Dosen Pengampuh:
Disusun oleh:
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Ashari s. Hamadi
Nim. 211050021
2
3
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan.................................................................................................4
A. Latar Belakang .............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................6
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Agama, Maka Perlu Di Dukung Oleh Unsure Keteladanan Dari Orang
Tua Dan Guru. Untuk Tujuan Tersebut Dalam Pelaksanaanya Guru
Dapat Mengembangkan Strategi Pembelajaran Secara Bertahap Dan
Menyusun Program Kegiatan Rutinitas, Program Kegiatan
Terinterigrasi Dan Program Kegiatan Khusus.
Dengan Demikian, Pendidikan Anak Itu Merupakan Modal
Terbesar Yang Di Miliki Bangsa Untuk Mewujudkan Cita-Cita
Bangsa Kelak. Berhasil Atau Tidaknya Langkah Yang Harus Kita
Rintis Ini Sangat Bergantung Pada Generasi Penerus Kita Nanti. Oleh
Karena Itu, Kita Seharusnya Sedapat Mungkin Mengupayakan Agar
Sipenerus Ini Tumbuh Dan Berkembang Seoptimal Mungkin,
Sehingga Mereka Kelak Akan Mampu Mewujudkan Apa Yang Di
Inginkan Bangsa Dengan Tepat Bahkan Lebih Dari Apa Yang Kita
Harapkan, Dan Karena Itulah Anak Sejak Kecil Sudah Harus
Diberikan Pendidikan.
Pendidikan Agama Islam Merupakan Segala Usaha Yang
Berupa Pengajaran, Bimbingan Dan Asuhan Terhadap Anak Agar
Kelak Setelah Pendidikannya Dapat Memahami, Menghayati Dan
Mengamalkan Ajaran-Ajaran Agamanya Serta Menjadikannya
Sebagai Way Of Life (Jalan Kehidupan) Sehari-Hari, Baik Dalam
Kehidupan Pribadi Maupun Sosail Kemasyarakatan. Sangatlah Tepat
Apabila Usaha Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan Selain Dari
Keluarga Juga Diberikan Pada Pendidikan Sekolah. Pendidikan Nilai
Disini Tidak Mudah Dengan Pendidikan Ketrampilan (Skill), Karena
Pendidikan Ketrampilan Dan Fakta-Fakta. Oleh Karena Itu, Guru Di
Taman Kanak-Kanak (Tk) Nyiur Hijau Telah Memberikan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini Melalui
Metode-Metode Pembelajaran Yang Berganti-Ganti Sesuai Dengan
Tema Pembelajaran.
B. Perumusan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka Penulis
merumuskan masalah pada : Bagaimana upaya guru dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman Kanak-Kanak Niyur
Hijau?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan
penelitian penulisna ini adalah untuk mengetahui sejauhmana siswa
melakukan atau menerapkan apa yang diupayakan oleh guru dalam
6
menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman Kanak-kanak Nyiur
Hijau.
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Peneliti
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Islam
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Kalam Mulia, 1994 ) hal. 1
8
untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga terbentuk manusia
yang bertanggung jawab.
2
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung: PT. Al Ma‟rif 1986.
Hal.19
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam ( Bandung: PT Al marif 1986) Cet 6
hal 19
9
kejayaan juga harus mempunyai landasan atau dasar yang sejalan
dengan ajaran Al-Qur‟an dan Hadist.
a. Al-Qur’an
ً َ ْ َْ ََُ ْ ْ َ ُ ً ﱠ َ ﱠ ْ َ َ َ َ ْ َْ
َّ َُ ٰ َ ﱠ
ﺒ ِ! ﻟﻬﻢ ا ِ ى اﺧﺘﻠﻔﻮا ِ ِﻪۙ وﻫﺪى ور ﺔ# ِﻟ$%ﺐ ِا# ْ ﻚ ا) ِﻜ+, ﺎ./َو َﻣﺎٓ اﻧ َﺰ
ﻓ ُ ُ
َ ُ ْ َّ
ْﻮن.ِﻟﻘ ْﻮ ٍم ﱡﻳﺆ ِﻣ
Artinya:
b. As-Sunnah
Dasar kedua pendidikan Islam adalah As-Sunnah yang
mempunyai arti ‟Segala yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad
SAW berupa perkataan, perbuataan dan ketetapan yang berkaitan
dengan hukum. As-sunnah berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup
manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat manusia
seutuhnya dan muslim yang bertaqwa As-sunnah merupakan landasan
dengan pembinaan pribadi manusia muslim‟‟.7 Nabi Muhammad
SAW bersabda bahwa dengan menuntut ilmu maka akan mengetahui
adanya Dzat Allah dan sifatnya, akan mengetahui bagaimana cara
ibadah, mengetahui haram dan halal, dengan ilmu akan mengetahui
4
Rosihan Anwar, Ulumi Qur’an (Bandung; Pusaka Setia, 2000 Cet-1 ) hal.3
10
adanya tingkah laku hati prilaku hati seperti akhlaq terpuji sabar,
syukur, dermawan, budi pekerti, jujur ikhlas, akhlaq tercela, dendam,
dengki, riya, marah, dan bermusuhan. Dimana maksud dari as sunah
adalah; Artinya : Menuntut Ilmu wajib bagi setiap orang Islam.5
5
Sapiuddin Shidiq, Tarikh, Sejarah Perbankan Hukum Islam ( Jakarta, AMRI.2005 ) cet I hal.23
11
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Menurut Mahmud yunus bahwa inti pokok Islam meliputi
masalah keimanan (aqidah), masalah keIslaman (syariat), dan
masalah ihsan (akhlak). Tiga inti ini pokok ajaran ini kemudian
dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak. Dari
ketiganya dilahirkan beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid,
ilmu fiqih, dan ilmu akhlak. Ketiga kelompok ilmu agama itu
kemudian di lengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam
yaitu Al-Qur‟an dan Hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah
Islam (tarikh), sehingga secara Mahmud secara berurutan adalah :
a. Ilmu Tauhid/ keimanan Ilmu tauhid ini
meliputi rukun yaitu iman kepada Allah, iman
kepada Malaikat, iman kepada kitab–kitab
Allah, iman kepada Rosul, iman kepada hari
akhir dan iman kepada Taqdir.
b. Ilmu fiqih Ilmu fiqih ini meliputi : thaharah,
shalat, puasa, haji dan umroh, muamalah,
mawaris, munakahat, hudud, jinayat, jihad dan
aqdhiyat.
c. Al-Qur‟an
d. Hadits
e. Akhlak meliputi : akhlak kepada Allah, akhlak
kepada rosul, akhlak kepada orang tua, akhlak
kepada diri sendiri, akhlak kepada teman
(sesama) dan akhlak kepada lingkungan hidup.
f. Tarikh Islam Ruang lingkup pembahasan
tergantung pada jenis lembaga pendidikan
yang bersangkutan, tujuan dan tingkat
kemampuan anak didik sebagai konsumen.
12
agama. Religi atau agama menunjuk pada aspek formal yang
berkaitan dengan aturanaturan atau kewajiban-kewajiban,
sedangkan nilai menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati
oleh individu didalam hati.
Penanaman Nilai keagamaan Islam adalah suatu cara atau
metode pada pemberian arahan yang bertujuan untuk membentuk
seseorang memiliki jiwa dan berkarakter Islami. Ada 3 unsur
materi yang dipelajari dalam Penanaman Nilai keagamaan yaitu
Iman, Islam dan Ihsan.dalam prosesnya seorang guru dapat
menanamkan nilai-nilai keagamaan tersebut melalui yaitu antara
lain dengan pembiasaan, pengajaran dan teladan. Inti dari tema
penulisan ini adalah “Bagaimana upaya seorang guru terhadap
murid-muridnya” yaitu melalui proses pengajaran dengan
menggunakan metode bercerita, hal ini diambil karena dapat
dengan mudah difahami dan dimengerti oleh murid-murid Taman
Kanak-kanak. Sebagai pengayaan dalam penulisan ini Metode
dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan konseling,
yaitu klien dapat diberi kesadaran terhadap adanya hubungan sebab
akibat dalam rangkaian problema-problema yang dialami dalam
pribadinya yang dihubungkan dengan nilai keimanannya. Dalam
kaitannya dengan ini, maka bimbingan dan konseling Islam
menurut Drs. H.M. Arifin M. Ed. dapat dibagi menjadi beberapa
bidang yaitu:
a. Bidang Kependidikan
Bidang kependidikan yaitu pemberian bimbingan yang
menyangkut tentang pengambilan keputusan mengenai lapangan
study yang akan dipilih. Dalam hal ini ada hubungannya dengan
kurikulum di sekolah-sekolah atau 14 perguruan tinggi serta
fasilitas lainnya. Dalam bidang kependidikan ini menyediakan
kesempatan sebaik- baiknya6.
