Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Study Kelayakan Bisnis”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 21 Mei 2020

Penyusun

1|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang…..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Pengertian Studi kelayakan Bisnis...................................................................2

B. Aspek Pasar......................................................................................................3

C. Aspek Produksi................................................................................................5

D. Aspek SDM.....................................................................................................6

E. Aspek Keuangan..............................................................................................6

F. Menyusun Laporan Kelayakan........................................................................7

BAB III : PENUTUP.................................................................................................................11

A.Kesimpulan......................................................................................................11

B.Saran................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika seseorang atau sekelompok orang hendak membangun sebuah bisnis,
seringkali ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan. Pertimbangan utama
dalam membangun sebuah bisnis pastinya menyangkut pada profit. Pertanyaan yang
akan muncul dalam proses pertimbangan tersebut biasanya berkutat pada apakah
bisnis yang tengah dirintis dan dikembangkan akan menguntungkan atau tidak. Bila
menguntungkan, apakah keuntungan tersebut akan berpotensi untuk terus bertambah
ataukah hanya akan stagnant?
Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, dibutuhkan
sebuah penelitian yang ditinjau dari berbagai aspek. Penelitian tersebut nantinya dapat
menjadi dasar dari pertimbangan-pertimbangan pelaku usaha untuk menilik apakah
sebuah bisnik layak untuk dikerjakan, ditunda, atau bahkan dibatalkan. Penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan sebuah bisnis dinamakan studi kelayakan
bisnis.
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama
bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan
pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan,
yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor
berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi,
bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan
kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari
investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan
kerja, dll.

Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian,


maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi
kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya
sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya
proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut
di atas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim

3|Page
dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti
ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.

Dan studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang


berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan
orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan
yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah
studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan
tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian studi kelayakan bisnis ?
2. Apa itu aspek pasar ?
3. Apa itu aspek produksi ?
4. Apa itu aspek SDM ?
5. Apa itu aspek keuangan ?
6. Bagaimana menyusun laporan kelayakan ?

4|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian studi kelayakan bisnis


Suatu kegiatan bisnis pasti melibatkan banyak pihak yang memiliki berbagai
kepentingan yang berbeda, seperti para investor selaku pemrakarsa, bank selaku
pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan
perundang-undangan. Investor berkepentingan untuk mengetahui tingkat keuntungan
dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang
diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan
manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan
kesempatan kerja, dan lain-lain.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian,
maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam memulai suatu bisnis,
dimana dasar dari pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat diperoleh melalui suatu
studi terhadap berbagai aspek mengenai kelayakan suatu bisnis yang akan dijalankan,
sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya
proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut
diatas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim
dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti
ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.
Jadi pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut
berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar
dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan
keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan
hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis
dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.1
Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan
pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi
laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara
ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang

1
Kasmir, Jakfar. 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Kencana Prenad Media Group, Jakarta., Hlm. 7

5|Page
menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa
memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.
Studi Kelayakan Bisnis (Wikipedia) adalah penelitian menyangkut aspek
hukum, aspek sosial ekonomi, aspek budaya, aspek pasar dan pemasaran, .teknis dan
teknologi, aspek manajemen dan aspek keangan, yang digunakan sebagai dasar
penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan.
B. Aspek Pasar
1. Pengertian Pasar

Pasar menurut para ahli merupakan tempat pertemuan anatara penjual


dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran
untuk membentuk suatu harga. Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa pasar
merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan
tawar-menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga. Seorang ahli
pemasaran, stanton mengemukakan bahwa pasar merupakan kumpulan orang-
orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan
untuk membelanjakannya.2
2. Aspek Pasar dalam Studi Kelayakan Bisnis

Aspek pasar merupakan sebuah upaya dalam mengetahui besarnya


permintaan pasar yang akan di terima dari masyarakat segaligus juga untuk
menempatkan posisi yang menguntungkan bagi proyek yang akan di jalankan.
Poin-poin penting yang akan di analisa dari sebuah aspek pasar adalah sebagai
berikut:
a) Permintaan pasar terhadap produk yang akan di sediakan
b) Uraian analisis tingkat persaingan sekaligus strategi dalam pemasaran produk
c) Hasil metode dari aspek pasar yang dapat memangkan produk di tengah
persaingan

