Anda di halaman 1dari 5

Tugas pertemuan ke 2

Nama : I Gusti Ayu Intan Pratiwi


Nim : 211103176
Kelas/semester : Q/3
Mata Kuliah : Asesmen Dan Evaluasi Pembelajaran

A. Isu objektivitas dan isu subjektifitas


1. Pengertian Isu Objektivitas dan Isu Subjektivitas dalam Pembelajaran
Isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yangapabila tidak
ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadaporganisasi dan berlanjut pada tahap
krisis. Objectivitas menurut KBBI yaitu sikap jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan
pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan; keobjektifan. Menurut KBBI arti
kata subjectivitastidak ditemukan. tapi secara umum subjectivitas adalah mengenai ataumenurut
pandangan (perasaan) sendiri atau pendapat pribadi atau pendapatseseorang terhadap suatu hal
Dapat diambil kesimpulan bahwa Isu Objectivitas dalam pembelajaran adalah hal atau masalah
yang terjadi pada suatu pembelajaran sesuai dengan kenyataan atau fakta yang ada di lapangan.
Sedangkan Isu Subjectivitas dalam pembelajaran adalah isu atau masalah yang dibuat menurut
pendapat seseorang terhadap proses Pembelajaran tersebut berlangsung. dengan kata lain, Isu
objectivitas dalam pembelajaran yaitu masalah dalam pembelajaran yang memang benar- benar
ada dan Isu Subjectivitas dalam pembelajaran yaitu masalah yang ada dalam pembelajaran
menurut pendapat pribadi/seseorang.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Isu Objektivitas dan Isu Subjektivitas dalam Pembelajaran
Berikut faktor terjadinya isu-isu atau maslah dalam pembelajaranmenurut Para ahli seperti
Cooney, Davis & Henderson (1975) telahmengidentifikasikan beberapa faktor penyebab masalah
pembelajaran, diantaranya:

1) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didikini berkait dengan
kurang berfungsinya otak, susunan syarafataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru
harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalahkesiapan otak
dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan, ataupun memunculkan
kembali informasi yang sudahdisimpan. Kalau ada bagian yang tidak sesuai pada bagian
tertentudari otak seorang peserta didik, maka dengan sendirinya pesertadidik akan
mengalami masalah belajar. Seandainya sistem syarafatau otak peserta didik karena
sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna akibatnya akan mengalami
hambatan ketika belajar.
2) Faktor Sosial
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orangtua dan masyarakat
sekeliling sedikit banyak akan berpengaruhterhadap kegiatan belajar dan kecerdasan
peserta didiksebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah
cerminanmasyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh karena itu ada
beberapa faktor penyebab masalah belajar yang berkaitdengan sikap dan keadaan keluarga
serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung peserta didik tersebut untuk belajar
sepenuh hati. Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana
menganggur, masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan melawan hukum, ada
orang tua yang selalu marah bila menonton TV setiap saat, ada juga yang tidakterbuka
ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hatidapat merupakan contoh dari
beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik. Intinya,
lingkungan disekitar peserta didik harus dapat membantu mereka untuk belajarsemaksimal
mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengancara seperti ini, lingkungan dan sekolah
akan membantu para peserta didik, harapan bangsa ini untuk berkembang dan
tumbuhmenjadi lebih cerdas. Peserta didik dengan kemampuan cukupseharusnya dapat
dikembangkan menjadi peserta didik berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang
dapatdikembangkan menjadi berkemampuan cukup. Sekali lagi, orangtua, guru, dan
masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapatmenyebabkan masalah bagi peserta
didik. Karenanya, peran orangtua dan guru dalam membentengi para peserta didik dari
pengaruhnegatif masyarakat sekitar, di samping perannya dalam memotivasi para peserta
didik untuk tetap belajar menjadi sangat menentukan.

3) Faktor Kejiwaan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan
kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) peserta didik unutuk belajar secara sungguh-
sungguh. Sebagai contoh, ada peserta didik yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena
ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, peserta didik tersebut
akan mengalami masalah belajar yang sangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor
emosi yang menyebabkan masalah belajar. Contoh lain adalah peserta didik yang rendah
diri, peserta didik yang ditinggalkan orang yang paling disayangi dan menjadikannya sedih
berkepanjangan akan mempengaruhi proses belajar dan dapat menjadi faktor
penyebabmasalah belajarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anakyang dapat
mempelajari suatu mata pelajaran dengan baik akan menyenangi mata pelajaran tersebut.
Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak menyenangi suatu mata pelajaran biasanya tidak
atau kurang berhasil mempelajari mata pelajaran tersebut. Karenanya,tugas utama yang
sangat menentukan bagi seorang guru adalah bagaimana membantu peserta didiknya
sehingga mereka dapat mempelajari setiap materi dengan baik. Yang perlu mendapatkan
perhatian juga, hukuman yang diberikan seorang guru dapat menyebabkan peserta
didiknya lebih giat belajar, namun dapat juga menyebabkan mereka tidak menyukai guru
mata pelajaran tersebut. Dapat juga terjadi, peserta didik akan membenci sekali mata
pelajaran yang diasuh guru tersebut. Kalau hal seperti ini yang terjadi, tentunya akan sangat
merugikan peserta didik tersebut.

4) Faktor Intelektual
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan
kurang sempurna atau kurang normalnya tingkatkecerdasan peserta didik. Para guru harus
meyakini bahwa setiap peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan berbeda. Ada
pesertadidik yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lambat nmenguasai
materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat
sulit membayangkan dan bernalar. Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor
penyebab masalah belajar pada diri peserta didik tersebut.

