NIM: 43220010063
Tugas Besar 2 Analisa Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan umumnya terdiri dari laporan laba rugi, laporan posisi keuangan,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan pada
dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
anatar data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut
Laporan Keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan.
2) Laporan perhitungan laba-rugi, menyajikan hasil usaha perusahaan, beban dan laba rugi bersih untuk
periode akuntansi tertentu.
3) Laporan ekuitas pemegang saham, merekonsiliasi saldo awal dan akhir laba ditahan dalam neraca.
Beberapa perusahaan menyajikan laporan laba ditahan digabung dengan laporan laba-rugi yang
merekonsiliasi saldo awal dan akhir laba ditahan. Perusahaan banyak yang memilih bentuk terakhir, yang
menyajikan laporan ekuitas pemegang saham dalam pengungkapan catatan atas laporan keuangan.
4) Laporan arus kas, memberikan informasi arus kas masuk dan kas keluar dari kegiatan operasi, investasi,
pendanan dalam periode yang dicakup.
a. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari
perusahaan bisnis agar dapat :
b. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari
aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba agar dapat :
ii. Menunjukkan kemampuan operasi perusahaan dalam membayar kreditor dan pemasok, memberikan
pekerjaan bagi karyawan-karyawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana untuk perluasan usaha.
d. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi
dan kewajiban.
e. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan
“menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”
Beberapa teknik dan alat-alat analisa yang dapat digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah
( Harnanto, 1984: 155 ):
1. Cross – Sectional Techniques : yang di dalam prakteknya dapat dilaksanakan melalui atau dalam
bentuk :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan
keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan
keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan
keuangan baik dikaitkan dengan komponen informasi intern maupun ekstern perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori yang
terdapat di lapangan untuk prediksi, rating.
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal
dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau
dengan standar industri normal atau standar ideal.
10. Dapat juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
1. Analisa laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, sehingga kelemahan laporan
keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisa tidak salah.
3. Obyek analisa adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda
dengan kondisi masa depan.
4. Jika melakukan perbandingan dengan perusahaan lain harus dilihat beberapa perbedaan prinsip
yang bisa menyebabkan perbedaan angka misalnya : size, jenis industri, periode laporan dll.
5. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat perhatian
tersendiri.
6. Kelemahan analisa rasio, yang merupakan sebagian dari konsep analisa laporan keuangan.
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang tepat.
Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat
memberikan hasil yang maksimal.
Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai,
yaitu sebagai berikut:
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode pelaporan
keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode.
Pertama, analisis vertikal membandingkan pos yang satu dengan yang lain dalam satu periode
sedangkan pada analisis horizontal membandingkan dengan pos yang sama pada periode yang
berbeda. kedua, total angka pos-pos yang dibandingkan pada analisis vertikal bila dikumulatifkan
sbesar 100%, sedangkan pada analisis horozontal, periode pembanding ditetapkan sebesar 100%
sehingga angka pada periode yang dibandingkan bisa diatas atau dibawah 100%. ketiga, dari sisi
tujuannya analisis vertikal diaplikasikan untuk mengetahui kontribusi masing-masing pos terhadap
angla total, sedangkan pada analisis horizontal digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
perubahan dan perkembangan masing-masing pos. oleh karena itu analisisi horizontal sering juga
disebut sebagai analisis tren (trend analysis)
Setiap jenis rasio keuangan mempunyai kegunaan untuk analisis yang berbeda, dipandang dari yang
menggunakan dan tujuan penggunaanya. Menurut Farid Harianto dan Siswanto Sudomo ( 1998: 267 ) rasio
keuangan bisa dibagi menjadi enam kelompok, yaitu :
Adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancer dengan hutang jangka pendek. Current
ratio dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
Hutang Lancar
Adalah rasio yang membandingkan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan hutang
lancar. Persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar karena dianggap kurang likuid diantara aktiva
lancar lainnya. Quick Ratio dapat dicari dengan persamaan sebagi berikut :
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar
2. Rasio Hutang ( Leverage Hutang ), merupakan perbandingan antara dana yang berasal dari
pemilik dengan dana yang berasal kreditur. Rasio ini mengukur jumlah operasi perusahaan yang
dibiayai dari hutang. Ada empat jenis rasio leverage, yaitu :
a. Rasio total hutang dan aktiva ( total debt to total asset ratio ) atau biasa disebut dengan rasio
hutang ( debt ratio ). Debt Ratio dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
Total Aktiva
b. Rasio penutup (coverage ratio). Rasio ini mengukur tingkat penurunan laba tanpa
mengganggu kewajiban perusahaan dalam memenuhi beban kepada kreditur berupa bunga.
Coverage ratio dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
Beban bunga
c. Rasio penutup tetap ( fixed charge coverage ratio ). Rasio ini akan menunjukkan tingkat laba
yang aman apabila perusahaan harus membayar biaya bunga dan sewa jangka panjang. Fixed
charge coverage ratio dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
d. Rasio penutup arus kas (cash flow coverage). Cash flow coverage dapat dicari dengan
persamaan sebagai berikut :
( 1 - Pajak ) ( 1 – Pajak )
3. Rasio Aktivitas (activity ratio) , yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam
memanfaatkan sumbersumber dana yang ada. Rasio aktivitas meliputi :
a. Perputaran persediaan (inventory turnover). Inventory turnover dapat dicari dengan
persamaan sebagai berikut :
Persediaan
b. Rata-rata pengumpulan piutang (average collection period). Average collection dapat dicari
dengan persamaan sebagai berikut :
360
c. Perputaran total aktiva (total asset turnover). Total asset turnover dapat dicari dengan
persamaan sebagai berikut :
Aktiva total
4. Rasio profitabilitas (profitability ratio), yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi
perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas bisa disajikan dalam tiga bentuk, yaitu
:
a. Net profit margin on sales. Net profit margin on sales dapat dicari dengan persamaan sebagai
berikut :
Penjualan
b. Rasio pengembalian aktiva (return on total asset). Return on total asset sering disebut return
on investment. Return on total asset dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
Total Aktiva
c. Rasio pengembalian modal (return on net worth). Rasio ini untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan memanfaatkan kontribusi pemilik. Return on net worth dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
Return on net worth = Laba bersih
Modal pemilik
5. Rasio pertumbuhan (growth ratio), yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
persaingan dengan perusahaanperusahaan lain pada industri yang sama. Elemen yang dapat dilihat
pertumbuhannya dalam perhitungan rasio pertumbuhan adalah ; penjualan, laba bersih, laba per lembar
saham, harga pasar 29 saham per lembar, dividen, nilai buku saham. Rasio pertumbuhan dicari dengan
persamaan sebagai berikut :
1/n
Rasio pertumbuhan = Xn
- 1
Xo
6. Rasio penilaian (valuation ratio), yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menciptakan nilai pada masyarakat, terutama pada pemegang saham dan calon investor. Rasio ini
memberi informasi seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan atau mempercayai perusahaan,
sehingga masyarakat (khususnya investor) mau membeli saham lebih besar dari hak yang akan
diperoleh (nilai buku saham). Rasio penilaian terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Rasio antara harga pasar saham rata-rata dengan laba per lembar saham (price to earning ratio/
PER). PER dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Du Pont System adalah analisis yang menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit margin, dan
menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva
yang dimiliki perusahaan.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan ahwa analisis Du Pont System merupakan analisis yang
mencakup rasio aktivitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menentukan profitabilitas yang
dimiliki perusahaan. Dari analisis ini juga dapat diketahui efisiensi atas penggunaan aktiva perusahaan.
Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi
atau bagian dalam suatu perusahaan, yaitu dengan mengalikan semua biaya dan modal ke dalam bagian
yang bersangkutan.
Analisis ini dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan
oleh perusahaan. Dengan menggunakan product cost system yang baik, modal dan biaya dapat
dialokasikan ke berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan
dapat dihitung profitabilitas masing-masing produk.
e. Dapat membuat perencanaan.
Analisis ini dapat juga untuk perencanaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan jika
perusahaan akan ekspansi.
b. Dapat melalukan perbandingan efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan satu dengan perusahaan
sejenis.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas ini dapat menunjukkan tingkat efektivitas penggunaan aktiva atau kekayaan
perusahaan. Rasio aktivitas meliputi :
1. Receivable Turnover / Perputaran Piutang
Rasio perputaran piutang adalah perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama
satu tahun dengan jumlah piutang (bila penjualan kredit tidak tersedia, biasanya
digunakannilai jumlah penjualan)
Perputaran Piutang = Jumlah Penjualan Kredit
Jumlah Piutang
2. Inventory Turnover / Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata-rata
jumlah persediaan dalam satu tahun
Analisis cross section adalah perbandingan data keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau
industi yang sejenis. akan bermanfaaat untuk melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri dan juga
bermanfaat dalam kasus khusus seperti untuk menentukan bonus bagi manjemen perusahaan. Bonus bagi
manajemen perusahaan pada beberapa perusahaan ditentukan berdasarkan keuntungan perusahaan relatif
terhadap industri.
Analisis cross section ( perbandingan dengan perusahaan atau industri yang sejenis) akan bermanfaat
untuk melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri dan juga bermanfaat dalam kasus khusus seperti
untuk menentukan bonus bagi manajemen perusahaan. Bonus bagi manajemen perusahaan pada beberapa
perusahaan ditentukan berdasarkan keuntungan perusahaan relatif terhadap industri. Apabila perusahaan
memeperoleh untung di atas industri, manajemen perusahaan akan memperoleh bonus, dan tidak
memperoleh bonus apabila terjadi sebaliknya.
Analisis Cross-Section (perbandingan dengan perusahaan atau industri yang sejenis) akan bermanfaat
untuk melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri dan juga bermanfaat dalam kasus khusus seperti
untuk menentukan bonus bagi manajemen perusahaan. Bonus bagi manajemen perusahaan pada beberapa
perusahaan ditentukan berdasarkan keuntungan perusahaan relatif terhadap industri. Apabila perusahaan
memperoleh untung di atas industri, manajemen perusahaan akan memperoleh bonus, dan tidak
memperoleh bonus apabila yang terjadi sebaliknya.
Mendefinisikan industri sejenis bukan merupakan pekerjaan mudah. Industri yang bisa diperbandingkan
pada dasarnya mempunyai satu atau beberapa elemen yang sama dengan perusahaan. Kesamaan tersebut
antara lain:
Perusahaan bisa ddikelompokkan berdasarkan bahan baku yang dipakai, bisa juga berdasarkan proses
produksi yang dipunyai. Standard Industrial Classification biasanya menggunakan kriteria semacam ini
(struktur fisik dan teknologi proses produksi dan homogenitas produksi). Klasifikasi semacam ini juga
banyak dipakai oleh lembaga lain.
Pendekatan ini menggunakan produk-produk yang dihasilkan sebagai kriteria pengelompokkan industri.
Apabila produk-produk memenuhi kebetuhan yang sama, dan produk-produk tersebut merupakan substitusi
satu sama lainnya, maka produk-produk tersebut masuk dalam kelompok industri yang sama. Produk-
produk tersebut bisa mempunyai horison yang pendek yaitu produk-produk yang sama saat ini, tetapi bisa
juga mempunyai horison jangka panjang yaitu produk-produk yang saling berkompetisi pada beberapa
tahun mendatang (misal sepuluh tahun mendatang).Perspektif jangka pendek juga mempunyai relevansi
yang tinggi karena membicarakan situasi saat ini, tetapi perspektif jangka panjang membuat perusahaan
waspada terhadap perubahan persaingan. Produk yang saat ini bukan merupakan pesaing, barangkali
merupakan pesaing potensial yang akan menjadi pesaing sesungguhnya pada masa mendatang.
Dari sudut pandang investasi, saham-saham yang mempunyai beberapa kesamaan atribut bisa
dimasukkan ke dalam satu kelompok. Contoh atribut yang relevan adalah risiko, rasio PER (Price Earning
Ratio), dan kapiatalisasi pasar untuk menentukan besar kecilnya kapitalisasi saham. Investor yang ingin
menginvestasikan dananya kesaham kecil (kapitalisasi pasar kecil) barangkali akan memilih 25% saham
paling kecil, dan membandingkan saham-saham yang mempunyai nilai kapiatalisasi yang kecil.
Menurut Australia Bureau of Statistics, data time series adalah sekumpulan data pengamatan yang
diperoleh dari perhitungan dari waktu ke waktu. Pada umumnya pengumpulan dan pencatatan itu dilakukan
dalam jangka waktu tertentu misalnya tiap bulan, tiap akhir tahun, sepuluh tahun dan sebagainya. Contoh
data time series adalah pertumbuhan ekonomi suatu negara pertahun, jumlah produksi minyak perbulan,
indeks harga saham perhari. Untuk meramalkan data time series dibutuhkan teknik peramalan yang baik.
Teknik peramalan dapat bermacam-macam tergantung pada pola data yang ada.
Analisa tren akan memberikan gambaran paling obyektif tentang kondisi perusahaan dari periode ke
periode.
Hal maha penting yang dapat dihitung sesudah anda mempunyai laporan laba rugi atau proyeksi laporan
laba rugi (bila bisnis anda masih baru) adalah menghitung titik impas (break even point).
Titik impas (break even point) adalah angka penjualan dalam nominal uang dan jumlah unit yang harus
dicapai agar menutupi seluruh pengeluaran harga pokok penjualan & biaya yang timbul untuk menjalankan
perusahaan.
Setiap pebisnis saat memulai usaha harus mengetahui angka break even point karena itu menjadi target
pertama yang harus dicapai sebelum meraih keuntungan.
Sangatlah esensial untuk memahami perbedaan yang terjadi antara pemasukan dan laba.
Setiap penjualan menghasilkan pemasukan.
Namun sesudah penjualan melewati titik dimana semua harga pokok barang serta biaya terbayar, barulah
penjualan di atas itu menghasilkan laba.
Untuk menghitung titik impas (break even point) anda harus mengetahui:
Variable Cost (VC) – Biaya variabel untuk memproduksi satuan unit barang
Manajemen rantai suplai didefinisikan sebagai koordinasi secara sistemik dan strategis dari fungsi-fungsi
bisnis dan taktik yang mengintegrasikan fungsi – fungsi bisnis dari sebuah perusahaan dan perusahaan –
perusahaan lain yang terlibat dalam rantai suplai perusahaan tersebut, untuk tujuan peningkatan
performa jangka panjang dari perusahaan pada khususnya dan rantai suplai pada umumnya (Mentzer
et al., 2001). Di pihak lain, rantai suplai (supply chain) merupakan kumpulan organisasi ataupun
perusahaan yang dihubungkan oleh satu atau lebih aliran upstream dan/atau downstream barang, jasa,
keuangan, dan informasi dari sumbernya sampai ke konsumen.
Manajemen rantai suplai (supply chain management) harus mengatasi permasalahan- permasalahan berikut:
1. Konfigurasi Jaringan Distribusi (distribution network configuration): jumlah, lokasi, dan struktur
usaha dari pemasok, fasilitas produksi, distribution center, gudang, dan pelanggan.
2. Strategi distribusi: kontrol operasi (sentralisasi atau desentralisasi), skema pengantaran (direct
shipment, pool point shipping, cross docking, ataupun direct store deliveries), moda transportasi (darat,
laut, atau udara), dan control transportasi (dilakukan oleh perusahaan itu sendiri atau menggunakan
jasa pengantaran).
3. Trade off: aktivitas diatas perlu dipertimbangkan secara keseluruhan sehingga perusahaan dapat
mengoperasikannya dengan biaya total yang paling rendah.
4. Informasi: berkenaan dengan integrasi proses – proses, informasi yang di-share mencakup: sinyal
permintaan (demand signal), prakiraan (forecast), persediaan (inventory), transportasi, kolaborasi
potensial, dan sebagainya.
5. Manajemen persediaan: kuantitas dan lokasi dari persediaan, termasuk bahan mentah, work-in-
process, dan barang jadi hasil produksi.
6. Arus kas: pengaturan ketentuan dan metode pembayaran, dan peralihan dana atar bagian – bagian dari
rantai suplai.
Analisa arus kas sebenarnya sejalan dengan penyusunan laporan arus kas (cash flow statement).
Laporan arus kas dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang. Kas merupakan darah
kehidupan sebuah perusahaan. Tanpa kas, sebuah perusahaan tidak akan bertahan. Bagi perusahaan kecil
dan baru berkembang, arus kas merupakan suatu unsur yang paling penting demi kelangsungan hidup
perusahaan.
Untuk menganalisa laporan arus kas dapat kita lihat dua keadaan :
2. Melakukan analisa berdasarkan informasi hanya dari laporan Neraca dan Laba/Rugi (laporan arus
kasnya belum ada)
Analisa arus kas sebenarnya sejalan dengan penyusunan laporan arus kas (cash flow statement).
Laporan arus kas dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang. Kas merupakan darah
kehidupan sebuah perusahaan. Tanpa kas, sebuah perusahaan tidak akan bertahan. Bagi perusahaan kecil
dan baru berkembang, arus kas merupakan suatu unsur yang paling penting demi kelangsungan hidup
perusahaan.
Untuk menganalisa laporan arus kas dapat kita lihat dua keadaan :
4. Melakukan analisa berdasarkan informasi hanya dari laporan Neraca dan Laba/Rugi (laporan arus
kasnya belum ada)
Financial distress atau kesulitan keuangan akan dialami oleh perusahaan sebelum terjadi kebangkrutan.
Financial distress merupakan kondisi krisis ekonomi yang mana perusahaan mengalami kerugian beberapa
tahun terakhir karena dianggap tidak mampu membayar kewajiban saat jatuh tempo. Penurunan ekonomi
di perusahaan perlu di waspadai oleh pihak manajemen. Oleh sebab itu, pihak manajemen sebaiknya
mengambil tindakan dengan melakukan prediksi dini agar dapat memperbaiki kondisi ekonomi perusahaan.
1. Pengurangan Dividen
2. Penutupan Pabrik
3. Kerugian
4. PHK
5. Pengunduran CEO
Smith dan Graves (2005) menjelaskan bahwa perusahaan yang mengalami dua siklus menahan
penurunan (decline stemming) dan siklus perbaikan kinerja (recovery). Kecenderungan tingkat kinerja
keuangan, ukuran perusahaan, ketersediaan free assets merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
memprediksi apakah perusahaan mampu bertahan dalam kondisi kesulitan keuangan (siklus decline
stemming).
Sedangkan pengurangan aset, pergantian CEO, dan pengurangan karyawan merupakan strategi yang
mencerminkan upaya manajemen (siklus recovery) dalam mengatasi kesulitan keuangan. Sehingga faktor
tersebut dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam memprediksi recovery perusahaan.
Platt dan Platt (2002) menyatakan kegunaan prediksi informasi kesulitan keuangan pada
perusahaan adalah dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum terjadinya
kebangkrutan.
Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau takeover. Maksudnya agar perusahaan
mampu untuk membayar utang dan mengelola perusahaan dengan lebih baik. Serta dapat memberikan tanda
peringatan dini adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang. Schuppe (2003) menambahkan bahwa
pihak manajemen yang tanggap mendeteksi financial distress lebih awal. Kemudian bertindak aktif
menganalisa penyebab financial distress dan menerapkan strategi perputaran yang tepat, akan jauh lebih
dapat mengendalikan kondisi tersebut.
Untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya gejala financial distress, maka sebaiknya
perusahaan memiliki software akuntansi online seperti sebagai platform penyedia jasa akuntansi dan
pengelolaan keuangan yang membantu Anda mencatat semua transaksi keuangan, menggambarkannya
dengan grafik secara efisien. Dengan begitu, perusahaan akan selalu mengetahui kondisi keuangan terkini
dan dapat melakukan antisipasi jika terjadi masalah keuangan pada perusahaan lebih awal.