Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam rangka menunjang pembangunan serta menghadapi kondisi
persaingan bisnis, setiap perusahaan di tuntut untuk lebih mempersiapkan
dirinya secara profesional dan fleksibel sehingga perusahaan tidak hanya
mampu bertahan namun juga dapat tumbuh dan berkembang dalam pasar
global. Untuk itu perusahaan di harapkan memiliki keunggulan komparatif
dan kompetitif yang kuat dalam berbagai aspek seperti aspek pelayanan,
pemasaran, sumber daya manusia, sistem manajemen yang baik serta
pengelolaan keuangan yang efisien dan efektif.
Setiap keputusan yang diambil oleh perusahaan dalam segala kegiatan
keuangan perusahaan harus mempertimbangkan aspek laba atau rugi yang
akan dihasilkan. Salah satu dasar yang digunakan sebagai pengambilan
keputusan tersebut adalah penggunaan laporan keuangan. Laporan keuangan
digunakan untuk mengetahui informasi sehubungan dengan kondisi keuangan
perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Dengan
mengetahui kondisi keuangan perusahaan berarti pihak manajemen akan
menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibanya dengan tepat
waktu, kemampuan perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang
dimilikinya secara efektif sehingga pihak manajemen akan mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki
untuk menghasilkan laba.
Untuk dapat memberikan penilaian yang tepat, data yang ada dalam
laporan keuangan diperbandingkan untuk dua periode atau lebih untuk
dianalisis lebih lanjut sehingga diperoleh data yang dapat mendukung dalam
pengambilan keputusan. Hasil analisis akan memberikan gambaran mengenai
kelayakan kondisi keuangan serta kondisi kesehatan keuangan perusahaan
dan ini akan sangat bermanfaat bagi penyedia informasi dalam menyediakan
data yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan baik pihak
internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan.
Dari beberapa teknik analisis laporan keuangan yang ada, terdapat
salah satu teknik yang sering digunakan, yaitu teknik analisis rasio keuangan.
Dalam teknis analisis rasio keuangan digambarkan suatu hubungan
perbandingan antara satu jumlah dalam akun tertentu dengan suatu jumlah
dalam akun lain yang terdapat dalam laporan keuangan. Dengan analisis
laporan keuangan dapat diukur pula tingkat kesehatan dan perkembangan
perusahaan dari tahun ketahun dan menilai posisi keuangan tahun yang
bersangkutan.
Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan terdapat faktor-
faktor yang perlu diperhatikan, faktor-faktor tersebut adalah likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas. Faktor-faktor tersebut akan diketahui dengan
cara menganalisis dan menginterprestasikan laporan keuangan perusahaan,
aktivitas maupun tingkat pencapaian laba yang bersangkutan dengan
menggunakan teknik-teknik laporan keuangan yang tepat. Begitu pula dengan
perbankan. Dalam menganalisis laporan keuangan perbankan perlu untuk
diketahui tingkat rasio dari likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perbankan
tersebut. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan
suatu perbankan tersebut.
Salah satu perbankan yang ada di Indonesia yaitu Bank CIMB Niaga.
PT CIMB Niaga adalah bank terbesar kelima dari segi aset, dana masyarakat,
kredit dan jumlah jaringan cabang. Oleh karena itu, perlu adanya analisis
laporan keuangan dari Bank CIMB Niaga untuk menganalisis kinerja
keuangannya.
Berdasarkan data yang diperoleh penulis tertarik untuk menganalisis
laporan keuangan perbankan. Hasil dari analisis ini dapat memberikan
petunjuk mengenai kondisi keuangan pada PT Bank CIMB Niaga,Tbk. Oleh
karena itu maka penulis memilih judul “Analisis Laporan Keuangan Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Bank Cimb Niaga,Tbk Pada Tahun 2014 dan
2015.”.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. LAPORAN KEUANGAN


2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan
gambaran atau laporan kemajuan (progress report) yang secara periodik
dilakukan oleh pihak manajemen yang bersangkutan. Dengan kata lain
laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta meyangkut perubahan posisi
keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut PSAK (2009) No.1 menyatakan bahwa :

“Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan


yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pengguna laporan keuangan.”

Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-


komponen berikut ini, yaitu :

1. Laporan posisi keuangan.


2. Laporan laba rugi komprehensif.
3. Laporan perubahan ekuitas.
4. Laporan arus kas.
5. Catatan atas laporan keuangan.
6. Laporan posisi keuangan awal periode komparatif.
Menurut Kasmir (2010:7) mengemukakan pendapatnya
mengenai laporan keuangan adalah sebagai berikut :

“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi


keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.”
2.1.2. Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2010:19) berpendapat bahwa ada beberapa
pihak yang memerlukan laporan keuangan, yaitu :
1. Pemilik
Pemilik adalah seseorang yang memiliki usaha tersebut. Hal ini
tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya. Kepentingan
bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan
terhadap laporan keuangan yang telah dibuat adalah :
a. Untuk melihat kondisi dan posisi keuangan saat ini.
b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan
dalam suatu periode.
c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah
ditetapkan.
2. Manajemen
Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan
keuangan perusahaan yang mereka buat memiliki arti tertentu. Bagi
pihak manajemen laporan keuangan merupakan cerminan kinerja
mereka dalam suatu periode tertentu. Nilai penting laporan
keuangan bagi manajemen yaitu :
a. Dengan laporan keuangan yang dibuat, manajemen dapat
menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu
periode, apakah telah mencapai target atau tujuan yang telah
ditetapkan atau tidak.
b. Manajemen dapat melihat kemampuan mereka dalam
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan saat
ini.
c. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga
dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dimasa yang
akan datang.
d. Laporan keuangan dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan keuangan kedepan berdasarkan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik dalam hal
perencanaan, pengawasan, dan pengendalian kedepan
sehingga target-target yang diinginkan dapat tercapai.
3. Kreditor
Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Pihak
pemberi dana seperti bank atau lembaga lainya. Kepentingan pihak
kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal
memberikan pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan
sebelumnya. Bagi pihak kreditor, prinsip kehati-hatian dalam
penyaluran dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat
diperlukan. Kepentingan pihak kreditor antara lain sebagai berikut :
a. Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami
kegagalan dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut
(macet). Oleh karena itu, pihak kreditor sebelum
mengucurkan kreditnya, terlebih dahulu melihat kemampuan
perusahaan untuk membayarnya. Salah satu ukuran
kemampuan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan
yang telah dibuat.
b. Pihak kreditor juga perlu memantau terhadap kredit yang
sudah berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan
membayar kewajibanya.
c. Pihak kreditor tidak ingin kredit atau pinjaman yang
diberikan justru menjadi beban nasabah dalam
pengembaliannya apabila kemampuan perusahaan diluar dari
yang diperkirakan.
4. Pemerintah
Pemerintah juga memiliki arti penting terhadap laporan keuangan
perusahaan. Bahkan pemerintah melelui Departemen Keuangan
mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menyusun dan
melaporkan keuangan pemerintah secara periodik. Arti penting
laporan keuangan bagi pemerintah adalah :
a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan
seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
b. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara
dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini
akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara
secara jujur dan adil.
5. Investor
Investor adalah seseorang yang hendak menanamkan dana di suatu
perusahaan. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam
suatu usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu
mempertimbangkan banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan
investor adalah dari laporan keuangan yang disajikan perusahaan
yang akan ditanamnya.
Bagi investor laporan keuangan dibutuhkan untuk menilai prospek
usaha, apakah mampu memberikan deviden dan nilai saham seperti
yang diinginkan.

2.1.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan


Menurut PSAK (2009) No.31, laporan keuangan Bank terdiri atas :
1. Neraca
Bank menyajikan aset dan kewajiban dalam neraca berdasarkan
karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya.
Urutan likuiditas secara garis besar akan sama dengan urutan
jatuh temponya. Pos lancar dan tidak lancar tidak disajikan secara
terpisah karena sebagian besar aktiva dan kewajiban suatu bank
dapat direalisasikan atau diselesaikan dalam waktu dekat.

2. Laporan laba rugi


Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokan
pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun
dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan
pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan
kegiatan lain.
3. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan
penurunan aset bersih atau kekayaan bank selama periode
bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang
dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

4. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode
laporan, kas dan setara kas terdiri atas kas, giro pada Bank
Indonesia, dan giro pada bank lain.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
yang memerlukan penjelasan harus didukung dengan informasi
yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan.

2.1.4. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang
hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui keadaan
keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan
atau tidak memuaskan. Analisa dilakukan dengan pengukuran
hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana
perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah
perkembangannya.
Menurut Martono dan Harjito (2007:51) mengemukakan
bahwa :
“Analisa laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi
keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laporan
laba rugi. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan
jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal disuatu
perusahaan pada saat tertentu. Sedangkan laporan laba rugi
menggambarkan pendapatan dan biaya pada periode tertentu.”
2.1.5. Metode Analisis Laporan Keuangan Perbankan
Suhardjono (2006:284) mengemukakan 4 metode analisis
laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan,
antara lain sebagai berikut :
1. Analisis varians (variance analysis)
Metode analisis yang dipergunakan untuk mengetahui pencapaian
kinerja dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan,
serta mengidentifikasi terjadinya devasi.

2. Analisis komparatif (comparative analysis)


Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan
keragaman usaha bank pada suatu periode dengan periode
lainnya, baik secara absolut maupun relatif atas total atau bagian
tertentu.

3. Analisis lingkungan (environment analysis)


Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan
hasil usaha yang telah dicapai suatu unit kerja terhadap industri
usaha yang sama di wilayah kerjanya.

4. Analisis rasio (ratio analysis)


Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan
pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi.

2.2. RASIO KEUANGAN


2.2.1. Pengertian Rasio Keuangan
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah
dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang
sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk
mata uang rupiah maupun mata uang asing. Angka-angka dalam
laporan keuangan kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja.
Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dibandingkan antara satu
komponen dengan komponen lainnya. Caranya adalah dengan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau
antar laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan, dapat
disimpulkan suatu posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode
tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam
periode tersebut. Perbandingan ini dikenal dengan analisis rasio
keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data keuangan yang
telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data
dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk
menilai resiko dan peluang dimasa yang akan datang. Pengukuran dan
hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang
tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan
yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu
perusahaan. Ada beberapa pendapat mengenai rasio keuangan, antara
lain :
Sedangkan menurut Kasmir (2010:104)
menyatakan pendapatnya mengenai rasio keuangan, yaitu :
“Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi
satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan
antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan
keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa
angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.”
2.2.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan Bank
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa
rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan
arti tertentu. Kemudian setiap hasil dari rasio yang diukur
diinterprestasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan
keputusan.
Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang
menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam
laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan
tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Menurut Kasmir (2010:216) mengemukakan jenis-jenis
rasio yang biasa digunakan oleh perbankan, yaitu :
1. Rasio likuiditas Bank
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank
dalam melayani nasabahnya.

Macam-Macam Rasio Likuiditas


Untuk melakukan pengukuran rasio ini memiliki beberapa jenis
rasio yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri.
Adapun jenis-jenis rasio likuiditas menurut Kasmir (2010:286) adalah
sebagai berikut :
1. Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik
simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling
likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus untuk mencari Quick
Ratio adalah sebagai berikut :

2. Banking Ratio Banking Ratio


Banking Ratio Banking Ratio bertujuan untuk mengukur tingkat
likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan
dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka
tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah dana yang
digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula
sebaliknya. Rumus untuk mencari Banking Ratio adalah sebagai
berikut :

3. Loan to Assets Ratio


Loan to Assets Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah
kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank.
Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukan semakin rendahnya tingkat
likuiditas. Rumus untuk mencari Loan to Assets Ratio adalah sebagai
berikut :

4. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid
yang dimiliki bank tersebut. Rumus untuk mencari Cash Ratio adalah
sebagai berikut :

5. Loan to Deposit Ratio (LDR)


Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah
dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rumus untuk
mencari Loan to Deposit Ratio adalah sebagai berikut :

2. Rasio solvabilitas Bank


Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektifitas bank dalam
mencapai tujuannya. Rasio solvabilitas mengukur perbandingan dana
yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari
kreditur perusahaan tersebut. Pada rasio solvabilitas dapat diukur
antara lain sebagai berikut:
1. Primary Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang
dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi
dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital equity. Rumus
untuk mencari primary ratio adalah:
equity capital
primary ratio= X 100 %
total assets

2. Risk Assets Ratio


Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan risk
assets. Rumus untuk mencari risk assets ratios adalah:
equity capital
risk assets ratio= X 100 %
total assets−cash assets−securities
Securities terdiri dari efek-efek dan deposito berjangka

3. Secondary Risk Ratio


Merupakan rasio untuk mengukur penurunan aset yang
mempunyai resiko lebih tinggi. Rumus untuk mencari secondary
risk ratio adalah:
equty capital
secondary risk ratio= X 100 %
secondary risk assets
Secondary assets = Total assets – cash assets – securities - low
risk asset (benda tetap dan inventaris, rupa-
rupa, dan lain-lain)

4. Capital Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan
penghapusan dalam menanggung pengkreditan, terutama risiko
yang terjadi karena bunga gagal tagih. Rumus untuk mencari
capital rasio adalah:
equity capital +reserve for loanlosses
capital ratio= X 100 %
total loans
5. Capital Risk
Capital risk merupakan rasio yang sama dengan secondary risk
ratio

