Anda di halaman 1dari 44

“UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI

METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK A


DI TK ISLAM TERPADU AIKMEL”

NAK IS
AK-KA LA
N

M
KA

TER
TAMAN

PADU

OLEH;

RATNI HERDIANA, S.Pd

TK ISLAM TERPADU AIKMEL


KECAMATAN LENEK KABUPATEN LOMBOK TIMUR
NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2020
K-KANAK ISLA
NA
M
KA

TER
TAMAN

PADU

i
UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI
METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK A
DI TK ISLAM TERPADU AIKMEL

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh Subhanahuwata’ala atas


limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
laporan PPL ini dengan sebaik-baiknya. Penyusunan laporan ini didasarkan pada
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang disusun dan diajukan sebagai syarat untuk
memenuhi tugas PPG Dalam Jabatan Angkatan I Tahun 2020, harapan peneliti
semoga penelitian ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Perkembangan Kognitif
Melalui Metode Proyek Pada Anak Kelompok A di TK Islam Terpadu Aikmel” dapat
membantu mengatasi masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran
dilembaga tersebut.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan penelitian ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki, sehingga tidak lepas dari bantuan, kerjasama dan bimbingan dari
berbagai pihak yang telah membantu demi kelancaran penelitian ini.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan akan mendapat Ridho Alloh
Subhanahuwata’ala, dan akhir kata semoga penelitian ini dapat berguna bagi
semua pihak. Jazakallahu Khairan Katsiro.

Lenek, Nopember 2020


Peneliti

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ iv


Daftar Isi .................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 5


A. Metode Proyek ......................................................................................... 5
B. Perkembangan Kognitif ........................................................................... 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 13


A. Subjek Penelitian.................................................................................... 13
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 13

C. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 13

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 19


A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 19
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 29


A. Kesimpulan ............................................................................................ 29
B. Saran....................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 31

Lampiran 1. RPPH................................................................................................. 33
Lampiran 2. Instrumen .......................................................................................... 38

v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam konteks empiris, banyak peserta didik Taman Kanak-kanak
(TK) yang kurang mampu dalam perkembangan kognitif seperti mengenal
makanan sehat, baik jenis-jenis atau variasi makanan sehat dan adab-adab
makan yang baik.
Para guru juga kesulitan dalam mengembangkan kognitif seperti
memperkenalkan makanan-makanan sehat terutama pada kelompok A, karena
keterbatasan media pembelajaran, pengalaman mengajar, minimnya keaktifan
peserta didik, dan lain-lain. Sehingga kualitas pembelajaran dalam mengenal
makanan sehat tidak optimal.
Kondisi anak yang sehat hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan
dan pembiasaan serta penyediaan kebutuhan yang sesuai, khususnya melalui
makanan sehari-hari oleh anak. Kualitas tumbuh kembang seorang anak sangat
ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan gizi serta tenaga yang seimbang.
Kebutuhan zat gizi yang semakin meningkat, harus diimbangi dengan variasi
hidangan yang disajikan.
Pembiasaan dalam mengatur pola makan tiga kali sehari dengan hanya
sedikit makan makanan kecil, di antaranya makan pagi setiap hari merupakan
salah satu upaya pemeliharaan kesehatan bagi anak, hal ini sependapat dengan
hasil penelitian Bellock dan Breslow dalam Santoso (2004: 18). Dibutuhkan
pula kombinasi antara pembiasaan pola makan, asupan makanan, dan
pengaturan porsi makan pada anak serta kepedulian dan kepekaan orang tua
untuk melihat adanya tanda-tanda kurang gizi pada anak.
Menurut Siti Fathimatuz Zahroh (2009) dalam buku Pendidikan kan
Karakter Anak Usia Dini. Jika status gizi anak tidak diperbaiki, maka sel-sel
otak bisa berkembang dan sulit dipulihkan. Asupan gizi bagi anak usia dini
menjadi faktor yang amat penting. karena jika anak usia dini kekurangan gizi
atau gizi buruk, maka ia akan mudah terserang penyakit, seperti tumbuh
kembang otak yang kurang optimal sehingga dapat berpengaruh terhadap
prestasi belajar di sekolah.

1
Sampai saat ini pembelajaran dalam mengenal makanan sehat di Taman
Kanak-kanak (TK), khususnya Kelompok A TK Islam Terpadu Aikmel
Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur, masih belum menarik bagi para
peserta didik.
Demikian halnya perilaku anak dalam proses pembelajaran juga tidak
optimal. Konsentrasi anak dalam mengikuti pembelajaran, antusiasme,
tanggung jawab, keaktifan mengajukan pertanyaan, keberanian menjawab
pertanyaan dan keberanian menanggapinya, serta minat belajar sangat minim.
Melihat kenyataan tersebut, penulis memandang perlu untuk dilakukan
berbagai upaya guna meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mengenal
makanan sehat, sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal. Adapun di
antara upaya yang perlu dilakukan ialah dengan menerapkan metode proyek
dalam proses pembelajaran mengenal makanan sehat.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud melakukan
penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Perkembangan Kognitif
Melalui Metode Proyek Pada Anak Kelompok A di TK Islam Terpadu Aikmel”

B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya mengenal tentang makanan sehat
b. Kurangnya mengenal jenis-jenis makanan sehat
c. Kuraangnya mengenal variasi makanan sehat
d. Kurangnya mengenal adab-adab makan yang baik

2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, jelaslah permasalahan
yang dapat dikaji dalam penelitian ini. Namun penelitian ini tidak
membahas semua permasalahan di atas, sehingga diperlukan analisis
masalah untuk membuat batasan masalah. Sehingga dalam penelitian ini
akan difokuskan pada upaya meningkatkan perkembangan kognitif melalui
metode proyek pada anak kelompok A di TK Islam Terpadu Aikmel.

2
3. Rumusan Masalah

Masalah yang dapat saya rumuskan berdasarkan analisis masalah


diatas adalah apakah metode proyek dapat meningkatkan perkembangan
kognitif anak pada kelompok A di TK Islam Terpadu Aikmel?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif
melalui metode proyek pada anak kelompok A di TK Islam Terpadu Aikmel

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Guru

- Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam merencanakan dan


mengelola pembelajaran.

- Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam memilih dan


memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran

- Memberikan wawasan kepada guru untuk melalukan pmebenahan


terkait penyediaan makanan sehat

b. Peserta Didik

- Dapat menarik minat belajar peserta didik terhadap materi


pembelajaran makanan sehat.

- Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengenal


makanan sehat.

- Dapat membiasakan peserta didik untuk mengkonsumsi makanan


sehat

3
c. Lembaga

- Dapat memberikan kontribusi positif kepada Lembaga TK tentang


pentingnya menyediakan dan mengembangkan berbagai media
pembelajaran yang diperlukan.
- Dapat meningkatkan kualitas pendidikan
- Sebagai referensi penelitian tindakan kelas

d. Bagi Masyarakat
Memberikan wawasan terkait kegiatan belajar di TK Islam Terpadu
Aikmel guna menjadi pertimbangan dalam memberikan pendidikan
terbaik pada anak.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Proyek
1. Pengertian Metode Proyek
Pembelajaran Metode Proyek adalah sebuah model atau
pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks[1]. Fokus
pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari
suatu disiplin studi, melibatkan anak dalam investigasi pemecahan
masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi
kesempatan pebelajar bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan
mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata[2].
Biasanya memerlukan beberapa tahapan dan beberapa durasi, tidak
sekedar merupakan rangkaian pertemuan kelas, serta belajar kelompok
kolaboratif. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk
kerja (performance).
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki potensi yang amat besar
untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna
untuk anak-anak. Di dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, anak menjadi
terdorong lebih aktif di dalam belajar mereka, instruktur atau guru
berposisi di belakang dan anak berinisiatif, instruktur atau guru ini
memberi kemudahan dan mengevaluasi proyek baik kebermaknaannya
maupun penerapannya untuk kehidupan mereka sehari-hari. Produk yang
dibuat anak selama proyek memberikan hasil yang secara otentik dapat
diukur oleh guru atau instruktur di dalam pembelajarannya. Oleh karena
itu, di dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, guru atau instruktur tidak
lebih aktif, akan tetapi instruktur menjadi pendamping, fasilitator, dan
memahami pikiran anak.
Kegiatan proyek juga mempunyai makna penting bagi anak usia
dini, antara lain :
a. Didalam kegiatan bersama, anak belajar mengatur diri sendiri untuk
bekerja sama dengan teman dalam memecahkan suatu masalah.

5
b. Dalam kegiatan bersama pengalaman akan sangat bermakna bagi
anak. Misalnya pengalaman anak dalam melipat kertas akan menjadi
sangat bermakna untuk membuat hiasan dinding dalam rangka
menyiapkan ruangan untuk pesta.
c. Berlatih untuk berprakarsa dan bertanggung jawab.
d. Berlatih menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan secara bebas
dan kreatif.
Kegiatan yang cocok dijadikan proyek:
- Bersumber dari pengalaman sehari-hari.
- Merupakan kegiatan yang kompleks
- Memerlukan kerjasama dan meningkatkan kegiatan berfikir
- Cukup menantang bagi anak
- Dapat memberikan kepuasan bagi anak.
- Usahakan supaya hasil dari proyek itu meningkatkan keterampilan
diketahui banyak orang (pameran, disajikan dan lain-lain)
2. Langkah-langkah pembelajaran metode proyek
Dalam menggunakan metode proyek ini ada beberapa langkah yang
harus di lalui oleh guru terhadap peserta didik :
a) Menentukan Tema Kegiatan
b) Menentukan tema kegiatan sangat penting karena hal ini yang
mengawali semua kegiatan.
c) Merumuskan apa yang ingin di harapkan dan di peroleh dari Guru
maupun anak di setiap kegiatan
d) Menentukan Jadwal Kegiatan
e) Tentukan waktu sesuai dengan Hari Raya atau hari-hari tertentu.
f) Melakukan Pembagian Tugas
g) Dalam pembagian tugas, hendaknya anak memilih sesuai dengan
minatnnya.
h) Tujuannya agar anak enjoy dalam mengerjakan tugasnya.
i) Menyiapkan Bahan dan Peralatan
j) Melaksanakan Kegiatan
k) Buat kesimpulan menyeluruh

6
3. Kelebihan Metode Proyek
Kelebihan metode proyek
- Meningkatkan motivasi.
Belajar dalam proyek lebih menyenangkan daripada komponen
kurikulum yang lain.
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Belajar berbasis proyek membuat anak menjadi lebih aktif dan
berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
- Meningkatkan kolaborasi.
Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan anak
mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi[3].
Kelompok kerja koorperatif , evaluasi peserta didik, pertukaran
evaluasi online adalah aspek-aspek koloboratif dari sebuah proyek.
Teori-teori kognitif yang baru konstuktivistik menegaskan bahwa
belajar adalah fenomena social, dan bahwa peserta didik akan belajar
lebih di dalam lingkungan koloboratif[4]
- Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip di daktik modern yang
dalam pengajaran dan perlu diperhatikan :
 Kemampuan individu peserta didik dan kerja sama dalam
kelompok
 Pengembangan aktivitas, krestivitas dan pengalaman peserta
didik banyak dilakukan
 Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyarakat
menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
2. Kelemahan metode proyek
Kelemahan metode proyek
- Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah
merupakan pekerjaan yang mudah.
- Keterlibatan matematika dalam penyelesaian masalah dalam proyek
tidak banyak.

7
Dalam mendesain pengajaran proyek, tentukan secara jelas terlebih
dahulu tema atau pokok masalah yang akan menjadi pusat minat bagi anak.
Dengan didasarkan pada minat anak, diharapkan anak mempunyai motivasi
serta keingintahuan yang besar terhadap pembelajaran yang akan dilakukan.
Berdasarkan tema atau pokok masalah inilah dalam bidang-bidang studi
dikaitkan sama lainnya. Penentuan pusat minat anak itu hendaknya
didasarkan pada :
- Adanya ketertarikan anak pada tema atau pokok masalah
yang ditentukan.
- Tema atau pokok masalah hendaknya didasarkan pada perkembangan
anak.
- Tema atau pokok masalah hendaknya ditentukan berdasarkan keadaan
lingkungan yang disekitar anak.
- Tema atau pokok masalah dapat juga ditetapkan berdasarkan isi masing-
masing mata pelajaran.

B. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk
berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto (2011: 48) bahwa
kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama
sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Perkembangan kognitif
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar karena
sebagian aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah
berpikir. Menurut Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin (2008: 20)
perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berpikir dan
bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja. Dalam kehidupannya, mungkin
saja anak dihadapkan pada persoalan-persoalan yang menuntut adanya
pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang
lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan

8
persoalan anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara
penyelesaiannya.

Salah satu kegiatan untuk mengembangkan kognitif anak adalah


mengenal makanan sehat.

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia.


Makanan yang di santap setiap hari harus memenuhi kebutuhan gizi sesuai
dengan standar kesehatan, karena kebutuhan gizi yang tercukupi membuat
kecerdasan meningkat dan hidup sehat. Mengkonsumsi makanan yang
sehat sangatlah penting, terutama dalam mendukung tumbuh kembang
anak.

Terdapat beberapa teori yang mendukung tentang pernyataan di atas,


antara lain yaitu menurut Hanifa dan Luthfeni (2006: 2) makanan
merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari manusia. Oleh
karena itu diperlukan makanan yang bergizi dengan jumlah yang cukup
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Makanan berguna untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam melangsungkan hidupnya karena
dalam bahan makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Selain itu, makanan sehari-hari berguna pula untuk : (a) memberi tenaga
dan panas badan, (b) memperbaiki sel-sel yang rusak, (c) memberi rasa
kenyang, (d) untuk kepuasan, dan (e) untuk pertumbuhan.

Sedangkan menurut Santoso dan Ranti (2004: 88) makanan bagi


manusia merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan hidup serta menjalankan kehidupan. Makan diperlukan
untuk memperoleh kebutuhan zat gizi yang cukup untuk kelangsungan
hidup, pemulihan kesehatan sesudah sakit, aktivitas, pertumbuhan dan
perkembangan. Untuk seorang anak, makan dapat dijadikan sebagai media
untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih
makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang cukup
dan bermutu.

9
Pendapat lain dari Nuraini (2007: 14) makanan yang sehat adalah
makanan yang mempunyai zat gizi yang cukup dan seimbang, serta tidak
mengandung (tercemar) unsur yang dapat membahayakan atau merusak
kesehatan. Sangat penting bagi orang tua dalam mengarahkan anak-anak
berkaitan dengan memilih makanan jajanan yang sehat dan halal.
Mengenalkan dan menanamkan konsep sehat dan halal sejak dini, akan
memberikan perkembangan psikologis yang baik terutama pada
pembentukan akhlak yang mulia pada diri anak.

Makanan yang lezat dapat menarik minat anggota keluarga untuk


menyantapnya. Akan tetapi, makanan sehat tidak cukup dengan kriteria
kelezatan saja. Selain lezat, makanan yang dikonsumsi setiap hari haruslah
bersih, dan mengandung zat gizi yang berguna bagi tubuh. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa makanan yang sehat adalah makanan yang lezat,
higienis dan bergizi. Makanan higienis adalah makanan yang tidak
mengandung kuman penyakit dan tidak mengandung racun yang dapat
membahayakan hidup manusia serta lezat rasanya sehingga menarik minat
untuk menyantapnya.

Berdasarkan uraian di atas, makanan sehat merupakan makanan


yang bergizi. Sebelum menyajikan makanan untuk keluarga terutama
anak, perlu sekali mengetahui beberapa syarat makanan agar dalam
pengolahan dan penyajiannya tepat. Menurut Santoso dan Ranti (2004:
149) syarat makanan sehat untuk anak adalah sebagai berikut:

a) Porsi makan tidak terlalu besar.


b) Makanan cukup basah karena berkuah agar mudah ditelan anak.
c) Potongan makanan dan ukuran makanan cukup kecil sehingga
mudah dimasukkan ke dalam mulut anak dan mudah dikunyah.
d) Tidak berduri atau bertulang kecil.
e) Sedikit atau tidak terasa pedas, asam, dan berbumbu tajam.
f) Bersih, rapi, dan menarik dari segi warna dan bentuk.
g) Dapat melatih anak mandiri, dalam menyiapkan dan makan sendiri.

10
Selain mengetahui syarat dari makanan sehat, bahan-bahan makanan
yang sesuai dengan zat gizi juga harus diperhatikan. Hal ini untuk
mendukung kebutuhan gizi seimbang dalam tubuh. Menurut Sediaoetama
dalam Santoso dan Ranti (2004: 102-105) dalam membuat hidangan,
digunakan berbagai jenis bahan makanan yang terdiri atas empat kelompok,
yaitu :

a) Bahan makanan pokok merupakan bahan makanan yang memegang


peranan penting sebagai sumber karbohidrat serta sebagai sumber zat
tenaga. Contohnya : beras, jagung, dan sagu.
b) Bahan makanan lauk pauk merupakan teman makanan pokok yang
memberikan rasa enak, sebagai sumber zat gizi protein dan lemak, serta
sebagai sumber zat pembangun. Contonya : daging, telur, keju, dan
ikan.
c) Bahan makanan sayuran merupakan teman makanan pokok yang
memberikan serat dalam hidangan serta pembasah karena umumnya
dimasak berkuah. Sayuran sebagai sumber vitamin, mineral, dan air
yang berguna untuk sumber zat pelindung. Contohnya : bayam,
kangkung, wortel, dan mentimun.
d) Bahan makanan buah-buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu
acara makan atau dimakan kapan saja. Buah-buahan sebagai sumber
vitamin dan air serta berguna sebagai zat pelindung. Contohnya : nanas,
jeruk, pisang, dan apel.
e) Susu dan telur. Susu adalah cairan berwarna putih yang dikeluarkan
oleh kelenjar susu. Susu berguna sebagai sumber protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air. Sedangkan telur merupakan cikal bakal
makhluk hidup dalam hal ini unggas. Telur berguna sebagai zat
pembangun.
Kriteria makanan yang dikonsumsi setiap hari dapat dikatakan sebagai
makanan sehat apabila dalam proses penyediaan bahan makanan,
pengolahan dan penyajiannya sesuai dengan uraian di atas. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa syarat makanan sehat sangat perlu dipahami

11
tentang apa yang dibutuhkan atau diperlukan oleh tubuh terutama dalam
penyusunan menu seimbang yang berpedoman kepada gizi seimbang.

12
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelompok A di TK Islam


Terpadu Aikmel yang berjumlah 8 orang peserta didik. Menurut Suharsimi
Arikunto (2003:116), subyek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat
data untuk variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan. Di dalam
penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah komponen-komponen
yang terlibat dalam kegiatan proses pembelajaran yang meliputi pendidik, anak
didik dan orang tua anak didik. Subyek penelitian ini merupakan sumber data
yang digali oleh peneliti. Informasi yang digali tidak saja berupa informasi
verbal dari subyek penelitian, tetapi juga tindakan dan aktivitas subyek
penelitian.

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat penelitian ini dilaksanakan adalah di TK Islam Terpadu Aikmel
Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 17 September 2020, dan siklus II pada hari kamis tanggal 24 September
2020.

C. Pelaksanaan Penelitian

a. Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
- Peneliti dan kolaboran menyusun tujuan
pembelajaran mengenal makanan sehat
- Peneliti dan kolaboran menyusun perangkat pembelajaran (RPPH, alat
evaluasi, media dan sumber).
- Peneliti dan kolaboran menyiapkan lembar
observasi, dokumentasi, evaluasi, dan lembar refleksi.
- Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.

13
- Guru mengkondisikan suasana kelas agar anak terfokus pada
pembelajaran.
- Guru menyajikan pembelajaran.
- Guru mendemontrasikan kegiatan
- Guru memberikan tugas kegiatan pembelajaran
- Guru memberikan evaluasi
- Kesimpulan.
2. Pelaksanaan dan Observasi
a. Kegiatan Awal:
- Membuat kesepakatan main (sesuai SOP)
- Do’a pembuka (sesuai SOP)
- Menyampaikan informasi tentang kebutuhan pangan seperti
makanan pagi
b. Kegiatan Inti:
- Kegiatan menggunting, menempel dan mengelompokkan gambar
makanan pagi pada piring kertas
- Kegiatan makan pagi bersama
Recalling:
- Merapikan mainan, alat dan bahan belajar
- Tanya jawab tentang perasaan diri anak selama melakukan kegiatan
bermain
- Apabila ada perilaku anak yang kurang tepat harus didiskusikan
bersama
- Anak diminta menceritakan dan menunjukkan hasilnya
- Memberikan penguatan pengetahuan yang didapat anak
c. Kegiatan Akhir:
- Guru menanyakan perasaan anak selama berkegiatan bersama guru
dan orang tua dan meminta anak untuk menceritakan kembali
kegiatan yang sudah dilakukan anak serta menunjukkan hasil karya
- Guru mencatat capaian pembelajaran anak pada hari ini.
- Guru menyampaikan cerita pendek yang berisi pesan-pesan
- Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan esok hari

14
- Do’a penutup (sesuai SOP)
3. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar peserta didik, maka peneliti
akan menetapkan:
a. Mana yang telah dicapai oleh peserta didik dalam mengenal makanan
sehat
b. Mana yang belum dicapai oleh peserta didik dalam mengenal makanan
sehat
c. Apa yang perlu diperbaiki dalam siklus berikutnya.

b. Siklus II

Pada prinsipnya, semua kegiatan siklus II mirip dengan kegiatan siklus I.


Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil
refleksi pada siklus I.

1) Tahapanya perencanaan tindakan, pelaksanaan dan observasi,


refleksi.
2) Materi pembelajaran berkelanjutan dengan menggunakan metode
proyek.

3) Diharapkan aktifitas belajar peserta didik semakin meningkat.


4) Di akhir kegiatan peneliti mendemontrasikan bersama dengan
peserta didik atau menstimulasi bersama-sama.
5) Refleksi.
Pada tahap ini peneliti segera menganalisis pelaksanaan
penelitian setelah kegiatan pembelajaran berakhir sebagai bahan
refleksi. Disamping itu, mencatat kekurangan dan kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Apabila masih ada
kekurangan dan kendala maka akan dicarikan solusi untuk
mengatasinya pada siklus berikutnya. Sedangkan apabila kualitas
pembelajaran telah tercapai, maka pelaksanaan berhenti pada
siklus II.

15
D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan observasi sebagai


instrumen penelitan

Tabel 1
Lembar Penilaian Observasi
ANAK DIDIK
NO INDIKATOR
FARHAN NADA ZAYYAN ADIBA HANA ARSYAD AZMA REZA

1 Menggunting
gambar makanan
sehat
2 Menempel
gambar makanan
sehat

3 Mengelompokkan
gambar makanan
sehat

4 Menyebutkan
makanan sehat
yang
mengandung
karbohidrat
5 Menyebutkan
makanan sehat
sebagai lauk
pauk

6 Menyebutkan
makanan sehat
dari sayur-
sayuran

7 Memilih makanan
sesuai yang
diinginkan

8 Mengambil
makanan sesuai
yang dibutuhkan

9 Adab-adab
makan

10 Menghindari
makanan yang
tidak sehat

16
Dalam rangka memenuhi validitas data, maka peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik observasi
Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi
peserta didik di kelas, meliputi: konsentrasi peserta didik, antusiasme
peserta didik, tanggungjawab peserta didik, keberanian peserta didik
mengajukan pertanyaan, dan keberanian peserta didik menjawab
pertanyaan.
2. Teknik tes.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah
proses pembelajaran. Pada setiap siklus guru memberikan tes secara lisan
untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi
pembelajaran.
3. Teknik Wawancara
Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data kualitatif,
khususnya tentang gambaran umum lokasi penelitian.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, artinya penelitian
dengan berbasis pada kelas. Dengan penelitian ini diperoleh manfaat berupa
perbaikan praktis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah belajar
peserta didik dan kesulitan mengajar oleh guru.
Untuk mengevaluasi ada tidaknya dampak positif terhadap tindakan,
diperlukan kriteria keberhasilan, yang ditetapkan sebelum tindakan
dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini, diperoleh ketetapan tentang hal-hal yang
telah tercapai menjadi bahan dalam merencanakan kegiatan siklus berikutnya.
Indikator kinerja dari data kuantitatif ditetapkan kriteria bahwa
semakin meningkat perolehan hasil belajar peserta didik pada kategori
diatasnya menunjukkan kriteria peningkatan kualitas pembelajaran dalam
penelitian tindakan kelas ini. Jadi seumpama pada siklus II kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB) lebih besar persentasenya dari pada siklus I,
berarti terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang positif. Sebaliknya
seumpama pada siklus II kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) lebih
kecil atau sama persentasenya dengan siklus I, berarti tidak terjadi
peningkatan kualitas pembelajaran yang positif.

