi
kebakaran atau pencurian asset seperti pencurian persediaan. Sedangkan jenis risiko
berikutnya adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif ini dapat meliputi variabilitas dari
biaya input, harga jual, dan permintaan, kemudian dapat juga meliputi kemampuan
menjual produk baru dan mengembangkan produk yang sudah ada, dan tingkat nilai tukar
rupiah terhadap dolar. Risiko yang dihadapi perusahaan diantaranya:
a. Risiko keamanan pangan
Sebagai produsen makanan olahan dalam kemasan dan memiliki konsumen dari
segala usia, Perseroan menghadapi risiko yang berhubungan dengan keamanan produk
barang jadi yang dipasarkan.
Walaupun Perseroan telah memperhatikan faktor higienis makanan dan
memastikan bahwa bahan baku yang dipergunakan telah sesuai dengan yang ditetapkan
oleh instansi yang berwenang dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh sertifikat
halal, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa produk makanan tersebut dapat
tercemar ataupun terkena isu negatif lainnya. Apabila terjadi, hal tersebut dapat
memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha dan operasional Perseroan.
b. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas
Harga dan biaya produksi Perseroan dipengaruhi oleh harga bahan baku di pasar
internasional, terutama gandum yang digunakan untuk memproduksi tepung terigu Grup
Bogasari, dan bahan baku lainnya yang diimpor seperti SMP dan resin (bahan baku untuk
pembuatan kemasan).
Harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Tingkat produksi bahan baku dunia.
2. Tingkat penawaran dan permintaan produk.
3. Tingkat konsumsi dunia atas produk-produk; dan
4. Perkembangan perekonomian dunia pada umumnya.
Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan
operasional dan kondisi keuangan Perseroan. Walaupun Perseroan dapat menaikkan
harga jual produknya akan tetapi Perseroan tidak dapat secara langsung meningkatkan
harga jual produk sedemikian rupa sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar
internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
c. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha
Sebagian besar produk Perseroan menghadapi kompetisi baik dari perusahaan
lokal maupun internasional. Tidak dapat dipastikan bahwa kompetitor tidak akan
mengoptimalkan upayanya dalam berkompetisi untuk meningkatkan pangsa pasarnya
dan/atau tidak akan ada tambahan pesaing domestik maupun asing yang memasuki pasar
dimana Perseroan beroperasi. Peningkatan kompetisi tersebut dapat mempengaruhi
kemampuan Perseroan untuk mempertahankan atau menaikkan pendapatannya.
d. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja
Kesuksesan Perseroan tidak luput dari faktor ketersediaan tenaga kerja yang
handal untuk terus dapat melakukan yang terbaik serta mendukung budaya untuk terus
berinovasi agar memperoleh hasil yang unggul. Oleh karena itu Perseroan menyadari
risiko kegagalan pengembangan karyawan atau mempertahankan tenaga kerja bertalenta
dapat mempengaruhi kegiatan bisnis, daya saing, dan pertumbuhan Perseroan secara
nyata.
e. Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim
Secara geografis, fasilitas Perseroan berupa kantor, pabrik, perkebunan dan
gudang distribusi, hampir seluruhnya berlokasi di Indonesia yang berlokasi di pulau Jawa,
Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Letak Indonesia berada di zona pertemuan dari tiga lempengan bumi utama yang
berpotensi mengalami gempa bumi, tsunami, gelombang laut dan letusan gunung berapi.
Hal ini dapat terjadi di luar kendali Perseroan, dan dapat membahayakan keselamatan
karyawan, merusak fasilitas, dan mengganggu jalur distribusi. Walaupun risiko ini tidak
berdampak negatif secara langsung terhadap kegiatan usaha Perseroan di masa lampau,
tetapi bencana tersebut dapat berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi Indonesia
pada umumnya yang secara tidak langsung akan berdampak juga terhadap Perseroan.
Selain itu, beberapa kegiatan usaha dan hasil operasional Perseroan juga tergantung pada
iklim dan kondisi cuaca.
Risiko yang berhubungan dengan hal tersebut akhir-akhir ini meningkat dengan
adanya efek rumah kaca di atmosfer yang berdampak buruk terhadap suhu global dan
perubahan suhu secara ekstrim. Kondisi tersebut dapat berdampak negatif terhadap
produktivitas, kinerja dan prospek usaha Perseroan.

