NIM : 18804241048
Prodi : Pendidikan Ekonomi A14
Laporan Keuangan
I. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi serta media penting yang
digunakan oleh para pengelola perusahaan dalam proses pengambilan keputusan tersebut.
Laporan keuangan perusahaan lazim diterbitkan secara periodik, bisa tahunan, semesteran,
triwulan, bulanan bahkan bisa harian. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir 1995:2). Menurut pendapat para ahli
lainnya diantaranya:
Menurut Hanafi (2003:69), laporan keuangan adalah informasi yang dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan manajemen
perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai
profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-
pihak yang berkepentingan.
Menurut Munawir (1995: 5), laporan keuangan adalah laporan yang terdiri dari neraca dan
perhitungan laba-rugi serta laporan keuangan dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu, sedangkan pehitungan laporan laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama tertentu, dan laporan perubahan
modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyeb abkan
perubahan modal perusahaan.
Ridwan dan Inge (2003:68) mendefinisikan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan
yang mengambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi
antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data-data atau aktivitas tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah:
1. Hasil dari proses akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-
keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
2. Potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja
manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.
3. Ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang
bersangkutan.
II. Tujuan Laporan Keuangan
Adapun tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu
periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatancatatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya (Silvi dan Siti, 2012:2)
Pemakai laporan keuangan menjadi sasaran manfaat laporan keuangan yang meliputi
investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberian pinjaman, pemasok dan
kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga - lembaganya, dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda.
Beberapa manfaat laporan keuangan bagi pihak-pihak tersebut diuraikan berikut ini.
1.Investor
Penanaman modal resiko dan penagihan mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat
serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual
investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2.Karyawan
Karyawan dan kelompok - kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memeberi jasa, manfaat
pensiun, dan kesempatan kerja.
3.Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman tersebut serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
7.Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan
dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang
yang dipekerjakan danperlindungan terhadap penanaman modal domestic. Manfaat laporan
keuangan dalam hal ini dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi
kecendrungan dan perkembangan terakhir kemakmuran serta rangkaian aktivitas.
Aset untuk sisi aktiva sementara kewajiban dan modal untuk sisi pasiva. Ingat, antara sisi
aktiva dan pasiva harus seimbang. Contoh format laporan keuangan neraca seperti berikut ini:
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Jenis laporan keuangan yang ke empat yakni laporan arus kas atau cash flow
statement. Laporan arus kas memberikan informasi tentang aliran kas perusahaan yang
masuk dan keluar. Selain itu, laporan arus kas juga berfungsi sebagai indikator untuk
memprediksi arus kas di periode yang akan datang. Laporan arus kas merupakan bentuk
pertanggungjawaban arus kas masuk dan keluar selama periode pelaporan. Laporan arus kas
terdiri dari 3 aktivitas utamanya, berikut ketiga aktivitas tersebut:
Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas operasi merupakan laporan arus kas yang terdiri dari kegiatan operasional
perusahaan. Dengan kata lain, aktivitas ini dapat diperoleh dengan memasukkan nilai dari
pengaruh kas/bank pada transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih. Contohnya
seperti, penjualan barang dan jasa dari pelanggan, pembelian persediaan, dan lainnya.
Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas investasi ini berkaitan dengan aktivitas arus kas yang dihasilkan dari penjualan atau
pun pembelian aktiva tetap.
Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Seperti namanya, aktivitas pendanaan merupakan aktivitas kas yang berasal dari penambahan
modal perusahaan. Untuk menghitung aktivitas ini, Anda dapat memasukkan nilai
penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari kewajiban jangka panjang dan ekuitas
pemilik.
Berikut contoh format laporan keuangan arus kas:
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Tahu tentang catatan atas laporan keuangan? Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK) merupakan bagian dari laporan keuangan suatu entitas. Namun, catatan laporan
keuangan bukanlah hal yang wajib dibuat oleh perusahaan. Sehingga biasanya perusahaan
yang membuat catatan atas laporan keuangan adalah perusahaan-perusahaan skala besar atau
perusahaan yang go public.
Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan penjelasan yang rinci tentang
hal-hal yang ada pada jenis laporan keuangan lainnya. Sehingga letak catatan atas laporan
keuangan ada di belakang sendiri. Laporan ini akan memudahkan Anda dalam memahami
laporan keuangan lainnya karena isi nya yang sangat rinci. Jadi tidak heran jika bentuk
catatan atas laporan keuangan ini sangat tebal dan terdiri dari banyak halaman.
Prinsip dan Asumsi dalam Akuntansi
Dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, terdapat empat asumsi dasar yang melandasi
proses penyusunan laporan akuntansi secara keseluruhan, diantaranya:
Sebagai contoh, Bapak Andi adalah pengusaha restoran, tidak boleh menyatukan
pengeluaran pribadinya dengan pengeluaran untuk usahanya. Pak Andi menyewa tempat
tinggal untuk keluarga pribadi, maka pengeluarannya tidak boleh dicampur dengan
pengeluaran untuk usahanya. Ini dikategorikan pengeluaran pribadi. Demikian halnya juga
dengan apabila Pak Andi mempunyai usaha yang berbeda lagi, misalnya punya bengkel
motor.
Nah, pengeluaran bengkel motor ini juga harus dipisahkan dengan restorannya serta
pribadinya. Jadi bisa disimpulkan bahwa entitas ekonomi maksudnya adalah pemisahan
pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik
sebagai individu dan transaksi entitas ekonomi lainnya
Jika tidak ada asumsi ini , maka berarti tidak akan ada penyusutan atas asset tetap ,
karena asset tetap yang dibeli tidak akan dicatat sebesar harga perolehannya , melainkan
dicatat sebesar nilai pada saat perusahaan dilikuidasi . Demikian juga tidak akan ada
penggolongan lancar dan tidak lancar atas asset dan kewajiban.
Jadi, dalam praktek akuntansi yang berlaku umum , penyusutan atas asset tetap dan
penggolongan asset serta kewajiban kedalam lancar dan tidak lancar timbul karena adanya
asumsi kesinambungan usaha. Asumsi ini berlaku dalam banyak situasi bisnis.
Asumsi bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan
merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Ini adalah cara yang
paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak yang berkepentingan tentang perubahan
modal serta pertukaran jasa dan barang.
Data Transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat dinyatakan
dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk
mengukur setiap transaksi bisnis/peristiwa ekonomi ke dalam nilai mata uang.
Beberapa transaksi yang terjadi salam suatu perusahaan dapat dicatat dengan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu. Tapi karena tidak semua transaksi itu bisa
menggunakan ukuran unit fisik yang sama sehingga akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di
dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan.
Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan di
dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter
yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri. Perencanaan
transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat terjadinya suatu transaksi disebut
pencatatan yang didasarkan ada biaya historis.
Dasar ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter yang
dipakai adalah stabil dari perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan
mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian. Namun jika terjadi perubahan daya beli yang besar
(terutama dalam keadaan inflasi) maka laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar
biaya historis akan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan dan dengan
demikian kegunaannya akan berkurang.
Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan
mengukurnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Namun, pihak yang berkepentingan
baik internal maupun eksternal tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi
tentang hasil operasi. Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely
basis) .
Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akutansi , seperti
bulanan (monthly), tiga bulanan (quarterly), atau tahunan ( annualy) . Kegiatan perusahaan
berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang
berbeda. Pemakai perlu diberitahu tentang kinerja dan status ekonomi perusahaan dari waktu
ke waktu agar dapat mengevaluasi dan membandingkan dengan perusahaan lain.
Hasil bulanan biasanya tidak seakurat hasil kuartalan dan hasil kuartalan biasanya
tidak seakurat hasil tahunan. Investor menginginkan agar informasi semacam itu diproses dan
disebarkan secara cepat namun, semakin pendek periode penerbitan informasi semakin tinggi
profitabilitas ketidakakuratannya. Masalah penentuan periode waktu menjadi lebih serius
karena siklus hidup produk menjadi semakin pendek dan produk menjadi sangat usang.
Asumsi Dasar Akuntansi
Untuk menyusun laporan keuangan harus didasarkan pada asumsi-asumsi akuntansi sebagai
berikut :
Dasar tunai (cash basic) adalah dasar akuntansi yang menetapkan bahwa pencatatan
transaksi atau peristiwa ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan
perubahan pada kas.
Dasar akrual (accrual basic) adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar). Transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam
laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Konsep entitas (kesatuan usaha) Yang dimaksud konsep kesatuan usaha adalah
akuntansi harus berlaku untuk setiap unit ekonomi secara terpisah. Dengan demikian kejadian
keuangan yang menyangkut suatu unit ekonomi tidak boleh dicampur dengan unit ekonomi
lain maupun dengan pemiliknya.
Kelangsungan usaha (going concern assumption) Laporan keuangan disusun dengan
anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan usahanya di masa depan dan tidak bermaksud
mengurangi skala usahanya, atau bahkan melikuidasi.
Unit moneter (monetary unit assumption) Seluruh transaksi dan peristiwa ekonomi
dapat dinyatakan dalam satu mata uang tertentu.
Periode Akuntansi (accounting periode assumption) Laporan keuangan perusahaan
harus dilaporkan secara berkala dibagi dalam periode tertentu (periode akuntansi).
IFRS saat ini diterbitkan dan dikelola oleh IASB, sebuah dewan standar independen
yang berbasis di London. IASB didahului oleh IASC,yang didirikan pada tahun 1973 sebagai
hasil dari keterlibatan badan-badan akuntansi dari berbagai negara. Badan-badan ini
merupakan dewan IASC pada saat itu, mereka merupakan bagian dariInternational
Federation of Accountans (IFAC) sebagai organisasi induk IASC.
Konvergensi IFRS
Definisi arti kata konvergensi adalah dua benda atau lebih bertemu/bersatu di suatu
titik; pemusatan pandangan mata ke suatu tempat. Dalam hal ini, konvergensi IFRS berarti
bahwa standar akuntansi yang berlaku di Indonesia akan sesuai dengan standar yang ada di
internasional. Alasan perlu adanya standar akuntansi internasional ada empat macam, yaitu:
1. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas
di pasar modal internasional.
3. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
Adapun strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big
bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy berarti mengadopsi penuh IFRS
sekaligus tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu (digunakan oleh negara-negara maju).
Gradual strategy berarti mengadopsi IFRS secara bertahap (digunakan oleh negara-negara
berkembang, seperti Indonesia). PSAK akan dikonvergensikan dengan IFRS melalui tiga
tahapan yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.
Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011. Pada 2009 proses adosi IFRS/IAS
mencakup :
7. IFRS 41 Agriculture
Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK
tidak memerlukan rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada
diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut kesesuaian
dengan IFRS, dengan demikian diharapkan meningkatkan kegiatan investasi secara global,
memperkecil biaya modal (cost of capital) serta lebih meningkatkan transparansi perusahaan
dalam penyusunan laporan keuangan.
Bukan perkara mudah ketika kita menghadapi sesuatu hal yang baru. Nah,begitu pula
dengan konvergensi IFRS ini. Berikut adalah permasalahan-permasalahan yang dihadapi
dalam proses implementasi dan adopsi IFRS:
Pada beberapa negara, standar akuntansi sebagian dari hukum nasional dan ditulis dalam
bahasa hukum. Disisi lain, standar akuntansi internasional tidak ditulis dengan bahasa
hukum sehingga harus diubah oleh dewan standar masing-masing negara.
Terdapat transaksi-transaksi yang diatur hukum nasional berbeda dengan yang diatur
standar internasional. Seperti transaksi ekuitas untuk perusahaan di Indonesia berbeda
perlakuan untuk PT, Koperasi atau badan hukum lainnya.
Standar internasional perlu dipahami secara jelas sebelum diterapkan. Tentunya butuh
cukup waktu bagi penyusun laporan keuangan, auditor dan pengguna laporan keuangan
untuk memahami suatu standar akuntansi. Bila standar akuntansi sering berubah-ubah maka
akan sangat sulit dipahami apalagi diterapkan.
3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan.
1. Perubahan mind stream dari rule-based ke principle-based.
4. IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan
IFRS lain.
Sementara itu, dampak konvergensi IFRS terhadap bisnis adalah sebagai berikut:
1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih
mudah dikomunikasikan ke investor global.
2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai
wajar.
3. Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba-rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga
fluktuatif.
Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama
terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan
2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting
Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih
tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama
pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB
terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS. 3
Tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK,
persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan
infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa
PSAK berbasis IFRS.
3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara
bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara
komprehensif.
Ada tiga perbedaan mendasar, yaitu:
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair
Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan
berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi
perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai
contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas
suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas
suatu laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah
menjadi Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai
contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap
material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk
mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan /
Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang
dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal.
Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting
dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benar-
benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik.
Komponen Laporan Keuangan sebelum Konvergensi IFRS:
1. Laporan Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Modal
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Komponen Laporan Keuangan setelah IFRS:
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan