system yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang berdedikasi menerapkan UU pendidikan, membuat kebijakan, mencari dan merancang pendanaan, serta melakukan kegiatan lain yang menunjang. • Keberhasilan dari suatu kepemimpinan bisa terjadi jika sesuai dengan kondisi di dalamnya. Oleh karena itu, setiap lembaga memiliki pola administrasi yang berbeda-beda. Tidak ada yang lebih baik maupun tidak bagus. Karena itu semua telah disusun dan tergantung pada kebutuhan intern dan juga kompetensi pimpinan. BAB III
• Bab ini mengeksplorasi peran berbagai badan
penasehat dasar yang melekat di sebagian besar perguruan tinggi dan universitas, serta pengaruh forum kampus dan yayasan universitas dalam tata kelola internal. Secara khusus, bab ini membahas peranan fakultas dalam pemerintahan bersama melalui sudut pandang senat fakultas dan komite kurikulum kemudian diteruskan ke diskusi fungsional kelompok lainnya, seperti komite ruang dan fasilitas, komite perencanaan dan anggaran, komite atletik, dan dampak proses keputusan pribadi dan profesional. BAB IV
• Strategi untuk memilih dan mengembangkan
staf/karyawan perguruan tinggi. • Tinjauan strategi yang direkomendasikan untuk memilih dan mengembangkan fakultas dan staf. • Pentingnya perencanaan sumber daya manusia yang bertujuan dan digerakkan oleh misi serta pengambilan keputusan yang mempertimbangkan kompleksitas hubungan kerja di perguruan tinggi dan universitas. BAB V • Tata kelola disuatu lembaga memiliki kedudukan sangat penting dalam pendidikan • Mahasiswa yang bergerak dalam bidang keadilan sosial dan kesetaraan mempunyai tujuan menjadi pengingat untuk administrasi di setiap universitas. • Pastisipasi mahasiswa terhadap tata kelola memiliki dampak yang kuat pada pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan pribadi serta efek mendasar yang kekal kepada mahasiswa baik secara personal, lembaga maupun masyarakat keseluruhan BAB VI
• Menurut Dooris dan Rackoff perencanaan strategis
adalah proses, bukan dokumen. Walaupun terdapat dokumen atau metrik yang digunakan atau dikembangkan, tidak menjadi fokus acuan dalam perencanaan strategis. • Dalam prosesnya, perencanaan strategis adalah usaha rumit dan memakan waktu. Hal ini berdampak kepada orang sekitar dan orang yang terlibat, termasuk dalam dunia politik. • Keberhasilan pokok dari rencana strategis yaitu terletak pada seberapa baik dan cocok dengan budaya kelembagaan. BAB VII
• Para pemimpin pendidikan tinggi di semua
tingkatan harus mempelajari berbagai sumber pendanaan dan kategori pengeluaran di lembaga mereka. Ini memungkinkan administrator untuk mengetahui "tuas" mana yang bisa ditarik. • Merupakan hal yang biasa bagi staf pengajar dan staf untuk menekankan bahwa pendidikan tinggi bukanlah bisnis dan tidak boleh terikat pada pembatasan yang terkait dengan perusahaan komersial. BAB VIII
• Dasar-dasar dasar bab ini adalah:
(1) sumber daya tidak dapat dialokasikan secara optimal untuk kurikulum sampai peran strategis dari masing-masing komponen kurikulum didefinisikan (penyelarasan strategis) (2) alokasi sumber daya untuk kurikulum yang tidak selaras dalam hal tujuan pembelajaran, isi kursus / pedagogi, dan penilaian (penyelarasan kurikulum) tidak efisien. BAB IX
• Sebagaimana didefinisikan oleh Dewan
Akreditasi Pendidikan Tinggi (CHEA), akreditasi adalah bentuk tinjauan yang dirancang untuk mengevaluasi kualitas lembaga dan program pendidikan tinggi (Eaton, 2015). Status akreditasi sering dianggap sebagai indikator kualitas lembaga dan dianggap sebagai faktor penentu dalam pilihan perguruan tinggi. • Jenis-jenis akreditasi yaitu akreditasi regional, akreditasi berbasis agama, akreditasi karier pribadi, akreditasi programatik