Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UAS

PERSPEKTIF GLOBAL DAN


PERMASALAHAN DALAM PENDIDIKAN DASAR

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Sulistyarini, M.Si
Erlina, S.Pd, M.Pd, Ph.D

Oleh :
Elsa Julistianingsih
NIM F2211231017

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
Ujian Akhir Semester (UAS)

Matakuliah: Perspektif Global dan Permasalahan dalam Pendidikan Dasar

Sifat ujian: Take-home

Dosen pengampu: Prof. Dr. Sulistyarini, M.Si & Erlina, S.Pd., M.Pd., PhD

Petunjuk pengerjaan:

1. Jawablah soal-soal yang diberikan dilembar jawaban. Jawaban boleh ditulis tangan
atau diketik. Jawaban merupakan pendapat pribadi yang didukung oleh teori atau
hasil penelitian yang relevan.
2. Jawaban yang dikumpulkan dalam bentuk pdf, jika jawaban ditulis tangan lembar
jawaban discan dan dijadikan pdf.
3. Batas akhir pengumpulan tugas hari Minggu, tanggal 27 November pukul 23.59
melalui link berikut ini:
https://drive.google.com/drive/folders/1F2xzxP3RjZniJEfp-
jWqaz_DxH0ePNu_?usp=sharing
4. Bagi mahasiswa yang terlambat mengumpulkan, nilai total yang diperolah akan
dikurangi 2 poin per-10 menit keterlambatan.

Baca, cermati, dan jawablah soal-soal berikut ini.

1. Seringkali kita lihat ada perbedaan antara kualitas pendidikan di sekolah swasta dan
sekolah Negeri. Tidak bisa dipungkiri bahwa, kualitas pendidikan di sekolah swasta
lebih baik jika dibandingkan sekolah negeri. Hal ini bisa dilihat dari nilai hasil belajar
dan
prestasi yang diperoleh siswa. Menurut pendapat anda, apa saja penyebab kualitas sekolah
yang berbeda tersebut? Bagaimana cara mengatasi kesenjangan kualitas tersebut?
2. Dalam 3 tahun terakhir Indonesia mengalami perubahan kurikulum yang cukup
signifikan. Banyak sekolah mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum
tersebut.
Masalah-masalah tersebut muncul karena ada perbedaan yang signifikan antara satu
sekolah dengan sekolah yang lain. Menurut anda, bagaimana peran kurikulum dalam
pendidikan? Bagaimana hubungan antara kurikulum dengan kualitas pembelajaran
disekolah dan pendidikan secara umum? Solusi apa yang dapat anda berikan untuk
mengatasi masalah implementasi kurikulum tersebut?
3. Saat ini kasus perundungan seringkali menjadi berita hampir disemua tempat di Indonesia.
”Ada anak SD yang dipukul dan dipaksa untuk minum air kencing kakak kelas, Kasus
Kekerasan Siswa SD: Kepala Bocor Kena Kayu, Mata Tertusuk Pipa, dll”. Semua berita
perundungan tersebut sangat memprihatinkan, karena menelan korban dan menimbulkan
trauma terhadap korban. Menurut anda faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab
perundungan tersebut? Bagaimana peran sekolah, guru dan orang tua terhadap kasus
perundungan tersebut? Menurut anda, metode/strategi/cara yang paling efektif untuk
mengatasi masalah tersebut, lengkapi dengan teori/hasil penelitian yang relevan.
4. Sebagai seorang pendidik yang profesional, guru dituntut untuk melek teknologi
(technological literacy) dan terampil menggunakan teknologi. Selain itu guru juga dituntut
untuk kreatif. Akan tetapi, banyak guru yang belum mampu menggunakan teknologi
tersebut. Salah satu penyebabnya adalah kondisi demografis yang sangat berbeda antara
satu sekolah dengan yang lain. Banyak cara telah dilakukan oleh dinas pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan guru, salah satunya adalah mengadakan pelatihan/workshop.
Menurut anda apa penyebab utama dari masalah tersebut? Bagaimana cara
mengatasinya?
5. Jumlah guru yang tidak merata dan kesenjangan antara sekolah negeri dan swasta
(termasuk kelengkapan sarana prasarana), merupakan salah satu masalah yang
dihadapi di negara-negara maju. Demikian pula di Indonesia, dengan wilayah yang besar
dan
tantangan demografis. Menurut anda, apa yang menjadi penyebab
kesenjangan tersebut? Berikan rekomendasi dan solusi terkait masalah
tersebut.
6. Peran orang dalam pendidikan anak sangat penting. Namun sayangnya
banyak orang tua yang belum menyadari peran orang tua. Kebanyakan
orangtua beranggapan bahwa sekolah bertanggung jawab penuh terhadap
pendidikan anak. Hal ini yang menyebabkan banyak orang tua ”tidak
mengenal anaknya” karena tingkah laku anak berbeda ketika dirumah dan
disekolah. Buatlah satu program sekolah yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut.
7. Sebagai seorang pendidik, anda memiliki peran dan tanggung jawab baik
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Bagaimana
tanggapan anda terhadap tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tua
terhadap anaknya? Berikan tanggapan anda sebagai guru dan tokoh
masyarakat. Menurut anda apa tindakan yang paling tepat untuk
mengatasi masalah tersebut.

