Oleh:
Divisi suatu perusahaan sering kali memasok barang dan jasa ke divisi lainnya di
dalam perusahaan yang sama. Jika divisi-divisi tersebut dievaluasi berdasarkan laba,
imbal baik atas investasi, atau laba residunya, harga harus ditetapkan untuk transfer
seperti itu ataupun sebaliknya, divisi yang memproduksi barang atau jasa tidak akan
menerima piutang. Harga dalam kondisi ini disebut harga transfer.
Akan tetapi, transaksi tersebut tidak memiliki dampak langsung terhadap laba yang
dilaporkan untuk perusahaan secara keseluruhan. Ini seperti mengambil uang dari satu
kantong dan menempatkannya pada kantong yang lain.
Mengingat biaya produksi merupakan biaya yang paling besar, maka perusahaan
berusaha menekan atau memperkecil pengeluaran biaya, khususnya yang berkaitan
dengan kegiatan proses produksi, baik mengenai biaya perolehan bahan baku, biaya yang
dikeluarkan untuk bahan pembantu atau penolong, biaya tenaga kerja, penyusutan
peralatan, pemeliharaan dan sebagainya. Apabila perusahaan dapat menekan biaya
sampai pada batas minimal maka perusahaan akan dapat mencapai keunggulan biaya,
sehingga nilai keuntungan yang diperoleh perusahaan akan meningkat. Oleh karena itu
diperlukan pengendalian dan pengawasan terhadap biaya produksi tersebut.
Teori kendala atau theory of constraint memfokuskan pada tiga ukuran kinerja
organisasi, yaitu meningkatkan througput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan
beban operasi. Dengan meningkatkan througput, meminimalkan persediaan, dan
menurunkan beban operasi, tiga ukuran kinerja keuangan akan terpengaruh, yaitu laba
bersih, pengembalian investasi akan meningkat, dan arus kas akan membaik.
Teori kendala mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-
kendalanya. Jika hendak memperbaiki kinerjanya, suatu perusahaan harus
mengidentifikasi kendala-kendalanya, mengeksploitasi kendalanya dalam jangka pendek
dan jangka panjang, kemudian menemukan cara untuk mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Harga transfer (transfer price) adalah harga yang dibebankan jika satu segmen
perusahaan menyediakan barang atau jasa kepada segmen lain dari perusahaan yang
sama.
Produk atau jasa yang dipindahkan antar departemen dalam satu organisasi
dinamakan intermediate product (produk antara). Jika dilihat, transfer pricing
merupakan hal yang aneh. Aktivitas di dalam suatu organisasi bukanlah suatu pasar
seperti umumnya, produk dan jasa tidaklah dijual dan dibeli seperti transaksi di pasar
terbuka.
Pengertian harga transfer bisa dibagi menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat
netral dan pengertian yang bersifat peyoratif.
1) Pengertian Netral
Dengan asumsi bahwa transfer pricing merupakan murni strategi dan taktik bisnis
tanpa motif pengurangan beban pajak. Menurut Dr. Gunandi, M.Sc., Ak., harga
transfer adalah penentuan harga atau imbalan sehubungan dengan penyerahan
barang, jasa, atau pengalihan teknologi antarperusahaan yang mempunyai hubungan
istimewa.
Harga transfer adalah harga yang dibebankan oleh suatu bagian (subunit,
departemen, divisi) dalam suatu organisasi untuk suatu produk atau jasa yang
dipasok kepada bagian lain dalam organisasi yang sama (Charles T. Horngren &
George Poster, 1990).
A transfer price is a price used to measure the value of goods or services furnished
by a profit center to other resposibility centers within a company (Robert N.
Anthony, Glenn A. Welsch dan James S.Reece)
2) Pengertian Peyoratif
Dengan asumsi bahwa transfer pricing sebagai upaya untuk menghemat beban pajak
dengan taktik, antara lain menggeser laba ke negara yang tarif pajaknya rendah.
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitrro, S.H., transfer pricing adalah suatu perbuatan
pemberian harga faktur (invoice) pada barang-barang (juga jasa-jasa) yang
diserahkan antar bagian/ cabang suatu perusahaan multinasional.
Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai
masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu
mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual
khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit
penjual (selling division) dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini
pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang
atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat
adalah pusat laba.
Transfer pricing multinasional berhubungan dengan transaksi antardivisi dalam satu unit
hukum (entitas) atau antarentitas dalam satu kesatuan ekonomi yang meliputi berbagai wilayah
kedaulatan negara. Tujuan yang ingin dicapai dalam penetapan harga transfer adalah sebagai
berikut :
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga
mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit
pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka
penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
Gambar 1
Skenario Harga Transfer
Sebagai contoh, manajemen puncak di Verybig, Inc., dapat diatur kebijakan harga
transfer perusahaan dengan biaya pembuatan penuh. Kemudian, jika Medium big Divisi
ingin mentransfer produk ke Somewhatbig Division, harga transfer akan menjadi biaya
produk. Namun, tidak ada divisi yang dipaksa untuk mentransfer produk secara internal.
Kebijakan harga transfer hanya mengatakan bahwa jika produk ditransfer, itu harus
dengan biaya.
Dalam menetapkan kebijakan penentuan harga transfer, pandangan dari kedua divisi
penjualan dan divisi pembelian harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang
mencapai tujuan ini dengan mengidentifikasi harga minimum bahwa divisi penjualan
akan bersedia menerima dan harga maksimum bahwa divisi pembelian akan bersedia
membayar. Harga minimum dan maksimum ini sesuai dengan biaya peluang mentransfer
secara internal. Mereka didefinisikan untuk masing-masing divisi sebagai berikut :
Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi
penjual tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada pihak luar (batas
bawah/floor)
Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi
pembeli tidak menjadi lebih buruk, jika suatu input dibeli dari divisi internal daripada
jika barang yang sama dibeli dari pihak eksternal (batas atas/ceiling).
Menurut definisinya, ini Pendekatan memastikan bahwa manajer divisi tidak lebih
buruk dengan mentransfer secara internal. Tetapi apa yang dimaksud dengan acuh tak
acuh atau tidak lebih buruk. Dalam istilah praktis, ini berarti bahwa laba divisi total tidak
berkurang oleh transfer internal.
Beberapa kebijakan penentuan harga transfer digunakan dalam praktek. Kebijakan
harga transfer ini termasuk harga pasar, harga transfer berbasis biaya, dan harga transfer
yang dinegosiasikan.
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang
akan dikenakan seandainya produk tersebut di jual ke konsumen luar atau dibeli dari
pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya
sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Harga Transfer Berbasis Biaya (Cost-based Transfer Prices ) adalah harga yang harus
dibayar sesuai dengan biaya yang digunakan untuk membuat produk tersebut (biaya
penuh mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel
dan overhead tetap).
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang
ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga
transfer metode ini relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.
Pertama, penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang
buruk, jika seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga
menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi
kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga
transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal.
Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi
orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
a) Penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang
buruk, jika seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal
sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat
terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar.
b) Jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah
menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer
yang berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab
mengendalikan biaya.
Gambar 2
Penentuan Harga Transfer Domestik dan Internasional
Sebagai contoh, pembebanan harga transfer yang rendah untuk anak perusahaan
asing mungkin akan mengurangi pembayaran bea cukai sebagai akibat dari batas-batas
internasional, atau mungkin membantu anak perusahaan untuk bersaing dalam pasar
asing dengan mempertahankan biaya anak perusahaan yang rendah. Di sisi lain,
mebebankan suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC mengurangi laba
pada negeri yang telah memperketat kendali pengiriman uang asing, atau mungkin
memberikan kemudahan bagi MNC memindahkan pendapatan dari suatu negara yang
memiliki tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu negara dengan tingkat pajak
rendah (tax haven country).
Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-
perusahaan multinsional (MNC) melihat transfer pricing sebagai suatu isu pajak
internasional utama, dan lebih dari setengah dari perusahaan ini mengatakan bahwa isu
ini adalah isu yang paling penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian
modal Organization of Economic Cooperation and Development (OECD), yang
menyatakan bahwa harga-harga transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan
standar arm’s-length, artinya pada suatu harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang
independen. Sementara perjanjian model tersebut diterima secara luas, terdapat
perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara menerapkannya. Meskipun demikian,
terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia terhadap suatu pendekatan untuk
membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi kewajiban pajak dengan
menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-length standard tersebut.
TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah perusahaan dalam
meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan produksinya dan meminimalisasi
semua ongkos atau biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung, biaya tidak
langsung, dan biaya modal.
Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala sebagai
kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat berpengaruh terhadap
profitabilitas secara keseluruhan.
1. Berdasarkan asalnya
a) Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin.
Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan keluaran
semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya operasional.
b) Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau
kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa
volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar,
meningkatkan permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan produk baru.
2. Berdasar sifatnya
a) Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat pada sumber
daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
b) Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala yang terdapat
pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.
Selain itu Kaplan dan Atkinson menambahkan pengelompokan kendala dalam tiga
bagian yaitu:
TOC memiliki argumen bahwa penurunan persediaan akan meningkatkan daya saing
perusahaan, karena dengan menurunkan persediaan, akan diperoleh produk yang lebih
baik, harga yang lebih rendah, dan tanggapan yang lebih cepat terhadap kebutuhan
pelanggan.
Penerapan TOC dapat membantu manajer dalam meningkatkan laba dan juga
penjualan produk atau jasa yang berkualitas serta pemenuhan permintaan yang tepat
waktu sehingga perusahaan mampu beroperasi secara efisien dan efektif.
Selain memperhatikan lima tahap penerapan TOC diatas, perlu diperhatikan pula
sepuluh prinsip dasar TOC. Kesepuluh prinsip dasar tersebut adalah :
a. Produk yang Lebih Baik, Perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas
lebih baik dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke
pasar.Persediaan yang lebih rendah menyebabkan deteksi atas kerusakan dapat
dilakukan lebihcepat dan penyebab maasalah bisa segera dinilai. Persediaan yang
rendah memungkinkan perubahan produk untuk diperkenalkan secara lebih cepat
karena perusahaan mempunyai persediaan produk lama yang lebih sedikit dan
harus segera dijual atau dibuang.
b. Harga yang Lebih Rendah, Persediaan rendah akan menyebabkan menurunnya
biaya penyimpanan, biaya investasi per unit dan beban operasi lain seperti lembur
dan pengiriman khusus. Dengan menurunnya biaya-biaya maka penetapan harga
akanmenjadi lebih fleksibel, sehingga perusahaan tidak harus melakukan strategi
pemotongan harga.
c. Daya Tanggap, Persediaan yang lebih rendah memungkinkan waktu tunggu aktual
untuk diamati secara lebih seksama dan tanggal pengiriman yang lebih akurat dapat
terpenuhi.Tingkat persediaan yang tinggi terhadap pesaing akan mengakibatkan
kelemahankompetitif, dengan teori kendala maka perusahaan dapat menekan
pengurangan persediaam dengan mengurangi waktu tunggu.
BAB III
KESIMPULAN
1. Transfer Pricing didefinisikan sebagai harga yang ditentukan oleh satu bagian dari
sebuah organisasi atas penyerahan barang atau jasa yang dilakukannya kepada
bagian lain dari organisasi yang sama. Transfer pricing dapat juga diartikan sebagai
nilai atau harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk
mencatat pendapatan divisi penjual (selling division) dan biaya divisi pembeli
(buying division).
2. Tujuan penetapan harga transfer adalah untuk mentransmisikan data keuangan
diantara departemen-departemen atau divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka
saling menggunakan barang dan jasa satu sama lain. Selain itu transfer pricing
terkadang digunakan untuk mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer
divisi penjual dan divisi pembeli menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan
tujuan perusahaan secara keseluruhan. Namun dalam praktik, seringkali
ditemukan transaksi antar anggota perusahaan multinasional yang tidak luput
dari rekayasa transfer pricing.
e) TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah perusahaan dalam
ongkos atau biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung, biaya tidak
DAFTAR PUSTAKA