Itulah hal penting secara garis besar menganai aspek pasar, namun yang
perlu di lakukan lainnya adalah dengan menggunakan penelitian yang berkaitan
langsung dengan aspek pasar yang dapat di lakukan secara resmi dan tidak resmi

2
Dessler, Gary (2000) : Human Resource Management, International Edition, 8th Ed. Prentice Hall,
Inc., Upper Saddle River, New Jersey. hlm 44

6|Page
sebagai salah satu contohnya adalah dengan menggunakan penelitian pasar yakni
dengan melakukan penyebaran produk, spanduk dan selebaran yang mana ini
akan memberikan gambaran mengenai hasil yang di dapatkan yang di tuangkan
oleh para responden dari berbagai kalangan masarakat mengenai produk yang di
tawarkan.

Kemudian, berlanjut dengan cara penelitaian pasar dengan cara


melakukan pengataman yakni dengan cara siapa saja yang mungkin dapat
membeli produk yang sudah hasilkan sebelumnya yang mana ini akan
memberikan gambaran seberapa besar mengenai market share yang tersedia dari
keseluruah pasar yang potensial saat ini.3

Dengan kedua metode tersebut maka dapat di tarik kesimpulan yakni


dengan adanya Perencanaan Strategi Pemasaran . perencanaan strategi
pemasaran sendiri berkaitan dengan keberlangsungan dari produk yang yang telah
ada di pangsa pasar potensal dengan dengan strategi yang cocok untuk memasakan
produk yang dapat memberikan kesuksesan dengan cara melakukan perencaaan
yang menggunakan analisis yang sangat mendalam mengenai kondisi pasar
dengan menggunakan metode SWOT analisis. Dengan begitu ini akan
menghasilkan seberapa besar segmentasi dari pesaing dan memberikan gambaran
baru mengenai jalan keluar atau strategi dari pemasaran produk yang baru.
3. Prospek Pasar
a. Berapa market potensial yang tersedia.

Untuk mengetahui berapa market potensial yang tersedia maka dapat


menggunakan informasi yang telah lalu, dengan kata lain sang pemilik usaha
sebelum membuka usahanya harus terlebih dahulu melakukan perbandingan
dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
usaha yang akan di lakoninya. Sebagai contoh, Apabila akan membuka usaha
rumah makan bakmi jawa, tentunya pasar potensial yang tersedia sangat
banyak sekali dari orang yang berusia lanjut sampai dengan orang yang
berusia muda.

3
Kanter, Rosabeth Moss (1989). The New Managerial Works. Harvard Business Review, Nov-Dec
1989, p. hlm 88.

7|Page
b. Berapa market share yang tersedia dari seluruh pasar potensial.

Untuk mengetahui ini maka dapat melakukan pengamatan siapa saja


yang bisa atau mungkin dapat membeli produk yang dihasilkan, dengan
mengetahui perbandingan yang ada di dalam market potensial. Sebagai contoh,
Apabila akan membuka usaha berupa warung Bakmi Jawa, usahakan
mempunyai tempat usaha yang terletak di tengah perkampungan dan di pinggir
jalan serta memiliki cita rasa tersendiri, dengan alasan tidak semua orang yang
lewat atau lingkungan sekitar akan selalu membeli bakmi jawa yang sudah di
hasilkan dan merasa cocok dengan cita rasa tersebut.

c. Strategi pemasaran yang akan di gunakan.

Untuk melakukan strategi pemasaran dapat menggunakan strategi


Marketing Mix yang di titik beratkan kepada Product Life Cycle atau
keberlangsungan hidup produk yang di hasilkan, ini ditujukan karena bila
sebuah usaha sudah menjadi dominan maka tidak berarti tidak ada pesaing,
justru sebaliknya, pasti akan ada pesaing, dan kalau pesaing ini di biarkan
maka jika terdapat kesalahan dalam pemasokan dari perusahaan yang dominan
sempat mengalami keterlambatan atau hambatan, pangsa pasar yang kecil itu
akan di manfaatkan oleh pesaing sebagai senjata untuk merebut market
potensial dari usaha yang sudah dominan tersebut.4

Sebagai contoh, Apabila warung Bakmi jawa tadi sudah cukup terkenal
dan memiliki pelanggan potensial yang sudah memenuhi target penjualan
perhari, akan tetapi tempat yang di jadikan makan tidak di renovasi, sehingga
saat para pelanggan tersebut menikmati makannanya sering berdesakan dan
kepanasan, apabila ada pesaing yang membuka jenis usaha yang sama dan cita
rasa yang mendekati dengan warung bakmi tersebut serta memiliki tempat
yang lebih luas dan nyaman untuk menikmati makanan yang dihidangkan,
maka tidak menutup kemungkinan apabila lama kelamaan usaha bakmi jawa
yang dominan tadi akan ditinggalkan oleh para pelanggan potensialnya.

