Anda di halaman 1dari 5

Hal selanjutnya yang menjadi faktor lemahnya motivasi siswa dalam belajar adalah

disebabkan karena gaya dan cara penyampaian materi oleh guru. Siswa pastinya akan merasa
bosan dengan metode pengajaran yang monoton, penyampaian materi yang sulit dipahami,
kurangnya pelibatan media belajar, guru yang asyik sendiri, dan lain-lain. Jika demikian,
motivasi siswa untuk tetap memperhatikan materi akan semakin melemah jika guru tidak
memberikan pemahaman yang baik bagi siswanya.
Lemahnya motivasi untuk belajar dalam diri siswa itu sendiri merupakan faktor utama
yang dialami oleh kebanyakan siswa, sehingga hal ini menyebabkan siswa kurang berminat
untuk belajar dan menghabiskan waktu beberapa tahun di sekolah dengan sia-sia. Siswa yang
tidak memiliki impian dan cita-cita yang jelas, siswa yang tidak percaya diri dan merasa
dirinya tidak pintar, siswa yang memiliki idealisme yang menganggap tujuan akhir
pendidikan adalah hanya untuk mendapatkan pekerjaan saja yang pada akhirnya siswa tidak
serius dalam hal pembelajaran, akan membuat siswa menjadikan pendidikan sebagai
formalitas semata.
Faktor selanjutnya adalah masalah dalam kehidupan siswa yang menjadikan
lemahnya motivasi diri untuk belajar seperti masalah keluarga, putus cinta, masalah dengan
teman sebayanya, bolos sekolah, dan lain sebagainya. Siswa tidak berani menceritakan
permasalahannya kepada orangtua, guru, bahkan teman dekatnya sekalipun, karena malu atau
karena mereka beranggapan itu adalah hal privasi, yang pada akhirnya semua permasalahan
yang dialaminya ia tanggung dan pendam sendiri, yang menyebabkan siswa tidak hanya
bermasalah dalam hal akademik saja, tetapi psikologisnya pun ikut bermasalah.
Kurangnya perhatian orangtua juga dapat menjadi faktor lemahnya motivasi belajar
pada anaknya. Orangtua menempati peran yang sangat penting sebagai motivator bagi
pendidikan anak, karena secara tidak sadar apapun yang berasal dari orangtua baik sifat
maupun sikap akan menjadi panutan anak begitu pula dalam masalah pendidikan anak. Saat
ini, banyak orangtua yang kerap menyalahkan kenakalan anaknya kepada pihak sekolah.
Padahal letak kesalahannya adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang dari kedua
orangtuanya. Kebanyakan orangtua tidak menyadari hal tersebut dikarenakan mereka sibuk
bekerja dan beranggapan bahwa semua proses pembelajaran ditanggung oleh pihak sekolah.
Hal selanjutnya yang menjadi faktor lemahnya motivasi siswa dalam belajar di
sekolah adalah pergaulan yang bebas. Mereka melakukan hal yang tidak sepantasnya
dilakukan oleh pelajar, seperti pelecehan anak di bawah umur, mencuri, berjudi, merokok dan
sebagainya. Mereka beranggapan bahwa begitulah seharusnya menikmati masa remaja.
Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar pun terbuang sia-sia, sehingga siswa tidak
sadar keinginan untuk belajar semakin menurun.
Walaupun tidak semua siswa yang bergaul dengan lingkungan yang kurang baik akan
terbentuk menjadi anak yang tidak baik, tetapi mayoritas siswa yang sudah terjerumus dalam
lingkungan yang bebas, maka perilaku dan pemikirannya bisa saja terpengaruhi oleh
lingkungan luar yang saat ini semakin mengkhawatirkan. Sebagai guru dan orangtua,
sebaiknya mereka memberi pemahaman yang lebih terkait dengan lingkungan yang hendak
mereka masuki. Pengawasan yang baik dari kedua orangtua tentunya sangat penting agar
anak merasa dirinya diperhatikan.
Selanjutnya adalah faktor kemajuan teknologi yang tidak bisa dipungkiri memang
membawa kemudahan pada setiap aktivitas manusia. Meski demikian, kemajuan teknologi
juga membawa dampak buruk terutama dalam hal pendidikan. Budaya-budaya luar yang
terselip dalam fasilitas internet, program-program kurang mendidik, dan masih banyak hal
lainnya dapat menghipnotis siswa untuk asyik bermain daripada belajar. Semua itu
memperbanyak aktivitas siswa sehari-hari sampai melupakan belajar dan secara perlahan
kemajuan hebat peradaban manusia melemahkan motivasi belajar dalam diri siswa. Kita bisa
berasumsi bahwa siswa mampu bertahan lebih dari lima jam bermain games daripada satu
jam belajar di sekolah. Jika siswa tersebut terus terbuai dan tidak bisa membatasi diri dari
fasilitas teknologi yang kian menarik, maka permasalahan yang timbul tidak hanya
melemahnya keinginan untuk belajar saja, tetapi siswa tersebut akan kecanduan yang dapat
membahayakan pemikiran juga kesehatannya.
Ketika siswa mulai berpikir kritis, tentunya siswa harus tetap dapat pengawasan yang
baik dari orang-orang terdekatnya, agar dapat membedakan mana yang baik untuk dijadikan
patokan dan mana yang tidak baik untuk dijadikan patokan. Siswa pasti akan semakin
penasaran dengan dunianya yang kian hari semakin berkembang. Oleh karena itu, sepatutnya
orangtua di rumah dan guru di sekolah, lebih memperhatikan aktivitas siswanya agar siswa
tetap menyadari bahwa pendidikan merupakan hal yang penting untuk masa depannya, dan
tidak mengorbankan masa mudanya hanya untuk hal yang tidak ada maknanya.
Dibawah ini beberapa upaya untuk mengatasi kurangnya motivasi belajar siswa yang
dilakukan oleh konselor antara lain:
1. Konselor dapat memberikan informasi, penjelasan disertai dengan contoh- contoh tentang
pentingnya belajar, kemajuan- kemajuan yang dapat dicapai dalam belajar, orang- orang
sukses karena rajin dan giat belajar.
2. Terhadap kelas, kelompok atau individu peserta didik yang berprestasi diberi pujian,
ganjaran ataupun hadiah. Untuk membangkitkan motivasi belajar secara sederhana konselor
dapat melakukan melalui pemberian pujian. Pujian akan membangkitkan semanagat.
3. Penghargaan terhadap pribadi anak, semua orang termasuk anak- anak dan remaja ingin
diterima dan dihargai. Upaya untuk membangkitkan motivasi belajar perlu dilandasi oleh
sikap dan penerimaan yang wajar dan konselor terhadap keberadaan dan pribadi siswa.