Selamat mengerjakan
“Every accomplishment starts with the decision to try."
JAWABAN
1. Berdasarkan pendapat Koesoema (2019), berikut adalah beberapa faktor yang
menyebabkan kesenjangan kualitas pendidikan antara sekolah swasta dan
sekolah negeri:
a. Finansial. Sekolah swasta umumnya memiliki biaya operasional yang
lebih tinggi daripada sekolah negeri. Hal ini karena sekolah swasta harus
membiayai sendiri semua kebutuhannya, termasuk gaji guru, sarana dan
prasarana, dan biaya operasional lainnya.

b. Manajemen. Sekolah swasta umumnya memiliki manajemen yang lebih


baik daripada sekolah negeri. Hal ini karena sekolah swasta memiliki
otonomi yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya.

c. Kualitas guru. Sekolah swasta umumnya memiliki kualitas guru yang


lebih tinggi daripada sekolah negeri. Hal ini karena sekolah swasta
memiliki kesempatan untuk merekrut guru-guru terbaik, serta memberikan
pelatihan dan pengembangan profesional yang lebih baik.

Untuk mengatasi kesenjangan kualitas pendidikan tersebut, menurut


Sulistyowati (2018) diperlukan upaya dari berbagai pihak, termasuk
pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa upaya yang
dapat dilakukan:
a. Pemerintah perlu meningkatkan anggaran pendidikan untuk sekolah
negeri. Hal ini akan membantu sekolah negeri untuk menyediakan sarana
dan prasarana yang lebih baik, serta meningkatkan kualitas guru.
b. Sekolah perlu meningkatkan efektivitas manajemen dan pengelolaan
sekolah. Hal ini akan membantu sekolah untuk lebih fokus pada kualitas
pendidikan.
c. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran pentingnya pendidikan. Hal ini
akan mendorong masyarakat untuk lebih mendukung pendidikan, baik di
sekolah negeri maupun sekolah swasta.
Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara simultan dan berkelanjutan agar
kesenjangan kualitas pendidikan antara sekolah swasta dan sekolah negeri
dapat diminimalkan.
2. Peran kurikulum dalam pendidikan sangat penting karena kurikulum
menentukan apa yang diajarkan, bagaimana itu diajarkan, dan bagaimana
kemajuan siswa diukur. Kurikulum mencerminkan nilai-nilai, tujuan, dan
harapan masyarakat terhadap pendidikan. Hubungan antara kurikulum
dengan kualitas pembelajaran di sekolah dan pendidikan secara umum sangat
erat. Kurikulum yang baik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
menyediakan materi yang relevan, metode pengajaran yang efektif, dan
penilaian yang akurat. Namun, implementasi kurikulum yang tidak tepat
dapat mengakibatkan kesulitan bagi sekolah dan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran dengan baik. Menurut Marsh (2004) untuk mengatasi
masalah implementasi kurikulum, solusi yang dapat diberikan antara lain
adalah memberikan pelatihan dan dukungan yang memadai kepada guru
untuk memahami dan menerapkan kurikulum baru, memastikan ketersediaan
sumber daya yang diperlukan, dan memperhatikan kebutuhan dan
karakteristik siswa dalam proses implementasi kurikulum. Selain itu, penting
juga untuk memperhatikan umpan balik dari guru, siswa, dan orang tua untuk
terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kurikulum yang diterapkan.

3. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perundungan, antara lain:


a. Faktor individu. Faktor individu yang dapat menyebabkan perundungan
antara lain:

- Gangguan perilaku. Anak yang memiliki gangguan perilaku, seperti


gangguan emosi, gangguan kepribadian, atau gangguan penyesuaian,
lebih cenderung melakukan perundungan.

- Kekurangan kasih sayang. Anak yang kurang kasih sayang dari orang
tua atau orang dewasa lain lebih cenderung melakukan perundungan.
- Kekerasan dalam rumah tangga. Anak yang mengalami kekerasan
dalam rumah tangga lebih cenderung melakukan perundungan.

b. Faktor keluarga. Faktor keluarga yang dapat menyebabkan perundungan


antara lain:

- Perilaku orang tua. Anak yang melihat orang tua melakukan kekerasan
atau perilaku agresif lebih cenderung melakukan perundungan.

- Kondisi keluarga. Keluarga yang broken home atau memiliki masalah


ekonomi lebih cenderung menghasilkan anak yang melakukan
perundungan.

c. Faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan


perundungan antara lain:

- Budaya kekerasan. Lingkungan yang memiliki budaya kekerasan,


seperti lingkungan yang sering terjadi konflik atau kekerasan, lebih
cenderung menghasilkan anak yang melakukan perundungan.

- Media. Media, seperti film atau video games, yang menampilkan


kekerasan dapat memengaruhi anak untuk melakukan perundungan.

Sekolah, guru, dan orang tua memiliki peran penting dalam mengatasi
perundungan. Berikut adalah peran masing-masing pihak:

a. Sekolah

- Menyosialisasikan bahaya perundungan. Sekolah perlu


mensosialisasikan bahaya perundungan kepada seluruh warga
sekolah, termasuk siswa, guru, dan staf.
- Memiliki kebijakan anti perundungan. Sekolah perlu memiliki
kebijakan anti perundungan yang jelas dan tegas.
- Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Sekolah perlu
menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua siswa,
sehingga siswa merasa nyaman untuk melaporkan kasus
perundungan.
b. Guru
- Menjadi teladan. Guru perlu menjadi teladan bagi siswa dalam hal
perilaku dan sikap.

- Membangun hubungan yang baik dengan siswa. Guru perlu


membangun hubungan yang baik dengan siswa agar siswa merasa
nyaman untuk berkomunikasi dengan guru.

- Meningkatkan kesadaran siswa tentang perundungan. Guru perlu


meningkatkan kesadaran siswa tentang perundungan, baik sebagai
korban maupun pelaku.

c. Orang tua
- Memperhatikan perkembangan anak. Orang tua perlu memperhatikan
perkembangan anak, termasuk perilakunya.

- Menjadi sosok yang dihormati dan dipercaya. Orang tua perlu


menjadi sosok yang dihormati dan dipercaya oleh anak agar anak
merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan orang tua.