17
Tabel 2

Data Hasil Belajar antar Siklus

Siklus I Siklus II

No Kategori Skor Jumlah Jumlah


peserta % peserta %
didik didik

1 Belum Berkembang 1
(BB)

2 Mulai Berkembang 2
(MB)

3 Berkembang Sesuai 3
Harapan (BSH)

4 Berkembang Sangat 4
Baik (BSB)

Jumlah

Indikator kinerja dari data kualitatif ditetapkan bahwa peningkatan


partisipasi responden (peserta didik) dan peningkatan sikap positif baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya sebagai indikator peningkatan
pembelajaran yang positif, dari siklus ke siklus. Jika terjadi sebaliknya maka
sebagai indikasi kurang berhasil dalam perlakuan Penelitian Tindakan Kelas
ini.

18
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini berupa siklus yang dilakukan dalam 2
siklus. Pemaparan pada tiap siklus ini seperti pada tahapan siklus berikut ini:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I ini kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah menyusun perangkat pembejaran yang terdiri dari:
1) Menyusun rencana pembelajaran dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) siklus I .
2) Menyiapkan media, alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran sesuai dengan RPPH siklus I
3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data
4) Menentukan kriteria keberhasilan/ketercapaian perbaikan
pembelajaran.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan yang telah direncanakan. Peneliti melakukan pembelajaran
dengan model blended learning yang memadukan pembelajaran daring
dan pembelajaran luring, berikut tindakan untuk siklus I:
1. Kegiatan Awal:
- Membuat kesepakatan main (sesuai SOP)
- Do’a pembuka (sesuai SOP)
- Menyampaikan informasi tentang kebutuhan pangan seperti
makanan pagi
2. Kegiatan Inti:
- Kegiatan menggunting, menempel dan mengelompokkan
gambar makanan pagi pada piring kertas

19
Recalling:
- Merapikan mainan, alat dan bahan belajar
- Tanya jawab tentang perasaan diri anak selama melakukan
kegiatan bermain
- Apabila ada perilaku anak yang kurang tepat harus didiskusikan
bersama
- Anak diminta menceritakan dan menunjukkan hasilnya
- Memberikan penguatan pengetahuan yang didapat anak
3. Kegiatan Akhir:
- Guru menanyakan perasaan anak selama berkegiatan bersama
guru dan orang tua dan meminta anak untuk menceritakan
kembali kegiatan yang sudah dilakukan anak serta menunjukkan
hasil karya
- Guru mencatat capaian pembelajaran anak pada hari ini.
- Guru menyampaikan cerita pendek yang berisi pesan-pesan
- Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan esok hari
- Do’a penutup (sesuai SOP)

20
c. Hasil Observasi
Selama pembelajaran berlangsung peneliti melakukan pengamatan
terhadap peserta didik terkait dengan perkembangan kemampuan
bahasa peserta didik. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi hasil
pengamatan yang dilakukakan menggunakan tabel instrumen
pengumpul data (hasil dilampirkan).
Tabel 1
Lembar Penilaian Observasi
ANAK DIDIK
NO INDIKATOR
FARHAN NADA ZAYYAN ADIBA HANA ARSYAD AZMA REZA

1 Menggunting MB BSH BSH BB MB MB BB MB


gambar makanan
sehat
2 Menempel MB BSH BSH BB MB MB BB MB
gambar makanan
sehat

3 Mengelompokkan MB BSH BSH BB MB MB BB MB


gambar makanan
sehat

4 Menyebutkan MB BSH BSH BB MB MB BB MB


makanan sehat
yang
mengandung
karbohidrat
5 Menyebutkan MB BSH BSH BB MB MB BB MB
makanan sehat
sebagai lauk
pauk

6 Menyebutkan MB BSH BSH BB MB MB BB MB


makanan sehat
dari sayur-
sayuran

7 Memilih makanan MB BSH BSH BB MB MB BB MB


sesuai yang
diinginkan

8 Mengambil MB BSH BSH BB MB MB BB MB


makanan sesuai
yang dibutuhkan

9 Adab-adab MB BSH BSH BB MB MB BB MB


makan

10 Menghindari MB BSH BSH BB MB MB BB MB


makanan yang
tidak sehat

21
Berdasarkan tabel rekapitulasi data diatas dapat disimpulkan bahwa
hasil pembelajaran pada siklus 1, dari 8 orang peserta didik yang diamati
terdapat 2 orang peserta didik dengan kategori Belum Berkembang
(BB), 4 orang peserta didik dengan kategori Mulai Berkembang (MB),
dan 2 orang peserta didik denagn kategori Berkembang Sesuai Harapan
(BSH), tetapi tidak ada peserta didik dengan kategori Berkembang
Sangat Baik (BSB). Hal ini berarti tingkat keberhasilan pada siklus I ini
adalah sebesar 50%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran pada Siklus I ini belum mencapai ketuntasan secara
klasikal maka peneliti harus memperbaiki pembelajaran pada siklus
selanjutnya yaitu di Siklus II.
d. Refleksi
Dari hasil observasi tersebut diatas dapat peneliti persentasekan pada
tabel data hasi belajar siklus I berikut ini:
Tabel 2
Data Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus I