6. Capital Adequacy Ratio (CAR)


Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan
risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank.
Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal.
Terdapat 3 jenis capital adequacy ratio, antara lain:
a. CAR 1
Untuk mencari rasio ini perlu terlebih dahulu harus diketahui
besarnya estimasi risiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit
dan risiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat
berharga
b. CAR 2
Rumus untuk mencari CAR 2 adalah:
equity capital−¿ assets
CAR 2= X 100 %
total loans+securities
c. CAR 3
Rumus untuk mencari CAR 3 adalah sebagi berikut:
equity capital
CAR 3= X 100 %
total loans+securities

3. Rasio rentabilitas Bank


Rasio rentabilitas bank merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh
bank dalam suatu periode tertentu. Rasio rentabilitas merupakan salah
satu alat ukur untuk menilai efisiensi atau tidaknya suatu perusahaan
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu rentabilitas ekonomis
dan rentabilitas modal sendiri.

a. Rentabilitas Ekonomis (RE)

Rentabilitas Ekonomis adalah perbandingan antara laba usaha


dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
Laba
×100
Modal

b. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan perusahaan


dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk
menghasilkan keuntungan. Laba yang diperhitungkan untuk
menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba bersih
yaitu laba operasi setelah dikurangi dengan bunga modal
asing dan pajak penghasilan atau earning after tax,
sedangkan modalnya adalah modal sendiri.

Earning After Tax (EAT )


× 100 %
Modal Sendiri

2.3. TENTANG CIMB NIAGA

PT Bank CIMB Niaga Tbk atau yang lebih dikenal dengan CIMB
Niaga adalah sebuah bank yang berdiri pada tahun 1955. Saat ini CIMB
Niaga merupakan bank terbesar keempat di Indonesia dilihat dari sisi aset,
dan diakui prestasi dan keunggulannya di bidang pelayanan nasabah dan
pengembangan manajemen. Saat ini mayoritas saham Bank CIMB Niaga
dimiliki oleh CIMB Group. Bank CIMB Niaga merupakan bank pembayar
(payment bank) KSEI terbesar dari nilai transaksi, dan dengan pangsa pasar
11%, saat ini CIMB Niaga adalah bank penyedia kredit pemilikan rumah
terbesar ketiga di Indonesia.

 Sejarah Perusahaan

CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama


Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada
membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan.
Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan
layanan berkualitas yang terpercaya. Di tahun 1987, Bank Niaga
membedakan dirinya dari para pesaingnya di pasar domestik dengan
menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan
melalui mesin ATM di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas sebagai
masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. Kepemimpinan Bank
dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan
menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online.

Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan


Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989.
Keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak
bersejarah bagi Bank dengan meningkatkan akses pendanaan yang lebih
luas. Langkah ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan Bank di
seluruh pelosok negeri.

Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah


menjadi pemegang saham mayoritas CIMB Niaga saat terjadinya krisis
keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada bulan November 2002, Commerce
Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB Group
Holdings Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuisisi saham mayoritas
Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Di bulan
Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group
sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan
seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking.

Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham


mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas
LippoBank pada tanggal 30 September 2005. Seluruh kepemilikan saham
ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada tanggal 28 Oktober
2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama.

Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui CIMB


Group) dan LippoBank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang
penggabungan (merger) sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar
dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penggabungan ini merupakan merger
pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008,
nama Bank Niaga berubah menjadi CIMB Niaga. Kesepakatan Rencana
Penggabungan CIMB Niaga dan LippoBank telah ditandatangani pada
bulan Juni 2008, yang dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana
Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat
Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia di bulan Oktober 2008. LippoBank secara resmi bergabung ke
dalam CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008 (Legal Day 1 atau LD1)
yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas.

Bergabungnya LippoBank ke dalam CIMB Niaga merupakan sebuah


lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. CIMB Niaga kini
menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di
Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel,
UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan
ini menjadikan CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5 dari sisi aset,
pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang. Dengan komitmennya pada
integritas, ketekunan untuk menempatkan perhatian utama kepada nasabah
dan semangat untuk terus unggul, CIMB Niaga akan terus memanfaatkan
seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari
penggabungan ini. Keseluruhannya merupakan nilai-nilai inti CIMB Niaga
dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi masa depan yang
sangat menjanjikan.

