Disusun Oleh:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2023
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Resiko
I. Pengertian Identifikasi Resiko
1. Brainstorming
Brainstorming merupakan identifikasi awal dari semua risiko yang mungkin akan terjadi.
Brainstorming ini bertujuan untuk mendata semua kemungkinan risiko yang terjadi. Disini
dibuat daftar mengenai semua risiko yang akan terjadi dan mengelompokkan risiko-risiko
yang sama.
2. Survey
Survey di lakukan untuk bisa memperoleh gambaran mengenai obyek resiko, tingkatan
resiko, luas jaminan dan tarif yang tepat dalam menanggulangi resiko, memperoleh alat
alat pencegahan perlindungan resiko, hal hal ini merencanakan pencegahan atau
mengurangi resiko yang akan terjadi.
3. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab untuk memperoleh informasi atau keterangan akan
suatu hal. Dan wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara
langsung antara pewawancara dengan narasumber.
4. Informasi historis
Informasi historis merupakan aktivitas pengumpulan data data yang telah lampau (lama)
guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap resiko apa saja yang pernah
terjadi dan mencegah risiko yang akan terjadi ke depan nya.
2. Menguranginya
Apabila tidak ingin menghilangkan seluruh aktivitas, pendekatan umum adalah
mengurangi risiko yang berkaitan dengan itu.Ambil langkah untuk membuat hasil negatif
lebih sedikit terjadi, atau meminimalkan dampaknya ketika itu terjadi.
3. Memindahkannya
Kita semua familiar dengan konsep asuransi dari kehidupan sehari - hari, dan hal yang
sama berlaku dalam bisnis. Sebuah kontrak asuransi pada dasarnya merupakan transfer
risiko dari satu pihak ke pihak lainnya, dengan imbalan bayaran.
Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditangani dan kemampuan /
keahlian / pengalaman dari tim manajemen risiko yang ditugaskan untuk mengidentifikasi
risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi risiko,
antara lain :
1. Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa yang dapat
menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang akan dikembangkan
/ dirintis oleh perusahaan itu. Pada umumnya, sebagian besar proses identifikasi risiko
dimulai dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal yang menjadi perhatian tim
pengembangan proyek.
Contoh daftar identifikasi risikorisiko adalah manajemen, organisasi, peraturan
pemerintah, pihak ke tiga, kondisi ekonomi perusahaan, lingkungan, dan lain-lain.
B. Pengukuran Resiko
I. Pengertian Pengukuran Resiko
Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa (event) yang
kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) dan kerugian
maksimum setiap tahun nya.
b. Pengukuran Frekuensi Kerugian
Pengukuran frekuensi kerugian adalah untuk mengetahui berapa kali suatu jenis peril
dapat menimpa suatu jeis objek yang bisa terkena peril selama suatu jangka waktu
terentu, umumnya satu tahun.
Berdasarkan dimensi frekuensi, ada empat kategori kerugian, yaitu :
1. Kerugian yang hampir tidak mungkin terjadi ( almost nill), yaitu resiko yang menurut
pendapat manajer resiko atau kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali (probabilitas
terjadinya mendekati nol).
2. Kerugian yang kemungkinan terjadinya kecil (sligth), yaitu risiko-risiko yang tidak akan
terjadi dalam waktu dekat dan dimasa yang akan datang kemungkinannya pun kecil.
3. Kerugian yang mungkin (moderate), yaitu kerugian-kerugian yang mungkin bisa terjadi
dalam waktu yang dekat di masa yang akan datang.
4. Kerugian yang mungkin sekali (definite), yaitu kerugian yang biasanya terjadi secara
teratur, baik dalam waktu dekat maupun dimasa mendatang.
III. Manfaat Pengukuran Resiko :
1. Untuk menentukan kepentinganrelatif dari suatu resiko yang dihadapi.
2. Untuk mendapat informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Resiko dalam upaya
menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima atau paling baik
dalam penggunaan sarana penanggulangan resiko.
Frekuensi yang di ukur ialah besar kecilnya kemungkinan terjadinya risiko atau kekerapan
kejadian suatu risiko. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif
dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Sedangkan level konsekuensi yaitu besar
kecilnya dampak negatif dari suatu risiko.
2. Probabilitas kerugian maksimum (probable maximum loss), yaitu kerugian yang dapat
terjadi bila alat pengaman terhadap peril tidak dapat berfungsi.
3. Kerugian maksimum yang dapat diduga (maximum foreseeable loss), yaitu kerugian-
kerugian yang tidak dapat diatasi secara individual.
4. Kemungkinan kerugian maksimum (maximum possible loss), yaitu kerugian-kerugian
yang tidak dapat diamankan, baik secara individual maupun secara umum (oleh
perusahaan asuransi).