- Mengajari anak tentang perilaku yang baik. Orang tua perlu


mengajarkan anak tentang perilaku yang baik, termasuk sikap anti
perundungan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh The Centers for Disease Control
and Prevention (CDC) pada tahun 2020, metode/strategi/cara yang paling efektif
untuk mengatasi perundungan adalah dengan pendekatan multidisipliner, yaitu
melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat.
Berikut adalah beberapa metode/strategi/cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi perundungan:

a. Pendidikan anti perundungan. Pendidikan anti perundungan dapat dilakukan


di sekolah, di rumah, atau di komunitas. Pendidikan ini bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya perundungan dan cara
mengatasinya.

b. Intervensi terhadap pelaku perundungan. Intervensi terhadap pelaku


perundungan bertujuan untuk mengubah perilaku pelaku dan mencegahnya
melakukan perundungan lagi. Intervensi dapat dilakukan melalui terapi,
konseling, atau program pembinaan.

c. Dukungan terhadap korban perundungan. Korban perundungan perlu


diberikan dukungan agar dapat pulih dari trauma yang dialaminya. Dukungan
dapat diberikan oleh sekolah, orang tua, atau komunitas.

Berikut adalah beberapa contoh program atau kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi perundungan:

a. Program Sekolah Ramah Anak (SRA). Program SRA bertujuan untuk


menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua anak.

b. Program Bimbingan Konseling (BK). Program BK dapat membantu siswa


yang mengalami masalah, termasuk masalah perundungan.

c. Program peer support. Program peer support melibatkan siswa yang sudah
terlatih untuk membantu siswa lain yang mengalami masalah, termasuk
masalah perundungan.

