Anda di halaman 1dari 46

MANAJEMEN STRATEGIK DAN KEPEMIMPINAN

“MEMPERKUAT POSISI KOMPETITIF:


LANGKAH STRATEGI, WAKTU DAN RUANG LINGKUP OPERASI”

Kelompok 1

Kadek Agustina Anggara Jaya 1907612009


I Made Agus Oka Pradnya 1907612016
Anak Agung Ketut Agus Suardika 1907612017

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
7.1 Keuntungan Posisi Kompetitif

Dalam mempertahankan posisi perusahaan terhadap pesaing, perusahaan perlu mengenal


berbagai pesaing, baik dari pendatang baru (new entrants) maupun pesaing yang sudah mapan
(established competitor). Perusahaan dapat menggunakan strategi bertahan, atau disebut strategi
defensive yang bertujuan mengurangi kemungkinan diserang, membelokkan serangan ke arah
yang tidak membahayakan atau mengurangi intensitasnya. Strategi bersaing yang paling berhasil
merupakan perpaduan antara komponen ofensif dan komponen defensif. Strategi defensif pada
dasarnya mempengaruhi proses pengambilan keputusan pesaing sehingga dari sudut pandang
penantang setiap serangan kepada perusahaan tidak akan menguntungkan bagi mereka. Hal ini
dilakukan dengan mengurangi perangsang bagi pesaing untk menyerang perusahaan, atau,
membangun hambatan masuk (entry barrier) atau hambatan mobilitas (mobility barrier) sehingga
serangan akan sulit dilakukan.

Memilih Strategi Ofensif – Pilihan-Pilihan Stratejik Untuk Memperbaiki Posisi Pasar Perusahaan

Strategi Ofensif adalah strategi mencari pelanggan baru untuk memperbanyak pelanggan
dan pangsa pasar. Lepas dari mana yang akhirnya dipilih dari kelima strategi kompetitif generik
yang ada, ada masa-masa dimana perusahaan pada akhirnya harus bergerak ofensif untuk
memperkuat posisi pasarnya serta memperbaiki kinerja bisnisnya secara keseluruhan. Strategi
ofensif ini bertujuan untuk mencari pelanggan baru. Dengan strategi ini diharapkan perusahaan
dapat meningkatkan pangsa pasar, penjualan, dan jumlah pelanggannya. Perusahaan perlu
memahami salah satu kecenderungan dimana strategi ofensif dipilih dan dilaksanakan oleh
perusahaan yang menemukan peluang-peluang untuk mendapatkan pangsa pasar yang
menguntungkan dengan memanfaatkan pesaing, atau saat perusahaan tidak memiliki pilihan
sama sekali selain menghadang laju keunggulan kompetitif para pesaing. Ada beberapa prinsip
ofensif yang dipakai oleh banyak perusahaan yang sukses akan mencakup sbb:

a. Memilih basis penyerangan (ofensif) kompetitif;

b. Memilih pesaing-pesaing mana yang akan dipilih;

c. Strategi Lautan Biru (Blue Ocean Strategy) – satu jenis strategi ofensif.

1
Strategi Defensif – Melindungi Posisi Pasar Dan Keunggulan Kompetitif

Strategi Defensif adalah strategi pengurangan kemungkinan beralihnya pelanggan ke


pihak lain dengan langkah memperbaiki produk dan dan melindungi pangsa pasar dari para
pesaing. Strategi ini dibagi lagi menjadi strategi pembentukan rintangan pengalihan dan strategi
kepuasan pelanggan. Tujuan dari strategi defensif atau bertahan adalah untuk a) menurunkan
risiko diserang, b) memperlemah dampak serangan yang dilakukan pesaing, dan c)
mempengaruhi perusahaan penantang atau pesaing untuk menyerang target yang lain. Strategi
defensif terdiri atas dua bentuk, yaitu:

a. Strategi Pembentukan Rintangan Pengalihan

Dalam hal ini perusahaan perlu berupaya membentuk suatu rintangan pengalihan,
sehingga pelanggan merasa enggan, rugi, atau mahal untuk berganti pemasok (vendor,
took, dan lain-lain). Rintangan pengalihan ini dapat berupa biaya pencarian, biaya
transaksi, biaya pemahaman, potongan harga khusus bagi pelanggan yang loyal,
kebiasaan pelanggan, biaya emosional, dan usaha-usaha kognitif, serta risiko finansial,
sosial, dan psikologi. Kesemuanya ini dapat tercapai apabila perusahaan berhasil
menciptakan dan menjalin hubungan yang harmonis, akrab, dan saling menguntungkan
dengan pelanggannya.

b. Strategi Kepuasan Pelanggan

Strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus berusaha keras dan
memerlukan biaya tinggi dalam usahanya merebut pelanggan suatu perusahaan. Satu hal
yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan strategi
jangka panjang yang membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana, maupun sumber
daya manusia (Schnaars dalam Tjiptono, 1995).

Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan
pelanggan:

a. Strategi pemasaran berupa relationship marketing 

b. Strategi superior customer service

c. Strategi unconditional guarantees 


2
d. Strategi penanganan keluhan yang efisien

e. Strategi peningkatan kinerja perusahaan 

Menerapkan Quality Function Deployment (QFD)

Pengaturan Waktu Untuk Tindakan Ofensif Atau Defensif Stratejik Perusahaan

Pada saat melakukan tindakan stratejik, pertimbangan pengaturan waktu terbukti sama
krusialnya dengan tindakan stratejik tersebut, terutama saat keunggulan atau sebaliknya
kelemahan sebagai perintis sangat kentara ada. Pengaturan waktu merupakan hal yang sangat
penting mengingat bahwa apapun tindakan yang pada akhirnya diambil tidak serta merta
menjamin keberhasilan strategi, termasuk bila perusahaan memilih menjadi perintis.

7.2 Rantai Nilai

Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis) adalah proses di mana sebuah perusahaan
mengidentifikasi kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk, kemudian
menganalisisnya untuk mengurangi biaya atau meningkatkan diferensiasi. Value Chain Analysis
merupakan strategi yang digunakan untuk mengalisis kegiatan internal perusahaan. Dengan kata
lain, dengan melihat ke dalam kegiatan internal, analisis itu mengungkap di mana keunggulan
kompetitif suatu perusahaan atau kekurangannya. Perusahaan yang bersaing melalui keunggulan
diferensiasi akan mencoba untuk melakukan kegiatan yang lebih baik dari yang akan dilakukan
pesaing. Jika bersaing melalui keunggulan biaya, ia akan mencoba untuk melakukan kegiatan
internal dengan biaya lebih rendah dari pesaing. Ketika sebuah perusahaan mampu memproduksi
barang dengan biaya yang lebih rendah dari harga pasar atau untuk memberikan produk-produk
unggulan, ia memperoleh keuntungan.

            Value Chain Analysis yang banyak digunakan oleh perusahaan – perusahaan, yaitu
Porter’s Value Chain Model yang diperkenalkan oleh Michael Porter pada tahun 1985. Berikut
adalah gambaran model dari Porter’s Value Chain :

3
            Porter’s Value Chain berfokus pada sistem, dan bagaimana input diubah menjadi output
yang dibeli oleh konsumen. Menggunakan sudut pandang ini, Porter menggambarkan rantai
kegiatan umum untuk semua bisnis, dan ia membagi mereka ke dalam kegiatan primer dan
dukungan.

Primary Activies

Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan fisik, penjualan, pemeliharaan dan
dukungan dari suatu produk atau jasa. Mereka terdiri dari:

a. Inbound Logistic – semua proses yang terkait dengan menerima, menyimpan, dan
mendistribusikan input internal.

b. Operations – kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi output yang akan
dijual kepada pelanggan.

c. Outbond Logistic – kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada pelanggan.

d. Marketing & Sales – proses yang digunakan untuk membujuk pelanggan untuk membeli
produk yang dijual.

e. Service – kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari produk atau
layanan kepada pelanggan setelah membeli produk.

4
Support Activites

Kegiatan ini mendukung fungsi utama di atas. Dalam diagram kita, garis putus-putus
menunjukkan bahwa setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat berperan dalam setiap
kegiatan utama. Misalnya, pengadaan mendukung operasi dengan kegiatan tertentu, tetapi juga
mendukung pemasaran dan penjualan dengan kegiatan lain.

a. Procurement (Purchasing) – kegiatan organisasi untuk mendapatkan sumber daya yang


dibutuhkan untuk beroperasi.

b. Human Resource Management – seberapa baik sebuah perusahaan merekrut, melatih,


memotivasi, memberi penghargaan, dan mempertahankan para pekerjanya.

c. Technological Development – kegiatan ini berhubungan dengan pengelolaan dan


pengolahan informasi, serta melindungi basis pengetahuan perusahaan.

d. Infrastructure – sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang memungkinkan


untuk mempertahankan operasi sehari-hari seperti akuntansi, hukum, administrasi, dan
manajemen.