b. Bidang Kesehatan Jiwa
Yaitu suatu bimbingan atau penasehatan keagamaan yang
bertujuan untuk menghilangkan faktor yang menimbulkan
gangguan jiwa klien, sehingga dia memperoleh ketenangan hidup
rohaniah yang sewajarnya sebagaimana yang baik7.
c. Bidang Sikap dan Nilai-Nilai
6
M.Arifin.M.Ed. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan interdisipliner ( Jakarta, Bumi Aksara 1994, ce-3 ) hal.224
13
Bidang ini menyediakan kesempatan bagi anak untuk dapat
mengembangkan sikap dan nilai-nilai sesuai dengan idealitas
Pancasila, berjiwa agama yang mendalam sehingga menjadi pola
dasar hidup keagamaan yang dapat diharapkan menjadi pengontrol
segala aktivitas hidupnya dalam masyarakat.Maka dari itu sikap
berhubungan dengan Tuhan dan sikap berhubungan dengan
masyarakat atau lingkungan hidup perlu dikembangkan melalui
wibawa seorang konselor dalam berbagai peristiwa dan lapangan
hidup.Pendekatan psikologis pada anak terutama saat menghadapi
kesulitan hidup sangat berpengaruh bagi perkembangan sikap dan
nilai-nilai dalam pribadi mereka masing-masing.8
2. Pengamalan Religiusitas Anak
1. Pengertian Religiusitas Anak
a. Religiusitas
Religiusitas berasal dari bahasa Inggris “religiusity”dari akar
kata“religion”yang berarti agama.Religiusity merupakan kata
bentuk dari “religius”yang berarti agama.Berdasarkan arti kata
tersebut, dapat dipahami bahwareligiusitas berkaitan dengan
keberagamaan seseorang. Dalam khasanah psikologi, istilah
religiusitas mempunyai makna yang berbeda dengan religi atau
agama.
b. Keagamaan anak.
Menurut Bimo Walgito:“Bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan
kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan
individu individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.” 9
Seharusnya banyak cara-cara yang digunakan pada taman kanak
– kanak bagaimana tujuan dari pendidikan agama itu sendiri.
Penyampaian secara beraneka ragam agar terciptanya nilai
agama pada anak tersebut.9
a. Pembiasaan
8
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah ( Yogyakarta; Andi Offset 1995) hal.44
9
M.Arifn, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan di
Luar Sekolah, Jakarta; Bulan Bintang 1976, hal.18
14
Anak merupakan individu yang unik, masing–
masing mempunyai gaya belajar yang berbeda. Ada anak
yang lebih mudah belajarnya dengan mendengarkan
(auditori), ada yang melihat (visual) dan ada yang harus
dengan bergerak (kinestetik ). Anak juga memiliki minat
yang berbeda- beda terhadap alat atau bahan yang di
pelajari digunakan, juga mempunyai temperamen yang
berbeda, bahasa yang berbeda, cara yang merespon
lingkungan, serta kebiasaan yang berbeda. Guru seharusnya
mempertimbangkan perbedaan individual anak, dan
mengakui perbedaan tersebut sebagai kelebihan masing-
masing anak. Untuk mendukung hal tersebut guru harus
menggunakan cara yang beragam dalam membangun
pengalaman anak, menyediakan kesempatan bagi anak
untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kekuatannya,
serta menyediakan ragam main yang cukup.
b. Keteladanan
Pengaruh keteladanan pada masa pembentukan
lebih efektif dari nasehat dan ceramah yang di sampaikan.
Banyak pria berfrestasi yang dicontohkan dalam sejarah
Islam, terutama dari suri tauladan kita nabi muhammad
SWT yang telah mendidik generasi pemimpi, yang tiada
bandingnya dimasa apapun, merekalah yang merubah
tindak sejarah dan sebagai teladan dalam ilmu.
c. Pengajaran
Pembelajaran di taman kanak- kanak hendaknya
menempatkan anak sebagai subyek pendidikan, oleh karena
itu guru harus memberi kesempatan kepada anak untuk
menentukan pilihan, mengemukakan pendapatdan aktif
melakukan atau mengalami sendiri untuk membangun
pengetahuan sendiri. Guru bertindak sebagai fasilitator saja,
bukan yang menentukan segala sesuatu yang akan di
kerjakan anak.
15
sahabat,dengan menjelaskan keteladanan yang selalu
dikenang sepanjang masa dan memberikan kita cahaya
Islam dan keadilannya.
16
harus memahami bahasa tubuh anak dan membantu
mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan
main. d. Anak memahami lingkungannyadi mulai dari hal-
hal yang terkait dengan dirinya sendiri,kemudian ke
lingkungandan orang–orang yang paling dekat dengan
dirinya, sampai berada lingkungan yang lebih luas.
2. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar
Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat
bermanfaat bagi anak. Lingkungan fisik berupa penataan
ruangan, penataan alat mainan, benda-benda yang ada di
sekitar kita, perubahan benda (daun muda menjadi daun tua
lalu menjadi daun kering, dan sebagai berikut) cara kerja
benda (bola di dorong akan menggelinding, sedangkan
kubus di dorong akan menggeser), dan lingkungan non fisik
berupa kebiasaan orang- orang sekitar, suasana belajar
(keramahan pendidik, pendidik yang siap membantu) dan
interaksi guru dan anak yang berkualitas. Karena itu guru
perlu menata lingkungan yang menarik, menciptakan yang
menarik, menciptakan suasana hubungan yang hangat
dengan anak, dan hubungan antar anak dan antar guru.
Guru perlu memfasilitasianak untuk mendapatkan
pengalaman belajar di dalam dan di luarruangan secara
seimgang dengan menggunakan benda- benda yang ada di
lingkungan anak. Guru juga menanamkan kebiasaan baik,
nilai- nilai agama dan moral di setiap kesempatan selama
anak di lembaga dengan cara yang menyenangkan.
17
D. Nilai-Nilai Keagamaan Di Taman Kanak-Kanak
E. Kerangka Berfikir
18
prestasi belajar, maka sikap keagamaan dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.12 Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian
adalah berdasarkan judul yaitu Bagaimana Upaya Guru ini merupakan
variabel bebas ( X), dan nilainilai agama sebagai variabel terikat ( Y ).
10
Sotisno Hadi, Metedologi Research, ( Yogyakarta: Andi ofset,1990, cet-1 ) hal 3
11
Suharsim Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek ( Jakarta: Rineka
Cipta,1998, cet-11 ) hal 117
12
3 Suharsim Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek ( Jakarta: Rineka
Cipta,1998, cet-11 ) hal 119
20
yang tepat. Adapun metode yang peneliti gunakan untuk data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi salah satu cara untuk memperoleh informasi
melalui pengamatan yang diteliti.
2. Wawancara dalam penelitian bertujuan mengumpulkan
keterangan tentang suatu masalah dari responden.
3. Angket metode untuk mengumpulkan data dari obyek yang
telah direncanakan melalui daftar pertanyaan tertulis yang
disusun dan disebarkan kepada guru dan anak.
Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode
deskrptif analisis, yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui:
penelitian kepustakaan, yaitu penulis membaca buku-buku yang berkaitan
dengan topik yang penulis bahas atau relevan dengan judul penulis.
21
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdispliner (Jakarta:Bumi Aksara,1994), cet-3) hal 224
Aziz, Abdul, Masjid Mendidik Dengan Cerita, Bandung: Remaja Rosda Karya
2002
22
23