Dibawah ini beberapa upaya untuk mengatasi kurangnya motivasi belajar siswa yang
dilakukan oleh guru antara lain:
1) Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pembelajaran yang diberikan. Tujuan yang jelas dan
manfaat yang betul- betul dirasakan oeh peserta didik kan membangkitkan motivasi belajar
siswa.
2) Memilih materi yang atau bahan pembelajaran yang benar- benar dibutuhkan oleh peserta
didik, yang mana yang dibutuhkan akan menarik minat siswa, dan minat merupakan salah
satu bentuk dari motivasi.
3) Memilih cara penyajian yang bervariasi yang mana sesuai dengan kemapuan peserta didik
dan banyak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk ikut andil atau berpartsipasi
dalam kelas tersebut, yang mana peserta didik akan lebih merasa lebih semangat dari pada
hanya sekedar mendengar saja (monoton).
4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk sukses. Sukses yang telah dicapai
oleh peserta didik akan membuahkan sebuah motivasi belajar yang sangat besar
5) Berilah kemudahan dan bantuan dalam belajar. Tugas seorang guru atau pendidik
disekolah tidak lain untuk membantu perkembangan siswa. Agar perkembangan peserta didik
lancar, berilah kemudahan- kemudahan dalam belajar, dan janganlah guru mempersulit
perkembangan belajar peserta didik karena akan berakibat fatal kepada peserta didik.
6) Berikanlah sebuah pujian, ganjaran atau sebuah hadiah, karena itu sangat membuat peserta
didik termotivasi, sama dengan konselor, guru- guru juga dapat membangkitkan motivasi
belajar melalui pemberian pujian, ganjaran, atau kalau perlu hadiah.
Namun ada faktor yang paling sering mengakibatkan “mati”-nya semangat belajar tersebut :
1. Siswa menanggap pelajaran tsb tidak perlu (tidak berguna)
2. Penggaruh dari sifat staff penggajar tsb
3. Kepenatan atas gaya / sistem belajar yg diterapkan
4. Fasilitas / prasarana pembelajaran yang kurang memadai
5. Suhu ruangan / Cuaca (hal ini kurang logis namun menurut saya tidak karena apabila
udaranya sejuk / dingin siswa menjadi mengantuk)
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh para staf pendidik untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan
mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas
tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk
bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi
untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.

3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun.

5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha
memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar


Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok

8. Menggunakan metode yang bervariasi (jangan terlalu monotone dalam mengajar)

9. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

10. Menggunakan gambar dalam proses menerangkan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
rasa jenuh siswa

11. Menggunakan lelucon / bercanda. Sebagai bentuk “refreshing” dan untuk mendapatkan
perhatian siswa kembali.

Anda mungkin juga menyukai