Berikut adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh perusahaan untuk mendapatkan
Keuntungan (Cost Advantages) :

a. Mengidentifikasi kegiatan utama dan dukungan perusahaan. Semua kegiatan (menerima


dan menyimpan bahan-bahan untuk pemasaran, penjualan dan dukungan purna jual) yang
dilakukan untuk menghasilkan barang atau jasa harus diidentifikasi secara jelas dan
terpisah satu sama lain. Ini membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang operasi
perusahaan karena kegiatan rantai nilai tidak diatur dalam cara yang sama seperti
perusahaan itu sendiri.

b. Menetapkan kepentingan relatif dari setiap kegiatan dalam total biaya produk. Total biaya
produksi suatu produk atau jasa harus dipecah dan ditugaskan untuk setiap kegiatan.

c. Mengidentifikasi biaya -biaya untuk setiap kegiatan.

d. Mengidentifikasi hubungan antara kegiatan. Pengurangan biaya dalam satu kegiatan


dapat menyebabkan pengurangan biaya lebih lanjut dalam kegiatan berikutnya. Misalnya,

5
lebih sedikit komponen dalam desain produk dapat menyebabkan bagian yang rusak
kurang dan biaya jasa lebih rendah.

e. Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya.

Berikut langkah jika Value Chain Analysis yang dilakukan oleh perusahaan dengan
mengandalkan diferensiasi produk/jasa. Hal ini dikarenakan fitur yang lebih banyak dan
pelanggan lebih puas dengan produk/jasa yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka
sehingga tingkat peminat lebih tinggi.

a. Mengidentifikasi kegiatan penciptaan nilai pelanggan. Setelah mengidentifikasi semua


kegiatan, manajer harus fokus pada kegiatan-kegiatan yang paling berkontribusi untuk
menciptakan nilai pelanggan.

b. Mengevaluasi strategi diferensiasi untuk meningkatkan nilai pelanggan. Manajer dapat


menggunakan strategi berikut untuk meningkatkan diferensiasi produk dan nilai
pelanggan :

c. Menambahkan fitur produk yang lebih;

d. Fokus pada layanan pelanggan dan responsif;

e. Meningkatkan kustomisasi;

f. Menawarkan produk komplementer.

g. Mengidentifikasi diferensiasi terbaik yang berkelanjutan. Biasanya, keunggulan


diferensiasi dan nilai pelanggan akan menjadi hasil dari banyak kegiatan yang saling
terkait dan strategi yang digunakan. Kombinasi terbaik dari mereka harus digunakan
untuk mengejar keuntungan diferensiasi yang berkelanjutan.

7.3 Aliansi Strategis

Aliansi strategis merupakan sebuah hubungan antara beberapa kelompok yang memiliki
tujuan sama dan melibatkan beberapa bidang bisnis. Dimana pihak yang melakukan aliansi
bukan menjadi pesaing bisnis secara langsung walaupun memiliki kesamaan produk atau jasa
yang memiliki target yang sama. Hal tersebut membuat para pihak pelaku bisnis yag terkait
6
harus mampu melakukan sesuatu yang lebih baik, dan menimbulkan kerjasama yang baik.
Sehingga dengan adanya aliansi maka suatu perusahaan dapat saling membantu terkait
kemampuan yang dimiliki. Dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa aliansi strategis ini
penting bagi perusahaan dalam menjalankan suatu bisnis. Terlebih pada era perekonomian
sekarang ini  mendorong terjadinya suatu korporasi untuk meningkatkan keunggulan bersaing
melalui sumber daya yang dimiliki oleh pihak yang terkait. Baik itu terkait dengan kondisi pasar,
teknologi ataupun sumber daya manusia pada suatu bisnis.  Yang mana hal itu akan melengkapi
dan membangun korporasi untuk tumbuh dan berkembang secara lebih efektif dan efisien. Akan
tetapi pada saaat membentuk suatu korporasi  yang tumbuh cepat akan mengalami kendala untuk
memperluas sumber daya secara teknis dan operasional yang cenderung relatif berat. Mengingat
dalam prosesnya korporasi ini perlu meminimalkan waktu yang diperlukan dan meningkatkan
produktivitas agar tetap fokus pada bisnis inti suatu korporasi yang dibentuk dan
melakukan inovasi. Sehingga tak heran jika suatu perusahaan harus melakukan aliansi strategis
untuk memperoleh keuntungan dari para pelaku bisnis yang bekerja sama terkait beberapa aspek
seperti pemasaran, distribusi dan lain sebagainya. Selain itu aliansi strategis juga memiliki
beberapa manfaat seperti memperluas akses pasar, dan memperoleh kecukupan sumber daya dan
kompetensi yang sesuai agar korporasi dapat berjalan lancar.

Dari manfaat tersebut maka aliansi strategis sering diterapkan oleh perusahaan untuk
berbagai hal seperti mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan.
Meningkatkan akses pada teknologi baru dan melakukan perbaikan posisi terhadap pesaing
memasuki pasar baru. Mengurangi waktu siklus produk dan Memperbaiki usaha-usaha riset serta
pengembangan. Manfaat-manfaat tersebut secara langsung juga akan mendorong perusahaan
memiliki kualitas yang lebih baik. Sehingga aliansi strategis ini mampu memberikan dampak
positif yang cukup banyak, dan untuk menerapkannya pun terdapat beberapa strategi yang
bertahap seperti pengembangan strategi bisnis, penilaian oleh pelaku bisnis yang bekerja sama,
negosiasi kontrak bisnis, operasionalisasi aliansi, pemutusan aliansi serta memilihan tipe aliansi.
Dimana dalam tahapan tersebut yang perlu diperhatikan lebih detail dan mendalam ini terkait
dengan tipe aliansi strategis.

Empat Tipe Aliansi Strategis

7
a. Join venture

Join venture merupakan salah satu tipe aliansi strategis dimana didalamnya terdapat dua
tau lebih perusahaan yang menciptakan perusahaan secara mandiri dan legal. Kemudian
perusahaan tersebut dapat saling berbagi sumber daya dan keahlian yang dimiliki untuk
dikombinasikan agar mampu meningkatkan kemampuan untuk bersaing yang baik.

b. Equity strategic alliance

Equity strategic alliance merupakan salah satu tipe aliansi strategi yang didalamnya
terdapat dua atau lebih perusahaan yang mempunyai bagian kepemilikan yang berbeda
dengan perusahaan yang dibentuk secara bersama-sama. Akan tetapi mampu untuk
mengkombinasikan seluruh sumber daya dan keahlian atau ketrampilan agar mampu
meningkatkan persaingan bisnis yang berkualitas.

c. Nonequity strategic alliance

Nonequity strategic alliance merupakan salah satu tipe aliansi strategis yang didalamnya
terdapat dua atau lebih perusahaan memiliki hubungan atas suatu perjanjian untuk
menggunakan sebagian sumber daya dan keahlian atau ketrampilan yang khas tetapi tidak
berbagi terkait modal untuk mengembangkan keunggulan dalam bersaing.

d. Global strategic alliances

Global strategic alliances merupakan salah satu tipe aliansi strategis yang didalamnya
terdapat sebuah kerjasama secara partnerships antara dua atau lebih perusahaan. Dimana
perusahaan tersebut bukan terjadi antar dalam negara tetapi antar lintas negara dan lintas
industri.

Dari beberapa informasi di atas membuat para pelaku bisnis untuk melakukan aliansi
strategis. Dimana seperti yang diketahui bahwa dengan hal itu dapat membantu suatu perusahaan
atau organisasi mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai dengan usaha perusahaan itu
sendiri. Akan tetapi, pada dasarnya setiap tindakan yang dilakukan pasti memiliki risikonya.
Sehingga sebagai pelaku bisnis harus mampu mengontrol dan mengelola perusahaan dengan
baik.