5) Faktor Kependidikan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didi kini berkait dengan
belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan
peserta didik, guru yang tidak bisa memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat, guru
yang membiarkan peserta didiknya melakukan hal-hal yang salah,guru yang tidak pernah
memeriksa pekerjaan peserta didik, sekolah yang membiarkan para peserta didik bolos
tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari faktor-faktor penyebab masalah dan pada
akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan peserta didik tersebut.

3. Contoh Isu-isu Objektivitas dan Subjektivitas dalam Pembelajaran


a. Objektivitas :
1. Isu-isu atau masalah ojektivitas dalam perubahan atau penerapankurikulum baru.
2. Pemerataan pendidikan, ketenaga kerjaan dan fasilitas sekolahyang kurang terlaksana b.

b. Subjektivitas : Prayitno (Herman dkk, 2006:149-150) mengemukakan masalah belajar


sebagai berikut :
1. Keterampilan Akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukuptinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secara optimal.Seharusnya kegiatan exstra harus dimanfa’atkan secara
baik oleh guru dan orang tua, karena ketrampilan setiap anak didik sangatlah berbeda-beda,
sehingga bisa mengeluarkan dan memulaiketrampilannya sejak dari kecil dan diharapkan
bisa mengembangkannya.
2. Keterampilan dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masihmemerlukan tugas-tugas
khusus untuk memenuhi kebutuhan dankemampuan belajar yang amat tinggi. Ketrampilan
dalam belajar bisa menunjang prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih banyak
mendapatkan ilmu pengetahuan tambahan dari proses pembelajaran yang semestinya.
3. Sangat Lambat dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan
untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
4. Kurang Motivasi dalam Belajar
Hal ini disebabkan dari beberapa sebab yang meliputi darilingkungan sekolah, keluarga
maupun dari lingkungan pergaulan anak, jika lingkungan anak memang sejak kecil diberi
semangat belajar yang tinggi, pastinya siswa tersebut bisa termotivasi untuk menjadi anak
yang pintar, namun sebaliknya kurangnya motivasi belajar siswa bisa mempengaruhi
proses belajar dan akhirnya menjadi salah satu dari sekian banyak masalah-masalah dalam
pembelajaran.
5.Bersikap dan Berkebiasaan Buruk dalam Belajar
Kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan
yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru,
tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya, maka sikap dan
kebiasaan yang baik bisa menunjang kelancaran proses belajar anak.

4. Cara Mengatasi Isu-isu Objejtivitas dan Subjektivitas dalam pembelaran Menurut Prayitno
(Herman dkk, 2006:159-160) masalah Pembelajaran siswa dapat dientaskan melalui :
1) Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada
seseorang atau sekelompok siswa yangmengalami masalah-masalah belajar dengan
maksud untukmemperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar siswa.
2) Program Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yangdiberikan kepada seseorang
atau beberapa orang siswa yang sangatcepat dalam belajar. Sebagai seorang pendidik
kita tidak harusmemperhatikan siswa yang kurang mampu saja, akan tetapi siswayang
cepat dalam belajar juga sangat penting untuk kita perhatikan,hal ini nantinya tidak ada
kesenjangan satu dengan yang lain, harapannya siswa yang cepat dalam menerima
pelajaran bisa mengimbangi dan mungkin bisa membantu siswa yang kurang cepat
dalam menerima pelajaran.
3) Peningkatan Motivasi Belajar
Peningkatan motivasi belajar sangatlah penting untuk diberikan kepada semua siswa,
hal ini bisa memberikan semangat belajar yang tinggi bagi semua siswa dalam hal
mengeluarkan semua bakatdan minat siswa untuk mengembangkan kemampuan yang
dimiliki secara individu maupun secara kelompok.
4) Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Kebiasaan belajar yang baik sangat menunjang dalam segala aspek pembelajaran siswa,
ketika siswa sudah melaksanakan hal-hal yang baik, mulai dari pengembangan sikap,
disiplin, rajin dan ada tanggung jawab bersama, maka proses pembelajaran akan
berjalan sesuai dengan harapan bersama, dan bisa memberikan pengaruh yang besar
dalam peningktan prestasi siswa.
5) Layanan Konseling Individual
Layanan konseling diberikan kepada setiap siswa yang merasa dirinya kurang dalam
aspek-aspek yang ada pada proses pembelajaran disekolah atau diri sendiri. Guru
Bimbingan Konseling juga memiliki peranan yang cukup besar dalam hal memotivasi
siswa, guru secara berkelanjutan memberikan penyuluhan dan motivasi kepada siswa
baik secara perorangan(individu) maupun secara kelompok.

B. Penilaian Individu dan kelompok


1. Pengertian penilaian individu dan kelompok
Penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan siswa
dalam pembelajaran dengan menilai kinerja siswa baik kinerja secara individu maupun dalam
kegiatan kelompok.
Dengan demikian tujuan penilaian hendaknya diarahkan pada empat hal berikut: (1)
Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran tetap sesuai
dengan rencana, (2) Pengecekan (cheking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-
kelemahan yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran, (3) Pencarian (findingout),
yaitu mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan
kesalahan dalam proses pembelajaran, dan (4)Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk
menyimpulkan apakah siswa telah meguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum atau belum.
a. Penilaian individu
Tes individual adalah tes yang diadministrasikan pada seorang peserta didik pada
satu waktu atau tes yang diberikan secara perorangan.
b. Penilaian kelompok
Tes Kelompok Tes kelompok adalah tes yang diadministrasikan kepada lebih dari
satu orang atau kepada sejumlah orang pada satu waktu.

Anda mungkin juga menyukai