4
Moskowitz, R. and Warwick D. (1996). The 1994-2005 Job Outlook in Brief. Occupational Outlook
Quarterly 40(1): hlm 2-41.

8|Page
4. Segmentasi Pasar, Pasar Sasaran dan Posisi Pasar
a. Segmentasi Pasar

Segmetasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok


pembeli yang berbeda yang memerlukan produk atau marketing mix yang
berbeda pula. Untuk melakukan segmentasi pasar terdiri dari beberapa variabel
yang harus diperhatikan. Tujuannya adalah agar segmentasi yang telah
dilakukan tepat sasaran. Salah dalam menentukan variabel segmen akan
berdampak gagalnya sasaran yang ingin dicapai. Variabel untuk melakukan
segmentasi terdiri dari segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar
industrial.

Berikut ini variabel utama untuk melakukan segmentasi pasar


konsumen menurut Philip Kotler adalah sebagai berikut :

a. Segmentasi berdasarkan Geografik


b. Segmentasi berdasarkan Demografik
c. Segmentasi berdasarkan Psikografik

Variabel utama untuk melakukan segmentasi pasar industrial adalah


sebagai berikut :
a. Segmentasi berdasarkan Demografik5
b. Karakteristik pengoprasian
c. Pendekatan pembeli
d. Karakteristik Personil Industri
e. Faktor situasional
5. Pasar Sasaran

Pasar Sasaran adalah mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian


memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih dilayani. Menetapkan pasar
sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen
kemudian dengan memilih segmen sasaran yang diinginkan. Kegiatan menetapkan
pasar sasaran meliputi :

5
Susilo Heru, 1995, Mencari Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi,
Malang, Unibraw dan IKIP Malang. hlm 12.

9|Page
a. Evaluasi Segmen Pasar
b. Memilih Segmen Pasar
c. Menentukan Posisi Pasar (market positioning)
d. Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar:
e. Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi dipilih.
C. Aspek Produksi
Schroeder (1993) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan produksi
dan operasi pada 3 hal yaitu:

1. Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa.


2. Adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa.
3. Adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen
operasi.

Keputusan yang di ambil oleh sebuah organisasi mengenai produk yang di


tawarkan mempunyai dampak penting terhadap kinerja perusahaan. Sebagian
keputusan bisnis mempunyai dampak yang cukup luas, misalnya pilihan mengenai
produk baru dan pengembanganpengembangan produk. Keputusan-keputusan seperti
ini menyentuh setiap bidang fungsional dan mempengaruhi segala lapisan organisasi.6

Ada empat macam pengambilan keputusan yang sering dihadapi dalam


manajemen operasional.

1. Peristiwa yang Pasti (Certainty)


2. Peristiwa Tidak Pasti (Uncertainty)
3. Peristiwa dengan Resiko (Under Risk)
4. Peristiwa Akibat Konflik Antarlembaga (Institutional Conflic

Pola pengambilan keputusan umumnya seperti diuraikan pada gambar diatas


ini. Data yang diolah menjadi informasi merupakan unsur terpenting sebagai masukan
di dalam sistem pengambilan keputusan, selanjutnya disalurkan melalui prosedur
untuk dilakukan peramalan. Hasil dari peramalan yang diperoleh akan merupakan
kumpulan alternatif kemungkinan yang bisa saja terjadi. Produksi produk biasanya
timbul setelah di lakukan riset atau penelitian terhadap konsumen, produk apa yang

6
Husnan, S. Muhammad , S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UUP STIM YKPN. hlm 65.

10 | P a g e
sedang di inginkan konsumen serta sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan dan
pengembangan produk pada hakikatnya adalah meliputi berbagai macam aktifitas
marketing dan hal tersebut merupakan sebuah fungsi yang berorientasi pada
konsumen. misalnya Hewlett - Packard (HP) adalah perusahaan pembuat komputer
terbesar pertama yang melaksanakan strategi bersaing di zaman komputer baru tahun
1990’an.