7.4 Penggabungan Usaha dan Akuisisi


8
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu di
antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala
nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut. Merger terbagi
menjadi tiga, yaitu:

a. Merger horizontal

Merger horizontal adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama),
Salah satu tujuan utama merger horizontal adalah untuk mengurangi persaingan atau
untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasaran dan
distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi. misalnya merger antara dua
perusahaan roti, perusahaan sepatu.

b. Merger vertical

Merger vertikal adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling


berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Merger vertical dilakukan
oleh perusahaan–perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap
pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.
Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan
ban merger dengan perusahaan mobil.

c. Merger kongenerik

Merger kongenerik akan melibatkan perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan


tetapi bukan merupakan produsen dari sebuah produk yang sama atau perusahaan yang
memiliki hubungan pemasok-produsen.

d. Merger Konglomerat

Merger Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan


berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu
merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan
makanan.Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan badan
usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik.Caranya ialah dengan saling
bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan.

9
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu
perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau
yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. (Abdul Moin, 2004). Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan Perseroan Terbatas mendefinisikan akuisisi sebagai perbuatan hukum yang
dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau
sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap
perseroan tersebut. Menurut Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999) akuisisi dapat dibedakan
dalam tiga kelompok besar, yaitu:

a. Akuisisi horizontal, yaitu akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang masih
dalam bisnis yang sama.

b. Akuisisi vertical, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang dibeli.

c. Akuisisi konglomerat, yaitu akuisisi badan usaha yang tidak ada hubungannya sama
sekali dengan badan usaha pembeli.

Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas akuisisi saham dan akuisisi asset,
yaitu:

a. Akuisisi Saham

Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan,
dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan dari penjual
kepada pembeli. Akuisisi saham merupakan salah satu bentuk akisisi yang paling umum
ditemui dalam hampir setiap kegiatan akuisisi.

b. Akuisisi Asset

Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka ia dapat membeli
sebagian atau seluruh aktiva atau asset perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut
hanya sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi
asset secara sederhana dapat dikatakan merupakan Jual beli (asset) antara pihak yang
melakukan akuisisi asset (sebagai pihak pembeli) dengan pihak yang diakuisisi assetnya
(sebagai pihak penjual), Jika akuisisi dilakukan dengan pembayaran uang tunai. Atau

10
Perjanjian tukar menukar antara asset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan lain milik
dan pihak yang melakukan akuisisi, jika akuisisi tidak dilakukan dengan cara tunai.

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun
akuisisi, yaitu:

a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,
maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak
memiliki resiko adanya produk baru.Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger
dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.

b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of
scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan
pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger.
Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang
sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal,
tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga
menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan.
Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi.

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi
pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat
mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan
teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen
atau teknologi yang ahli.
11
e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai
kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat
melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan
kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi
pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari
perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan
dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih


besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih
mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

g. Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak
bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan
menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003,
p.714-716).

Kelebihan dan Kekurangan Merger

a. Kelebihan Merger.

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding


pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

b. Kekurangan Merger.

Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada


persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan, sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo,
2001, p.642)

12
Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi

a. Kelebihan Akuisisi.

Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat
menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firma. Dalam Akusisi
Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham
perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan
persetujuan manajemen perusahaan. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen
dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan
perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover). Akuisisi Aset memerlukan suara
pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada
akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka
tidak menyetujui akuisisi.

b. Kekurangan Akuisisi

Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan
menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar
akuisisi terjadi. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka
terjadi merger. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara
hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

7. 5 Siklus Hidup Produk

Tahapan-Tahapan Siklus Hidup Produk

Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki
siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang
menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar.
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran

13
karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan
diperluas oleh para ahli lainnya. Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada
dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Terdapat yang
menggolongkannya menjadi

a. Introduction

b. Growth

c. Maturity

d. Decline

e. Termination

Sementara itu ada juga yang menggemukakan bahwa keseluruhan tahap – tahapan dalam Siklus
Hidup Produk (Product Life Cycle) itu terdiri atas

a. Introduction (pioneering)

b. Rapid growth (market acceptance)

c. Slow growth (turbulance)

d. Maturity (saturation)

e. Decline (obsolescence).

Walaupun demikian pada dasarnya yang digunakan ialah penggolongan ke dalam empat tahapan,
yakni:

a. Introduction

b. Growth

c. Maturity

d. Decline

Tahap Pengenalan – (Introduction)

14
Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat
(karena tingginya market resistance), persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan
relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan
pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula
disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi,
serta distribusi yang masih terbatas. Dalam tahap perkenalan, barang mulai dipasarkan kedalam
jumlah yang besar meskipun volume penjualannya belum sesuai . Barang yang di jual dasarnya
barang baru (yang betul-betul baru) dikarenakan masih berada ditahap permulaan, dan biasanya
ongkos yang dikeluarkan ini juga tinggi terutama biaya periklanan (Promosi). Promosi yang
dilakukan tersebut memang harus agresif serta juga mengarah kepada merek penjual. Di samping
hal itu distribusi barang itu juga masih terbatas serta laba yang diperoleh juga masih rendah

Tahap Pertumbuhan – (Growth)

Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan sangat cepat.
disebabkan permintaan sudah sangat meningkat serta juga masyarakat sekitara sudah mengetahui
produk bersangkutan, maka dari usaha promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut
tidak seagresif tahap sebelumnya. Di dalam tahap ini lahan pesaing sudah mulai memasuki pasar
sehingga terdapat persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat
memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan cara menurunkan harga
jualnya.

Tahap Kedewasaan – (Maturity)

Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan.
Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam siklus hidup produk. Hal ini disebabkan
pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian
besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi
pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang
digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity.
Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin
tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan
lainnya.

15
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

a. Tingkat Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang


disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa
ditambah.

b. Tingkat Stable Maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya
pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan
perusahaan.

c. Pada tingkat ketiga, Decaying Maturity, penjualan mulai menurun dan konsumen mulai
bergerak ke produk lain atau produk substitusi.

Tahap Penurunan – (Decline)

Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap
decline dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti
perubahan selera pasar, pasar merasa jenuh terhadap produk yang ada. produk substitusi diterima
konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah
alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir siklus hidup produk ini. Namun perlu diperhatikan
bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta
daya tarik industri bagi perusahaan. Contoh produk elektronik yang sedang mengalami
penurunan adalah CPU atau personal komputer yang saat ini sudah hampir terlibas oleh laptop.

Karakteristik Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk

Pada tiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda dalam
kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali tahap di mana suatu
produk sedang berada, atau yang akan dituju, pihak manajemen dapat merumuskan rencana dan
strategi pemasaran yang tepat. Selain karakteristik di atas, siklus hidup produk juga memiliki
beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak
pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki semua
tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode (fad).

16
b. Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk sangat bervariasi. Product category memiliki
PLC yang paling lama, product form cenderung mengikuti pola PLC standar (bentuk S),
sedangkan merek memiliki PLC yang paling pendek. Kenyataan membuktikan tidak
semua produk memiliki PLC yang berbentuk S, seperti yang disajikan di kebanyakan
buku teks. Sementara itu, style life cycle mempunyai daur hidup yang panjang,
sedangkan fad life cycle hanya berlangsung singkat.

c. PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak contoh perusahaan-
perusahaan yang berhasil memperpanjang PLC produknya sehingga penjualannya tidak
menurun tetapi malahan terus meningkat.

Untuk contoh Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil memperpanjang PLC-nya dengan
memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso Formula Plus, serta Rinso Warna. Demikian
pula halnya dengan Pepsodent yang memperkenalkan Pepsodent yang khusus memelihara
kesehatan gusi, Pepspdent Sensitive, dll.

Keterkaitan Siklus Hidup Produk Dengan Strategi Pemasaran


Kurva penjualan untuk masing-masing produk akan bervariasi tergantung tahapan yang
dicapai dalam siklus kehidupannya. Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap
sebagai nilai strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana
posisi Siklus Hidup Produk produknya. Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini dapat ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk
dan membandingkan hasilnya dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk suatu
produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market volume, rate of
change of market volume. Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini memiliki beberapa strategi yaitu :

a. Tahap Pengenalan – (Introduction)


Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk
secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba. Atau dengan kata lain adalah
menciptakan primary demand (permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini
produk biasanya didesain dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya
kebingungan pada calon pembeli dan memudahkan mereka mengenal ciri produk dengan

17
cepat. Strategi yang umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan
kegiatan promosi. Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :

1. Strategi Peluncuran Cepat (Rapid Skimming Strategy)


Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi
yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya
mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi
ini akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk,
konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi
pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya

2. Strategi Peluncuran Lambat (Slow Skimming Strategy)


Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba
kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran
tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian
besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan
harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.

3. Strategi Penetras Cepat (Rapid Penetration Strategy)


Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang
agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang
cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar
sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka
terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.

4. Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy)


Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh
penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya
pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung
dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen
peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat rendah. Contoh produk yang
ada pada tahap ini untuk barang elektronik misalnya iPad.

18
b. Tahap Pertumbuhan – (Growth)
Bila suatu produk telah melewati tahap perkenalan dengan baik, maka selanjutnya akan
memasuki tahap pertumbuhan. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu rapid growth dan slow growth.

1. Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth)


Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan
dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua
produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di
tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen,
maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan
produk tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk
membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk
ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.

2. Pertumbuhan Lambat (Slow Growth)


Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang
semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan
telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan
mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada
umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style
improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit
diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung
menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar
disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri. Contoh
produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah laptop dimana pasar laptop saat ini
sedang tumbuh pesat.

c. Tahap Kedewasaan – (Maturity)


Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Ada
dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu :
1. Strategi Bertahan (Defensive Strategy)

19
Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga
kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi
ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran (product, price, place, & promotion)
untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan
pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan kelemahan produk.

2. Strategi Menyerang (Offensive Strategy)


Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang
lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet
kelompok bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada
non-user, dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi menyerang adalah
modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga
semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan
manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong
pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini
sering disebut dengan product relaunching). Contoh produk elektronik yang ada pada
tahap ini adalah handphone. Penjualan handphone saat ini mencapai posisi tertinggi
dan mulai tergerus oleh teknologi yang lain.

d. Tahap Penurunan – (Decline)


Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap
decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti
perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri
maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan
pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah
didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi
perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah:

1. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang
baik.
2. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
3. Mencari pasar baru.

20
4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat
diatasi.
5. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok
kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
6. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
7. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

Contoh produk elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau personal
komputer yang saat ini sudah hampir terlibas oleh laptop. Setiap produk biasanya mengalami
kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa
saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain waktu produk
itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai
dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati.
Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik
biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti
makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone Samsung tipe tertentu akan dibatasi
jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah
puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan
dewasa.

Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk:


a. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan
penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil
maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh
botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.
b. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh
saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.
c. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran,
ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang
biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil
baru dan segar.

21
d. Mencari target konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan
untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik
segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna
hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik
golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.

7.6 Etika dan Tata Kelola


Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Bahasa Inggris: "Good Corporate Governance" atau
disingkat "GCG"), adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme
pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.
Penerapan prinsip GCG / tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan kinerja
perusahaan dan nilai ekonomi jangka panjang bagi para investor dan pemangku kepentingan
(stakeholder).Contoh dari penerapan GCG adalah sistem pengendalian dan pengawasan intern,
mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan, tata kelola teknologi informasi, pedoman
perilaku etika, dsb.

Prinsip tata kelola perusahaan yang baik

a. Transparency / Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada
para pemangku kepentingan (stakeholder).

b. Accountability / Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban perusahaan
sehingga pengelolaan terlaksana dengan efektif. Prinsip akuntabilitas memberi kejelasan
hak dan kewajiban antara pemegang saham, dewan direksi, dan dewan komisaris.

c. Responsibility / Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan dan
prinsip korporasi yang sehat. Contoh dari prinsip pertanggungjawaban adalah
keselamatan pekerja, kesehatan pekerja, pajak., dan sebagainya,

22
d. Independency / Kemandirian
Kemandirian adalah pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan undang-undang
serta prinsip korporasi yang sehat.Contoh dari kemandirian adalah dewan komisaris dan
dewan direksi memiliki pendapat yang independen pada setiap pengambilan keputusan,
tetapi masih bisa mendapat masukan dari konsultan atau sumber daya manusia lainnya
yang berguna untuk menunjang kemajuan perusahaan.

e. Fairness / Kewajaran
Kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak pemangku kepentingan
(stakeholder) yang timbul berdasar perjanjian dan peraturan undang - undang.Contoh dari
fairness adalah perlakuan yang setara kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas
pasar modal, dan pemangku kepentingan. Karyawan juga diperhatikan dengan baik hak
serta kewajibannya secara adil dan wajar.

7.7 Risiko

Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses
yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak
dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.

Bentuk

Bentuk-bentuk risiko antara lain risiko murni, risiko spekulatif, risiko partikular dan
risiko fundamental. Risiko murni adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau
break even, contohnya pencurian, kecelakaan atau kebakaran. Risiko spekulatif adalah risiko
yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break even, contohnya judi. Risiko partikular
adalah risiko yang berasal dari individu dan dampaknya lokal, contohnya pesawat jatuh, tabrakan
mobil dan kapal kandas. Sedangkan risiko fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari
individu dan dampaknya luas, contohnya angin topan, gempa bumi dan banjir.

Manajemen risiko

23
Sebagai suatu organisasi, perusahaan pada umumnya memiliki tujuan dalam
mengimplementasikan manajemen risiko. Tujuan yang ingin dicapai antara lain, mengurangi
pengeluaran, mencegah perusahaan dari kegagalan, menaikkan keuntungan perusahaan, menekan
biaya produksi dan sebagainya. Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang
mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan
usaha atau aktivitas perusahaan.

Tahapan

Tahap-tahap yang dilalui oleh perusahaan dalam mengimplementasikan manajemen


risiko adalah mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh
perusahaan, setelah mengidentifikasi maka dilakukan evaluasi atas masing-masing risiko ditinjau
dari severity (nilai risiko) dan frekuensinya. Tahap terakhir adalah pengendalian risiko. Dalam
tahap pengendalian risiko dibedakan menjadi 2 yakni pengendalian fisik (risiko dihilangkan,
risiko diminimalisir) dan pengendalian finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer).
Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian
misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi maksimum 60
km/jam. Meminimasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian
misalnya dalam produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan
mutu (quality control). Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian
dari risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi
kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri). Sedangkan pengalihan/transfer risiko dapat
dilakukan dengan memindahkan kerugian/risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain,
misalnya perusahaan asuransi.

24
ANALISIS PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk.

PROFIL PERUSAHAAN

Sejarah PT. Unilever Indonesia

PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris
di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van  Negerlandsch-Indie dengan surat No.
14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302
pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli
1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat
oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi
PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No.
C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita  Negara No.
2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam)
No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Pada Rapat Umum Tahunan
perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para  pemegang saham menyepakati pemecahan saham,
dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham.
Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003. Perusahaan
bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang
terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni,
2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.
tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga  bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-
25
jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan
(dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-
TH.2000.

Model dan Segmen Bisnis


Model bisnis perusahaan adalah dengan menyatukan tiga elemen utama yaitu brand,
operasional, dan karyawan kami, dan dilaksanakan sesuai dengan strategi Unilever Sustainable
Living plan (USLP). Brand-brand perusahaan memiliki nilai yang kuat melalui produk-produk
yang dicintai oleh konsumen dan pelanggan kami. Perusahaan mengembangkan, memproduksi,
mendistribusikan, dan memasarkan brand-brand perusahaan dengan memahami dan memenuhi
kebutuhan konsumen dan masyarakat. Kegiatan operasional perusahaan meliputi fungsi dan asset
supply chain, seperti bahan mentah, pabrik, logistik, keahlian tentang seluk beluk pasar dan juga
pemasaran. Karyawan adalah jantung dari bisnis perusahaan dalam mendorong inovasi dan
keunggulan. Perusahaan menginvestasikan modal finansial guna menunjang keseluruhan aset
dan kegiatan tersebut. Segmen bisnis perusahaan ada dua yaitu (a) Home and Personal Care yaitu
produk-produk yang dapat digunakan konsumen dalam keperluan rumah tangga dan perawatan
tubuh, serta (b) Food and Refreshment yaitu produk makanan dan minuman.

7.1. Keuntungan Posisi Kompetitif

Nilai Berkelanjutan Unilever Indonesia

Strategi bisnis Unilever Indonesia dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham
melalui model bisnis yang memadukan tiga elemen utama yaitu merek, operasional dan
karyawan. Adapun cara yang dilakukan Unilever Indonesia dalam meningkatkan keuntungan
melalui pertumbuhan volume yang menguntungkan, keunggulan biaya dan efisiensi, inovasi dan
investasi pemasaran. Unilever Indonesia meraih pertumbuhan dan mengukuhkan posisinya di
pasar dengan berfokus pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, mengurangi
dampak lingkungan dan meningkatkan penghidupan.

Keunggulan Unilever Indonesia akan memungkinkan perusahaan untuk menciptakan


nilai lebih untuk pelanggannya dan perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi.
Nilai yang dihasilkan dari strategi bersaing perusahaan dapat menjelaskan posisi perusahaan
26
dalam industri sebagai pemimpin dalam hal biaya atau sebagai pemimpin dalam hal keunikannya
(Hunger & Wheelen, 2003: 24). Unilever memiliki rangkaian produk yang mencakup produk
perawatan personal dan rumah serta produk makanan dan minuman.

Nilai yang harus diciptakan dalam konteks persaingan adalah sesuatu yang dicari oleh
konsumen seperti harga yang murah, produk yang berkualitas, merek yang terkenal, keunikan
fitur dan atribut produk yang khas, dan pelayanan purna jual. Penciptaan nilai tersebut dapat
meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan dengan meningkatnya pangsa pasar dan
penjualan serta bisa memberi dampak pada peningkatan harga saham.

Nilai berkelanjutan yang diperoleh Unilever Indonesia melalui kekuatan dalam inovasi
yang telah dibuktikan dengan adanya peluncuran serangkaian produk yang secara nyata telah
mengalami kesuksesan. Hal ini membuktikan bahwa perseroan telah meraih keunggulan dalam
berbagai hal, diantaranya dengan memperkuat kembali para mitra distribusinya dan
mengembangkan pasar-pasar baru secara agresif. Untuk itu, pentingnya membahas strategi yang
dilakukan oleh perseroan dalam mewujudkan nilai yang berkelanjutan bagi pemegang
kepentingan dan masyarakat pada umumnya.

Strategi inovasi yang dilakukan Unilever Indonesia merupakan bentuk strategi untuk
meraih margin premium berkaitan dengan penciptaan dan penerimaan pelanggan atas produk
atau jasa baru (Pearce & Robinson, 2007: 273). Inovasi tersebut merupakan cara yang digunakan
perusahaan untuk menciptakan sumber daya baru, memproduksi keunggulan kompetitif atau
mendayagunakan sumber daya yang sudah ada dengan meningkatkan potensinya untuk
menghasilkan keuntungan diatas rata-rata. Nilai yang berkelanjutan diciptakan melalui inovasi
baru dalam pelembab muka dan pelembab dalam format gel pertama yang ditawarkan oleh
merek pencerah kulit serta pelembab wajah. Perusahaan juga membuat terobosan dalam
perawatan tubuh yang memanjakan konsumen. Citra Wakame Gel merupakan merek perawatan
tubuh pertama yang menawarkan sensasi ringan dalam format gel yang menyejukkan.

Peningkatan daya saing Unilever Indonesia dilakukan dengan menggunakan basis utama
yaitu inovasi yang superior dimana yang satu dengan yang lainnya mempunyai keterkaitan yang
tinggi (Hill & Jones, 1995). Strategi Unilever Indonesia dalam mengembangkan usahanya
dilakukan melalui berbagai inovasi dalam penganeka ragaman portofolio merek yang dibagi
dalam dua kelompok, yaitu kategori produk keperluan rumah tangga dan perawatan tubuh yang
27
terdiri dari 26 jenis produk yang disiapkan oleh perusahaan untuk membantu konsumen dalam
menikmati hidup sehari-hari dan kelompok makanan dan minuman yang terdiri dari 14 jenis
produk yang dapat memanjakan konsumen dengan pilihan rasa yang nikmat, bergizi dan
berkualitas tinggi.

Kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dalam melipatgandakan bisnisnya dan


mengembangkan usahanya ditandai dengan banyaknya omset yang dicatat lebih dari 2 miliar
euro dalam kurun waktu lima tahun. Perusahaan meluncurkan produk Sunligt pada tahun 2013
dalam rangka memperingati 80 tahun perjalanan Unilever Indonesia untuk memberikan inspirasi
bagi masyarakat dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah. Perusahaan yang melakukan
keputusan strategis dan menerapkannya dengan cepat, inovatif serta mampu menghasilkan
produk dan jasa yang berkualitas, memungkinkan perusahaan untuk mencapai daya saing
strategis di pasar domestik dan global serta merupakan pesaing yang kuat dan memiliki peluang
menghasilkan laba diatas rata-rata (Hitt dkk, 2001).

Nilai dan manfaat yang diciptakan oleh perusahaan melalui inovasi yang berkelanjutan
seperti pureit yang dipercaya oleh pasar sebagai alat pemurni air. Perusahaan terus melakukan
strategi pengembangan pasar dengan meluncurkan Marvella dalam portofolio pureit. Segmentasi
pasar yang dituju adalah konsumen berpenghasilan lebih tinggi dengan memanfaatkan teknologi
UV untuk menghasilkan pemurnian yang lebih efektif dan canggih yang dipasang di dinding.
Penyempurnaan dalam setiap inovasi guna mendorong pertumbuhan dan memenangkan
persaingan di pasar.

Strategi yang dilakukan oleh Unilever Indonesia untuk mendapatkan pengendalian atas
para pesaing yang berada pada rangkaian produk-pemasaran yang sama oleh beberapa
perusahaan yang lebih kecil dalam industri yang didominasi oleh pesaing besar. Strategi ini
dikatakan integrasi ekspansif dan memiliki daya tarik yang tinggi (Weston, 2001: 87-98), karena
produk baru yang dihasilkan oleh unit usaha strategis baru memiliki keterkaitan dengan produk
yang diproduksi sebelumnya dan keterkaitan tersebut dapat berkembang pada aspek pasar,
produksi, teknologi, dan sumber daya manusia.

28
Keunggulan Berkelanjutan Unilever Indonesia

Keunggulan kompetitif merupakan segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik
oleh perusahaan dibandingkan dengan yang dilakukan oleh pesingnya. Ketika sebuah perusahaan
dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik sedangkan perusahaan lainnya tidak dapat, atau
memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain sehingga para pesaing
menginginkannya, maka hal tersebut menggambarkan keunggulan kompetitif perusahaan.

Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan cara terus menerus
beradaptasi dengan mengikuti tren yang ada di pasar, menyesuaikan isu persaingan serta
meningkatkan kapabilitas, kompetensi inti dan sumber daya internal. Perusahaan dapat
merumuskan dan mengembangkan strategi dimana pesaing tidak mampu
mengimplementasikannya, melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pesaing dalam
jangka panjang.

Unilever Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan dengan melibatkan


secara langsung para pemangkukepentingan seperti menjalin kerjasama dengan sejumlah
pemasok utama yang meliputi petani kedelai hitam, petani gula kakao dan petani teh dalam usaha
meningkatkan hasil panen melalui praktik perkebunan yang lestari. Strategi untuk meningkatkan
pengendalian atas pasokan bahan baku, sumber daya atau jasa. Ini terjadi jika perusahaan
menguasai atau menjalin kerjasama dengan pemasoknya dengan menjadi pemasoknya sendiri
(Kuncoro, 2006: 115).

Keunggulan kompetitif berkelanjutan suatu perusahaan dapat menciptakan daya saing


ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih unik dari perusahaan lain dalam pasar, atau mampu melakukan sesuatu
yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain dalam kompetisi di persaingan bisnis
(Hendrawan dkk, 2003). Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan pasar modal oleh
Unilever Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar diatas sepuluh triliun
rupiah. Penghargaan tersebut dari otoritas jasa keuangan, bursa efek Indonesia, kliring
penjaminan efek Indonesia dan Kustodian Sentral Efek Indonesia.

Keunggulan kompetitif berkelanjutan dilakukan untuk memperoleh keuntungan diatas


rata-rata. Keuntungan diatas rata-rata tersebut merupakan keuntungan yang diperoleh melebihi

29
apa yang diharapkan akan diperoleh investor dibandingkan investasi lain dengan risiko yang
sama. Keuntungan diatas rata-rata menunjukkan keuntungan yang dihasilkan dengan komparasi
kinerja yang melebihi perusahaan lain dalam industri yang sama. Hal ini didukung dengan
diperolehnya penghargaan kecelakaan nihil oleh menakertrans kepada Unilever Indonesia.

Keunggulan bersaing yang berkelanjutan yang dimiliki oleh Unilever Indonesia


diantaranya yaitu keunggulan diferensiasi dan keunggulan biaya. Suatu keunggulan bersaing
yang berkelanjutan muncul ketika sebuah perusahaan dapat menghasilkan produk yang sama
dengan yang dihasilkan pesaingnya dengan biaya yang lebih rendah, atau menghasilkan
produk/jasa yang berbeda dan lebih baik dari yang dihasilkan pesaingnya (Thompson &
Strickland, 2003: 150). Bentuk nilai yang berkelanjutan yang diperoleh Unilever Indonesia
didukung dengan pemberian layanan pemeriksaan gigi gratis kepada lebih dari lima ribu orang
selama enam bulan pertama di pusat layanan gigi pepsodent.

Strategi pengembangan pasar dalam divisi perawatan personal melalui strategi penetrasi
pasar yang dilakukan secara terus menerus dan inovasi untuk meningkatkan pangsa pasar.
Rangkaian produk pond’s melakukan strategi pertumbuhan dengan meluncurkan varian- varian
baru dan kemasan baru berukuran 10ml. Begitu juga tresemme dengan meluncurkan keratin
smooth, Vaseline dengan meluncurkan format baru, vaseline body serum dan sekaligus
menambah varian baru dapat memimpin pertumbuhan dalam produk perawatan tubuh.
Barang/jasa yang diinginkan bersifat terspesialisasi, sehingga sedikit alternatif pemasok yang
mungkin ada dan memungkinkan kontraktor mengambil keuntungan dan menyebabkan
meningkatnya biaya. Transaksi harus sering terjadi, yang memungkinkan kontraktor meminta
perlakuan istimewa dan akan meningkatkan biaya (Williamson, 1991).

Keunggulan perusahaan dalam merespon pasar yang berubah- ubah, tidak pasti,
kompleks dan ambigu sangat tergantung dalam keseluruhan dalam menjalankan seluruh aktivitas
rantai nilai bisnis dari awal sampai akhir: mulai dari pengadaan bahan mentah sampai
tersedianya produk di rak-rak toko. Strategi ini membuat berbeda dari strategi pengembangan
produk yang memperpanjang siklus hidup dari produk yang telah ada. Hanya sedikit perusahaan
yang menjadikan inovasi sebagai cara yang mendasar untuk membuat relasi dengan pasarnya
(Tedjo & Udan, 2005: 128).

30
Keuntungan diatas rata-rata menjadi harapan para pemegang kepentingan terutama
investor dalam melakukan analisis investasi. Dalam jangka panjang perusahaan akan menarik
investasi dari perusahaan yang menghasilkan keuntungan dibawah rata-rata dan akan memilih
investasi dalam perusahaan yang menghasilkan keuntungan diatas rata-rata dengan minimal
menghasilkan pada rata-rata industri. Bentuk keunggulan dari produk Unilever Indonesia adalah
molto ultrapure dengan formula inovasinya yang bisa membuat pakaian tiga kali lebih lembut
dibanding pelembut cucian biasa.

7.2 Rantai Nilai PT Unilever

Inbound logistik
a. Penerimaan bahan baku : bahan baku diterima oleh gudang pusat. Bahan baku diberi
kode, diinput di database persediaan umtuk memudahkan kontrol jumlah persediaan yang
tersedia, persediaan yang habis, dan persediaan yang baru di tambah.
b. Pengendalian kualitas : pengendalian kualitas dilakukan oleh departemen (Quality
Control Material). Departemen ini bertugas memastikan bahan baku yang masuk
digudang sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
Operation
a. Proses produksi : dilakukan oleh tenaga produksi yang mengolah bahan baku
sedemikian rupa hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Proses produksi ini
meliputi beberapa aktivitas seperti : penakaran, pencampuran, dan pengemasan. Setelah
dikemas, jumlah produk jadi tersebut diinput.
b. Pengendalian produk : pengendalian produk dilakukan oleh departemen Quality
Control Product. Departemen ini bertugas memastikan bahwa produk yang diproduksi
sudah sesuai dengan standar kualitas yang sudah di tetapkan oleh PT.Unilever Indonesia
Tbk.
Outbond logistic
a. Packaging : pengemasan produk dengan kardus-kardus dan siap untuk di distribusikan
ke pasar
b. Distributor : barang yang sudah di packaging siap di distribusikan ke berbagai
( Distribution Center ) di seluruh dunia.

31
c. Brand Controller : bagian ini memegang kendali pada tiap tempat yang tersebar di
seluruh dunia. Ini mempermudah kontrol terhadap jumlah produk yang di pasarkan dan
memantau jumlah produk yang tersebar.
d. Produk display : produk yang di pajang disemua tempat digunakan untuk
mendemonstrasikan produk secara langsung tanpa dibuka untuk dicoba. .

Marketing And Sales


Market Sales Promotion
Untuk mempromosikan produk-produk dari PT. Unilever indonesia Tbk. Ini sudah banyak cara
yang dilakukan seperti :
a. Periklanan 
Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar
oleh suatu sponsor tertentu. Contohnya seperti salah satu produk yang di keluarkan oleh
PT. Unilever  baru-baru ini produk terbaru dari PT. Unilever Indonesia Tbk. Berupa
shampoo TRESEMME yang di brand ambassadorkan oleh “ KARINA SALIM “
b. Promosi Penjualan 
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli
suatu produk atau jasa.
c. Hubungan Masyarakat dan Publisitas 
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau
produk individualnya.
d. Penjualan Secara Pribadi 
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi,
menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
e. Pemasaran Langsung 
Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung non personal lain
untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari
pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

7.3. Aliansi Strategis PT Unilever

Lazada Kerjasama Strategis dengan Unilever dan Samsung


32
Kerja sama ini diharapkan akan dapat menggenjot pertumbuhan lebih pesat lagi bagi kedua
perusahaan di seluruh kawasan. Lazada mengumumkan telah menjalin aliansi strategis dengan
Unilever dan Samsung. Raksasa e-commerce Asia Tenggara itu secara resmi telah
menandatangani kesepakatan untuk membangun kemitraan hulu ke hilir (end-to-end) pertama
untuk industri e-commerce di kawasan Asia Tenggara. Kerja sama ini diharapkan akan dapat
menggenjot pertumbuhan lebih pesat lagi bagi kedua perusahaan di seluruh kawasan. “Kemitraan
ini merupakan sebuah gebrakan baru dalam peta e-commerce Asia Tenggara, dan menunjukkan
kepercayaan Unilever, selaku brand global atas strategy one-stop platform kami untuk
mendukung perkembangan Unilever secara online”, ungkap Florian Holm, Co-CEO, Lazada
Indonesia, dalam keterangan tertulisnya. Menurutnya, komitmen Unilever secara regional ini
akan memberikan banyak dampak positif bagi keseluruhan ekosistem industri digital di Asia
Tenggara, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia Lazada sudah bermitra dengan Unilever sejak 2013, dan terus
mengembangkan kemitraan strategis dengan dibukanya official store pada 2016 untuk sejumlah
brand Unilever di Lazada.co.id. Sejak Maret tahun ini, Unilever telah memiliki flagship store
yang membawahi berbagai brand, dengan menyediakan lebih dari 600 jenis produk. Unilever
juga turut memeriahkan kampanye Ramadhan di Lazada melalui “1001 Inspirasi Ramadhan”,
yang menghadirkan mulai dari berbagai produk limited edition eksklusif hingga 40 persen untuk
berbagai produk kecantikan dan 30 persen untuk produk pria, hingga berbagai penawaran
menarik untuk pembelian produk rumah tangga, makanan dan minuman dalam jumlah besar.

Lazada juga memperkuat kemitraan bisnis dengan Samsung. Kemitraan strategis yang
digagas pada bulan Mei 2017 ini meliputi berbagai inisiatif untuk memastikan seluruh produk
Samsung, baik ponsel, TV dan produk elektronik rumah tangga lainnya tersedia dan dapat
diakses dengan mudah oleh seluruh konsumen Lazada di enam negara Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Secara keseluruhan, penjualan produk Samsung di Lazada Group mengalami
pertumbuhan sebesar 2,5 kali pada April 2017, jika dibandingkan dengan April 2016. Kontribusi
terbesar berasal dari ponsel yang dibeli oleh konsumen di kawasan non-perkotaan di seluruh
Asia Tenggara.Selama kampanye Ramadhan di Lazada tahun ini, 29 Mei – 2 Juli, Samsung
menawarkan bundling produk Samsung Galaxy seri A, diskon besar untuk produk TV, hingga
pengiriman gratis untuk berbagai produk elektronik rumah tangga.

33
7.4 Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah
Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang
bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan
saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar
lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources
Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang
distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos
Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian
jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem
Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia
Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan
menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr
Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku
pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever
Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan
digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang
sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan
perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi
menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli
2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian
bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan
dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan
“Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah
menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

SIKLUS HIDUP PRODUK PEPSODENT

34
Seperti kita ketahui, suatu produk pasti memiliki sejarahnya masing-masing. Bagaimana
Produk itu tercipta, bagaimana Produk itu di perkenalkan kepada konsumen, bagaimana Produk
itu mulai disukai banyak Pasar, dan bahkan bagaimana Produk itu mengalami kenaikan dan
penurunan popularitas. Dalam Bahasa Pemasaran, semua itu biasa disebut ‘Siklus Hidup
Produk’. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan
riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Siklus Hidup Produk memiliki beberapa tahapan. Pada umumnya Tahap-tahap Siklus Hidup
Produk suatu produk ada 4, yaitu
a. Tahap Perkenalan — Introduction
b. Tahap Pertumbuhan — Growth
c. Tahap Kedewasaan — Maturity
d. Tahap Penurunan — Decline
Itu adalah tahap-tahap Siklus Hidup Produk. Sekarang saya akan membahas Siklus Hidup
Produk suatu produk. Dan Produk yang saya akan bahas tentang Siklus Hidupnya adalah
salah satu produk dari PT. Unilever Indonesia Tbk, yaitu Pepsodent. Pepsodent adalah salah
satu merek pasta dan sikat gigi dari Unilever. Pepsodent adalah pasta gigi yang tertua di
Indonesia. Pepsodent pertama kali diluncurkan di Inggris pada dekade 1920-an dan menyebar
ke negeri-negeri jajahannya termasuk Hindia-Belanda (Indonesia), Malaya (Malaysia), dan
Temasek (Singapura). Pepsodent adalah salah satu produk yang cukup terkenal pada masa
penjajahan, ketika Unilever memasuki pasaran Indonesia di era penjajahan, sekitar dasawarsa
1930-an.

Siklus Hidup Produk Pepsodent.


a. Tahap Perkenalan / Introduction
Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga
dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan
berbagai cara.Perkenalan(promosi). Pada tahap ini, pepsodent melakukan promosi di
media elektronik yang berupa iklan dan media cetak yang berupa iklan di Koran,
majalah, spanduk.

35
b. Tahap Pertumbuhan / Growth
Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan
buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan
promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat
untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.
Pertumbuhan(distribusi). Pertumbuhan peprodent di masyarakat terus mengalami
peningkatan. Meski sekarang telah banyak beredar pasta gigi lain, tapi pepsodent tetap
stabil. Pendistribusian pepsodent juga sangat meluas.
c. Varian dari produk Pepsodent.
Pada saat sekarang ini, Pepsodent tidak hanya memasarkan produk pasta gigi
saja.Terdapat beberapa produk baru dari Pepsodent, seperti toothbrush dan
mouthwash. Dengan semua inovasi baru ini, Pepsodent mencakup seluruh jangkauan
perawatan kesehatan mulut para konsumennya.
d. Tahap Kedewasaan / Maturity
Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan
tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik
tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun
jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen
dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para pedagang mulai meninggalkan
persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang
tetap dan cenderung turun. Pendewasaan (harga) Harga yang di keluarkan oleh
produsen sangat terjangkau oleh masyarakat. Di Indonesia, Pepsodent White Now
tersedia dalam ukuran 100 gr dengan kisaran harga jual Rp15.000 di toko-toko di
semua kota besar. Pepsodent White Now hadir melengkapi rangkaian produk
Pepsodent lainnya yaitu Pepsodent Complete 8, Pepsodent Gum Care, Pepsodent
Herbal, Pepsodent Sensitive, Pepsodent Whitening, dan Pepsodent Center Fresh dan
merupakan bentuk komitmen Pepsodent untuk selalu berinovasi dan tidak hanya
memberikan kebutuhan dasar perlindungan gigi.

e. Tahap Penurunan / Decline

36
Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih
ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen
dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.
Kemunduran produk sampai saat ini pepsodent belum mengalami kemunduran yang
sangat berarti. Untuk mencegah itu semua, pepsodent telah mengeluarkan berbagai
variasi ukuran maupun rasa.

7.6. Etika Dan Tata Kelola PT Unilever (GCG)

Kontribusi Unilever Indonesia dalam menghindarkan dampak lingkungan yang buruk


dengan mengurangi sampah dan limbah pabrik, mengurangi biaya operasional, meningkatkan
pengaruh sosial yang positif melalui kerjasama dengan para pemasok sumber pertanian lestari
dengan tujuan meningkatkan penghidupan mereka. Komitmen perseroan dalam mewujudkan
nilai yang berkelanjutan melalui program peningkatan kesejahteraan dan bantuan untuk
meningkatkan kebiasaan hidup yang sehat, mengurangi dampak lingkungan dengan
berkomitmen untuk mengurangi efek gas rumah kaca dari portofolio produk yang dimiliki.

Risiko PT Unilever

No Tipe Risiko Penjelasan Mitigasi Risiko

1 Keuangan Perubahan nilai mata uang dapat Kami mengelola paparan terhadap
berfluktuasi secara tajam dan mata uang dalam batas yang
berdampak secara signifikan pada ditentukan dan dengan
kinerja bisnis. Nilai tukar yang tidak menggunakan kontrak valuta
stabil juga dapat mengakibatkan naik berjangka. Selain kontrak tersebut,
turunnya harga bahan baku yang kami juga melakukan lindung nilai
dibutuhkan untuk memproduksi beberapa paparan kami melalui
produk-produk kami. penggunaan pinjaman mata uang
asing atau kontrak berjangka.

2 Pilihan brand Selera dan perilaku konsumen Kami terus memantau tren pasar

37
senantiasa berubah. Kami harus eksternal dan mengumpulkan
mampu mengantisipasi dan masukan dari para konsumen,
menyikapi perubahan ini dengan pelanggan dan pembelanja kami
terus membuat brand dan produk untuk mengembangkan kategori
kami unik dan berbeda dengan yang dan strategi brand yang sesuai
lain. Kami mengandalkan dengan kebutuhan konsumen.
kemampuan kami dalam Divisi Riset dan Pengembangan
menciptakan produk-produk inovatif kami secara aktif mencari cara
yang memenuhi kebutuhan untuk menerjemahkan preferensi
konsumen kami. dan selera konsumen menjadi
teknologi baru untuk menciptakan
produk-produk kami di masa
mendatang.

3 Ekonomi Kondisi ekonomi yang terus berubah Beragamnya portofolio Unilever


Eksternal dapat mengakibatkan menurunnya dan model bisnis yang fleksibel
permintaan konsumen untuk produk membantu kami untuk
kami, yang dapat mempengaruhi satu menyesuaikan portofolio dan cepat
negara natau lebih didalam satu merespon dengan menciptakan
kawasan, atau bahkan secara global. inovasi baru untuk memenuhi
Langkah pemerintah, seperti stimulus kebutuhan konsumen dan
fiskal, perubahan perpajakan, dan pelanggan yang berubah saat
kontrol harga dapat mempengaruhi ekonomi melemah.
pertumbuhan dan profitabilitas
operasi lokal kami.

4 Aspek hukum Unilever patuh terhadap hukum dan Unilever berkomitmen untuk
dan peraturan peraturan lokal, regional, dan global mematuhi undang-undang dan
yang berlaku di berbagai bidang peraturan yang berlaku di
seperti keamanan produk, klaim Indonesia. Pada area-area khusus,
produk, merek dagang, hak cipta, tim yang relevan di tingkat global,

38
paten, persaingan, kesehatan dan regional atau lokal bertanggung
keselamatan kerja, lingkungan, tata jawab untuk menetapkan standar
kelola perusahaan, keterbukaan terperinci dan memastikan bahwa
informasi, ketenagakerjaan, serta semua karyawan memahami dan
pajak. Tidak mematuhi peraturan mematuhi peraturan dan undang-
yang berlaku dapat mengakibatkan undang yang spesifik dan relevan
adanya tuntutan perdata dan / atau dengan peran mereka. Tenaga
pidana yang menyebabkan spesialis kami di bidang hukum
kerusakan, denda dan sanksi. Hal ini dan regulasi sangat terlibat dalam
dapat mempengaruhi reputasi memantau dan meninjau praktek
Perseroan, dan membebani biaya kami untuk memberikan jaminan
kami dalam berbisnis yang memadai bahwa kami tetap
memahami dan sejalan dengan
seluruh peraturan dan kewajiban
hukum terkait.

5 Hubungan Dengan peraturan ketenagakerjaan Untuk mengurangi risiko ini, kami


Industri yang terus berubah-ubah,, kami senantiasa memantau perubahan
wajib menjalin hubungan yang baik peraturan ketenagakerjaan dan
dengan para karyawan dan serikat menjalin komunikasi yang baik
pekerja kami. Gangguan terhadap dengan serikat pekerja kami. Kami
hubungan industrial dapat melakukan diskusi secara rutin
mempengaruhi kegiatan operasional, untuk lebih memahami setiap
biaya, dan reputasi kami. kepentingan dan menjaga
keharmonisan diantara para
pemangku kepentingan industri
kami.

6 Karyawan Penting bagi kami untuk dapat Kami telah membentuk dan
dan Talenta menarik, mengembangkan, dan menerapkan komite sumber daya
mempertahankan orang-orang yang manusia di seluruh lini bisnis kami.

39
berkualitas dalam jumlah yang tepat Komite ini memiliki tanggung
untuk dapat bersaing dan jawab untuk mengidentifikasi
berkembang secara efektif. Di negara jenis-jenis keterampilan dan
berkembang, bisa ada persaingan kemampuan yang diperlukan di
yang ketat untuk mendapatkan masa mendatang, mengembangkan
talenta-talenta berbakat yang jalur karir dan mengidentifikasi
jumlahnya terbatas. Lepasnya talenta talenta utama dan pemimpin di
pada posisi manajemen atau posisi masa depan. Kami memiliki proses
inti lainnya, atau ketidakmampuan pengembangan manajemen terpadu
untuk mengidentifikasi, menarik atau yang meliputi penilaian kinerja
mempertahankan karyawan yang rutin yang ditopang oleh
berkualitas, akan mempersulit seperangkat perilaku
pengelolaan bisnis dan kepemimpinan, keterampilan dan
mempengaruhi operasi dan hasil kompetensi. Selain itu, kami juga
keuangan. telah menerapkan program yang
ditargetkan untuk menarik dan
mempertahankan talenta terbaik
dan kami secara aktif memantau
kinerja dalam mempertahankan
talenta dalam Unilever.

7 Sistem dan Karena kami berinteraksi secara Kami menggunakan sistem global
Informasi elektronik dengan para pelanggan, untuk mengontrol dan melaporkan
pemasok, dan Konsumen, kami akses ke sistem TI kami yang vital.
sangat membutuhkan sistem dan Hal ini didukung oleh program
inftrastruktur TI yang aman dan pengujian kontrol akses yang
dapat diandalkan. Gangguan dalam dilaksanakan setiap tahun. Kami
sistem TI kami dapat menghambat memiliki kebijakan yang meliputi
operasi bisnis di berbagai area, perlindungan untuk bisnis maupun
termasuk menghambat penjualan, informasi pribadi, serta kebijakan
produksi, dan siklus arus kas kami. penggunaan sistem TI dan aplikasi
40
Pembatasan akses ke informasi oleh karyawan kami, di mana
rahasia serta pemisahan tugas juga mereka telah terlatih untuk
berada dalam prioritas tertinggi kami. memahami berbagai kebijakan
tersebut. Kami telah
menstandarisasi cara pemuatan
informasi di situs publik kami dan
memiliki sistem untuk memantau
kepatuhan terhadap kebijakan kami
sendiri dan hukum serta peraturan
mengenai privasi yang berlaku.

8 Produk yang Pada proses manufaktur Unilever Kami memiliki proses dan kontrol
Aman dan Indonesia , juga ada risiko bahan kualitas produk yang
Berkualitas baku terkontaminasi secara sengaja komprehensif, dari hulu sampai
Tinggi maupun tidak sengaja ; atau cacat hilir, mulai dari produk dirancang
produk lainnya. Risiko ini dapat sampai produk tersebut ada di rak
disebabkan oleh kesalahan manusia, toko. Kami memverifikasi proses
kegagalan peralatan atau faktor dan kontrol tersebut setiap tahun,
lainnya. dan secara teratur memantau
melalui indikator kinerja yang
mendorong kegiatan perbaikan
terus-menerus. Pemasok utama
kami telah bersertifikat secara
eksternal dan kami memantau
kualitas bahan yang diterima secara
teratur untuk memastikan bahwa
kami memenuhi standar kualitas
tinggi yang diperlukan oleh produk
kami. Jika terjadi insiden yang
berkaitan dengan keselamatan
konsumen atau kualitas produk,
41
kami mengaktifkan tim manajemen
insiden di bawah arahan mereka
yang berkompeten dalam hal
kualitas produk, sains dan
komunikasi , untuk memastikan
kami melakukan tindakan yang
tepat dan efektif.

9 Supply Chain Pembelian bahan baku, pabrik yang Kami merancang rencana mitigasi
(Safety) efisien, dan pendistribusian produk yang memungkinkan kami dapat
dengan segera kepada para mengamankan alternatif pasokan
pelanggan adalah elemen penting dari bahan utama kami dan
dalam bisnis kami. Rantai pasokan menggunakan bahan pengganti
kami terpapar dengan berbagai risiko dalam formulasi dan resep produk
lingkungan yang berpotensi kami. Rencana tersebut juga
merugikan, kecelakaan industri, dan memastikan bahwa kami memiliki
gangguan fisik lainnya yang dapat fleksibilitas untuk mengalihkan
mempengaruhi kemampuan kami atau berbagi produksi antar pabrik.
untuk mengirimkan produk kepada Kami memiliki kebijakan dan
pelanggan kami. prosedur untuk memastikan
kesehatan dan keselamatan
karyawan dan produk kami.
Kebijakan dan prosedur tersebut
juga mencakup rencana
keberlangsungan bisnis dan
pemulihan dari bencana jikalau
Perseroan harus menghadapi
insiden besar.

10 Manajemen Pertumbuhan dan profitabilitas yang Strategi dan rencana bisnis


Portofolio berkesinambungan dari bisnis kami Unilever Indonesia dirancang

42
bergantung pada kekuatan dan untuk memastikan bahwa sumber
pengembangan kategori, area daya kami berfokus pada hal-hal
penjualan, dan portofolio saluran yang berdampak optimal, seperti
penjualan kami secara terus menerus. contohnya pada kategori dan pasar
Jika kami tidak terus membuat yang memiliki potensi jangka
investasi strategis yang seha, kami panjang terbesar untuk bisnis kami.
dapat kehilangan peluang untuk Aktifitas akuisisi ditentukan oleh
pertumbuhan margin lebih lanjut. strategi pengembangan portofolio
kami dan akan dievaluasi melalui
proses yang jelas dan telah
ditentukan sebelumnya.

11 Hubungan Pertumbuhan bisnis kami secara Kami mengembangkan dan


dengan berkesinambungan, bergantung pada mempertahankan hubungan bisnis
pelanggan keberhasilan kami membangun di berbagai saluran penjualan,
hubungan yang erat dengan mulai dari pengecer multinasional
pelanggan kami. Untuk memastikan besar hingga pedagang kecil
bahwa brand kami tersedia setiap berbasis keluarga yang kami
saat dan tampil secara menarik di jangkau melalui distributor.
mata pelanggan, kami perlu Kamimemantau perubahan
mempertahankan hubungan baik kebiasaan konsumen dan membina
dengan para pelanggan setia dan hubungan dengan pelanggan baru
membangun hubungan baru dengan yang tepat, seperti dengan saluran
pelanggan yang terkait dengan e-commerce. Kami bekerja sama
perubahan kebiasaan berbelanja dengan para pelanggan utama kami
konsumen. Kualitas hubungan yang untuk mengembangkan rencana
baik dengan para pelanggan, juga bisnis bersama yang mencakup
menentukan kemampuan kami dalam rincian rencana investasi serta
mengamankan harga dan membuat tujuan dari pelayanan pelanggan
perjanjian kerjasama yang kami. Kami pun memantau
menguntungkan. Kegagalan untuk pelaksanaan kerjasama ini secara
43
mempertahankan hubungan yang erat teratur. Kami mengembangkan
dengan pelanggan dapat berdampak berbagai inisiatif baru untuk
negatif terhadap perjanjian kerjasama mendukung perbaikan dalam
kami dengan pelanggan yang kerjasama dan memperkuat
bersangkutan, sehingga dapat hubungan dengan pelanggan.
mengurangi ketersediaan produk Inisiatif-inisiatif tersebut berasal
terhadap konsumen. dari kemampuan kami dalam
merancang outlet penjualan,
program penjualan kepada
pelanggan dan lain sebgainya.
Kami berinvestasi secara strategis
untuk menggunakan teknologi
yang akan membuat proses
pemesanan dan pengelolaan stok
menjadi lebih efektif dan efisien
bagi para pelanggan kami.

44
DAFTAR PUSTAKA

http://www.jtanzilco.com/blog/detail/445/slug/memperkuat-posisi-daya-saing-perusahaan
(Diakses pada tanggal 7 Maret 2020)
https://sis.binus.ac.id/2017/04/20/value-chain-analysis/ (Diakses pada tanggal 7 Maret 2020)

45

Anda mungkin juga menyukai