Respon Terhadap Risiko


Perseroan menyadari bahwa penerapan sistem manajemen risiko yang memadai
sangat penting untuk menghadapi beragamnya risiko kegiatan usaha yang dihadapi
sejalan dengan semakin berkembangnya usaha Perseroan. Untuk itu, Perseroan
menjalankan pengelolaan terhadap risiko dengan menerapkan sistem ERM yang telah
dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan di seluruh organisasi, termasuk anak
perusahaan. Perseroan mengelola ERM berdasarkan kerangka dasar COSO (Committee of
Sponsoring Organization of Treadway Commission) dan ISO 31000, yang disesuaikan
dengan kegiatan usaha dan budaya Perseroan.
Direksi bertanggung jawab dan memegang peranan penting dalam suksesnya
penanganan manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif. Untuk itu,
Perseroan membentuk tim manajemen risiko yang didedikasikan untuk menjalankan
proses ERM dan implementasinya. Setiap manajemen anak perusahaan, berperan penting
atas proses ERM, yaitu melakukan identifikasi risiko, menganalisa kemungkinan exposure,
menetapkan langkah-langkah perbaikan dan pengendalian internal, dan memberikan
laporan ERM kepada manajemen terkait.
Komite Audit sebagai kepanjangan tangan dari Dewan Komisaris, melakukan
pengawasan terhadap program dan implementasi manajemen risiko. Laporan konsolidasi
ERM disampaikan setiap semester kepada Direksi dan Komite Audit. Audit Internal
melakukan penelaahan yang independen melalui audit yang dilakukan secara rutin untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa risiko yang signifikan dan kelemahan
pengendalian internal teridentifikasi dan tindakan perbaikan dijalankan. Laporan
penelahaan tersebut disajikan dalam laporan audit internal yang disampaikan secara rutin
kepada Direksi dan Komite Audit. Beberapa risiko-risiko utama yang dapat berpotensi
memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap operasional Perseroan, dan langkah
langkah Perseroan dalam mengurangi risiko tersebut adalah sebagai berikut:
a. Risiko keamanan pangan
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan proses kontrol yang
berkesinambungan, dimulai dari penggunaan bahan baku yang berkualitas, pemilihan
pemasok, proses penerimaan bahan baku dan proses produksi dan distribusi yang sesuai
dengan standard operating procedures.
Perseroan senantiasa menerapkan Good Manufacturing Practices untuk
memastikan produk dibuat dengan proses yang higienis dan menghasilkan kualitas yang
baik. Sebagian besar fasilitas produksi Perseroan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001
dan ISO 22000, dan/atau sertifikasi HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points),
serta beberapa fasilitas produksi lainnya telah memperoleh sertifikasi ISO 14000. Di
samping itu, seluruh produk Perseroan telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI.
Sebagian besar produk Perseroan juga telah memperoleh berbagai sertifikasi lainnya,
seperti sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh lembaga
pemerintahan yang berwenang. Untuk menanggapi keluhan dan mendapatkan masukan
yang berharga dari konsumen, Perseroan menyediakan Layanan Konsumen Indofood.
b. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas
Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan
operasional dan kondisi keuangan Perseroan. Walaupun Perseroan dapat menaikkan
harga jual produknya akan tetapi Perseroan tidak dapat secara langsung meningkatkan
harga jual produk sedemikian rupa sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar
internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan melakukan kegiatan-kegiatan strategis
dengan membentuk pola hubungan kerja sama dan kemitraan dengan petani dan
pemasok, melakukan simulasi harga bahan baku terhadap harga jual, melakukan kontrak
kerja sama dengan beberapa perusahaan dalam dan luar negeri, dan menggunakan bahan
baku substitusi tanpa mengurangi kualitas akhir dari produk barang jadi yang dipasarkan
kepada konsumen. Ketangguhan model bisnis Perseroan yang terdiri dari kegiatan usaha
komoditas dan non-komoditas juga memberikan manfaat dalam mengurangi risiko
tersebut dan dapat meredam dampak gejolak harga komoditas yang pada akhirnya tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan.
c. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha
Untuk melanjutkan sukses dan mengurangi risiko tersebut, Perseroan senantiasa
mengikuti dinamika perkembangan pasar, meluncurkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan selera konsumen, melakukan inovasi secara berkelanjutan untuk
menghasilkan produk unggulan baru, mempertahankan dan meningkatkan kualitas
produk, melakukan kegiatan pemasaran yang tepat sasaran dan menerapkan program-
program efisiensi biaya guna meningkatkan daya saing. Dalam iklim bisnis yang kompetitif
ini, Perseroan tetap menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
d. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan kegiatan pengembangan
karyawan berkelanjutan serta program pelatihan profesional baik internal atau eksternal.
Dengan program tersebut, Perseroan dapat mempertahankan tenaga kerja bertalenta
yang sudah ada dan menarik tenaga kerja bertalenta yang baru, demi meneruskan
kelangsungan operasional dan daya saing Perseroan di era globalisasi ini.
e. Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim
Untuk menangani risiko tersebut, Perseroan melakukan kajian terhadap
perlindungan bencana alam seperti kecukupan perlindungan asuransi dan implementasi
sistem penanggulangan krisis. Perseroan juga melakukan kegiatan tanggung jawab sosial
terkait dengan kejadian bencana alam sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat.
Daftar Pustaka

Muhyiddin. “Prinsip-Prinsip Pengukuran Risiko”. Universitas Esa Unggul


Universitas Sumatera Utara. 2017. “Modul Praktikum Manajemen Resiko”. Universitas
Sumatera Utara
https://www.academia.edu/18895096/Contoh_Kasus_Manajemen_Risiko
http://www.kark.or.id/wp-content/uploads/2018/08/SLIDE-PRESENTASI-SURVEY-RISIKO-
9-AGUSTUS-2018.pdf

Anda mungkin juga menyukai