 Visi Misi dan Nilai Nilai CIMB Niaga

Visi Menjadi Perusahaan ASEAN yang Terkemuka

Misi Menyediakan layanan perbankan universal di Indonesia


secara terpadu sebagai perusahaan dengan kinerja unggul
di kawasan ASEAN dan kawasan utama lainnya, serta
mendukung percepatan integrasi ASEAN dan
hubungannya dengan kawasan lain.
Nilai - nilaiDasar Menyediakan layanan perbankan universal di Indonesia
secara terpadu sebagai perusahaan dengan kinerja unggul
(C-H-E-S-I) di kawasan ASEAN dan kawasan utama lainnya, serta
mendukung percepatan integrasi ASEAN dan
hubungannya dengan kawasan lain.

C = Customer-centric

Hadir untuk melayani nasabah serta menjual produk dan


layanan yang diinginkan nasabah
H = High Performance

Bekerja keras dan tepat sasaran untuk nasabah, sesama


karyawan dan pemangku ke pentingan lainnya
E = Enabling People

Mendorong seluruh pihak di CIMB Niaga untuk


berpikiran luas dan memastikan seluruh karyawan
memiliki kemampuan untuk memberikan nilai tambah
S = Strength in Diversity

Menghargai perbedaan budaya, perbedaan perspektif dan


mengakui setiap perbedaan sebagai potensi kekuatan
I  = Integrity

Jujur, terhormat dan professional dalam segala hal yang


dilakukan karena integritas adalah nilai paling mendasar
di CIMB Niaga
Perusahaan dari waktu ke waktu secara periodik melakukan evaluasi Visi, Misi
danNilai-Nilai Perseroan.

BAB 3

PEMBAHASAN
3.1. Laporan Posisi Keuangan Bank CIMB Niaga

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

Bank CIMB Niaga dan Anak Perusahaan

per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

(dalam jutaan Rupiah)

No
POS-POS 31-Des-15 31-Des-14
.

ASET

1. Kas 4.240.006 4.499.584

2. Penempatan pada Bank Indonesia 19.762.904 17.126.751

3. Penempatan pada bank lain 3.089.111 4.052.960

4. Tagihan spot dan derivatif 595.554 917.588

5. Surat berharga

Diukur pada nilai wajar melalui laporan


5.391.520 1.703.915
laba/rugi

* Tersedia untuk dijual 14.027.618 15.159.972

* Dimiliki hingga jatuh tempo 6.489.899 5.485.558

* Pinjaman yang diberikan dan piutang - -

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli


6. - -
kembali (repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli


7. 174.552 -
dengan janji dijual kembali (reverse repo)

8. Tagihan akseptasi 4.251.849 5.119.606

9. Kredit

* Diukur pada nilai wajar melalui laporan


- -
laba/rugi

* Tersedia untuk dijual - -


* Dimiliki hingga jatuh tempo - -

* Pinjaman yang diberikan dan piutang 170.072.414 169.989.705

10. Pembiayaan Syariah 7.284.415 6.393.744

11. Penyertaan 13.938 13.938

Cadangan kerugian penurunan nilai aset


12.
keuangan -/-

* Surat berharga -37.521 -39.037

* Kredit -7.397.991 -6.109.005

* Lainnya -467.550 -461.391

13. Aset tidak berwujud 1.022.398 882.088

Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/- -608.415 -468.507

14. Aset tetap dan inventaris 5.389.757 4.281.752

Akumulasi penyusutan aset tetap dan


-2.441.889 -2.210.305
inventaris -/-

15. Aset non produktif

* Properti terbengkalai 8.443 9.579

* Aset yang diambil alih 934.677 720.804

* Rekening tunda 11.461 8.932

* Aset antar kantor

1. Melakukan kegiatan operasional di


- -
Indonesia

2. Melakukan kegiatan operasional di luar


- -
Indonesia

Cadangan kerugian penurunan nilai dari aset


16. -26.225 -26.469
nonkeuangan -/-

17. Sewa pembiayaan 179.927 273.381

18. Aset pajak tangguhan 504.578 408.648


19. Aset lainnya 6.383.822 5.428.632

TOTAL ASET 238.849.252 233.162.423

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

1. Giro 39.662.272 38.636.038

2. Tabungan 40.265.516 36.882.644

3. Simpanan berjangka 91.020.671 92.439.266

4. Dana investasi revenue sharing 7.584.618 6.765.286

5. Pinjaman dari Bank Indonesia 27 910

6. Pinjaman dari bank lain 5.654.410 2.399.981

7. Liabilitas spot dan derivatif 888.704 631.921

Utang atas surat berharga yang dijual dengan


8. 1.996.167 -
janji dibeli kembali (repo)