Dengan adanya upaya yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak,


diharapkan kasus perundungan di Indonesia dapat ditekan.
4. Menurut Ertmer (2019) Penyebab utama dari masalah kurangnya kemampuan
guru dalam menggunakan teknologi adalah ketidakmerataan akses dan
penggunaan teknologi di berbagai sekolah, terutama di daerah dengan kondisi
demografis yang berbeda. Faktor-faktor seperti ketersediaan infrastruktur,
akses internet, dan ketersediaan perangkat teknologi dapat berbeda antara
satu sekolah dengan yang lain. Untuk mengatasi masalah ini, langkah-
langkah yang dapat diambil antara lain adalah meningkatkan akses dan
infrastruktur teknologi di semua sekolah, memberikan pelatihan yang
berkelanjutan kepada guru dalam penggunaan teknologi, dan menciptakan
program pengembangan profesional yang berfokus pada penguasaan
teknologi. Selain itu, kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan pihak terkait
untuk menyediakan sumber daya dan dukungan teknis juga dapat membantu
mengatasi masalah ini
5. Penyebab kesenjangan antara sekolah negeri dan swasta, termasuk
kelengkapan sarana prasarana, dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah
satunya adalah alokasi sumber daya yang tidak merata antara sekolah negeri
dan swasta. Sekolah swasta cenderung memiliki akses lebih besar terhadap
sumber daya, termasuk fasilitas, buku teks, dan peralatan pembelajaran.
Selain itu, perbedaan dalam pendanaan dan kebijakan pemerintah juga dapat
memengaruhi kesenjangan ini (Tooley, 2009). Rekomendasi untuk mengatasi
kesenjangan antara sekolah negeri dan swasta termasuk peningkatan alokasi
sumber daya untuk sekolah negeri, peningkatan kualifikasi guru, dan
peningkatan infrastruktur pendidikan di daerah-daerah yang terpinggirkan.
Selain itu, perlu adanya kebijakan yang mendukung pemerataan sumber daya
dan akses pendidikan yang merata bagi semua sekolah, tanpa memandang
statusnya sebagai sekolah negeri atau swasta
6. Salah satu program yang di rekomendasikan oleh Ertmer (2019) yaitu
"Pendidikan Berbasis Keluarga". Tujuan program ini adalah membangun
kemitraan kuat antara sekolah dan keluarga untuk mendukung perkembangan
holistik anak dan menciptakan lingkungan pendidikan yang konsisten di
sekolah dan di rumah.
Komponen Program terdiri dari :
a. Workshop Pendidikan untuk Orang Tua
Mengadakan workshop berkala untuk memberikan pemahaman kepada
orang tua tentang pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak.
b. Sesi Konseling Keluarga:
Menyediakan sesi konseling keluarga untuk membantu orang tua
memahami karakteristik dan kebutuhan individu anak mereka.
c. Buku Komunikasi Orang Tua-Guru:
Membuat buku komunikasi online yang memungkinkan orang tua dan guru
berkomunikasi secara teratur mengenai perkembangan anak.
d. Pelatihan Parenting:
Menyelenggarakan program pelatihan parenting yang mencakup strategi
pendidikan positif, pengelolaan konflik, dan pemahaman perkembangan
anak.
e. Sesi Kolaboratif "Parent-Teacher-Student":
Mengadakan pertemuan berkala yang melibatkan orang tua, guru, dan
siswa untuk membahas perkembangan akademik dan perilaku anak.
f. Pelatihan Mengenal Kecerdasan Emosional Anak:
Memberikan pelatihan kepada orang tua untuk memahami dan mengelola
kecerdasan emosional anak, sehingga lebih baik dapat memberikan
dukungan.
g. Program "Orang Tua sebagai Pengajar":
Mendorong orang tua untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran
di rumah, dengan memberikan ide-ide kreatif dan materi pendukung.
h. Penghargaan Orang Tua Berprestasi:
Memberikan penghargaan kepada orang tua yang aktif terlibat dalam
mendukung pendidikan anak mereka, untuk memberikan insentif positif.
Manfaat Program:
a. Komunikasi yang Meningkat: Menciptakan saluran komunikasi terbuka
antara sekolah dan keluarga.
b. Konsistensi Pendidikan: Memastikan bahwa nilai dan ekspektasi
pendidikan di sekolah selaras dengan nilai dan ekspektasi di rumah.
c. Pemahaman yang Lebih Baik: Membantu orang tua memahami kebutuhan
dan minat anak mereka dengan lebih baik.
d. Kemitraan yang Kuat: Membangun kemitraan positif antara sekolah dan
keluarga untuk mendukung pertumbuhan anak.
7. Sebagai seorang guru, saya sangat prihatin dengan tindak kekerasan yang
dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Tindak kekerasan tersebut dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif bagi anak, baik secara fisik, psikis,
maupun sosial. Secara fisik, tindak kekerasan dapat menyebabkan anak
mengalami luka-luka, bahkan hingga kematian. Secara psikis, tindak
kekerasan dapat menyebabkan anak mengalami trauma, kecemasan, dan
depresi. Secara sosial, tindak kekerasan dapat menyebabkan anak menjadi
agresif, sulit bergaul, dan bahkan putus sekolah. Sebagai seorang tokoh
masyarakat, saya mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama
memerangi tindak kekerasan terhadap anak. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Save the Children pada tahun 2021 tindak kekerasan terhadap
anak merupakan pelanggaran hak anak dan harus dihentikan. Berikut adalah
beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut:

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya tindak kekerasan


terhadap anak.

b. Meningkatkan peran orang tua dalam mendidik anak secara positif.

c. Meningkatkan akses anak terhadap layanan perlindungan anak.

Tindakan yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
melakukan pendekatan multidisipliner, yaitu melibatkan berbagai pihak,
termasuk pemerintah, sekolah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat.
Berikut adalah beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan oleh masing-
masing pihak:

a. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang tegas untuk melindungi anak dari
tindak kekerasan.
b. Sekolah perlu memberikan pendidikan tentang hak anak dan cara mendidik
anak secara positif.

c. Masyarakat perlu memberikan dukungan kepada orang tua dalam mendidik


anak.

d. Lembaga swadaya masyarakat perlu memberikan layanan perlindungan anak


kepada korban tindak kekerasan.

Dengan adanya upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, diharapkan


masalah tindak kekerasan terhadap anak dapat ditekan.

Anda mungkin juga menyukai