Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Ringkasan Materi Ke 6 dan 7


Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan

Dosen Pengampu :
Dr. ERWIN SARASWATI,Ak.,CPMA

Disusun Oleh:
Rayhan Almas 200020113111004

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
RELEVANCE COST (Biaya Relevan)
RELEVANCE COST

Pengertian Biaya Relevan


Prawironegoro dan Darsono (2009 : 259) menyatakan bahwa biaya relevan sering
disebut biaya diferensial yaitu biaya yang berbeda-beda akibat adanya tingkat produksi yang
berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaya tetap. Biaya relevan adalah biaya masa yang
akan datang (future cost) yang berbeda besarnya pada berbagai alternative (Krismiaji, Aryani
2011 : 206).
Biaya relevan adalah biaya yang patut diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
Biaya relevan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitubiaya masa yang akan datang (future
cost) bukan masa lalu (sunk cost) dan biaya yang berbeda antara dua alternatif (Mas’ud, 1996
: 357).

Konsep Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan


Dalam pengambilan setiap keputusan manajemen dituntut untuk dapat membedakan
antara biaya relevan dengan biaya tidak relevan. Pengertian biaya relevan dan tidak relevan
ini bersangkut paut dengan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, biaya tidak relevan
dapat diabaikan dalam pengambilan keputusan dan biaya relevan patut diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan.
Istilah biaya bisa diartikan dengan cara dan pengertian yang tepat akan berubah-ubah,
tergantung pada bagaimana penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya berkaitan dengan
tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai
dan kemudian segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang
timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun demikian, jika
barang tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu dan kemudian baru rumit lagi,
maka barang tersebut merupakan aset yang bermacam-macam pada beberapa periode waktu
yang tak terbatas.
Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya relevan
(relevant cost). Pada saat penghitungan biaya yang akan digunakan untuk melengkapi
formulir pajak pendapatan sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk membuat
perincian jumlah rupiah yang aktual yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja,
membeli bahan baku dan peralatan modal yang digunakan dalam produksi. Dan untuk tujuan-
tujuan pembayaran pajak, pengeluaran rupiah historis adalah biaya relevan yang
dimaksudkan di atas.

Informasi relevan tergantung pada keputusan yang sedang dibuat. Pengambil keputusan
pada hakikatnya merupakan pemilihan di antara serangkaian alternatif tindakan. Tindakan-
tindakan yang tersedia ditentukan oleh proses pencarian dan penyaringan formal atau
informal yang kerapkali memakan waktu dan dapat dilakukan oleh tim perusahaan yang
meliputi insinyur, akuntan dan eksekutif. Kualitas pengambilan keputusan tergantung pada
mutu informasi yang tersedia bagi pengambil keputusan. Informasi yang baik biasanya
menghasilkan keputusan yang benar dan hasil yang diharapkan.

Ciri – Ciri  Biaya Relevan


a. Biaya dapat dihindari dengan suatu keputusan manajemen
b. Biaya tersebut belum terjadi
c. Biaya yang akan terjadi itu nilai berbeda untuk setiap alternatif.
d. Biaya tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan

Langkah-langkah Analisis Biaya Relevan


Proses pengambilan keputusan memerlukan data yang dapat diukur,  dianalisa dengan
tepat dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Dalam  pengambilan keputusan tidak ada
aturan umum yang membedakan biaya ke dalam  biaya relevanatau tidak relevan, maka dari
itu untuk mengetahui mana yang  merupakan biaya relevan diperlukan analisis biaya yang
meliputi langkah-langkah  sebagai berikut:
1. Menghimpun seluruh biaya yangg berkaitan dengan masing-masing  alternatif yang
dipertimbangkan.
2. Mengeliminasi sunk cost
3. Mengeliminasi biaya yang tidak berbeda diantara alternatif yang  dipertimbangkan.
4. Mengambil kesimpulan berdasarkan data biaya lain yang tersisa, yang  merupakan
biaya yang berbeda. Biaya tersebut merupakan biaya yang  relevan dengan
pengambilan keputusan.
Pengambilan Keputusan Taktis
            Pengambilan keputusan taktis terdiri dari pemilihan di antara berbagai alternative
dengan hasil yang langsung atau terbatas. Menerima pesanan khusus dengan harga yang lebih
rendah dari harga jual normal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan
laba tahun ini merupakan suatu contoh. Jadi, beberapa keputusan taktis cenderung bersifat
jangka pendek ; namun, harus diperhatikan bahwa keputusan jangka pendek sering kali
mengandung konsekuensi jangka panjang. Jadi, keputusan taktis sering kali berupa tindakan
berskala kecil yang bermanfaat untuk tujuan jangka panjang. Tujuan keseluruhan dari
pengambilan keputusan strategis adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga
keunggulan bersaing jangka panjang dapat tercapai.

 Model Pengambilan Keputusan Taktis


            Model keputusan adalah serangkaian prosedur yang jika diikuti, akan mengarah ke
suatu keputusan. Enam langkah yang mendeskripsikan proses pengambilan keputusan yang
direkomendasikan adalah sebagai berikut :
1. Kenali dan definisikan masalah
2. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atau masalah tersebut;
eliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak.
3. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak.
Klasifikasilah biaya dan manfaat sebagai relevan atau tidak relevan serta
eliminasilah biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan.
4. Hitunglah total biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing alternatif.
5. Nilailah faktor-faktor kualitatif.
6. Pilihlah alternatif yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan.

 Definisi Biaya Relevan


            Biaya relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing-masing
alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan, karena itu, hanya biaya masa
depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan.
 Ilustrasi biaya relevan. Meskipun biaya masa lalu tidak pernah menjadi biaya
relevan, biaya-biaya tersebut sering kali digunakan untuk memprediksi jumlah
biaya masa depan.
 Ilustrasi biaya masa lalu yang tidak relevan. Penyusutan mencerminkan suatu
alokasi biaya yang telah dikeluarkan. Penyusutan adalah biaya tertanam, yaitu
biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh tindakan apapun di masa depan. Biaya
tertanam adalah biaya masa lalu. Biaya-biaya tersebut akan selalu sama pada
setiap alternatif dan, karena itu, tidak relevan.
 Ilustrasi biaya masa depan yang tidak relevan. Pentingnya pengidentifikasian
alokasi biaya tetap umum yang secara tepat dapat diklasifikasikan sebagai tidak
relevan karena setiap pilihan biasanya tidak memengaruhi tingkat biaya. Pengaruh
satu-satunya adalah relokasi biaya tetap umum tersebut ke objek atau segmen
yang biayanya lebih sedikit.           

 Etika Dalam Pengambilan Keputusan Taktis


            Dalam pengambilan keputusan taktis, masalah etika selalu berkaitan dengan cara
keputusan diimplementasikan, dan kemungkinan pengorbanan sasaran jangka panjang untuk
hasil jangka pendek. Biaya relevan berguna dalam pengambilan keputusan taktis - keputusan
yang memiliki gambaran langsung atau sasaran terbatas dalam pikiran. Namun, pengambilan
keputusan harus selalu mempertahankan kerangka kerja etis. Pencapaian sasaran adalah
penting, tetapi bagaimana cara mencapainya adalah hal yang lebih penting. Namun, beberapa
masalah etika dapat dihindari hanya dengan menggunakan akal sehat dan tidak memfokuskan
semata-mata pada jangka pendek atau beban jangka panjang.

 Relevansi, Perilaku Biaya, Dan Model Penggunaan Sumber Daya Aktivitas


            Perhitungan biaya relevan pada awalnya menekankan pentingnya biaya relevan versus
biaya tetap. Biasanya, biaya variabel adalah relevan sementara biaya tetap tidak. Namun,
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC) memungkinkan kita bergerak lebih jauh
ketika mempertimbangkan biaya variabel yang berhubungan dengan penggerak biaya
berdasarkan unit dan nonunit. Kuncinya adalah bahwa perubahan pada penawaran dan
permintaan sumber daya aktivitas harus dipertimbangkan ketika menilai relevansi.
 Sumber Daya Fleksibel
            Untuk kategori sumber daya ini jika permintaan akan suatu aktivitas berubah di antara
alternatif maka belanja sumber daya akan berubah dan biaya aktivitas tersebut adalah relevan
untuk keputusan yang dimaksud. Jenis pengeluaran atau belanja sumber daya ini biasanya
disebut biaya variabel. Kuncinya adalah bahwa sumber daya yang dibutuhkan oleh
perusahaan sama dengan jumlah sumber daya yang ditawarkan.

 Sumber Daya Terikat


            Sumber daya terikat dibeli sebelum digunakan. Oleh karena itu, mungkin ada
kapasitas yang tidak digunakan yang akan memengaruhi pembuatan keputusan taktis.
 Sumber daya terikat untuk jangka pendek. Sumber daya yang diperoleh sebelum
penggunan melalui kontrak implisit biasanya diperoleh dalam jumlah kasar.
Kategori ini sering kali menggambarkan pengeluaran atau belanja sumber daya
yang berkaitan dengan penggajian organisasi dan tenaga kerja yang dibayar per
jam. Perubahan pengeluaran atau belanja sumber daya dapat terjadi dalam dua
cara : (1) permintaan sumber daya melebihi penawaran, dan (2) permintaan
sumberdaya turun secara permanen dan penawaran melebihi permintaan sehingga
kapasitas aktivitas berkurang.
 Sumber daya terikat untuk beberapa periode. Pengeluaran sumber daya periodik,
seperti menyewa, pada dasarnya tidak tergantung pada penggunaan sumber daya.
Untuk kategori sumber daya untuk beberapa periode, perubahan permintaan
aktivitas di antara alternatif agaknya jarang memengaruhi pengeluaran atau
belanja sumber daya, dan karena itu tidak relevan bagi pengambilan keputusan
taktis.

 Contoh Aplikasi Biaya Relevan

 Keputusan Membuat Atau Membeli


            Sesungguhnya, manajemen secara berkala harus mengevaluasi keputusan masa lalu
yang berkaitan dengan produksi. Kondisi-kondisi yang menjadi dasar pembuatan keputusan
sebelumnya mungkin tidak berubah dan, akibatnya, pendekatan yang berbeda mungkin
diperlukan. Tentu saja, evaluasi periodik bukanlah satu-satunya sumber dari keputusan
membuat atau membeli ini.

 Keputusan Meneruskan Atau Menghentikan


            Laporan segmen yang disusun atas dasar perhitungan biaya variabel menyediakan
informasi yang berharga bagi keputusan meneruskan atau menghentikan ini. Margin
kontribusi segmen dan margin segmennya sendiri bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja
segmen. Namun, sementara laporan segmen menyediakan informasi berharga untuk
keputusan meneruskan atau menghentika, perhitungan biaya relevan menggambarkan
bagaimana informasi tersebut harus digunakan agar sampai pada suatu keputusan.

 Meneruskan atau menghentikan dengan berbagai dampak komplementer


 Meneruskan atau menghentikan dengan berbagai dampak komplementer.
 Meneruskan atau menghentikan dengan penggunaan alternatif fasilitas. Contoh
Norton Materials mengilustrasikan proses pengambilan keputusan taktis. Pertama,
masalahnya diidentifikasi dan didefinisikan. Kemudian, solusi yang mungkin didaftar
dan solusi yang tidak layak dieliminasi. Analisis awal, yang memfokuskan pada dua
alternatif yang layak, menghasilkan keputusan tentatif untuk menghapus lini produk.
Sebelum keputusan tersebut diimplementasikan, manajer memperkenalkan dengan
alternatif ketiga yang juga layak, yang membutuhkan analisis tambahan.

 Keputusan Pesanan Khusus


            Harga penawaran dapat berbeda untuk pelanggan dari pasar yang sama, dan
perusahaan sering kali mendapat kesempatan untuk mempertimbangkan pesanan khusus dari
calon pelanggan dalam pasar yang dilayani dengan cara yang tidak seperti biasanya.
Keputusan pesanan khusus berfokus pada pertanyaan : apakah pesanan harga khusus harus
diterima atau ditolak. Pesanan-pesanan seperti ini sering menarik, khususnya ketika
perusahaan sedang beroperasi di bawah kapasitas produktif maksimumnya.

 Keputusan Menjual Atau Memproses Lebih Lanjut


            Produk gabungan memiliki proses yang umum dan biaya produksi sampai pada titik
pemisahan. Pada titik tersebut, kedua produk dapat dibedakan. Sering kali produk gabungan
dijual pada titik pemisahan. Kadangkala lebih menguntungkan memproses lebih lanjut suatu
produk gabungan, setelah titik pemisahan, sebelum menjualnya. Penentuan apakah akan
menjual atau memproses lebih lanjut merupakan suatu keputusan penting yang harus dibuat
oleh para manajer.
 Keputusan Bauran Produk
            Setiap bauran produk mencerminkan suatu alternatif yang mengandung tingkat laba
terkait. Seorang manajer harus memilih alternative yang akan memaksimalkan total laba.
Karena biaya tetap akan sama pada semua bauran yang mungkin, dank arena itu, tidak
relevan bagi keputusan. Jadi, seorang manajer perlu memilih alternative yang
memaksimalkan total margin kontribusi.
            Sayangnya, setiap perusahaan selalu menghadapi sumber daya dan permintaan yang
terbatas. Keterbatasan ini disebut kendala. Seorang manajer harus memilih bauran optimal
dengan berbagai kendala yang terdapat pada perusahaan.

 Sumber Daya Dengan Satu Kendala


            Margin kontribusi per unit dari setiap produk bukan merupakan masalah penting.
Margin kontribusi per unit dari sumber daya yang langka adalah faktor yang menentukan.
Produk yang menghasilkan margin kontribusi tertinggi per jam mesin harus dipilih.

 Sumber Daya Dengan Banyak Kendala


            Semua organisasi akan menghadapi banyak kendala : keterbatasan bahan baku,
keterbatasan input tenaga kerja keterbatasan permintaan akan setiap produk, dan seterusnya.
Solusi dari maslah bauran produk dengan banyak kendala jauh lebih rumit dan mensyaratkan
penggunaan teknik matematika khusus yang dikenal sebagai pemograman linier.

 Penetapan Harga

 Penetapan Harga Berdasarkan Biaya


            Permintaan adalah salah satu sisi dari persamaan penetapan harga, sementara
penawaran adalah sisi lainnya. Karena pendapatan harus menutup biaya perusahaan untuk
menghasilkan laba, maka banyak perusahaan terlebih dulu menetapkan biaya dalam
menetukan harga. Mereka menghitung biaya produk dan menambah laba yang diinginkan.
Pendekatan ini tidak berbelit-belit. Biasanya sebagian merupakan biaya dasar dan markup.
Markup adalah presentase yang dibebankan kepad biaya dasar; termasuk di antaranya adalah
laba yang diinginkan dan setiap biaya yang tidak termasuk dalam biaya dasar. Keunggulan
utama dari penetapan harga markup adalah bahwa markup standar mudah digunakan.

 Perhitungan Biaya Target Dan Penetapan Harga


            Perhitungan biaya target adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa
berdasarkan harga yang bersedia dibayarkan oleh pelanggan. Ini juga sering disebut sebagai
perhitungan biaya berdasarkan harga. Perhitungan biaya target merupakan metode pengerjaan
terbalik dari harga untuk menentukan biaya.
Perhitungan biaya target melibatkan jauh lebih banyak kerja pendahuluan daripada
penetapan harga berdasarkan biaya. Perhitungan biaya target dapat digunakan paling efektif
pada tahap desain dan pengembangan siklus hidup produk. Pada tahap tersebut, keunggulan
produk serta biayanya masih cukup mudah disesuaikan.

 Aspek Hukum Dari Penetapan Harga


Pelanggan dan biaya merupakan penentu ekonomi yang penting pada harga. Prinsip
dasar di balik banyaknya peraturan tentang penetapan harga adalah bahwa persaingan itu
baik, dan harus didorong.
 Penetapan harga predator. Praktik pengaturan harga yang lebih rendah dari biaya
dengan tujuan merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan disebut harga
predator. Kunci aspek hukumnya adalah bahwa harga di bawah biaya ditunjukan
untuk menyingkirkan pesaing. Harga predator dalam pasar internasional disebut
dumping, dan ini terjadi ketika perusahaan menjual produknya di Negara lain
dengan harga di bawah biaya.
 Diskriminasi harga. Diskriminasi harga adalah pengenaan harga yang berbeda
kepada beberapa pelanggan atas produk-produk yang pada dasarnya sama.
Kuncinya adalah bahwa hanya produsen atau pemasoklah yang dijangkau oleh
undang-undang yang dinyatakan oleh Robinson-Patman Act. Hal yang terpenting,
Robinson-Patman Act memungkinkan diskriminasi harga pada kondisi tertentu :
(1) jika kondisi persaingan memang menuntut demikian, dan (2) jika biaya
memungkinkan harga yang lebih rendah.

 Keadilan Dan Penetapan Harga


            Eksploitasi harga dikatakan terjadi ketika perusahaan dengan kekuatan pasar
menghargai produknya “sangat tinggi”. Jika harga yang dikenakan hanya untuk menutup
biaya, maka eksploitasi harga tidak terjadi. Jadi perilaku yang tidak etis dalam penetapan
harga berkaitan dengan usaha mendapatkan keuntungan secara tidak adil dari pelanggan.
 Lampiran : Pemrograman Linier
            Pemrograman linier adalah metode untuk mencari solusi optimal dari berbagai solusi
yang layak. Teori pemrograman linier memperbolehkan diabaikannya banyak solusi. Kecuali
sejumlah solusi yang terbatas, semua solusi dieliminasi oleh teori tersebut.
Semua kendala secara bersama-sama disebut sebagai seperangkat kendala. Solusi
yang layak adalah solusi yang memenuhi kendala yang terdapat dalam model pemrograman
linier. Kumpulan dari semua solusi yang layak ini disebut seperangkat solusi yang layak.
Solusi layak yang terbaik-solusi yang memaksimalkan total margin kontribusi-disebut solusi
optimal.
Empat langkah untuk pemecahan masalah secara grafis adalah :
1. Buat grafik setiap kendala.
2. Identifikasi seperangkat solusi yang layak.
3. Identifikasi semua nilai titik sudut dalam seperangkat solusi yang layak.
4. Pilih titik sudut yang menghasilkan nilai terbesar untuk fungsi tujuan.
Seperangkat atau bidang solusi yang layak adalah titik potong dari bidang yang layak
dari setiap kendala. Alogaritma yang disebut metode simpleks dapat digunakan untuk
memecahkan masalah pemrograman linier yang lebih besar. Model pemrograman linier
merupakan alat yang penting dalam pengambilan keputusan tentang bauran produk,
meskipun model ini mensyaratkan pengambilan keputusan manajerial independen yang
sangat kecil. Keputusan bauran produk dibuat oleh model pemrograman linier itu sendiri
ANALISIS PELANGGAN DAN PESAING

Analisis Profitabilitas Pelanggan

Customer profitability analysis (CPA) atau dikenal juga dengan analisis terhadap
profitabilitas pelanggan termasuk terobosan yang dikembangkan oleh disiplin akuntansi
manajemen stratejik. Seperti yang kita ketahui bersama, segala hal yang dilakukan
perusahaan adalah untuk mendapatkan pelanggan. Pentingnya menjaga kepuasan pelanggan
menjadi dasar bagi perusahaan untuk mengambil langkah pemasaran tertentu terhadap
masing-masing kelompok pelanggan. Dalam sub bab sebelumnya telah beberapa kali
disebutkan bahwa keunggulan kompetitif dapat diciptakan dengan memenangkan hati
pelanggan, baik dari segi keterjangkauan harga produk/jasa maupun dari keunikan penawaran
produk/jasa yang diberikan perusahaan.

CIMA mendefinisikan analisis profitabilitas pelanggan sebagai sebuah analisis terhadap


aliran pendapatan dan biaya yang terkait dengan aktivitas melayani seorang pelanggan atau
suatu kelompok pelanggan. Kotler (1997) menganggap seorang pelanggan termasuk
menguntungkan bagi perusahaan ketika pendapatan yang diterima perusahaan dalam suatu
periode dari seorang pelanggan atau kelompok pelanggan yang spesifik melebihi biaya yang
dikeluarkan atau usaha yang dikorbankan untuk menarik dan melayani pelanggan tersebut.
Sebagai contoh sederhana, jika perusahaan memiliki pendapatan selama satu tahun sebesar
Rp 200 juta, maka perlu ditelusuri dari kelompok pelanggan mana saja pendapatan tadi
berasal. Setelah itu dihitung berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing
kelompok pelanggan dan akan diketahui siapa saja yang termasuk dalam pelanggan dengan
kategori profitable atau menguntungkan terhadap perusahaan.