C. Studi Kasus
Studi Kasus Identifikasi Risiko Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Risiko bisnis yang dihadapi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Jenis risiko yang pertama adalah risiko murni, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. mungkin saja menanggung risiko tersebut apabila misalnya terjadi
kebakaran atau pencurian asset seperti pencurian persediaan. Sedangkan jenis risiko
berikutnya adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif ini dapat meliputi variabilitas dari
biaya input, harga jual, dan permintaan, kemudian dapat juga meliputi kemampuan
menjual produk baru dan mengembangkan produk yang sudah ada, dan tingkat nilai tukar
rupiah terhadap dolar. Risiko yang dihadapi perusahaan diantaranya:
a. Risiko keamanan pangan
Sebagai produsen makanan olahan dalam kemasan dan memiliki konsumen dari
segala usia, Perseroan menghadapi risiko yang berhubungan dengan keamanan produk
barang jadi yang dipasarkan.
Walaupun Perseroan telah memperhatikan faktor higienis makanan dan
memastikan bahwa bahan baku yang dipergunakan telah sesuai dengan yang ditetapkan
oleh instansi yang berwenang dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh sertifikat
halal, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa produk makanan tersebut dapat
tercemar ataupun terkena isu negatif lainnya. Apabila terjadi, hal tersebut dapat
memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha dan operasional Perseroan.
b. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas
Harga dan biaya produksi Perseroan dipengaruhi oleh harga bahan baku di pasar
internasional, terutama gandum yang digunakan untuk memproduksi tepung terigu Grup
Bogasari, dan bahan baku lainnya yang diimpor seperti SMP dan resin (bahan baku untuk
pembuatan kemasan).
Harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Tingkat produksi bahan baku dunia.
2. Tingkat penawaran dan permintaan produk.
3. Tingkat konsumsi dunia atas produk-produk; dan
4. Perkembangan perekonomian dunia pada umumnya.
Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan
operasional dan kondisi keuangan Perseroan. Walaupun Perseroan dapat menaikkan
harga jual produknya akan tetapi Perseroan tidak dapat secara langsung meningkatkan
harga jual produk sedemikian rupa sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar
internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
c. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha
Sebagian besar produk Perseroan menghadapi kompetisi baik dari perusahaan
lokal maupun internasional. Tidak dapat dipastikan bahwa kompetitor tidak akan
mengoptimalkan upayanya dalam berkompetisi untuk meningkatkan pangsa pasarnya
dan/atau tidak akan ada tambahan pesaing domestik maupun asing yang memasuki pasar
dimana Perseroan beroperasi. Peningkatan kompetisi tersebut dapat mempengaruhi
kemampuan Perseroan untuk mempertahankan atau menaikkan pendapatannya.
d. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja
Kesuksesan Perseroan tidak luput dari faktor ketersediaan tenaga kerja yang
handal untuk terus dapat melakukan yang terbaik serta mendukung budaya untuk terus
berinovasi agar memperoleh hasil yang unggul. Oleh karena itu Perseroan menyadari
risiko kegagalan pengembangan karyawan atau mempertahankan tenaga kerja bertalenta
dapat mempengaruhi kegiatan bisnis, daya saing, dan pertumbuhan Perseroan secara
nyata.
e. Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim
Secara geografis, fasilitas Perseroan berupa kantor, pabrik, perkebunan dan
gudang distribusi, hampir seluruhnya berlokasi di Indonesia yang berlokasi di pulau Jawa,
Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Letak Indonesia berada di zona pertemuan dari tiga lempengan bumi utama yang
berpotensi mengalami gempa bumi, tsunami, gelombang laut dan letusan gunung berapi.
Hal ini dapat terjadi di luar kendali Perseroan, dan dapat membahayakan keselamatan
karyawan, merusak fasilitas, dan mengganggu jalur distribusi. Walaupun risiko ini tidak
berdampak negatif secara langsung terhadap kegiatan usaha Perseroan di masa lampau,
tetapi bencana tersebut dapat berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi Indonesia
pada umumnya yang secara tidak langsung akan berdampak juga terhadap Perseroan.
Selain itu, beberapa kegiatan usaha dan hasil operasional Perseroan juga tergantung pada
iklim dan kondisi cuaca.
Risiko yang berhubungan dengan hal tersebut akhir-akhir ini meningkat dengan
adanya efek rumah kaca di atmosfer yang berdampak buruk terhadap suhu global dan
perubahan suhu secara ekstrim. Kondisi tersebut dapat berdampak negatif terhadap
produktivitas, kinerja dan prospek usaha Perseroan.