Manajemen perusahaan ini melaksanakan strategi ganda yakni


memperkenalkan perbaikan produk dan penekanan biaya melalui skala ekonomi.
perusahaan ini mempunyai strategi produk yang telah sukses di pasar komputer yang
sangat kompetitif . Perusahaan yang memproduksi komputer ini tetap memberi
kepuasan kepada konsumennya dengan produk-produk inovatif bermutu tinggi, terus-
menerus meningkatkan citra mereknya yang kuat , dan secara efektif mengelola cara
kerja semua lini, komputer mini, printer, serta perangkat-perangkatnya.Prestasi HP
sangat mengagumkan jika di lihat dari persaingan yang begitu hebat serta adanya
pemotongan harga dalam industri komputer dunia pada tahun 1990’an. Pihak
manajemen tak putus putusnya melaksanakan strategi yang menawarkan keunggulan
nilai maupun keunggulan harga bagi konsumen Analisis dalam aspek produksi adalah
untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai
ketetapan lokasi dan layout serta kesiagaan mesin yang digunakan.7

Menurut Kasmir (2003) Tujuan yang hendak dicapai dalam penilaian aspek
produksi adalah :

1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat


2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi
yang dipilih, sehingga memberikan efisiensi.
3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat dalam menjalankan
produksinya.
4. Agar perusahaan dapat menentukan metode perusahaan yang paling baik.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga karja yang dibutuhkan sekarang dan
dimasa yang akan datang.

7
Noor, H. Faizal. 2009. Investasi, Pengelolaan Keuangan Bisnis Dan Pengembangan Ekonomi
Masyarakat. Jakarta : PT. Malta Pritindo. hlm 54.

11 | P a g e
Sedangkan menurut Purba (2002) Studi aspek produksi dalam studi kelayakan
bisnis dilakukan untuk menjawab pertanyaan : “ Apakah proyek mampu untuk
menghasilkan produk setiap tahun sesuai dengan permintaan pasar selama umur
proyek ditinjau dari segi kuantitas, kualitas, kontinuitas, maupun harga “.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penilaian aspek produksi adalah :

1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat


2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi
yang dipilih, sehingga memberikan efisiensi.
3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat dalam menjalankan
produksinya.
4. Agar dapat menentukan kualitas tenaga karja yang dibutuhkan sekarang dan
dimasa yang akan datang.
D. Aspek SDM
Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, manajer proyek
dan staf proyek hendaknya dikaji secara cermat.Kesuksesan suatu perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangan tergantung pada SDM yang
solid, yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuah tim yang eklusif merupakan
suatu seni dan ilmu pengetahuan. Dalam membangun sebuah tim yang efektif,
pertimbangan harus diadakan bukan hanya pada keahlian teknis para para manajer
atau anggota tim semata, tetapi juga peranan penting mereka dan keselarasan mereka
dalam bekerja. Hal-hal yang dapat ddiperhatikan dalam perencanaan SDM
diantaranya yaitu :

a. Memilih manajer proyek

Manajer proyek merupakan salah satu anggota terpenting dari suatu


proyek.Orang ini memegang peranan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan
proyekj. Manajer proyek bertugas menjelaskan kepada organisasi dan kepada
pihak luar perihal proyek yang akan dibangun. Beberapa hal pokok dalam memilih
manajer proyek adalah perihal pemilihan waktu dan kriteria seleksi.

Pemilihan waktu, waktu yang tepat untuk memilih seorang manajer proyek
tidak ada patokan yang dianggap paling benar karena memang beragam sifatnya.
Akan tetapi, syarat yang harus diingat adalah, manajer proyek dan tim proyek

12 | P a g e
harus secepatnya terlibat dalam perencanaan proyek sehingga mereka akan lebih
terikat untuk segera merealisasikn proyek bisnis tersebut.

Kriteria seleksi: tujuan utama seseorang memilih seorang manajer proyek


adalah untuk menugaskan seseorang yang berpengalaman, mampu dan kompeten
untuk menghasilkan produk akhir secara tepat waktu, sesuai dengan biaya yang
tersedia dan juga sesuai dengan syarat yang diberikan. Untuk itu, seorang
pemimpin proyek harus memiliki karakteristik yang dominan yang dapat
digolongkan dalam lima kategori, diantaranya yaitu :

1. Latar belakang dan pengalaman


2. Kepemimpinan dan keahlian setrategi
3. Keahlian teknis
4. Kemampuan kehumasan
5. Dan kemampuan menejerial.

b. Memilih tim proyek

Setelah manajer proyek dipilih, selanjutnya dipilih pula tim proyek.