Analisis Profitabilitas Pelanggan dan Activity Based Management

Jika kita pahami dari penjelasan di atas, terdapat dua hal mendasar yang perlu diketahui
dalam analisis profitabilitas pelanggan, yakni besarnya biaya untuk menangani pelanggan dan
aktivitas tidak bernilai tambah yang perlu dieliminasi agar bisa memangkas biaya (untuk
perusahaan yang menerapkan strategi cost leadership) atau aktivitas bernilai tambah yang
menciptakan keunikan (untuk perusahaan yang menerapkan strategi differentiation). Secara
tidak langsung hal ini menggambarkan adanya hubungan erat dengan activity based
management dimana perusahaan mengidentifikasi berbagai proses dan potensial nilai tambah
yang dihasilkan oleh proses tersebut.

Implementasi Analisis Profitabilitas Pelanggan

Untuk menerapkan analisis mengenai siapa pelanggan yang dikategorikan


menguntungkan bagi perusahaan, dimulai dengan segmentasi pelanggan atau menentukan
kelompok pelanggan, bisa berdasarkan area geografis, jenis kebutuhan atau pola
pembeliannya. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi faktor penyebab adanya
perbedaan pada masing-masing kelompok pelanggan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi
teknik pemasaran yang digunakan perusahaan terhadap mereka. Sebagai contoh, promosi atau
pemberian layanan lainnya akan dibedakan antara pelanggan domestik dengan pelanggan
yang berasal dari luar negeri. Selanjutnya, perusahaan perlu melihat sumber daya apa saja
yang dikeluarkan untuk menangani masing-masing kelompok pelanggan tersebut, tidak hanya
sumber daya keuangan (biaya) tetapi juga sumber daya manusia (personel) dan infrastruktur
fisik lainnya. Setelah biaya untuk melayani pelanggan teridentifikasi, pendapatan dari
kelompok pelanggan tersebut juga ditelusuri dan dicari hubungannya, apakah terdapat selisih
yang menguntungkan, impas, atau sebaliknya merugikan perusahaan (Wilson dan Gilligan,
1998 dalam Hoque, 2003).

Perusahaan dapat mengkategorikan pelanggan ke dalam empat kelompok berdasarkan


besarnya biaya untuk melayani dan margin yang diperoleh ketika menjual produk ke
pelanggan tersebut. Tipe pelanggan ‘champion’ memberikan profit yang besar bagi
perusahaan dan biaya untuk memberikan layanan kepada mereka tidak terlalu besar.
Pelanggan ini bisa berupa pelanggan individu dengan jumlah pembelian yang tinggi atau
sebuah institusi/perusahaan. Sebaliknya, tipe ‘demander’ memberikan profit yang sama besar
tetapi mereka menuntut banyak layanan dari perusahaan sehingga perusahaan perlu
mengorbankan beberapa hal untuk mempertahankan tipe pelanggan ini. Terdapat pula tipe
‘cheapskate’ yang umumnya memegang proporsi besar di antara semua pelanggan yang
dimiliki perusahaan. Pelanggan ini tidak terlalu mempedulikan fasilitas layanan khusus yang
diberikan perusahaan tetapi mereka cukup sensitif dengan harga. Margin laba yang didapat
dari pelanggan ini tidak terlalu besar tetapi mereka tetap perlu dipertahankan karena biaya
untuk melayaninya tergolong rendah. Kategori terakhir adalah ‘losers’ dimana pelanggan
dengan kategori ini hanya membeli produk yang memberikan margin laba rendah tetapi
memiliki permintaan yang berlebihan kepada perusahaan. Perusahaan tidak perlu
mempertahankan pelanggan jenis ini karena mereka tidak menguntungkan secara jangka
panjang. Yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah mempengaruhi mereka untuk
mengubah pola belanjanya atau dengan menjaga agar jenis pelanggan ini tidak merusak
reputasi perusahaan.

Customer Lifetime Value

Terdapat sebuah pendekatan yang menghitung nilai yang diberikan seorang pelanggan
atau suatu kelompok pelanggan sepanjang pelanggan tersebut menjalin hubungan dengan
perusahaan yang disebut dengan customer lifetime value (CLV). CLV mempertimbangkan
bahwa terkadang dapat muncul fluktuasi atas berapa kontribusi profit pelanggan tersebut
pada perusahaan. Untuk menghitungnya, perusahaan harus memahami dan melakukan
prediksi atas frekuensi pembelian, nominal pembelian maupun pola lain yang dimiliki oleh
pelanggan tersebut. CLV akan sangat bermanfaat pada jenis perusahaan yang memiliki cost
besar untuk mendapatkan pelanggan (acquisition cost) sekaligus mempertahankannya
(retention cost).

Analisis terhadap Pesaing (Akuntansi untuk Kompetitor)

Selain melakukan analisis terhadap pelanggan dengan pendekatan ABM atau CLV,
perusahaan juga bisa memperluas perspektifnya dengan memperhatikan pesaing. Analisis
terhadap pesaing terkadang disebut juga dengan akuntansi untuk kompetitor karena
perusahaan akan melakukan pendekatan akuntansi manajemen untuk memahami karakteristik
pesaing tersebut seperti dari segi struktur biaya pesaing dan strategi bisnisnya. Seperti yang
telah dibahas dalam lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan bisnis yang dicetuskan
Porter, pemain aktif di suatu industri tidak boleh dipandang sebelah mata. Ketika terjun di
suatu area bisnis, sebuah perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal berikut setiap
mengambil keputusan stratejik :

 Siapa pesaing utama perusahaan ?

 Apa tujuan perusahaan pesaing tersebut ?

 Apa kelemahan dan kekuatan utama mereka ?


 Bagaimana kinerja pesaing tersebut di pasar ?

 Bisakah perusahaan memprediksi langkah yang akan diambil pesaing di masa depan ?
(Hoque,2003).

Dengan melakukan analisis terhadap pesaing, perusahaan secara tidak langsung akan
belajar untuk menganalisis dirinya sendiri dari segi kekuatan dan kelemahan karena
membandingkan kinerja pesaing dengan perusahaan. Mengetahui kelemahan dan kekuatan
pesaing juga akan membantu perusahaan mengidentifikasi peluang dan ancaman di industri.
Ketika perusahaan lain dalam industri yang sama sedang melakukan eksperimen di pasar
dengan meluncurkan produk baru atau memasuki segmen pelanggan baru, kita bisa
memperhatikan mereka dan melihat hasil eksperimen tersebut sebelum melakukannya dalam
perusahaan kita. Selain itu kita juga akan bisa memilih strategi yang tepat setelah mengetahui
posisi atau ranking kita di pasar dibandingkan dengan pesaing.

Sumber Informasi dan Implementasi Analisis terhadap Pesaing

Pertanyaan sekarang adalah bagaimana perusahaan bisa mendapatkan informasi


mengenai pesaing ? Strategi bisnis maupun struktur biaya terperinci tentu tidak akan
dibocorkan ke pihak eksternal. Tetapi perusahaan bisa menggunakan beberapa jenis sumber
berikut, antara lain dokumen terpublikasi seperti laporan keuangan atau laporan tahunan, dari
situs resmi perusahaan, dari pengamatan langsung oleh perusahaan melalui penggunaan
produk atau jasa milik pesaing, menggunakan jasa konsultan manajemen, atau dengan
menggali informasi dari pelanggan. Di era media sosial seperti ini, unggahan dari pelanggan
yang pernah menggunakan produk atau jasa perusahaan lain dapat menjadi informasi yang
berharga untuk menyusun strategi bersaing yang tepat.

Lalu, bagaimana langkah yang harus dilakukan untuk menganalisis pesaing tersebut ?
Pertama kita perlu mengidentifikasi perusahaan kita sendiri yaitu dengan melihat dari segi
produk apa yang kita tawarkan, pelanggan kita berada pada segmen mana, atau kita bergerak
di area geografis mana. Kemudian kita akan membuat daftar berisi siapa saja perusahaan
yang berkompetisi dalam industri yang sama, yang melayani jenis pelanggan yang mirip, atau
menawarkan produk yang sejenis. Dengan kapabilitas yang dimiliki perusahaan, kumpulkan
sebanyak-banyaknya informasi mengenai kompetitor tersebut dan lakukan analisis
komparatif untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan masing-masing.

Peranan Akuntansi Manajemen dalam Akuntansi untuk Kompetitor


Setelah mendapatkan informasi mengenai kompetitor, perusahaan bisa melalukan
analisis lebih lanjut dengan salah satu dari pendekatan berikut :

1. Membandingkan struktur biaya kompetitor dengan perusahaan kita sendiri atau


semua pesaing lain lalu mengurutkannya

2. Membandingkan kualitas dan harga dari produk atau jasa yang ditawarkan
kompetitor

3. Melakukan benchmarking terhadap pesaing yang paling sukses (best practice)

4. Melakukan analisis rantai nilai dari pesaing

5. Memetakan posisi kompetitor dan mengawasinya perubahannya secara berkala

6. Melakukan analisis profitabilitas industri dengan memperhatikan 5 kekuatan menurut


Porter (five forces)

Keenam pendekatan di atas merupakan pendekatan yang muncul dari terobosan


akuntansi manajemen strategis. Mengumpulkan informasi mengenai biaya merupakan bagian
dari akuntansi, kemudian menganalisis informasi non-finansial seperti kualitas dan rantai
nilai merupakan hal yang yang diperoleh dengan adanya sebuah sistem akuntansi manajemen.
Terakhir, informasi tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun strategi
persaingan dan mengambil keputusan tentang langkah di masa depan. Peran manajemen
akuntan sangatlah penting karena dialah yang bertugas mengumpulkan dan memilah semua
informasi terkait pesaing yang tersedia, menilai sejauh mana relevansi dan kualitas informasi
tersebut lalu memprediksi apa yang terjadi dalam beberapa waktu mendatang.

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP)

Pengertian Analisis CVP


Analisa Biaya – Volume – Laba (Cost – Volume – Profit Analysis – CVP Analysis)
merupakan suatu alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan karena
analisa CVP menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual dan harga maka
semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisa CVP dapat menjadi
alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang
dialami suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya, juga dapat digunakan untuk
menentukan jumlah unit yang dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap
terhadap titik impas dan dampak kenaikan harga terhadap laba.

Asumsi – Asumsi Analisis CVP


Asumsi-asumsi yang digunakan pada analisa biaya – volume – laba :
a. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk lurus
b. Analisis mengasumsikan bawa harga, total biaya tetap dan biaya variable per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan
c. Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual
d. Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui
e. Asumsikan bahwa harga jual dan biaya diketahui dengan pasti
Penyajian Secara Grafis Hubungan Analsis CVP
Analisis  CVP  mudah  digunakan  dan  murah  biayanya,  namun  mengandung
kelemahan karena menggunakan beberapa asumsi berikut :
 Analisis mengasumsikan bahwa fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier.
 Analisis mengasumsikan bahwa harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per
unit  dapat  diidentifikasikan  secara  akurat  dan  tetap  kostan  sepanjang  rentang yang
relevan.
 Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual.
 Untuk analisis multi produk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui.
 Diasumsikan bahwa harga jual dan biaya diketahui dengan pasti.

Metode dan Penerapan Analisis Hubungan CVP


Beberapa penerapan dari Konsep Biaya-Volume-Laba
 Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan
 Perubahan dalam biaya variabel dan volume penjualan
 Perubahan dalam biaya tetap, harga jual, dan volume penjualan
 Perubahan dalam biaya variabel, biaya tetap, dan volume penjualan
 Perubahan dalam harga jual regular

Analisis CVP dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas


Analisis CVP dapat digunakan dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
namun  analisisnya  harus  dimodifikasi.  Analisis  sensitivitas  digunakan  disini.  Biaya tetap
dipisahkan dari berbagai jenis biaya yang berubah-ubah dengan penggerak biaya
tertentu.  Cara  yang  termudah  adalah  mengelompokkan  biaya  variable  sebagai  biaya
tingkat unit, tingkat batch dan tingkat produk. Kemudian, dampak keputusan terhadap batch
dan produk dapat diuji dalam kerangka kerja CVP.

Anda mungkin juga menyukai