Anda di halaman 1dari 16

Laporan Keuangan dan Evaluasi Hasil Kegiatan Usaha Bisnis

Nama : Bagas Pratama

Kelas : XI - BDP 1

Mata pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan

Jakarta, 27 Februari 2020


A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses control dan monitoring.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara,
seperti sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana ), catatan, dan laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergral dari laporan keuangan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

 Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), laporan keuangan memiliki


tujuan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan keuangan,
kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi pemakai untuk mengambil keputusan ekonomi.
 Pendapat lain, yaitu menurut Fahmi (2011:28) tujuan dari laporan
keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang melingkupi
perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang diberikan kepada
pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan
perusahaan
Dari dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa :
a) Informasi laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh para pemakai
untukmengevaluasi dan membandingkan dampak dari kebijakan ekonomi
yang sebelumnya telah diambil.
b) LaporanLaporan keuangan sangat diperlukan untuk meramal dan menilai
apakah di masa sekarang dan yang akan datang perusahaan menghasilkan
keuntungan yang sama atau malah lebih.
c) InformasiInformasi perubahan posisi keuangan juga bermanfaat untuk menilai
aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan pada selama peroide
tertentu.

 Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (1984), tujuan dari


laporan keuangan terbagi menjadi dua pokok, yaitu tujuan umum dan
tujuan kualitatif. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah untuk
menggambarkan tentang informasi apa yang akan dihasilkan oleh
akuntansi keuangan.

3. Karakteristik Laporan Keuangan


Penyusunan laporan keuangan tidak boleh sembarangan. Peyusunan laporan
keuangan harus memenuhi 4 karakteristik :
a) Dapat dipahami atau understandbillity
Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dapat dengan mudah
dipahami oleh pembacanya.
b) Relevan atau relevance
Informasi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dan berguna untuk mengevaluasi peristiwa pada masa
lalu.
c) Dapat dipercaya atau reliability
Laporan keuangan dikatakan dapat dipercaya apabila tidak memiliki atau
bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material.
d) Dapat dibandingkan
Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang dapat
dibandingkan secara antarperiode. Perbandingan tersebut bertujuan untuk
mengetahui posisi keuangan dan kesehatan perusahaan.

4. Manfaat Laporan Keuangan


Laporan keuangan pada dasarnya hanya digunakan oleh beberapa pihak yang
berkepentingan. Tidak semua orang diperbolehkan untuk menggunakan laporan
keuangan sebuah perusahaan. Laporan keuangan bukan hanya berguna untuk
pengusaha ataupun bisnis, tapi ada beberapa pihak yang bisa mendapatkan
keutungan dari sebuah laporan keuangan, seperti:
1) Pemberi Pinjaman atau Kreditor
Sebagai pihak yang meminjamkan tambahan modal untuk membantu
bisnis Anda tetap berjalan dengan baik, kreditor akan meminta laporan
keuangan perusahaan. Laporan ini akan memberikan informasi tentang
kondisi keuangan suatu perusahaan yang akan dimanfaatkan oleh kreditor
sebagai bahan acuan untuk menolak ataupun menyetujui pinjaman yang
diajukan. Kreditor akan memperoleh keyakinan bahwa uang yang akan
atau telah mereka pinjamkan tidak jatuh ke tangan yang salah. Jika
pinjaman itu disetujui, artinya kreditor yakin bahwa perusahaan tersebut
mampu membayar dan mengembalikan pinjaman sesuai jangka waktu
yang telah disepakati bersama.
2) Pemasok atau Supplier
Pemasok atau supplier juga berhak mengetahui laporan keuangan
perusahaan Anda, terutama jika Anda membeli barang dengan sistem
kredit atau tidak langsung dibayar tunai. Dengan informasi yang disajikan
pada laporan tersebut, supplier bisa mengambil keputusan apakah
perusahaan Anda memiliki kemampuan membayar tagihan sesuai nominal
yang tertera atau tidak. Jika perusahaan dinilai tidak mampu, supplier
akan menolak kerja sama dengan perusahaan atau dapat mengajukan
negosiasi dalam kerja sama tersebut.
3) Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaaan adalah orang terpenting yang sangat
membutuhkan laporan keuangan. Dengan mengetahui laporan keuangan
perusahaan, pihak manajeman dapat mengetahui dan memastikan bahwa
semua proses telah berjalan dengan baik. Laporan keuangan ini juga dapat
menjadi acuan dalam mendukung aspek perencanaan bisnis di masa akan
datang.
4) Investor
Sebagai penanam modal pada bisnis, investor pasti selalu ingin tahu
apakah modal yang mereka berikan telah digunakan secara tepat. Dengan
laporan keuangan yang baik, investor akan merasa yakin terhadap bisnis
Anda. Dengan begitu, mereka tidak akan merasa keberatan untuk
menanamkan modalnya ke perusahaan, sehingga Anda dapat lebih mudah
mengembangkan bisnis dengan modal tambahan dari investor tersebut.
Laporan keuangan yang baik adalah bentuk kepercayaan terhadap para
investor yang sudah berinvestasi pada bisnis Anda.
5) Pemerintah
Setiap bisnis yang terlapor akan memiliki kewajiban terhadap pemerintah
untuk membayar pajak. Besaran pajak yang dibayarkan akan sesuai
dengan besaran angka yang tertulis dari laporan keuangan yang dimiliki
oleh bisnis. Semakin awal merapikan dan membuat laporan keuangan,
Anda akan terhindar dari masalah penting terkait kewajiban pajak seperti
penggelapan pajak yang akan terkait masalah hukum atau pengurangan
pajak tertanggung yang justru akan memberi keuntungan bagi bisnis.
6) Pelanggan
Pelanggan yang terikat perjanjian kerja sama untuk memasarkan produk
Anda juga berhak mengetahui laporan keuangan perusahaan. Mereka
berhak tahu kelangsungan bisnis, terutama jika mereka terkait dengan
perjanjian jangka panjang dengan bisnis Anda. Laporan keuangan yang
baik akan menunjukkan riwayat bisnis yang baik sehingga akan
meyakinkan pelanggan untuk mengambil sebuah kesepakatan kerjasama.
7) Karyawan
Karyawan biasanya ingin mengetahui laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan terkait dengan kemampuan gaji yang bisa dibayarkan
perusahaan kepada mereka. Laporan keuangan yang baik akan membantu
pihak perusahaan untuk bekerjasama dengan karyawan terkait
pembayaran
di masa-masa sulit bisnis Anda.
8) Masyarakat
Sebuah perusahaan bisa memberi pengaruh terhadap masyarakat dalam
beberapa cara. Misalnya jumlah orang yang menjadi pekerja di
perusahaan dan perlindungan untuk penanam modal dalam negeri.
Informasi keuangan perusahaan yang baik dapat membantu masyarakat
menyediakan info atau tren perkembangan terakhir tentang rangkaian
aktivitas perusahaan.
Selain menguntungkan beberapa pihak di atas. Laporan keuangan juga
dapat memberikan keuntungan bagi Anda sebagai pengusaha dan juga
untuk perusahaan Anda sendiri, salah satunya adalah melindungi aset
perusahaan dari kebocoran maupun kecurangan.

5. Komponen Laporan Keuangan


1. Laporan Laba dan Rugi
Komponen pertama adalah laporan laba dan rugi. Laporan laba dan rugi
sendiri merupakan perpaduan antara pemasukan dan pengeluaran yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan bersangkutan. Pertama, untuk laporan
laba adalah laporan pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut
dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.

Sedangkan untuk laporan rugi adalah berapa banyak pengeluaran yang


mesti dikorbankan oleh perusahaan tersebut demi bisa mendapatkan
keuntungan. Guna dari membuat laporan laba dan rugi ini adalah agar
mampu menilai kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Sekaligus
sebagai bentuk review perusahaan atas berbagai keputusan apakah lebih
banyak mendatangkan dampak positif atau malah sebaliknya.

2. Laporan Perubahan Ekuitas


Ekuitas atau modal tentu tak ubahnya sebuah roda yang menjalankan
perusahaan. Hal ini membuat tiap perusahaan harus memiliki kontrol
penuh terhadap modal yang dimiliki. Tidak terkecuali dalam
memperhatikan perkembangan modal yang dimiliki oleh perusahaan dari
waktu ke waktu.

Pembuatan laporan perubahan ekuitas atau modal memiliki maksud untuk


mengetahui perkembangan perusahaan, apakah berjalan ke arah yang
diinginkan atau malah sebaliknya? Dimana hal ini bisa dilakukan dengan
melihat hak kepemilikan modal dari perusahaan tersebut tentu dengan
jumlah periode yang telah ditentukan. Struktur pembuatan laporan ini
sendiri terdiri dari investasi, saldo laba dan rugi hingga kepemilikan
pribadi.

3. Neraca

Laporan Neraca yang diperlukan perusahaan sendiri terdiri dari tiga hal
paling utama. Tiga hal yang dimaksud adalah aktiva, kewajiban dan
modal. Dimana tiga hal yang telah disebutkan barusan haruslah berada
dalam ukuran yang seimbang demi kebaikan perusahaan itu sendiri.

Tujuan dari pembuatan Laporan Neraca perusahaan agar kekayaan


perusahaan pada sebuah periode yang ditentukan dapat diketahui secara
lebih detail. Hal tersebutlah yang membuat Laporan Neraca perusahaan
haruslah disusun secara sistematis dan juga kronologis.

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow)


Aliran kas dalam perusahaan seringkali digunakan demi kebutuhan
produksi perusahaan tersebut. Untuk itulah, harus dibuat sebuah laporan
baku yang menjelaskan secara detail dan juga rinci tentang kas
perusahaan. Mulai dari aliran kas yang masuk ke perusahaan hingga aliran
kas yang keluar dari perusahaan. Tentunya hitungannya tergantung berapa
periode yang diinginkan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Untuk laporan yang terakhir bisa dibilang adalah rangkuman dari semua
laporan yang telah dibuat. Hal tersebut disebabkan karena catatan atas
laporan keuangan merupakan sinergi dari laporan laporan neraca, laporan
arus kas hingga laporan realisasi anggaran yang dibuat dengan metode
naratif.

6. Penggunaan GMROI atau Gross Margin REturn On Inventory


Investment dalam Laporan Keuangan Bisnis Ritel

GMROI adalah alat untuk menganalisis profitabilitas terutama dalam


bisnis ritel. Penggunaan GMROI-rate adalah untuk mengetahui laba atas
investasi Roi terhadap kombinasi dan gabungan efek [rofit margin dan
perputaran persediaan dalam satu indikator pengukuran prestasi. Dengan
GMROI-rate, memungkinkan untuk melakukan perbandingan komtribusi
laba di antara berbagai alternatif investasi persediaan.
GMROI-rate dihitung dengan cara mengalikan antara perputaran
persediaan dan cost mark-on rate. Cost mark-on rate adalah persentase
yang menunjukkan berapa besar harga pokok suatu jenis persediaan harus
dinaikkan untuk mencapai harga jualnya.

Contoh Kasus :
BUMI NYIUR SWALAYAN

Bumi Nyiur Swalayan adalah merupakan pioner dalam pemasaran eceran di


Kota Palu, pada tahun 2009 yang lalu mengalami suatu masalah dimana
manajer keuangan mengalami kesulitan dalam penghitungan persediaan
barang mereka. Hal inilah membuat saya membantu manajer BNS untuk
menghitung GMROI-ratenya.
Persediaan BNS mempunyai volume penjualan tahunan sebesar 100.000
unit.
Rata-rata investasi untuk persediaan ini adalah Rp. 12.500.
Harga pokok persediaan ini adalah Rp. 7.500,-,
Harga jualnya adalah Rp. 10.000/unit.
Berapa GMROI-ratenya…?

Penjualan/ Unit : Rata-rata Persedian = Perputaran Persedian

Jawaban :
100.000 : 12.500 = 8X (delapan kali)

Perputaran Persedian x Cost Mark – On Rate = GMROI – rate = Perputaran


persedian

8,0 kali  X  33%  = 2,7


Jadi dasar unit persediaan adalah sebesar = 2,70
Dapat pula dihitung dengan total HPP, dimana :
Harga pokok penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan = Total HPP
Rp. 750.000.000 (Rp. 100.000 X Rp. 75.000 / Rp. 93.750.000 (Rp.  12.500
X Rp. 7.500) = 8
Jadi harga pokok penjualan harus dinaikkan sebesar Rp. 2.500,-
Sedangkan cost mark-on rate untuk persediaan sebesar 33%.
GMROI-rate sebesar 2,7 ini berarti  bahwa untuk setiap Rp. 1000 dana yang
di investasikan dalam bentuk persediaan akan memberikan hasil Return
sebesar Rp. 2,70.

B. Membuat Evaluasi Hasil Usaha

Tujuan evaluasi usaha Evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek
tersebut berjalan sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Terdapat beberapa kegunaan dari evaluasi kelayakan usaha, yaitu:

1. Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya.

2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar peluang


keberhasilan investasi yang bersangkutan. (umar : 2003 )

1. Tahap-tahap Evaluasi Kelayakan Usaha :

a. Analisa Aspek Pasar

Evaluasi aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang
berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek
tersebut. Pada dasarnya, analisis pasar bertujuan untuk mengetahui berapa besar
luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar dari produk yang
bersangkutan.

1) Penentuan Pasar

Pasar merupakan kimpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari suatu produk.
Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk
mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu:
a. Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan yang mempunyai
minat terhadap suatu penawaran pasar.

b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,


penghasilan dan akses penawaran pasar tertentu

c. Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan juga bersedia
untuk dimasuki perusahaan kita. (Chumaidiyah : 2004a)

2) Peramalan Permintaan

Metode peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :

a. Metode Kuantitatif

Metode yang menggunakan data kuantitatif untuk peramalan, yaitu metoda rata dan
metoda eksponensial smoothing.

b. Metoda Kualitatif

Metode ini tidak menggunakan data berupa angka, metode-metode yang digunakan
yaitumetode eksploratori dan metode normatif. Metode eksploratori menggunakan
asumsi titik asal pada saat ini dan masa lalu untuk proyeksi masa datang. Metode
normatif bermula darikondisi ideal dan melihat kemungkinan-kemungkinan dengan
kondisi saat ini.

c. Peramalan Tanpa Data Statistik

Peramalan tanpa data statistik adalah analisi menurut sektor pemakai. Analisis
tersebut dilakukan dengan cara memperhatihakan faktor-faktor politil. Sasaran dari
analisi tersebut adalah evaluasi akhir ukuran pasar (Chumaidiyah : 2004b)

b. Analisa Aspek Teknis


Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang paling sesuai
dengan kebutuhan usaha yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam
pemilihan jenis teknologi, antara lain:

1. Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai
dengan keinginan pasar atau konsumen.

2. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai


skala produks yang ekonomis.

3. Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan


pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang
diperlukan untuk penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu
bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan
proyek, serta berpengaruh pada biaya.

4. Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana


yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.

5. Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh


pihak lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah
dapat disetarakan dengan baik.

Dengan pertimbangan faktor diatas, sehingga bisa disimpulkan untuk kebutuhan


teknis pada Saboten Shokudo dipengaruhi oleh variasi produk yang ditawarkan,
pelayanan pelanggan,kenyamanan rumah makan, dan kemudahan akses.
(Chumaidiyah : 2004a)

c. Analisis Aspek finansial

Analisis aspek finansial dipergunakan untuk mengetahui karakteristik finansial dari


suatuperusahaan melalui data-data akuntansinya. Karena dari data-data finansial
tersebut dapat ditentukan bagaimana prospeknya dimasa depan. Untuk menentukan
suatu investasi layak atau tidak dan untuk memilih alternatif investasi yang
ditawarkan, diperlukan suatu dasar bagi pihak pengambil keputusan untuk
melakukan evaluasi investasi. Dasar-dasar yang digunakan untuk melakukan
evaluasi investasi diantaranya adalah aliran kas (cash flow), yakni pendapatan
pengeluaran yang terjadi sebagai akibat pengadaan dan pengoperasian suatu proyek
dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang Selain itu untuk menganalisa
investasi yang ada, harus memperhatikan nilai depresiasi. Depresiasi atau
penyusutan merupakan proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi
biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap
yang dipakai dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan untuk
menghasilkan barang atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara fisik
maupun fungsinya. (Chumaidiyah : 2004a)

2. Monitoring Dan Evaluasi Usaha

Hal yang menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju adalah keyakinan diri bahwa
ia mampu untuk maju dan sukses dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat maka
satu tiket untuk sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan dan
belajar dengan melakukan (learning by doing).

Apa saja yang perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis?

a. Posisi Keseluruhan Usaha

Posisi keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian


hasil dari keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa jumlah harta
(modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa rata-
rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap
bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam masalah keuangan? Jadi, biasakanlah
untuk melakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat. Evaluasi Usaha
secara menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya.

b. Apakah Ada kemajuan atau Kemunduran usaha?

Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam Evaluasi kemajuan atau
kemunduran sebuah usaha, meski bukan yang segala-galanya. Setelah mengetahui
posisi keuangan , selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha . Apakah
usaha mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan
membandingkan pada saat awal anda menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya
dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya
seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan).

c. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan

Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai


bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada
penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa
melakukan langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan
‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan
dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah ‘cepat
puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan untuk
mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh pada
periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang
dan berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha mengalami
kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini mungkin
Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki usaha Anda.

d. Pikirkan target usaha Anda selanjutnya

Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai baha untuk mencapai
merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah
menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai
bahan berbuas diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan strategi yang
baru. Anda dituntut untuk memikirkan ‘target’ selanjutnya dengan upaya Anda
melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba pikirkan secara cermat, apakah
dengan kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka
penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa
yang kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda
melakukan promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi
usaha ke tempat lain yang lebih ramai?

3. Unsur- unsur yang menjadi Bahan untuk Evaluasi

1. Bagaimana kondisi keuangan usaha Anda?


Ini adalah tahap pertama, dimana Anda dapat mengetahui maju mundurnya usaha
Anda dan menguk\ur kinerja usaha Anda melalui evaluasi keuangan.

2. Bagaimana kondisi pasar bisnis Anda?

Naik turunnya kondisi pasar sangat berpengaruh pada roda usaha Anda. Karena itu
Anda tidak boleh melepaskan pandangan Anda dari kondisi pasar. Suatu saat akan
terjadi perubahan yang menuntut Anda peka dan mengetahui dengan cepat bagaimana
permintaan atau perubahan pasar, untuk segera diantisipasi dan kembali mengikuti
selera pasar.

3. Bagaimana dengan pasar usaha sasaran?

Apakah produk Anda sudah sesuai dengan kebutuhan pasar? Indikator kegiatan usaha
yang sehat atau berhasil biasanya ditandai dengan tepatnya pemilihan terhadap
kebutuhan atau selera, biaya, kenyamanan, dan komunikasi dengan konsumen, serta
pemilihan SDM yang tepat.

4. Bagaimana kemajuan usaha Anda?

Tinjau kembali usaha anda secara berkala (paling sedikit 6 bulan)

5. Bagaimana tahapan pertumbuhan dan pengembangan usaha Anda?

Bagaimana hasil dari sasaran jangka pendeknya? Apakah ada pencapaian keuntungan
dan pertumbuhan seperti yang diharapkan? Bagaimana pangsa pasarnya? Apakah
memenuhi target?

6. Bagaimana kepemimpinan Anda?

Apakah Anda stress, atau hilang semangat? Apakah Anda kehilangan visi serta energi
yang pernah Anda miliki pada saat pertama kali membuka usaha? Lakukan Evaluasi
Usaha sebelum Usaha berada dalam titik yang mengkhawatirkan, sedini mungkin
evaluasi dapat dilakukan maka ini merupakan tindakan mencegah dari kegagalan
usaha.
Agar Anda dapat lebih terarah, dibawah ini dipaparkan langkah-langkah untuk
mengelola usaha secara sehat, yaitu:

1. Penetapan strategi dan arah usaha Anda Kemampuan membuat perkiraan dan
perencanaan usaha dengan arah yang benar Kemampuan menilai situasi dan
lingkungan usaha Anda yang sekarang.

2. Mencari dan memperkerjakan tim/karyawan Anda dengan perencanaan SDM yang


terencana. Mampu meninjau ulang kembali pendistribusian pembagian kerja dan arus
kerja yang benar

3. Mendelegasikan tugas dan kewajiban mengelola usaha:

a) Mampu mendidik dan melatih tim/karyawan Anda


b) Memberi motivasi dan arah sasaran yang sama
c) Kemampuan memperbaiki kinerja yang buruk
d) Memelihara semangat yang tinggi pada tim/karyawan dalam situasi apapun.

Anda mungkin juga menyukai