Jumlah
No Kategori Skor Persentase
Peserta didik
1 Belum Berkembang 1 2 2/8 x 100% = 25%
(BB)
2 Mulai Berkembang 2 4 4/8 x 100% = 50%
(MB)
3 Berkembang Sesuai 3 2 2/8 x 100%=25%
Harapan (BSH)
4 Berkembang 4 - 0/8 x 100%= 0%
Sangat Baik (BSB)
Jumlah Ketuntasan 8 25%

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran pada siklus I peneliti


menyimpulkan bahwa hasilnya belum mencapai ketuntasan secara
klasikal karena ketercapaiannya hanya sebesar 25% dari jumlah peserta
didik. Dari 8 orang anak yang mengikuti pembelajaran pada siklus I
terdapat 2 orang anak dengan kategori perkembangan Belum
Berkembang (BB) dan 4 orang anak dengan kategori Mulai Berkembang

22
(MB), sehingga masih perlu dilanjutkan untuk pembelajaran pada siklus
II. Beberapa kelemahan yang saya lakukan didalam pembelajaran pada
siklus I antara lain sebagai berikut:
1) Peneliti menggunakan gambar saja dalam memperkenalkan
makanan sehat, sehingga pemahaman anak tidak optimal karena
anak masih kebingungan ketika menyebutkan contoh makanan
sehat.
2) Peneliti tidak merinci langkah-langkah setiap tahapan pada RPPH
sehingga memungkinkan adanya langkah yang terlewat pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini tentunya berpengaruh
terhadap hasil ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kelemahan-kelemahan tersebut menjadi bahan refleksi saya dan
menjadi dasar perbaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan proses
pembelajaran pada siklus II, sehingga harapannya dapat meningkatkan
ketercapaian tujuan pembelajaran dengan tuntas.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Untuk perencanaa sama seperti pada perencanaan di siklus I hanya
saja pada kegiatan intinya ditambahkan dengan kegiatan 2 yaitu anak
melakukan kegiatan makan bersama melalui metode proyek. Sehingga
secara langsung anak dapat mengenal dan mengkonsumsi makanan
sehat tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan kegiatan saintifik
serta mengembangkan kemampuan kognitif dengan berpikir tingkat
tinggi (unsur HOTS) pada anak/peserta didik.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan yang telah direncanakan, peneliti melakukan pembelajaran
dengan model blended learning yang memadukan pembelajaran daring
dan pembelajaran luring dengan tahapan berikut ini:
1. Kegiatan Awal:
- Membuat kesepakatan main (sesuai SOP)
- Do’a pembuka (sesuai SOP)

23
- Menyampaikan informasi tentang kebutuhan pangan seperti
makanan pagi
2. Kegiatan Inti:
- Kegiatan menggunting, menempel dan mengelompokkan
gambar makanan pagi pada piring kertas
- Kegiatan makan pagi bersama
Recalling:
- Merapikan mainan, alat dan bahan belajar
- Tanya jawab tentang perasaan diri anak selama melakukan
kegiatan bermain
- Apabila ada perilaku anak yang kurang tepat harus didiskusikan
bersama
- Anak diminta menceritakan dan menunjukkan hasilnya
- Memberikan penguatan pengetahuan yang didapat anak
3. Kegiatan Akhir:
- Guru menanyakan perasaan anak selama berkegiatan bersama
guru dan orang tua dan meminta anak untuk menceritakan
kembali kegiatan yang sudah dilakukan anak serta menunjukkan
hasil karya
- Guru mencatat capaian pembelajaran anak pada hari ini.
- Guru menyampaikan cerita pendek yang berisi pesan-pesan
- Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan esok hari
- Do’a penutup (sesuai SOP)

24
c. Hasil Observasi

Tabel 3
Lembar Penilaian Observasi
ANAK DIDIK
NO INDIKATOR
FARHAN NADA ZAYYAN ADIBA HANA ARSYAD AZMA REZA

1 Menggunting BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB


gambar makanan
sehat
2 Menempel BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB
gambar makanan
sehat

3 Mengelompokkan BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB


gambar makanan
sehat

4 Menyebutkan BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB


makanan sehat
yang
mengandung
karbohidrat
5 Menyebutkan BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB
makanan sehat
sebagai lauk
pauk

6 Menyebutkan BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB


makanan sehat
dari sayur-
sayuran

7 Memilih makanan BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB
sesuai yang
diinginkan

8 Mengambil BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB


makanan sesuai
yang dibutuhkan

9 Adab-adab BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB


makan

10 Menghindari BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB


makanan yang
tidak sehat

Selama pembelajaran berlangsung peneliti melakukan pengamatan


terhadap peserta didik terkait dengan perkembangan kognitif dalam
mengenal makanan sehat melalui metode proyek. Berikut ini adalah
tabel rekapitulasi hasil pengamatan yang dilakukakan menggunakan

25
tabel instrumen pengumpul data (hasil dilampirkan).
Berdasarkan tabel rekapitulasi data diatas dapat disimpulkan
bahwa hasil pembelajaran pada siklus II, dari 8 orang peserta didik yang
diamati kemampuan mengenal makanan sehat melalui metode proyek
terdapat 1 orang anak dengan kategori Berkembang Sesuai Harapan
(BSH) dan 7 orang anak yang sudah Berkembang Sangat Baik (BSB).
Hal ini berarti tingkat keberhasilan pada siklus II ini adalah sebesar
100%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
pada Siklus II ini telah mencapai ketuntasan secara klasikal sehingga
tidak perlu diteruskan ke siklus III.
d. Refleksi
Dari hasil observasi tersebut diatas dapat peneliti persentasekan pada
tabel data hasi belajar siklus I berikut ini:
Tabel 4.
Data Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus II

Jumlah
No Kategori Skor Persentase
Peserta didik
1 Belum Berkembang 1 - 0/8 x 100% = 0%
(BB)
2 Mulai Berkembang 2 - 0/8 x 100% = 0%
(MB)
3 Berkembang Sesuai 3 1 1/8 x 100%=12,5%
Harapan (BSH)
4 Berkembang 4 7 7/8 x 100%= 87,5%
Sangat Baik (BSB)
Jumlah Ketuntasan 8 100%

Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus II peneliti


menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif dalam mengenal makanan
sehat pada anak kelompok A di TK-IT Aikmel dapat ditingkatkan
melalui metode proyek, terbukti dari data hasil siklus II menunjukkan
peningkatan perkembangan dan mencapai ketuntasan tujuan
pembelajaran secara klasikal sebesar 100%.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya perbaikan-perbaikan
berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Beberapa
kegiatan dan perbaikan yang saya laksanakan pada pembelajaran siklus

26
II ini adalah:
1) Kegiatan main 1 sudah menunjukkan unsur HOT yang mengajak
anak berfikir tingkat tinggi
2) Menambah kegiatan main dengan kegiatan main 2 yaitu kegiatan
makan bersama
3) Menggunakan metode proyek dalam memperkenalkan makanan
sehat, sehingga anak-anak belajar dengan pendekatan saintifik

B. Pembahasan Hasil Penelitian.


Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan II, peneliti
mendapatkan persentase hasil mengenai perkembangan kognitif mengenal
makanan sehat pada anak kelompok A di TK-IT Aikmel. Persentase
perkembangan kognitif tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3

Data Hasil Belajar antar Siklus

Siklus I Siklus II

No Kategori Skor Jumlah Jumlah


peserta % peserta %
didik didik

1 Belum Berkembang 1 2 25% - 0%


(BB)

2 Mulai Berkembang 2 4 50% - 0%


(MB)

3 Berkembang Sesuai 3 2 25% 1 12,5%


Harapan (BSH)

4 Berkembang Sangat 4 - 0% 7 87,5%


Baik (BSB)

Jumlah Ketuntasan 8 25% 8 100%

27
Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa pada siklus I masih terdapat 2
orang peserta didik yang Belum Berkembang (BB) dan 4 orang peserta didik
yang Mulai Berkembang (MB), sedangkan yang Berkembang Sesuai Harapan
hanya 2 orang peserta diidk yang berarti menunjukkan ketercapaian
pembelajaran hanya 25% dan dinyatakan pembelajaran tidak tuntas.
Sedangkan pada siklus II, sudah tidak ada lagi yang kategori Belum
Berkembang (BB) dan Mulai Berkembang (MB), tetapi sudah menunjukkan
peningkatan dengan kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan
Berkembang Sangan Baik (BSB) sehingga menunjukkan ketercapaian tujuan
pembelajaran tercapai 100% yang dinyatakan pembelajaran tuntas.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I peneliti menyimpulkan bahwa
penyebab masih adanya peserta didik yang belum mencapai ketuntasan dalam
kemampuan mengenal makanan sehat adalah karena pada kegiatan awal guru
hanya memperkenalkan makanan sehat dengan menggunakan gambar saja,
sehingga anak-anak tidak bisa mengenali makanan sehat tersebut. Sedangkan
pada siklus II peneliti melakukan perbaikan dengan memperkenalkan makanan
sehat melalui metode proyek dengan pendekatan saintifik sehingga anak secara
langsung dapat mengenal makanan sehat.
Hal ini menunjukkan hasil yang cukup signifikan dimana pada siklus II
semua anak mencapai perkembangan kemampuan mengenal makanan sehat
dengan Baik, dimana 12,5 % peserta didik Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
dan 87,5% peserta didik Berkembang Sangat Baik (BSB) yang menunjukkan
peningkatan ketercapaian pembelajaran dan dinyatakan tuntas.

28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa
perkembangan kognitif dalam mengenal makanan sehat dapat meningkat
melalalui metode proyek pada anak kelompok A di TK Islam Terpadu Aikmel.
Hasil penilitian menunjukkan adanya peningkatan perekmbangan
kognitif dapat dilihat dari persentase kemampuan mengenal makanan sehat
pada siklus I mencapai 25% dan belum memenuhi tigkat ketuntasan penelitian
secara klasikal. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II kemampuan
mengenal makanan sehat meningkat menjadi 100%.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
peneliti, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan saran dan masukan untuk
meningkatkan hasil pembelajaran yang ingin dicapai khususnya meningkatkan
perkembangan kognitif anak.
1. Bagi guru
a) Metode proyek dapat dijadikan sebagai metode pemebelajaran dengan
pendekatan saintifik dalam mengenal makanan sehat untuk
meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok A
b) Guru harus mampu memilih kegiatan yang mengandung unsur HOTS
untuk mengajak anak berfikir tingkat tinggi sesuai dengan usianya di
kelompok A
c) Guru juga diharapkan memilih kegiatan yang mengandung unsur
TPACK yang mampu menggabungkan teknologi sederhana serta
pedagogik dan konten/materi pengetahuan
d) Pelaksanaan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran
hendaklah direncanakan secara rinci dan matang sehingga pada
pelaksanaan pembelajaran setiap tahapan dapat dilaksanakan dengan
baik, karena pada dasarnya setiap tahapan yang dilakukan dalam
pembelajaran dapat menentukan tingkat capaian tujuan pembelajaran itu

29
sendiri.
2. Bagi sekolah
Implementasi kegiatan mengenal makanan sehat dapat meningkatkan hasil
belajar anak dalam hal perkembangan kognitif anak. Hal ini dapat dijadikan
masukan bagi TK Islam Terpadu Aikmel agar dapat lebih menekankan
pengembangan seluruh potensi anak pada metode-metode bermain
daripada metode belajar dengan memberi banyak tugas yang bersifat
akademik sehingga pihak sekolah diharapkan mampu memfasilitasi untuk
pembelajaran anak.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yanti, Dwi. 2007. Makanan Untuk Balita. Jakarta: PT. Penerbitan

Sarana Bobo.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Dwitagama, Dedi dan Wijaya Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan


Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Febry, Bulan, Ayu. 2013. Ilmu Gizi untuk praktisi kesehatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Diva Press.

Lukaningsih, Luk, Zuyina. 2011. Psikologi Kesehatan.


Yogyakarta: Nuha Medika.
Luthfeni dan Hanifa. 2006. Makanan yang Sehat. Bandung: Azka Press.
Minantyo, Hari. 2011. Dasar-Dasar Pengolahan Makanan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mubarak, Iqbal, Wahid. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Salemba Medika.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: PT Gramedia.

Nielsen, Dianne, Miller. 2008. Mengelola Kelas untuk Guru TK.


Jakarta: PT. Indeks.
Nuraini, Heny. 2007. Memilih & Membuat Jajanan Anak yang Sehat & Halal.

Jakarta: Qultum Media.

Rasyid, Harun dan Mansur. 2009. Penelitian Hasil Belajar.

Bandung: CV Wacana Prima.

Santoso, Soegeng dan Lies AnneRanti. 2004. Kesehatan dan Gizi.


Jakarta: Rineka Cipta.
Santoso, Soegeng. 2007. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Universitas Terbuka.

31
Siong, E, Tee. 2011. Nutritionists Choice Cookbook.
Malaysia: Nutrition Society of Malaysia
Sujiono, Yuliani, Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT. Indeks.
Surajio. 2012. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Pedagogia.
Suyadi. 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Waluyo, Kusno. 2010. Memahami Gizi untuk Bayi dan Anak.
Bandung: PT. Puri Delco.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yulianti, Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
PT. Indeks.

32
LAMPIRAN 1. RPPH
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
MODEL BLANDED LEARNING

Kelompok :A
Semester / Minggu : I/II
Tema / Sub Tema : Kebutuhan/Kebutuhan Pangan
Sub-sub Tema : Makanan Pagi
Hari / Tanggal : Kamis, 17 September 2020
Kompetensi Dasar: 1.1, 2.1, 3.6-4.6, 3.11-4.11, 4.14, 3.15-4.15
Indikator:
- Terbiasa mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan
- Cara mengambil makanan sesuai kebutuhan ketika makan pagi
- Terbiasa makan makanan bergizi seimbang ketika makan pagi
- Mengungkapkan keinginannya dalam memilih makanan pagi
- Mengelompokkan jenis makanan berdasarkan kebutuhannya untuk makan pagi
- Membuat berbagai hasil karya menempelkan gambar aneka makanan pagi diatas piring kertas

Tujuan Pembelajaran Langkah Pembelajaran/Kegiatan Main Sumber Media Metode/Alat


Belajar Pembelajaran/APE PCP
Tatap Muka Daring

1. Anak dapat mengucapkan rasa Persiapan: Aneka - Video - Observasi,


syukur kepada Tuhan ketika makanan - Gambar aneka hasil karya.
- Guru menghubungi orang
mendapatkan makanan pagi dari makanan seperti: - Anekdot
tua/pendamping melalui WAG
nasi, sayur, buah,

33
dengan membaca hamdallah untuk menyampaikan apa saja lingkungan telur goreng, ikan,
(Nam) yang perlu dipersiapkan oleh sekitar roti, susu, dll
2. Anak dapat mengambil orang tua/pendamping anak di - Lem, gunting,
makanan sesuai kebutuhan rumah, dan menyampaikan piring kertas.
ketika makan pagi (Sosem) kegiatan main yang akan - Aneka makanan
3. Anak dapat makan makanan dilakukan oleh kelompok seperti nasi, nasi
bergizi seimbang ketika makan belajar di rumah, serta goreng, sayur,
pagi (Fisik motorik) menyampaikan waktu telur goreng,
4. Anak dapat mengungkapkan berkunjung guru ke rumah daging ayam
keinginannya dalam memilih sebagai fasilitator dalam goreng, buah
makanan pagi (Bahasa) melakukan kegiatan belajar pisang,
5. Anak dapat mengelompokkan tersebut
jenis makanan berdasarkan - Guru mengirimkan video media
kebutuhannya untuk makan pembelajaran di link:
https://youtu.be/huuXN1tU_Es
pagi (Kognitif)
6. Anak dapat membuat berbagai
Pembukaan:
hasil karya menempelkan
gambar makanan pagi diatas - Sambil menunggu kedatangan
piring kertas (Seni) guru berkunjung, orang
tua/pendamping anak diminta
untuk mengajak anak

34
melakukan kegiatan senam
sederhana di halaman rumah
- Orang tua diminta untuk
mendokumentasikan kegiatan
tersebut berupa video dan foto
kegiatan anak.

Kegiatan Awal:

- Membuat kesepakatan main


(sesuai SOP)
- Do’a pembuka (sesuai SOP)
- Menyampaikan informasi
tentang kebutuhan pangan
seperti makanan pagi
Kegiatan Inti:

- Kegiatan menggunting,
menempel dan
mengelompokkan gambar

35
makanan pagi pada piring
kertas
- Kegiatan makan pagi bersama
Recalling:

- Merapikan mainan, alat dan


bahan belajar
- Tanya jawab tentang
perasaan diri anak selama
melakukan kegiatan bermain
- Apabila ada perilaku anak
yang kurang tepat harus
didiskusikan bersama
- Anak diminta menceritakan
dan menunjukkan hasilnya
- Memberikan penguatan
pengetahuan yang didapat
anak
Kegiatan Akhir:

- Guru menanyakan perasaan


anak selama berkegiatan

36
bersama guru dan orang tua
dan meminta anak untuk
menceritakan kembali
kegiatan yang sudah
dilakukan anak serta
menunjukkan hasil karya
- Guru mencatat capaian
pembelajaran anak pada hari
ini.
- Guru menyampaikan cerita
pendek yang berisi pesan-
pesan
- Guru menyampaikan
informasi tentang kegiatan
esok hari
- Do’a penutup (sesuai SOP)

37
LAMPIRAN 2. Instrumen Pengumpul Data

Lembar Penilaian Observasi


ANAK DIDIK
NO INDIKATOR
FARHAN NADA ZAYYAN ADIBA HANA ARSYAD AZMA REZA

1 Menggunting gambar makanan sehat

2 Menempel gambar makanan sehat

3 Mengelompokkan gambar makanan sehat

4 Menyebutkan makanan sehat yang


mengandung karbohidrat
5 Menyebutkan makanan sehat sebagai lauk
pauk

6 Menyebutkan makanan sehat dari sayur-


sayuran

7 Memilih makanan sesuai yang diinginkan

8 Mengambil makanan sesuai yang


dibutuhkan

9 Adab-adab makan

10 Menghindari makanan yang tidak sehat

38

Anda mungkin juga menyukai