Memilih tim proyek tergantung pada beberapa factor, tujuan dan hasil proyek
yang diharapkan pekerjaan teknis yang harus dilakukan dan kemampuan yang
dibutuhkan untuk menarik menugaskan, mendegelasikan, mengawasi,
mengkomunikasikan, dan melakukan pekerjaan yang dibutuhkan disetiap tahap
dari proyek.8

Kriteria seleksi. Kriteria umum yang digunakan untuk memilih anggota


tim proyek adalah sebagai berikut :

a. Memiliki komitmen pada tujuan proyek dan ammpu menyelesaikannya


b. Kemampuan untuk berkomunikasi dan membagi tanggung jawab
c. Fleksibilitas, dapt berpindah dari satu kegiatan pekerjaan kekegiatan pekerjaan
lainnya, sesuai dari skedul dan kebutuhan proyek
d. Kemampuan teknis

8
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009, Studi Kelayakan Bisnis, Bogor : Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. hlm 22.

13 | P a g e
e. Kemauan untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya
f. Konsentrasi pada pekerjaaan
g. Kemampuan untuk mengerti dan bekerja berdasarkan jadwal dan pengadaan
sember daya. Minsalnya mau bekerja lembur jika dibutuhkan.
h. Memiliki pengetahuan dan pengalaman dengan peralatan manajemen proyek.

Selanjutnya, dalam hal permasalahan tenaga kerja pada fase


pengimplementasian bisnis secara rutin, pertama tentukan dulu tenaga-tenaga
untuk posisi top manajemen. Lalu untuk keperluan tenaga kerja dibawahnya,
termasuk untuk tenaga pelaksana, hendaklah mereka mampu merencanakannya
melalui suatu proses perencanaan. Orang-orang yang kelak akan menduduki posisi
top manajemen ini, hendaknya mampu merealisasikan manajemen SDM, dimana
perencanaan SDM merupakan salah satu kegiatan intinya.

Proses perencanaan tersebut memiliki tiga macam model, yaitu :

1. Perncanaan dari atas kebawah : bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
telah disesuaikan dengan rencana yang menyeluruh dari perusahaan baik untuk
jaga pendek, menengah dan jaka panjang.
2. Perencanaan dari bawah keatas : proses dengan menggunakan model ini,
bermula dari kelompok kerja yang terkecil yang menghasilkan taksiran
kebutuhan pegawai untuk tahun berikutnya dalam rangka mencapai target
kerja yang telah ditetapkan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan dapat
diketahui setelah tenaga yang ada dihitung kapasitas kerja maksimalnya.
3. Ramalan : adalah dengan meningkatkan pendayagunaan orang-orang yang ada
sekarang. Masalahnya adalah bahwa persediaan tenaga kerja itu tidak pernah
statis, sehingga tetap akan dipengaruhi oleh harus masuk (seperti : rekrutmen
dan transfer masuk) dan arus keluar ( seperti : pentyusutan dan transfer keluar
serta penumpukan pegawai dengan kualitas kerja yang tidak ststis.
E. Aspek Keuangan
Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha) sudah
barang tentu memerlukan sejumlah modal (uang),disamping keahlian lainnya. Modal
yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya investasi dalam aktiva
tetap, hingga modal kerja.

14 | P a g e
Untuk memenuhi kebutuhan investasi , modal dapat dicari dari berbagai
sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara
mengunakanmodal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-
masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta
jumlah yang diingankan perusahaan. Masing-masing modak memiliki keuntungan dan
kerugian. Hal ini dapat dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk
memperolehnya, dan jumlah yang dipenuhi.

Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal


adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian
ini tergantung dari perjanjian dan estimasi keuntungan yang diperolah dari masa-masa
mendatang. Estimasi keuntungan diperolah dari selisih pendapatan dengan biaya
dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam
pengembalian dana suatu uasaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi
pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya menggunakan
asumsi-asumsi tertentu yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas (cas flow)
perusahaan selama periode usaha .

Dengan dibuatnya aliran kas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi


tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah
investasi ini layak atau tidak jalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk
menetukan kelayakasuatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui
pendekatan paybeck periode (pp), average rate of return (ARR), Net pesnt value
(NPV), internal rate of return (IRR), profitability index (PI) ,dan break event point.

Khusus bagi perusahaanyang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan


ekspansi atau peluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan
yang dimilikinya. Laporan keuangan yang dinilai dari biasanya adalah neraca dan
laporan laba/rugi untuk beberapa periode. Metode penilaian yang digunakan adalah
dengan menggunakan rasio-rasio keungan tertentu seperti rasio likuiditas,
rasioleverage, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, serta rasio keungan lainnya.9

9
Umar, Husein. 2001. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3 Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm
19.

15 | P a g e
Dengan demikian dapat, disimpulkan bahwa aspek keungan merupakan aspek
yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secera keseluruhan. Aspek ini
sama pentingnya dengan aspek lainnya,bahkan ada beberpa pengusaha menggap
justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar
jelasn hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan
salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.

Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti :

a. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.


b. Kebutuhan biaya investasi.
c. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-
jenis dan jumlah biaya yang dikelurkan selama umur investasi.
d. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode kedepan.
e. Kriteria penilaian investasi
f. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
F. Bagaimana menyusun laporan kelayakan
Laporan hasil studi kelayakan (feasibility study report) sering dibutuhkan oleh
beberapa pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pertama laporan dibutuhkan oleh
sponsor yaitu pemrakarsa proyek. Bagi mereka hasil laporan akan dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan yang bersangkutan dengan
rencana investasi. Pihak kedua yang memerlukan laporan studi adalah mereka yang
diundang untuk ikut membiayai proyek, baik sebagai pemegang saham ataupun
sebagai kreditur, misalnya bank dan lembaga keuangan nonbank. Di samping itu
kerap kali laporan studi kelayakan juga diperlukan oleh badan-badan
pemerintah, misalnya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Oleh karena laporan studi kelayakan diperlukan oleh lebih dari satu pihak,
maka dalam menyusun laporan hendaknya diusahakan agar kebutuhan semua pihak
dapat dipenuhi. Susunan kerangka laporan studi kelayakan yang berikut secara garis
besar mencakup kebutuhan berbagai macam pihak yang berkepentingan dalam
rencana investasi proyek. Di dalam menyusun laporan studi kelayakan hendaknya
selalu diperhatikan kaitan antara satu bab dngan bab-bab yang lain, demikian juga
antara pmbahasan satu aspek dngan aspek yang lainnya.

Selain itu hendaknya diperhatikan pula teknik penyajian laporan berikut ini :

16 | P a g e
a. Pergunakanlah bahasa yang baik.
b. Hindarilah sedapat mungkin pemakaian kalimat yang terlalu
panjang. Janganlah mempergunakan kalimat yang samar-samar atau dapat
diartikan bermacam-macam.
c. Janganlah mempergunakan kata-kata yang emosional.
d. Apabila terhadap sesuatu hal tertentu perlu diajukan ulasan atau pendapat,
hendaknya selalu dijaga faktor obyektivitas. Hindarilah pula ulasan yang
berkepanjangan.
e. Janganlah mengajukan kesimpulan, pendapat atau saran yang sifatnya spekulatif.
f. Bilamana di dalam pembahasan hal-hal tertentu dipergunakan asumsi, hendaknya
disebutkan dengan jelas.

Laporan studi kelayakan proyek yang disajikan secara profesional, akan


banyak membantu pihak-pihak yang bersangkutan dengan perencanaan dan
pembiayaan pembangunan proyek tersebut.

17 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Studi Kelayakan Bisnis (Wikipedia) adalah penelitian menyangkut aspek
hukum, aspek sosial ekonomi, aspek budaya, aspek pasar dan pemasaran, .teknis dan
teknologi, aspek manajemen dan aspek keangan, yang digunakan sebagai dasar
penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan.
Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan
pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi
laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara
ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang
menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa
memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian dan penilaian tentang dapat tidaknya
suatu proyek dilakukan dengan berhasil (menguntungkan).

Pembuatan studi kelayakan digunakan untuk memenuhi permintaan pihak-


pihak yang berbeda. Masing-masing pihak mempunai kepentingan serta sudut
pandang yang berbeda

Aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis adalah bidang kajian studi


kelayakan tentang keadaan objek tertentu dari fungsi-fungsi. Pelaksanaan studi dan
penelitian atas fungsi-fungsi bisnis tersebut terkadang disesuaikan dengan kebutuhan
dari analis atau stakeholder.

