Activity-Based Costing
Cooper menggambarkan dua tahap pada model ABC (Cooper, 1987a; Cooper
1987b) Pada tahap pertama, biaya ditugaskan ke cost pool (biaya aktivitas di
pusat kegiatan/aktivitas), berdasarkan driver cost. Pada tahap kedua, biaya
dialokasikan dari cost pool ke produk berdasarkan konsumsi produk dari
aktivitas. Tahap ini mirip dengan pendekatan penetapan biaya tradisional, kecuali
bahwa pendekatan tradisional hanya menggunakan karakteristik volume produk
tanpa mempertimbangkan karakteristik non-volume. Beberapa contoh cost driver
yang tidak terkait dengan volume meliputi jam setup, jumlah setup, jam
pemesanan, dan jumlah pesanan. Alokasi biaya terkait non volume dengan
menggunakan metode berbasisi volume akan mendistorsi biaya produk.
Metodologi
Mengidentifikasi aktivitas
Agar bisa menerapkan ABC, proses bisnis yang lengkap harus dibagi menjadi
satu rangkaian kegiatan. Flowchart (diagram alir) adalah alat yang umum
digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas utama ini. Setiap kotak mewakili
aktivitas dan panah menunjukkan aliran sistem. Jadi, untuk menetapkan aktivitas
yang dibutuhkan bagi ABC, proses homogen harus dikelompokkan bersama.
Dengan kata lain, aktivitas yang didorong oleh produk dan aktivitas yang
didorong oleh pelanggan harus dipisahkan untuk membentuk dua aktivitas
homogen individual. Contoh kegiatan untuk perusahaan manufaktur adalah
persiapan kutipan, pengawasan produksi, dan penanganan material
Setelah kegiatan utama telah ditetapkan, total biaya setiap aktivitas dapat
dihitung. Pertama, kategori pengeluaran yang terkait dengan setiap aktivitas
diidentifikasi. Misalnya, biaya aktivitas untuk "quote preparation" mencakup
biaya dari berbagai kategori pengeluaran seperti gaji, sewa, utilitas, dan
perlengkapan kantor. Untuk benar melacak biaya untuk setiap aktivitas, driver
biaya, juga disebut driver biaya tahap pertama, harus diidentifikasi untuk setiap
kategori pengeluaran. Misalnya, kategori biaya "sewa" yang terkait dengan
aktivitas "persiapan kutipan" dapat didorong oleh kaki persegi, sedangkan
kategori pengeluaran "gaji" dapat didorong oleh jumlah waktu yang dihabiskan
karyawan pada kegiatan ini.
Pada tahap kedua, kegiatan ditelusuri ke produk menggunakan tahap kedua cost
driver. Seperti halnya tahap pertama cost driver, data yang dibutuhkan untuk
driver tahap kedua mungkin tidak tersedia untuk mewakili proporsi cost pool
yang sesuai dengan produk. Misalnya, jarak tempuh bisa sulit dilacak ke produk
individual. Dengan tidak adanya data aktual, ada kebutuhan untuk
memperkirakan jumlah biaya aktivitas yang dikonsumsi masing-masing produk.
3 cara pengumpulan informasi
Dalam kasus dimana data riil tidak dapat diperoleh atau upaya pengumpulan
data tidak dapat dibenarkan secara finansial, educated guess/perkiraan yang baik
dapat dibuat untuk mendapatkan proporsi. Tebakan ini harus dilakukan secara
kolaboratif oleh manajemen, penyelenggara keuangan, dan pegawai operasional
yang terkait dengan pusat biaya yang diminati. Tim ini dapat memberikan
tebakan yang cermat mengenai proporsi biaya yang dialokasikan pada kedua
tahap metodologi penetapan biaya ABC. Tingkat akurasi yang diperoleh
didasarkan pada kombinasi keragaman tim dan pengetahuan mereka tentang
pusat biaya bunga
Cara yang lebih ilmiah untuk mendapatkan proporsi biaya penelusuran adalah
dengan menggunakan teknik sistematis seperti Analytic Hierarchical Process
(AHP) (Saaty, 1982; Golden, Wasil, dan Harker, 1989). AHP alat yang cocok
untuk menarik opini individu subjektif menjadi informasi yang lebih
representatif. Misalnya, dengan asumsi bahwa alokasi biaya bensin diperlukan
antara tiga cost pool yaitu penjualan, pengiriman dan perawatan. Dengan
mempertanyakan departemen yang mengkonsumsi sumber ini dan dengan
meminta mereka untuk mengevaluasi berapa persentase jarak tempuh yang
mereka kumpulkan dalam periode waktu tertentu, AHP dapat menghasilkan
persentase biaya ini dan mengalokasikannya ke kolam biaya yang sesuai.
Area kedua dimana AHP dapat digunakan adalah mengalokasikan biaya dari cost
pool ke masing-masing individu produk. Pada langkah ini penting untuk
menentukan cost driver yang tepat guna mencapai tingkat akurasi yang
diinginkan. Misalnya, kita ingin melacak cost pool penjualan ke setiap produk.
Salah satu pendekatannya adalah untuk memperkirakan tingkat aktivitas
penjualan yang dibutuhkan untuk masing-masing produk individual.
Diasumsikan skenario berikut: perusahaan memproduksi lima produk. Produk A
adalah produk yang sangat mapan yang membutuhkan usaha minimal dari
perwakilan penjualan saat mereka berbicara dengan potential consumers. Di sisi
lain, produk B, C dan D berada di tengah siklus hidup mereka. Akhirnya, produk
E, adalah produk baru yang menghabiskan banyak waktu dari perwakilan
penjualan. Alih-alih mengalokasikan jumlah yang sama dari biaya penjualan ke
masing-masing produk, AHP dapat memberikan perkiraan yang memungkinkan
perusahaan untuk melacak secara lebih akurat biaya ini terhadap produk.
Metodologi yang diikuti oleh AHP memerlukan faktor penentu pertama yang
memperhitungkan hubungan biaya antara aktivitas dan produk. Dalam ilustrasi
spesifik ini, lokasi perjalanan untuk penjualan dan waktu yang dihabiskan dengan
klien yang mendiskusikan setiap produk individual mungkin merupakan
beberapa contoh dari faktor-faktor ini. Kedua, perwakilan penjualan memberikan
peringkat di antara produk sesuai dengan jarak yang dibutuhkan untuk
mendukungnya. Pengambilan kedua di antara produk ditetapkan sebanding
dengan waktu yang dihabiskan dengan pelanggan. Akhirnya, peringkat subyektif
dari perwakilan penjualan digabungkan oleh AHP dan rasio untuk pengeluaran
penjualan di antara kelima produk tersebut diperoleh.
Data – data yang memang ada di perusahaan dan merupakan data yang paling
akurat untuk digunakan sebagai sumber informasi. Namun pengumpulan data ini
harus dilakukan oleh orang yang benar- benar bisa agar data yang di butuhkan
selalu ada saat di butuhkan.
5. Entri i.j di gantikan dengan nilai mata uang dengan mengalihkan beban
pada kategori j dengan rasio i.j
6. cost aktivitas ditelusuri pada tiap produk setelah total kos tiap aktivitas
ditentukan
Dalam penelitian ini sistem biaya yang digunakan beralih dari tradisional
ke ABC. Implementasi sistem ABC tidak mudah karena sistem ABC
membutukan perubahan organisasi, penerimaan oleh karyawan, investasi pada
sofware dan hardware dan alat pengumpulan data. Walaupun banyak perusahaan
yang sukses dengan menerapkan sistem ABC dan sukses, tetapi hasil yang di
peroleh tidak bisa secara langsung.
Saran
• Dimasa depan diharapkan bisa ada sofware yang menggunakan metode ini