9. Utang akseptasi 4.190.087 5.113.227

10. Surat berharga yang diterbitkan 4.531.921 5.803.195

11. Pinjaman yang diterima 9.599.377 11.784.297

12. Setoran jaminan 178.073 274.596

13. Liabilitas antar kantor

* Melakukan kegiatan operasional di


32.199 36.545
Indonesia

* Melakukan kegiatan operasional di luar


- -
Indonesia

14. Liabilitas pajak tangguhan - -

15. Liabilitas lainnya 4.565.823 3.946.823

16. Dana investasi profit sharing - -

TOTAL LIABILITAS 210.169.865 204.714.729


EKUITAS

17. Modal disetor

* Modal dasar 2.900.000 2.900.000

* Modal yang belum disetor -/- -1.287.743 -1.287.743

* Saham yang dibeli kembali (treasury stock)


- -
-/-

18. Tambahan modal disetor

* Agio 7.033.450 7.033.450

* Disagio -/- - -

* Modal sumbangan - -

* Dana setoran modal - -

* Lainnya 57.011 57.011

19. Pendapatan/(kerugian) komprehensif lainnya

* Penyesuaian akibat penjabaran laporan


- -
keuangan dalam mata uang asing

* Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai


aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk -600.600 -404.300
dijual

* Bagian efektif lindung nilai arus kas - -

* Keuntungan revaluasi aset tetap - -

* Bagian pendapatan komprehensif lain dari


- -
entitas asosiasi

* Keuntungan/(kerugian) aktuarial program


108 -
manfaat pasti

*Pajak penghasilan terkait dengan


- -
penghasilan komprehensif lain

* Lainnya - -
20. Selisih kuasi reorganisasi - -

21. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali - -

22. Ekuitas lainnya - -

23. Cadangan

* Cadangan umum 351.538 351.538

* Cadangan tujuan - -

24. Transaksi dengan kepentingan nonpengendali -35.723 -35.723

25. Laba/rugi

* Tahun-tahun lalu 19.832.727 17.490.296

* Tahun berjalan 427.831 2.342.431

TOTAL EKUITAS YANG DAPAT


28.678.599 28.446.960
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK

26. Kepentingan nonpengendali 788 734

TOTAL EKUITAS 28.679.387 28.447.694

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 238.849.252 233.162.423

3.2. Laporan Laba/Rugi Bank CIMB Niaga

PERHITUNGAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


Bank CIMB Niaga dan Anak Perusahaan
Periode 1 Januari - 31 Desember 2015 dan 2014
(dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per lembar saham)

KONSOLIDASIAN
POS-POS 2015 2014
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
A. Pendapatan dan Beban Bunga
1. Pendapatan Bunga
a. Rupih 20.831.396 19.176.986
b. Valuta asing 1.487.363 1.635.898
2. Beban Bunga
a. Rupih 10.372.938 9.498.124
b. Valuta asing 559.461 625.265
Pendapatan Bunga Bersih 11.386.360 10.689.495
B. Pendapatan dan Beban Operasional Selain Bunga
1. Pendapatan Operasional Selain Bunga 4.143.544 3.549.303
a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan
i. Surat berharga 10.379
ii. Kredit
iii. Spot dan derivatif
iv. Aset keuangan lainnya
b. Penurunan nilai wajar liabilitas keuangan
c. Keuntungan penjualan aset keuangan
i. Surat berharga 145.162 129.471
ii. Kredit
iii. Aset keuangan lainnya
d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) 1.374.374 781.578
e. Keuntungan dari penyertaan dengan equit method
f. Dividen 722 310
g. Komisi/provisi/fee dan administrasi 2.241.316 2.173.048
h. Pemulihan atas cadangan kerugia penurunan nilai 1.516 6.087
i. Pendapatan lainnya 380.454 448.430
2. Beban Operasional Selain Bunga 14.837.519 11.280.246
a. Penurunan nilai wajar aset keuangan
i. Surat berharga 22.165
ii. Kredit
iii. Spot dan derivatif 547.153 44.232
iv. Aset keuangan lainnya
b. Peningkatan nilai wajar liabilitas keuangan
c. Kerugian penjualan aset keuangan
i. Surat berharga
ii. Kredit
iii. Aset keuangan lainnya
d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised) 699.926 476.927
e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment)
i. Surat berharga
ii. Kredit 5.324.163 3.429.220
iii. Pembiayaan Syariah 1.949 24.118
iv. Aset keuangan lainnya 28.628 1.447
f. Kerugian terkait risiko operasional 2.793 35.783
g. Kerugian dari penyertaan dengan equity method
h. Komisi/provisi/fee dan administrasi 523.220 456.263
i. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (nonkeuangan) 7.357 17.575
j. Beban tenaga kerja 3.989.089 3117641,0
00
k. Beban promosi 315.082 352.373
l. Beban lainnya 3.375.994 3.324.667
Beban Operasional Selain Bunga - Bersih -10.693.975 -7.730.943
LABA OPERASIONAL 692.385 2.958.552
PENDAPATAN DAN BEBAN NONOPERASIONAL
1. Keuntungan penjualan aset tetap dan inventaris 3.921 242.639
2. Keuntungan/(kerugian) penjabaran transaksi valuta asing -4
3. Pendapatan/(beban) nonoperasional lainnya -126.302 -1.018
LABA/(RUGI) NONOPERASIONAL -122.381 241.617
LABA TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAK 570.004 3.200.169
Pajak penghasilan
a. Taksiran pajak tahun berjalan -163.348 -765.532
b. Beban pajak tangguhan 21.229 -90.797
LABA TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK 427.885 2.343.840
BERSIH
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
1. Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 108
a. Keuntungan revaluasi aset tetap
b. Keuntungan/(kerugian) aktuarial progra imbalan pasti 144
c. Bagian pendapatan komprehensif lain darentitas asosiasi
d. Lainnya
e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yan tidak akan -36
direklasifikasi ke laba rugi
2. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi -196.300 351.252
a. Penyesuaian akibat penjabaran lapora keuangan dalam
mata uang asing
b. Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nila aset -261.734 467.327
keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual
c. Bagian efektif dari lindung nilai arus kas
d. Lainnya
e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang aka 65.434 -116.075
direklasifikasi ke laba rugi
Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan - net pajak -196.192 351.252
penghasilan terkait
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 231.693 2.695.092
Laba yang dapat diatribusikan kepada :
PEMILIK 427.831 2.342.431
KEPENTINGAN NONPENGENDALI 54 1.409
TOTAL LABA TAHUN BERJALAN 427.885 2.343.840
Total Penghasilan Komprehensif Lain yang dapat
diatribusikan kepada :
PEMILIK -196.192 351.252
KEPENTINGAN NONPENGENDALI
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN -196.192 351.252
TAHUN BERJALAN
Total laba Komprehensif yang dapat diatribusikan
kepada :
PEMILIK 231.639 2.693.683
KEPENTINGAN NONPENGENDALI 54 1.409
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN 231.693 2.695.092
TAHUN BERJALAN
TRANSFER LABA (RUGI) KE KANTOR PUSAT
DIVIDEN
LABA BERSIH PER SAHAM 17.02 93.21

3.3. Laporan Rasio Keuangan Bank CIMB Niaga

PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN


BANK CIMB NIAGA
Per 31 Desember 2015 dan 2014
No. POS-POS 2015 2014
RASIO KINERJA Konsolidasi
1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 16,28% 15,58%
2. Aset produktif bermasalah dan aset nonproduktif 2,81% 2,76%
bermasalah terhadap total aset produktif dan aset
nonproduktif
3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset 3,35% 3,53%
produktif
4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset 3,73% 3,15%
keuangan terhadap aset produktif
5 . NPL gross 3,74% 3,90%
6. NPL net 1,59% 1,94%
7. Return on Asset (ROA) 0,24% 1,44%
8. Return on Equity (ROE) 1,55% 9,02%
9. Net Interest Margin (NIM) 5,21% 5,36%
10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional 97,38% 87,86%
(BOPO)
11. Loan to Deposit Ratio (LDR) 97,98% 99,46%
Bank CIMB Niaga
1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 16,16% 15,39%
2. Aset produktif bermasalah dan aset nonproduktif 2,84% 2,80%
bermasalah terhadap total aset produktif dan aset
nonproduktif
3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset 3,40% 3,60%
produktif
4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset 3,64% 3,06%
keuangan terhadap aset produktif
5. NPL gross 3,82% 4,01%
6. NPL net 1,62%% 1,99%
7. Return on Asset (ROA) 0,21% 1,60%
8. Return on Equity (ROE) 1,24% 10,28%
9. Net Interest Margin (NIM) 5,17% 5,50%
10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional 97,75% 86,25%
(BOPO)
11. Loan to Deposit Ratio (LDR) 94,87% 95,62%
KEPATUHAN (COMPLIANCE)-Bank CIMB Niaga
1. a. Persentase pelanggaran BMPK
i. Pihak terkait
ii. Pihak tidak terkait
b. Persentase pelampauan BMPK
i. Pihak terkait
ii. Pihak tidak terkait
2. Giro Wajib Minimum (GWM)*
a. GWM Utama Rupiah 7,74% 8,13%
b. GWM Valuta asing 8,18% 8,18%
3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan** 1,19% 0,76%
 No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 sebagaimana diubah dengan
PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 serta PBI No.
15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 dan terakhir diubah dengan
PBI No. 17/11/PBI/2015 tanggal 26 Juni 2015 dan perubahan kedua PBI
No. 17/21/PBI/2015 tanggal 1 Desember 2015 mengenai Giro Wajib
Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta
asing.
 Perhitungan Giro Wajib Minimum (GWM) per 31 Desember 2015 dan
2014 telah disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

3.4. Perhitungan Rasio Likuiditas , Solvabilitas, Dan Rentabilitas Bank


CIMB Niaga

Rasio Keuangan 2015 2014


Likuiditas
Quick Ratio = (Cash Aset/Total Deposito) X 100% 4,66% 4,87%
Cash Ratio = (Cash Asset/Short Term Borrowing) X 100% 2,48% 2,68%
Loan To Deposit Ratio  (Ldr) = (Total Loans / (Total Deposito + 97,98% 99,46%
Modal )) X 100%
Assets To Loan Ratio = (Total Loans / Total Assets) X 100% 71,20% 72,91%

Solvabilitas
Primary Rasio=  (Equity Capital / Total Assets) X 100% 12,01% 12,20%
Risk Asset Ratio= Equity Capital/(Total Assets-Cash Assets-Sekuritas) 13,74% 13,79%
X 100%
Capital Adequacy Ratio= (Equity Capital/( Total Loans + Sekuritas)) X
100% 15,00% 15,39%

Rentabilitas
Net Profit Margin= (Net Income / Operating Income)X100% 61,80% 79,22%
Return On Equity Capital (Roe) = (Net Income / Equity Capital) X 1,55% 9,02%
100%
Return On Total Assets (Roa) =  (0perating Income /  Total Aset) X 0,24% 1,44%
100%
BAB 4

KESIMPULAN

Periode
Rata- Ketentuan/
Rasio 2015 2014 Rata Kriteria Bi Keterangan

Likuiditas

A. Quick Ratio 4,66% 4,87% 4,77%

B. Cash Ratio 2,48% 2,68% 2,58% >3 SEHAT

C. Loan To Deposit 99,46


97,98%
Ratio % 98,72% > 78 < 100% SEHAT

D. Loan To Assets 72,91


Ratio 71,20% % 72,06%

Rentabilitas

A. Return On TIDAK
0,24% 1,44%
Assets 0,84% > 1,22% SEHAT

B. Return On
1,55% 9,02%
Equity 5,29% 5%-12,5% SEHAT

C. Net Profit 79,22


Margin 61,80% % 70,51%

Solvabilitas

A. Capital 15,39
Adequacy Ratio 15,00% % 15,20% > 8% SEHAT

Kondisi keuangan Bank CIMB Niaga dinilai sehat. Hal tersebut terbukti
dari nilai rata-rata CAR sebesar 15,20% dari tahun 2014 dan 2015 yang melebihi
standar nilai yang diberikan oleh BI. Dari segi profitabilis yang dapat dilihat dari
ROA dan ROE, Bank CIMB Niaga dinilai cukup baik dengan trend yang
menurun. Akan tetapi, Bank CIMB Niaga perlu untuk meningkatkan efesiensi
dari operasi terutama dalam mengatasi peningkatan beban bunga dan mengatasi
permasalahan kredit agar biaya dapat diturunkan.
Rasio LDR memperlihatkan bahwa Bank CIMB Niaga cukup sehat.
Namun untuk meningkatkan ekspansi pada tahun 2016 perlu untuk dilakukan
peningkatan DPK daripada pertumbuhan kredit. Dengan demikian, tingkat LDR
dapat menurun. Sementara dari segi likuiditas, Bank CIMB Niaga dinilai cukup
mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban lancarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi 2014. Penerbit PT Raja


Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir.2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anggiani, Ghea Dwi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai

Kinerja Keuangan Pada PT Bank CIMB Niaga,Tbk. Skripsi. Online.

Reiner. 2015. Analisa kinerja keuangan CIMB Niaga per 31 desember 2014.
http://kinerjabank.com/analisa-kinerja-keuangan-bank-cimb-niaga-per-
31-desember-2014/. Online.

www.bi.go.id.

www.cimbniaga.com

Anda mungkin juga menyukai