Aspek pasar dalam studi kelayakan bisnis adalah sebuah upaya dalam
mengetahui besarnya permintaan pasar yang akan di terima dari masyarakat segaligus
juga untuk menempatkan posisi yang menguntungkan bagi proyek yang akan di
jalankan.

Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli


yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda

18 | P a g e
pula. Kegiatan menetapkan pasar sasaran meliputi: evaluasi pasar dan memilih
segmen. Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk
produk atau suatu pasar.

Peramalan merupakan kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di


masa yang akan datang pada saat sekarang. Adapun langkah-langkah peramalan
meliputi: mengumpulkan data, mengolah data, menentukan metode peramalan,
memproyeksi data, mengambil keputusan.

Strategi produk yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan suatu


produk yaitu sebagai berikut: penentuan logo, menciptakan merek, menciptakan
kemasan, keputusan label, dan lain-lain.

SDM merupakan bagian yang dapat dipelihara dan dioptimalklan secara


efisien dan seefektif mungkin dengan pola-pola yang telah ditetapka, dengan ini
perusahaan lebih maju karena selai dari teknologi SDM sangat diperluksn untuk
memgoptimalkan atau ,engontrol teknologi serta langha atau sasaran yang akan dituju
bias tercapai sesuai dengan yanginginkan.

Pengadaan adalah fungsi operasional pertama SDM. Pengadaan karyawan


merupakanmasalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan dan
menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi, serta efektif tidaklah semudah
membeli dan menempatkanmesin. Karyawan adalah asset utama perusahaan yang
menjadi perencana dan pelaku aktifdari setiap aktivitas organisasi. Mereka
memounyai pikiran, perasaan, keinginan, status danlatar belakang pendidikan, usia,
dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke dalamorganisasi perusahaan.
Karyawan bukan mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dandapat dikuasai serta
diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan.Kualitas dan
kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan supaya efektifdan
efisien menunjang tercapainya tujuan. Penempatan tenaga kerja juga harus tepat
sesuaidengan keinginan dan keterampilannya. Dengan demikian gairah kerja dan
kedisiplinannyaakan lebih baik serta efektif dengan menunjang terwujudnya tujuan
perusahaan.

19 | P a g e
B. Saran

Sebagai pelaku bisnis yang baru ingin merencakan atau memulai bisnisnya
hendaknya melakukan studi kelayakan bisnis supaya lebih mengetahui serta
memahami kemana kedepannya bisnis akan berjalan dan bagaimana bisnis akan dapat
dilakukan.

Sebagai pembaca yang bijak dengan adanya tulisan ini semoga semkain
mengerti tentang bagaimana pentingnya studi kelayakan bisnis dan dapat
mengaplikasikan keilmuan yang diperoleh dari makalah ini sehingga dapat memulai
bisnis dengan cara yang baik dan benar.

20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary (2000) : Human Resource Management, International Edition, 8th Ed.
Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey. hlm 44

Kanter, Rosabeth Moss (1989). The New Managerial Works. Harvard Business
Review, Nov-Dec 1989, p. hlm 88.

Drucker, Peter (1988). The Coming of the New Organization. Harvard Business
Review. Jan-Feb 1988, p. hlm 45.

Moskowitz, R. and Warwick D. (1996). The 1994-2005 Job Outlook in Brief.


Occupational Outlook Quarterly 40(1): hlm 2-41.

Fullerton, Jr., H. (1993). Another Look at the Labor Force. Monthly Labor review.
Nov. 1993. hlm 88.

Susilo Heru, 1995, Mencari Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi, Malang, Unibraw dan IKIP Malang. hlm 12.

Husnan, S. Muhammad , S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UUP STIM


YKPN. hlm 65.

Noor, H. Faizal. 2009. Investasi, Pengelolaan Keuangan Bisnis Dan Pengembangan


Ekonomi Masyarakat. Jakarta : PT. Malta Pritindo. hlm 54.

21 | P a g e
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009, Studi Kelayakan Bisnis, Bogor :
Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor. hlm 22.

Umar, Husein. 2001. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3 Revisi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. hlm 19.

Kasmir dan Jakfar, 2007. Studi Kelayakan Bisnis edisi Kedua. Jakarta : Kencana. hlm
76.

Dewi Astuti, M. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Ghalia Indonesia.


hlm 101.

Ibrahim Yacob, 2003. H. M. Studi Kelayakan Bisnis, edisi revisi. Jakarta : PT. Rineka
Cipata. hlm 33.

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai