Anda di halaman 1dari 21

Nama : Diah Istiyani

NIM : 18804241048

Prodi : Pendidikan Ekonomi A14

Contoh Proposal Skripsi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Pendidikan

bisa diraih dengan berbagai macam cara salah satunya pendidikan di sekolah.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:4) menyebutkan bahwa dalam proses

pendidikan ada lima faktor yang berpengaruh yaitu: (1) guru dan personil

lainnya, (2) bahan pelajaran, (3) metode mengajar dan sistem evaluasi, (4)

sarana penunjang dan (5) sistem administrasi. Kelima faktor tersebut ada di

lingkungan sekolah.

Menurut Suparlan (2008:71) sebuah pendidikan mempunyai tiga

komponen utama yaitu guru, siswa dan kurikulum. Ketiga komponen tersebut

tidak dapat dipisahkan dan komponen-komponen tersebut berada di

i
lingkungan sekolah agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sesuai

dengan yang diinginkan.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan dalam

rangka membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara

optimal, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional,

sosial, maupun fisik-motoriknya.

1
Seperti halnya lingkungan keluarga, demikian halnya dengan sekolah.

Pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa di sekolah cukup besar,

karena sekolah adalah lingkungan sosial kedua setelah keluarga yang dikenal

oleh siswa.

Lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam lembaga pendidikan

formal yang memberikan pengaruh pembentukan sikap dan pengembangan

potensi siswa. Dalam lingkungan sekolah, kita tentu banyak menjumapai

tentang slogan-slogan yang menempel di hampir setiap koridor di skolah,

diantaranya “bersih pangkal sehat”, “kebersihan adalah sebagian dari iman”,

“jagalah kebersihan”, “rajin pangkal pandai”, malas pangkal bodoh”. Tapi

apakah slogan-slogan tersebut telah menggugah warga yang ada di lingkungan

sekolah untuk mengamalkannya? Seringkali kita melihat muridmurid yang

membuang sampah sembarangan, baik itu berupa kertas-kertas bekas maupun

bungkus-bungkus bekas makanan jajanan mereka.

ii
Sebagai warga sekolah tentunya tidak akan nyaman melihat sampah

tersebut berserakan dimana-mana. Sampah juga dapat mencemari lingkungan

sekolah, baik di dalam kelas maupun diluar kelas, selain itu kotornya

lingkungan sekolah juga dapat menjadikan suasana belajar menjadi tidak

nyaman dan tidak efektif yang dampaknya akan berpengaruh dengan hasil

belajar siswa.

Oleh sebab itulah memilih sekolah yang baik untuk hasil belajar siswa

yang baik pula tidak semata-mata dilihat dari gedung sekolahnya yang mewah,

melainkan bagaimana lingkungan sekolah yang dirasakan nyaman oleh siswa

sehingga memberi pengaruh positif untuk peningkatan hasil belajar siswa.

Dalam proses memperoleh hasil belajar yang baik itu diperlukan metode

pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan keadaan

kehidupan sehari-hari yang akrab dengan kita atau istilahnya kontekstual,

sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi dengan jumlah

pengukuran hasil belajar di atas standar yang ada, selain metode ada

juga yang menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa dalam proses

pembelajaran di sekolah.

Pengertian Hasil Belajar, yaitu Setiap proses belajar yang dilaksanakan

oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses

pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan

dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan

keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor

intern dari siswa itu sendiri.

iii
Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti

setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab

hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai

tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang

baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya

hasil belajar yang baik.

Menurut Hamalik (2001: 159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada

prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya

derajat perubahan tingkah laku siswa.

Menurut Nasution (2006: 36) hasil belajar adalah hasil dari suatu

interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes

yang diberikan guru.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 36) hasil belajar

adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil

yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan

dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi

pelajaran pada satu pokok bahasan.

SDN 1 Jenangan Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo adalah

salah satu sekolah yang berada di wilayah yang jauh dari pusat kota kabupaten

dengan segala kekurangan yang ada, terutama sarana prasarana dan media

pembelajaran. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, sekolah, dengan

iv
dukungan msyarakat mengadakan pengumpulan dana. Dari kegiatan

pengumpulan dana tersebut kekurangan sarana dan prasarana tersebut dapat

teratasi.

Kondisi sekolah dengan sarana dan prasarana terbatas serta interaksi

sosial/hubungan antara guru, siswa dan masyarakat dalam menyediakan

kebutuhan sarana dan prasarana sekolah tersebut menarik dicermati dan

dijadikan bahan penelitian, terutama berkaitan dengan hasil belajar siswa. Hal

ini dikarenakan segala upaya yang dilakukan oleh sekolah dan masyarakat

menyediakan sarana dan prasarana, hanya berfokus pada satu tujuan, yaitu;

meningkatnya hasil belajar siswa - yang kalau dapat - setara dengan sekolah di

kota yang memiliki sarana prasarana serta media belajar yang lengkap.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk mengadakan

suatu penelitian di sekolah dengan “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN 1 Jenangan Kecamatan Sampung

Kabupaten Ponorogo Pada Mata Pelajaran PKn Tahun Pelajaran 2014-2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan judul yang diajukan di atas maka dapat

di dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas V

di SDN 1 Jenangan Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo Pada Mata

Pelajaran PKn Tahun Pelajaran 2014-2015?

2. Variabel Lingkungan Sekolah manakah yang paling


dominan

v
mempengaruhi hasil belajar siswa kelas V di SDN 1 Jenangan Kecamatan

Sampung Kabupaten Ponorogo Pada Mata Pelajaran PKn Tahun Pelajaran

2014-2015?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar

siswa kelas V di SDN 1 Jenangan Kecamatan Sampung Kabupaten

Ponorogo Pada Mata Pelajaran PKn Tahun Pelajaran 2014-2015.

2. Untuk mengetahui Variabel Lingkungan Sekolah yang paling dominan

mempengaruhi hasil belajar siswa kelas V di SDN 1 Jenangan Kecamatan

Sampung Kabupaten Ponorogo Pada Mata Pelajaran PKn Tahun Pelajaran

2014-2015.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang penulisan karya

ilmiah khususnya tentang hubungan antara lingkungan sekolah dengan

hasil belajar siswa.

2. Bagi Fakultas

vi
Bagi fakultas dapat menjadi masukan dalam rangka menyiapkan guru

profesional yang dapat menciptakan lingkungan sekolah yang baik.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah dapat menjadi masukan tentang pentingnya

memperhatikan pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi dan hasil

belajar siswa.

4. Bagi Masyarakat

Bagi Masyarakat, agar dapat memilih sekolah dengan lingkungan

yang baik agar memberi pengaruh positif dalam meningkatkan hasil

belajar siswa.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian membuat suatu

teori yang masih harus diuji kebenarannya. Berdasarkan pada masalah

pokok dan tinjauan pustaka, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :

Ho: “Tidak Terdapat Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Jenangan Kecamatan Sampung

Kabupaten Ponorogo”

Ha: “Terdapat Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas V SDN 1 Jenangan Kecamatan Sampung Kabupaten

Ponorogo”

vii
Contoh Proposal PKM

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ......................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Daftar Tabel ....................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 2
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Kegunaan ....................................................................................... 2
1.5 Luaran ............................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Pengertian Efektivitas ...................................................................... 3
2.2 Pendekatan Efektivitas ..................................................................... 3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas ........................................... 4
2.4 Indikator Efektivitas ......................................................................... 4
2.5 Pengertian Konferensi Pers .............................................................. 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................... 7

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 9


4.1 Anggaran Biaya ............................................................................. 9
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping ............ 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ....................................................... 16

viii
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .............. 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .................................................... 18

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-PSH ............................................ 9


Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-PSH .............................................................. 9

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terletak di dua benua dan dua samudera, hal ini memang

menyebabkan Indonesia sebagai tempat strategis untuk perdagangan dan

menjalin hubungan antar negara. Namun, di sisi lain mempunyai dampak yang

buruk yaitu seperti gempa bumi dan tsunami yang sering terjadi di Indonesia

sebab Indonesia terletak di antara lempeng Australia, lempeng Eurasia dan

lempeng pasifik. Selain itu juga, Indonesia termasuk dalam cincin api pasifik,

Cincin api pasifik atau lingakaran api pasifik alias ring of fire adalah daerah

yang sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi

cekungan api pasifik.

Indonesia sering sekali mendapatkan bencana atau musibah oleh karena

itu pemerintah menginformasikan segala sesuatu yang terjadi di Negara ini

dengan salah satunya melalui konferensi pers dengan hasil dari konferensi pers

melalui televisi atau media sosial. Selain sebagai sumber berita dan peristiwa,

konferensi pers juga sebagai pemberian klarifikasi terhadap terjadimya sebuah

peristiwa. Maka dari itulah konferensi pers mempunyai peranan penting

terhadap pemberitaan. Namun karena banyaknya sumber berita yang tersebar

tidak menutup kemungkinan terjadinya bersebarannya berita bohong atau yang

biasa di sebut hoax.

Informasi yang didapatkan saat musibah atau bencana terjadi di

Indonesia mendapatkan informasi yang simpang siur karena permasalahannya

kurang efektif konferensi pers atau jumpa pers beberapa pintu, karena setiap

instansi melakukan konferensi pers sehingga data yang diberikan kepada

masyrakat berbebeda-beda oleh karena itu dapat menimbulkan adanya sebab

10
11

setiap instansi melakukan pengamatan bencana berbeda-beda dan data yang

mereka milikipun berbeda-beda.

Permasalahan yang terjadi ketika berncana datang, kita sedang

dihadapakan bencana lalu diperparah dengan berantakannya data yang

dikeluarkan oleh instansi yang terkait karena semua instansi melakukan jumpa

pers atau konferensi pers. Untuk itu tidak efektifnya konferensi pers maka lebih

baik menggunakan konferensi pers satu pintu karena efektif dan diharapkan

dengan konferensi satu pintu ini informasi yang didapatkan akurat dan tidak ada

lagi data korban ataupun informasi penting lainnya yang berantakan.

Konferensi pers satu pintu diharapkan lebih efektif dan efisien. Dengan

satu instansi yang melakukan konferensi pers sehingga anggaran biaya yang

dikeluarkan negarapun lebih sedikit dan konferensi pers satu pintu ini dapat

mencegah penyebaran hoax yang jaman sekarang hoax sangat berkembang dan

masyarakat Indonesia dapat mudah menerima isu yang simpang siur tidak

meneliti apakah informasi yang terkait itu benar atau tidaknya.

Dengan konferensi pers satu pintu, pihak yang menginformasikan

kejadian bencana yang terjadi kepada masyarakat hanya satu instansi saja dan

pihak yang lainnya focus terhadap bencana yang terjadi dan penyelamatan

korban sehingga dampak yang dirasakan oleh masyarakat terhadap instansi

yang ada di Indonesia dapat dirasakan oleh masyarakat yang sedang terkena

musibah.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana Efektivitas Konferensi Pers Satu Pintu saat Bencana Terjadi di

Indonesia?
11
12

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas konferensi pers satu pintu

saat bencana terjadi di Indonesia.

1.4 Kegunaan

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai efektivitas

konferensi pers satu pintu terhadap bencana dan dapat menjadi salah

satu dasar, acuan, dan masukan dalam mengembangkan penelitian-

penelitian selanjutnya.

2. Bagi Pemerintah
Sebagai rekomendasi dalam meningkatkan efektivitas konferensi pers

satu pintu terhadap bencana yang terjadi di Indonesia.

1.5 Luaran

1) Laporan Kemajuan
2) Laporan Akhir
3) Artikel Ilmiah “Efektivitas Konferensi Pers Satu Pintu saat Bencana
Terjadi di Indonesia”
4) Buku Panduan "Tata Cara Konferensi Pers saat Terjadi Bencana di
Indonesia"

12
13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Efektivitas Efektivitas berasal dari kata “efek” yang artinya

hubungan sebab akibat, efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari

variable lain. Efektivitas berarti bahwa, tujuan yang telah direncanakan

sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata lain, sasaran tercapai karena

adanya proses.

Menurut James L Gibson (Pasolong, 2013:4) Efektivitas adalah

pencapaian sasaran dari upaya bersama. Derajat pencapaian sasaran

menunjukan derajat efektivitas. Dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah

pencapaian tujuan.

Menurut Kurniawan (Kurniawan, 2005:109) Efektivitas adalah

kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi)

daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau

ketegangan diantara pelaksanaannya.

Sedangkan Menurut Georgopolous dan Tannembaum (1985:50)


Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu

organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga

mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran. Dengan kata lain,

penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sasaran maupun tujuan.

Dan Menurut Steers (1985:87) “Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu

program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk

memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya

itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya”.

13
14

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan

bahwa Efketivitas merupakan keberhasilan suatu organisasi dalam menjalankan

tugas dan fungsinya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan untuk mencapai

tujuan organisasi.

2.2 Pendekatan Efektivitas

Lubis dan Husseini (1987:55) menyebutkan ada 3 (tiga) pendekatan

utama dalam pengukuran efektivitas, yaitu :

• Pendekatan sumber (resorce approach), yakni mengukur efektivitas dari


input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk
memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
• Pendekatan proses (proses approach) adalah untuk melihat sejauh mana
efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan orises internal
atau mekanisme organisasi.
• Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada
output, mengukur keberhasilan untuk mencapai hasil sesuai dengan
rencana. Menurut Makmur (2008:8) menyebutkan bahwa penentuan
sasaran yang tepat baik yang ditetapkan secara individu maupun sasaran
yang ditetapkan organisasi sesungguhnya sangat menentukan
keberhasilan Selanjutnya menurut Sinambela (2008:82)
mengemukakan bahwa masyarakat merupakan aktor penting dalam
suatu proses penentu suatu kebijakan atau program pembangunan.
Peran serta publik tidak hanya diartikan sebagai paya sadar untuk
melibatkan masyarakat kedalam konteks proses penentu kebijakan
publik.
Dari tiga pendekatan tersebut dapat dikemukakan bahwa efektivitas

merupakan konsep yang mampu memberikan gambaran tentang keberhasilan

suatu lembaga dalam mencapai sasarannya. Selanjutnya untuk mengetahui

ketercapaian suatu tujuan dalam suatu program dibutuhkan ukuran efektifitas

untuk mengukur keberhasilan sebuah program.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Hasibuan dalam Samsudin Dkk (2014:2) mengatakan ada beberapa

faktor yang mepengaruhi efektifivitas program, antara lain :


14
15

• Kualitas Aparatur Ruky dalam Samsudin Dkk (2014:2) berpendapat


bahwa kualitas sumber daya manusia pada dasarnya adalah tingkat
pengetahuan, kemampuan dan kemauan yang terdapat pada sumber
daya manusia.
• Kopetensi Administator menurut Rivai dalam Samsudin Dkk (2014:3)
menjelaskan bahwa kemampuan adalah kapasitas individu untuk
melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertetu.
• Sarana prasarana merupakan penunjang atau peralatan kerja dalam hal
ini termasuk dalam pengertian sarana prasarana adalah bagian penting
dan ikut menentukan terselenggaranya aktivitas. Menurut kaho dalam
Samsudin Dkk (2014:3) bahwa faktor sarana dan prasarana di artikan
sebagai peralatan penting dalam penyelenggaraan aktivitas pemerintah,
dalam hal ini sarana digunakan untuk mempermudah atau
memperlancar gerak dan aktivitas pemerintah.
• Pengawasan adalah satu diantara fungsi manajemen yang merupakan
proses kegiatan pemimpin untuk memastikan dan menjamin bahwa
tujuan dan tugas dalam sebuah lembaga akan terlaksana dengan baik
sesuai dengan kebijakan, intruksi, rencana dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku.

2.4 Indikator Efektivitas

Sugiyono dalam Budiani (2007:53) menyebutkan beberapa indikator

yang digunakan untuk mengukur efektivitas adalah sebagai berikut :

• Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program tepat


yang sudah ditentukan sebelumnya. Menurut Makmur (2011:8)
ketepatan sasaran lebih berorientasi kepada jangka pendek dan lebih
bersifat operasional, penentu sasaran yang tepat baik ditetapkan secara
indvidu maupun sasaran yang ditetapkan organisasi sesungguhnya
sangat menentukan keberhasilan aktivitas organisasi. Demikian pula
sebaiknnya, jika sasaran yang ditetapkan itu kurang tepat maka akan
menghambat pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri.
• Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggaraan program
dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai
pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada
umumnya dan sasaran peserta program pada khususnya. Menurut
Wilcox dalam Mardikonto (2013:86), Memberikan informasi
merupakan langkah awal yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal dan memperlancar dalam melanjutkan suatu pekerjaan,
karena dengan memberikan informasi dapat dipergunakan dan
meningkatkan pengetahuan bagi orang yang menerima informasi
tersebut
• Tujuan program, yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil program
dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut
Duncan dalam Streers (1985:53) menyebutkan bahwa pencapaian
15
16

tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang


sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir
semakin terjamin, diperlukan pentahapan baik dalam arti pentahapan
pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti
periodesasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor yaitu :
kurun waktu dan sasaran yang merupakan target yang kongkrit.
• Pemantauan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah
dilaksanakan program sebagai bentuk perhatian kepada peserta
program.

2.5 Pengertian Konferensi Pers

Konferensi Pers atau Jumpa Pers adalah pertemuan antara satu

organisasi atau individu dengan wartawan di suatu tempat di mana pihak

pertama menyampaikan suatu informasi yang diharapkan dapat disebarluaskan

media massa melalui wartawan yang diundang.

Konferensi Pers biasanya diadakan oleh pejabat pemerintah, tokoh

politik, tokoh masyarakat, pimpinan perusahaan swasta, pemerintah dan

sebagaianya. Dalam konferensi pers pembericara memberikan keterangan yang

dianggap penting dalam hubungan tugasnya. Sementara itu, pihak pers

mempunyai kesempatan pula untuk mengajukan pertanyaan kepada pembicara

guna mendapatkan informasi yang lebih luas. Jadi organisasi atau individu,

yang menyelenggarakan konferensi pers memiliki tujuan untuk menjual dan

mempromosikan produk atau gagasan mereka.

Ada dua hal yang perlu diingat bahwa konferensi pers bukanlah berita,

tetapi langkah awal untuk mendapatkan berita dan juga sebagai sarana

bermanfaat untuk mendapatkan beberapa soundbite. Selain itu, konferensi pers

bukanlah sumber gambar bagi berita yang akan disiarkan. Kesalahan yang

sering terjadi adalah mengambil gambar suasana konferensi pers sebagai

satusatunya sumber gambar bagi beritanya. Jika suasana konferensi pers

menjadi satu-satunya sumber gambar, maka yang dilihat penonton televise

16
17

ketika berita ditayangkan adalah gambar narasumber yang sedang berbicara di

meja, wartawan yang tengah mencatat, juru kamera yang sedang mengambil

gambar, dan seterusnya.

17
18

BAB 3
METODE PENELITIAN

Bab ini mengungkapkan metode penelitian yang akan diterapkan disertai

tahapan penelitian yang akan dilaksanakan, prosedur, luaran, indikator capaian

yang terukur di setiap tahapan, teknik pengumpulan data (PKM-P yang

menggunakan metode survei agar melampirkan kuisener lengkap, diletakkan

setelah Lembar Daftar Pustaka dan tidak dihitung sebagai Halaman INTI) dan

analisis data, cara penafsiran, dan penyimpulan hasil penelitian.

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif, pendekatan ini dipilih dengan alasan bahwa pendekatan kualitatif

dapat mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang menjadi obyek

penelitian secara deksriptif.

3.2 Lokus Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor BNPB yang beralamat di Jln. Pramuka

Kav.38 Jakarta Timur 13120. Adapun waktu pelaksaan penelitian ini akan

dilaksanakan pada tahun 2019.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik


observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tahapan dari teknik pengumpulan
data ini antara lain:
a. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi terhadap kegiatan

BNPB pusat yang ada di DKI Jakarta. Observasi dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisis efektifkan konferensi pers satu pintu saat

bencana terjadi di Indonesia.

18
19

b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui upaya BNPB dalam

keefektifkan konferensi pers satu pintu saat bencana terjadi di

Indonesia. Dalam penelitian ini mewawancarai yaitu :

1. Kepala BNPB
2. Kepala Bidang Humas BNPB
3. Staf Kerja Bidang Humas BNPB
4. Pengamat Media
5. Sepuluh orang masyarakat
c. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan disini berupa contoh data-data konferensi

pers BNPB saat bencana terjadi di Indonesia.

3.4 Teknik Penarikan Informan

Teknik penarikan informan dalam penelitian ini mengunakan purposive.

Penarikan informan akan dilakukan kurang lebih 5 informan berdasarkan

Purposive yang terdiri : Kepala BNPB, Kepala Bidang Humas BNPB, Staf

Kerja Bidang Humas BNPB, seorang pengamat media, dan sepuluh orang

masyarakat.

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-PSH


No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1 Perlengkapan Yang diperlukan 1.560.000
2 Bahan habis pakai 1.869.000
3 Perjalanan 1.780.000
4 Lain-lain 3.650.000
Jumlah 8.859.000

19
20

4.2 Jadwal Kegiatan (antara 3 - 5 bulan)

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-PSH

No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 Konsultasi
Perencanaan
2
Kegiatan
Penyusunan
3
Instrumen penelitian
4 Observasi
5 Penelitian q
Pengumpulan dan
6
Pengelohan data
Penarikan
8
kesimpulan
7 Penyusunan Laporan

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Moeloeng, Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisis Revisi.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morissan, 2010. Jurnalistik Televisi Mutakhir: Kencana Prenada Media Group.

Pasalong, Harbani. 2013. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

21

Anda mungkin juga menyukai