Anda di halaman 1dari 23

UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN

DI TAMAN KANAK-KANAK NYIUR HIJAU DESA BAKALINGA

Proposal ini dibuat Guna memenuhi tugas Mata Kuliah

Pendidikan Karya Tulis Ilmiah

Dosen Pengampuh:

M. Iksan Kahar, S,Pdi.,M.Pdi

Disusun oleh:

Ashari s. Hamadi (211050021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, karena


berkat rahmat, hidayah dan inayahnya penulis dapat menyelesaikan Proposal
ini.Sholawat dan salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
utusannya yang telah membawa manusia dari jalan yang sesat hingga menuju
jalan yang terang benderang. Proposal ini disusun dalam rangka melengkapi
Tugas akhir Semester. Selanjutnya dalam penyusunan Proposal ini, penulis
banyak mengalami halangan dan hambatan,namun berkat usaha sungguh-sungguh
serta bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun materil, semua
kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu sudah sepatutnya Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga
terutama :

1. Kedua orang tua yang membesarkan saya


2. Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd. Selaku rector UIN Datokarama
Palu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimbah
ilmu di Kampus tercinta UIN Datokarama Palu
3. Dr. Hamlan M,Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan
4. Dr. Gusnarib A. Wahab. M.Pd selaku Kepala Program Studi Piaud.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran penulis berharapkan. Demikianlah
penulis mengucapkan Terima kasih segala bantuan dan penulis berharap semoga
allah swt membalas kebaikan semua.

Palu, 21 desember 2021

Ashari s. Hamadi
Nim. 211050021

2
3
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan.................................................................................................4
A. Latar Belakang .............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................6

Bab II Kajian Teori................................................................................................7


A. Pendidikan Islam........................................................................................7
B. Menanamkan Nilai Keagamaan Disekolah ...........................................11
C. Upaya Yang Dilakukan Guru Dalam Meningkatkan Nilai-Nilai
Keagamaan ...............................................................................................13
D. Nilai-Nilai Keagamaan Di Taman Kanak-Kanak .................................16

Bab III Metodologi Penelitian .............................................................................19


A. Nilai-Nilai Keagamaan Di Taman Kanak-Kanak ................................19
B. Populasi Dan Sampel ...............................................................................19
C. Variabel Penelitian ..................................................................................19
D. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................21

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak Merupakan Investasi Yang Sangat Penting Bagi
Penyiapan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dimasa Depan. Dalam
Rangka Mempersiapkan Sdm Yang Berkualitas Untuk Masa Depan,
Pendidikan Merupakan Salah Satu Hal Yang Penting Untuk Diberikan
Sejak Usia Dini. Pendidikan Merupakan Tanggung Jawab Bersama
Antar Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat, Bahkan Menjadi Tanggung
Jawab Seluruh Bangsa Indonesia. Karena Dengan Pendidikan
Seseorang Itu Akan Mempunyai Pengetahuan Tentang Suatu
Wawasan Pendidikan. Pendidikan Merupakan Investasi Masa Depan
Yang Diyakini Dapat Memperbaiki Kehidupan Suatu Bangsa.
Memberikan Perhatian Yang Lebih Kepada Anak Usia Dini Untuk
Mendapatkan Pendidikan, Merupakan Salah Satu Langkah Yang
Tepat Untuk Menyiapkan Generasi Unggul Yang Akan Meneruskan
Perjuangan Bangsa.
Berdasarkan Uuspn Tahun 2003 Pasal 4 ( Undang – Undang
Sistem Pendidikan Nasional ) Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Adalah Suatu Upaya Pembinaan Yang Ditujukan Kepada Anak Sejak
Lahir Sampai Dengan Usia Enam Tahun Yang Dilakukan Melalui
Pemberian Rangsangan Pendidikan Untuk Membantu Pertumbuhan
Dengan Perkembangan Jasmani Dan Rohani Agar Anak Memiliki
Kesiapan Dalam Memasuki Pendidikan Lebih Lanjut. Pendidikan
Yang Semakin Hari Semakin Berubah Membuat Guru Harus
Mewaspadai Bagaimana Cara Atau Kiat Agar Anak Dapat
Memperoleh Keagamaan Yang Baik. Hal Ini Banyak Dibuktikannya
Banyak Anak Yang Tidak Lulus Akan Nilai Yang Rendah Dan Juga
Agama Yang Kurang Dipahami Anak.
Usia Dini Merupakan Masa Keemasaan ( Golden Age) Yang
Hanya Terjadi Satu Kali Dalam Perkembangan Kehidupan Manusia.
Masa Ini Sekaligus Merupakan Masa Yang Kritis Dalam
Perkembangan Anak. Jika Pada Masa Ini Anak Kurang Mendapat
Perhatian Dalam Hal Pendidikan, Perawatan, Pengasuhan Dan
Layanan 2 Kesehatan Serta Kebutuhan Gizinya Dikhawatirkan Anak
Tidak Dapat Tumbuh Dan Berkembang Secara Optimal.
Dalam Rangka Mencapai Keberhasilan Pembentukan
Kepribadian Anak Agar Mampu Terwarnai Dengan Nilai- Nilai

5
Agama, Maka Perlu Di Dukung Oleh Unsure Keteladanan Dari Orang
Tua Dan Guru. Untuk Tujuan Tersebut Dalam Pelaksanaanya Guru
Dapat Mengembangkan Strategi Pembelajaran Secara Bertahap Dan
Menyusun Program Kegiatan Rutinitas, Program Kegiatan
Terinterigrasi Dan Program Kegiatan Khusus.
Dengan Demikian, Pendidikan Anak Itu Merupakan Modal
Terbesar Yang Di Miliki Bangsa Untuk Mewujudkan Cita-Cita
Bangsa Kelak. Berhasil Atau Tidaknya Langkah Yang Harus Kita
Rintis Ini Sangat Bergantung Pada Generasi Penerus Kita Nanti. Oleh
Karena Itu, Kita Seharusnya Sedapat Mungkin Mengupayakan Agar
Sipenerus Ini Tumbuh Dan Berkembang Seoptimal Mungkin,
Sehingga Mereka Kelak Akan Mampu Mewujudkan Apa Yang Di
Inginkan Bangsa Dengan Tepat Bahkan Lebih Dari Apa Yang Kita
Harapkan, Dan Karena Itulah Anak Sejak Kecil Sudah Harus
Diberikan Pendidikan.
Pendidikan Agama Islam Merupakan Segala Usaha Yang
Berupa Pengajaran, Bimbingan Dan Asuhan Terhadap Anak Agar
Kelak Setelah Pendidikannya Dapat Memahami, Menghayati Dan
Mengamalkan Ajaran-Ajaran Agamanya Serta Menjadikannya
Sebagai Way Of Life (Jalan Kehidupan) Sehari-Hari, Baik Dalam
Kehidupan Pribadi Maupun Sosail Kemasyarakatan. Sangatlah Tepat
Apabila Usaha Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan Selain Dari
Keluarga Juga Diberikan Pada Pendidikan Sekolah. Pendidikan Nilai
Disini Tidak Mudah Dengan Pendidikan Ketrampilan (Skill), Karena
Pendidikan Ketrampilan Dan Fakta-Fakta. Oleh Karena Itu, Guru Di
Taman Kanak-Kanak (Tk) Nyiur Hijau Telah Memberikan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini Melalui
Metode-Metode Pembelajaran Yang Berganti-Ganti Sesuai Dengan
Tema Pembelajaran.

B. Perumusan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka Penulis
merumuskan masalah pada : Bagaimana upaya guru dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman Kanak-Kanak Niyur
Hijau?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan
penelitian penulisna ini adalah untuk mengetahui sejauhmana siswa
melakukan atau menerapkan apa yang diupayakan oleh guru dalam

6
menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman Kanak-kanak Nyiur
Hijau.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wahana dan


masukan baru bagi perkembangan dan konsep pendidikan,
terutama ilmu pengetahuan tentang perlunya lembaga pendidikan
TK dan meningkatkan kualitas TK yang dalam hal ini perlu ada
langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan TK yang lebih
penting hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wawasan dan
kekayaan khasanah keilmuan khususnya bidang PA.

2. Bagi Peneliti

Sebagai perkembangan wawasan pengetahuan tentang


bagaimana cara penerapan yang mudah disampaikan dan mudah
diterima oleh pendidikan agama islam pada anak usia dini di
Taman Kanak-kanak (TK)Nyiur Hijau.

3. Akhirnya yang diharapkan penulis, semoga dari semuanya ini


menjadi manfaat untuk Penulis-penulis selanjutnya yang
menjadikan skripsi ini sebagai acuan atau referensi karya-karya
tulis selanjutnya.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Istilah Guru Menurut Kamus Bahasa Indonesia Adalah


Orang Yang Pekerjaannya Mengajar. Dan Seorang Pendidik
Adalah Orang Yang Mendidik Dari Kata Dasar Didik Yang
Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Paedagogie Yang Berarti
Bimbingan Yang Diberikan Kepada Anak. Dalam Bahasa Arab
Istilah Ini Dikenal Dengan Nama „‟Tarbiyah‟‟. Didik, Mendidik,
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Yang Berarti Mengajari
Seseorang Menjadi Pandai Dan Berakhalak Yang Baik Adalah
Seorang Guru. Ramayulis Mendefinisikan Pendidikan Sebagai “
Bimbingan Atau Pertolongan Yang Diberikan Dengan Sengaja
Terhadap Anak Didik Oleh Orang Dewasa “.1 Bertitik Tolak Pada
Pengertian Guru Menurut Pendidikan Islam Adalah Usaha Orang
Dewasa Muslim Yang Bertaqwa Secara Sadar Mengarahkan Dan
Membimbing Pertumbuhan Kemampuan Dasar Anak Didik
Melalui Ajaran Islam Ke Arah Titik Maksimal Pertumbuhan Dan
Perkembanganya.1

Agama Islam Adalah Agama Yang Sangat Sempurna,


Kesempurnaan Agama Ini Dapat Dilihat Dari Inti Agama Islam Itu
Sendiri. Peran Guru Serta Orang Tua Akan Mendapat Balasan Dan
Pahala Atas Kebajikan Yang Telah Diberikan Kepada Putra-
Putrinya. Demikian Pula Dengan Seorang Guru Atau Pendidik
Yang Senantiasa Berusaha Semaksimal Mungkin Untuk Turut
Serta Mencerdaskan Anak Bangsa. Karena Para Guru Pendidik
Bagi Peserta Didik Adalah Langkah Awal Untuk Melihat Masa
Depannya. Menjadi Seorang Guru Anak Merupakan Panggilan
Hati Nurani. Dengan Demikian Pendidikan Berarti Interaksi Dalam
Diri Individu Dengan Masyarakat Sekitarnya Baik Di Lihat Dari
Segi Kecerdasan Atau Kemampuan, Minat Maupun
Pengalaman.Mendidik Adalah Usaha Atau Tindakan Yang Di
Lakukan Secara sadar dengan bantuan alat pendidikan

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Kalam Mulia, 1994 ) hal. 1

8
untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga terbentuk manusia
yang bertanggung jawab.

Menjadi seorang guru anak merupakan panggilan hati


nurani. Seseorang guru yang ingin menjadikan seorang anak atau
peserta didiknya menjadi seorang yang mampu untuk melihat masa
depannya kelak. Menurut para ahli manapun, dan guru dapat
mengatakan bahwa pendidikan yang paling baik berasal dari kedua
orangtuanya. Sebelum penulisan mengemukakan tentang
pengertian Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu di defisinikan
kata pendidikan.

Pendidikan dalam bahasa inggris di sebut dengan “


edukasion “ yang berarti pengembangan atau bimbingan,
sedangkan dalam bahasa arab sering di terjemahkan dengan “
Tarbiyah “. Kata tarbiyah lebih luas konotasinya, yaitu
mengandung arti “memelihara, membesarkan dan mendidik,
sekaligus mengandung makna menggajar. Sedangkan menurut
Ahmad D. Marimba pendidikan adalah “ Bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama “.2

Guru memiliki peran yang sangat strategis dalam menunjang


pendidikan. Bahkan sumber daya pendidikan yang lain memadai
seringkali kurang berari apabila tidak disertai oleh kualitas guru.
Istilah guru menurut kamus Bahasa Indonesia adalah orang yang
pekerjaanya mengajar.Dan seorang pendidik adalah orang yang
mendidik. Dalam proses kependidikan Islam suatu lingkungan
dapat pula menjadi guru yang langsung dilihat oleh anak tersebut.
Dimana lingkungan tersebut dapat membuat nilai norma yang baik
atau tidak baik. Nilai-nilai lingkungan dapat merupakan nilai yang
langsung di rasakan secara langsung atau tidak langsung.3

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Setiap kegiatan untuk mencapai suatu tujuan harus


mempunyai landasan atau dasar tempat berpijak yang baik dan
kuat. Oleh karena itu pendidikan agama Islamsebagai sebuah

2
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung: PT. Al Ma‟rif 1986.
Hal.19
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam ( Bandung: PT Al marif 1986) Cet 6
hal 19

9
kejayaan juga harus mempunyai landasan atau dasar yang sejalan
dengan ajaran Al-Qur‟an dan Hadist.

Untuk lebih jelasnya mengenai dasar-dasar pendidikan


Islam penulis akan menguraikan sebagai berikut :

a. Al-Qur’an

Islam dapat di pahami dari ayat Al-Qur‟an itu sendiri, Firman


Kedudukan Al-Qur‟an sebagai sumber pokok pendidikan Allah :

Q.s. An-Nahl (16): 64

ً َ ْ َ‫ْ ََُ ْ ْ َ ُ ً ﱠ‬ ‫َ ﱠ‬ ْ َ َ َ َ ْ َْ
َّ َُ ‫ٰ َ ﱠ‬
‫ﺒ ِ! ﻟﻬﻢ ا ِ ى اﺧﺘﻠﻔﻮا ِ ِﻪۙ وﻫﺪى ور ﺔ‬#‫ ِﻟ‬$%‫ﺐ ِا‬#‫ ْ ﻚ ا) ِﻜ‬+, ‫ﺎ‬./‫َو َﻣﺎٓ اﻧ َﺰ‬
‫ﻓ‬ ُ ُ

َ ُ ْ َّ
‫ ْﻮن‬.‫ِﻟﻘ ْﻮ ٍم ﱡﻳﺆ ِﻣ‬

Artinya:

Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur’an) ini kepadamu (Nabi Muhammad),


kecuali agar engkau menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan
serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman4.

Al-Qur’an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mu’jizat (sebagai


bukti kebenaran atas Nabi Muhammad SAW ) yang di turunkan kepada Nabi
Muhammad, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang di riwayatkan dengan
jalan mutawatir dan di pandang beribadah bagi yang membacanya.6 Sebagaimana
dalam firman Allah .

b. As-Sunnah
Dasar kedua pendidikan Islam adalah As-Sunnah yang
mempunyai arti ‟Segala yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad
SAW berupa perkataan, perbuataan dan ketetapan yang berkaitan
dengan hukum. As-sunnah berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup
manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat manusia
seutuhnya dan muslim yang bertaqwa As-sunnah merupakan landasan
dengan pembinaan pribadi manusia muslim‟‟.7 Nabi Muhammad
SAW bersabda bahwa dengan menuntut ilmu maka akan mengetahui
adanya Dzat Allah dan sifatnya, akan mengetahui bagaimana cara
ibadah, mengetahui haram dan halal, dengan ilmu akan mengetahui

4
Rosihan Anwar, Ulumi Qur’an (Bandung; Pusaka Setia, 2000 Cet-1 ) hal.3

10
adanya tingkah laku hati prilaku hati seperti akhlaq terpuji sabar,
syukur, dermawan, budi pekerti, jujur ikhlas, akhlaq tercela, dendam,
dengki, riya, marah, dan bermusuhan. Dimana maksud dari as sunah
adalah; Artinya : Menuntut Ilmu wajib bagi setiap orang Islam.5

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam

Menurut Ibnu Khaldun bahwa pendidikan setiap aktifitas


yang di rencanakan, pasti mempunyai dasar dan tujuan.Begitu pula
pendidikan Islam mempunyai dasar dan tujuan.Tujuan pendidikan
itu biasanya dikaitkan dengan pandangan hidup yang di yakini
kebenarannya oleh penyusun tujuan tersebut.Pandangan hidup ini
berupa agama ataupun aliran filsafat tertentu. Pendidikan hanyalah
suatu alat yang digunakan masyarakat, oleh karenanya tujuan
pendidikan haruslah individu maupun sebagai masyarakat, Islam
mempunyai dua tujuan, yaitu : Tujuan keagamaan, maksudnya
ialah beramal untuk akhirat sehingga ia menemui Tuhannya telah
memurnikan hak–hak Allah yang telah diwajibkan atasnya. Tujuan
ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang diungkapkan oleh
pendidikan modern dengan tujuan kemanfaataan atau persiapan
untuk hidup.

Tujuan pendidikan Islam yang paling utama ialah


beribadah kepada Allah dan kesempurnaan insane yang tujuannya
kebahagiaan dunia akhirat. Sedangkan fungsi pendidikan agama
bagi anak adalah membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, mempunyai akhlak yang luhur, berilmu
pengetahuan dan memilik keterampilan yang dapat
disalurkan.Agama benar-benar berfungsi sebagai pengendalian
kepribadian dalam hidupnya dikemudian hari. Pendidikan agama
harus diberikan sejak dini agar terbiasa melakukan ibadah dan
menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan kesadaran sendiri. Dan
menurut Rosihan Anwar yang terdapat didalam salah satu bukunya
mengatakan: Al-Quran adalah firman Allah yang berfungsi sebagai
mujizat sebagai bukti atas Nabi Muhammad yang diturunkan
kepadanya yang tertulis 12 dalam mushaf -mushaf yang
diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan di pandang beribadah
bagi yang membacanya.

5
Sapiuddin Shidiq, Tarikh, Sejarah Perbankan Hukum Islam ( Jakarta, AMRI.2005 ) cet I hal.23

11
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Menurut Mahmud yunus bahwa inti pokok Islam meliputi
masalah keimanan (aqidah), masalah keIslaman (syariat), dan
masalah ihsan (akhlak). Tiga inti ini pokok ajaran ini kemudian
dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak. Dari
ketiganya dilahirkan beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid,
ilmu fiqih, dan ilmu akhlak. Ketiga kelompok ilmu agama itu
kemudian di lengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam
yaitu Al-Qur‟an dan Hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah
Islam (tarikh), sehingga secara Mahmud secara berurutan adalah :
a. Ilmu Tauhid/ keimanan Ilmu tauhid ini
meliputi rukun yaitu iman kepada Allah, iman
kepada Malaikat, iman kepada kitab–kitab
Allah, iman kepada Rosul, iman kepada hari
akhir dan iman kepada Taqdir.
b. Ilmu fiqih Ilmu fiqih ini meliputi : thaharah,
shalat, puasa, haji dan umroh, muamalah,
mawaris, munakahat, hudud, jinayat, jihad dan
aqdhiyat.
c. Al-Qur‟an
d. Hadits
e. Akhlak meliputi : akhlak kepada Allah, akhlak
kepada rosul, akhlak kepada orang tua, akhlak
kepada diri sendiri, akhlak kepada teman
(sesama) dan akhlak kepada lingkungan hidup.
f. Tarikh Islam Ruang lingkup pembahasan
tergantung pada jenis lembaga pendidikan
yang bersangkutan, tujuan dan tingkat
kemampuan anak didik sebagai konsumen.

B. Penanaman Nilai Keagamaan Di Sekolah

1. Pengertian Nilai Keagamaan


Menurut kamus bahasa Indonesia nilai sebenarnya tidak
ada ukuran yang tentu untuk menentukan. Karena nilai itu berasal
dari penilain dari suatu yang di anggap baik atau buruk dan pantas
atau tidak untuk di nilai. Religiusitas berasal dari bahasa Inggris
religiusity dari akar kata religionyang berarti agama. Religiusity
merupakan kata bentuk dari religius yang berarti agama. Istilah
religiusitas mempunyai makna yang berbeda dengan religi atau

12
agama. Religi atau agama menunjuk pada aspek formal yang
berkaitan dengan aturanaturan atau kewajiban-kewajiban,
sedangkan nilai menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati
oleh individu didalam hati.
Penanaman Nilai keagamaan Islam adalah suatu cara atau
metode pada pemberian arahan yang bertujuan untuk membentuk
seseorang memiliki jiwa dan berkarakter Islami. Ada 3 unsur
materi yang dipelajari dalam Penanaman Nilai keagamaan yaitu
Iman, Islam dan Ihsan.dalam prosesnya seorang guru dapat
menanamkan nilai-nilai keagamaan tersebut melalui yaitu antara
lain dengan pembiasaan, pengajaran dan teladan. Inti dari tema
penulisan ini adalah “Bagaimana upaya seorang guru terhadap
murid-muridnya” yaitu melalui proses pengajaran dengan
menggunakan metode bercerita, hal ini diambil karena dapat
dengan mudah difahami dan dimengerti oleh murid-murid Taman
Kanak-kanak. Sebagai pengayaan dalam penulisan ini Metode
dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan konseling,
yaitu klien dapat diberi kesadaran terhadap adanya hubungan sebab
akibat dalam rangkaian problema-problema yang dialami dalam
pribadinya yang dihubungkan dengan nilai keimanannya. Dalam
kaitannya dengan ini, maka bimbingan dan konseling Islam
menurut Drs. H.M. Arifin M. Ed. dapat dibagi menjadi beberapa
bidang yaitu:
a. Bidang Kependidikan
Bidang kependidikan yaitu pemberian bimbingan yang
menyangkut tentang pengambilan keputusan mengenai lapangan
study yang akan dipilih. Dalam hal ini ada hubungannya dengan
kurikulum di sekolah-sekolah atau 14 perguruan tinggi serta
fasilitas lainnya. Dalam bidang kependidikan ini menyediakan
kesempatan sebaik- baiknya6.
b. Bidang Kesehatan Jiwa
Yaitu suatu bimbingan atau penasehatan keagamaan yang
bertujuan untuk menghilangkan faktor yang menimbulkan
gangguan jiwa klien, sehingga dia memperoleh ketenangan hidup
rohaniah yang sewajarnya sebagaimana yang baik7.
c. Bidang Sikap dan Nilai-Nilai

6
M.Arifin.M.Ed. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan interdisipliner ( Jakarta, Bumi Aksara 1994, ce-3 ) hal.224

13
Bidang ini menyediakan kesempatan bagi anak untuk dapat
mengembangkan sikap dan nilai-nilai sesuai dengan idealitas
Pancasila, berjiwa agama yang mendalam sehingga menjadi pola
dasar hidup keagamaan yang dapat diharapkan menjadi pengontrol
segala aktivitas hidupnya dalam masyarakat.Maka dari itu sikap
berhubungan dengan Tuhan dan sikap berhubungan dengan
masyarakat atau lingkungan hidup perlu dikembangkan melalui
wibawa seorang konselor dalam berbagai peristiwa dan lapangan
hidup.Pendekatan psikologis pada anak terutama saat menghadapi
kesulitan hidup sangat berpengaruh bagi perkembangan sikap dan
nilai-nilai dalam pribadi mereka masing-masing.8
2. Pengamalan Religiusitas Anak
1. Pengertian Religiusitas Anak
a. Religiusitas
Religiusitas berasal dari bahasa Inggris “religiusity”dari akar
kata“religion”yang berarti agama.Religiusity merupakan kata
bentuk dari “religius”yang berarti agama.Berdasarkan arti kata
tersebut, dapat dipahami bahwareligiusitas berkaitan dengan
keberagamaan seseorang. Dalam khasanah psikologi, istilah
religiusitas mempunyai makna yang berbeda dengan religi atau
agama.
b. Keagamaan anak.
Menurut Bimo Walgito:“Bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan
kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan
individu individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.” 9
Seharusnya banyak cara-cara yang digunakan pada taman kanak
– kanak bagaimana tujuan dari pendidikan agama itu sendiri.
Penyampaian secara beraneka ragam agar terciptanya nilai
agama pada anak tersebut.9

C. Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan nilai- nilai


keagamaan

a. Pembiasaan

8
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah ( Yogyakarta; Andi Offset 1995) hal.44
9
M.Arifn, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan di
Luar Sekolah, Jakarta; Bulan Bintang 1976, hal.18

14
Anak merupakan individu yang unik, masing–
masing mempunyai gaya belajar yang berbeda. Ada anak
yang lebih mudah belajarnya dengan mendengarkan
(auditori), ada yang melihat (visual) dan ada yang harus
dengan bergerak (kinestetik ). Anak juga memiliki minat
yang berbeda- beda terhadap alat atau bahan yang di
pelajari digunakan, juga mempunyai temperamen yang
berbeda, bahasa yang berbeda, cara yang merespon
lingkungan, serta kebiasaan yang berbeda. Guru seharusnya
mempertimbangkan perbedaan individual anak, dan
mengakui perbedaan tersebut sebagai kelebihan masing-
masing anak. Untuk mendukung hal tersebut guru harus
menggunakan cara yang beragam dalam membangun
pengalaman anak, menyediakan kesempatan bagi anak
untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kekuatannya,
serta menyediakan ragam main yang cukup.
b. Keteladanan
Pengaruh keteladanan pada masa pembentukan
lebih efektif dari nasehat dan ceramah yang di sampaikan.
Banyak pria berfrestasi yang dicontohkan dalam sejarah
Islam, terutama dari suri tauladan kita nabi muhammad
SWT yang telah mendidik generasi pemimpi, yang tiada
bandingnya dimasa apapun, merekalah yang merubah
tindak sejarah dan sebagai teladan dalam ilmu.
c. Pengajaran
Pembelajaran di taman kanak- kanak hendaknya
menempatkan anak sebagai subyek pendidikan, oleh karena
itu guru harus memberi kesempatan kepada anak untuk
menentukan pilihan, mengemukakan pendapatdan aktif
melakukan atau mengalami sendiri untuk membangun
pengetahuan sendiri. Guru bertindak sebagai fasilitator saja,
bukan yang menentukan segala sesuatu yang akan di
kerjakan anak.

Seorang anak membutuhkan keteladanan dan ia


akan mencontoh dari kedua orang tua atau guru, karena dia
memiliki kecenderungan untuk mencontoh dan mengikuti.
Apabila dia menyenangi seseorang dipun mengikuti dan
berjalan sesuai dengan gayanya dan berupaya untuk dapat
menirunya Oleh karena itu menjadi sebuah kewajiban
untuk mendekatkanIslam kepada Rosulullah SWT dan para

15
sahabat,dengan menjelaskan keteladanan yang selalu
dikenang sepanjang masa dan memberikan kita cahaya
Islam dan keadilannya.

Pengajaran Pembelajaran di taman kanak- kanak


hendaknya menempatkan anak sebagai subyek pendidikan,
oleh karena itu guru harus memberi kesempatan kepada
anak untuk menentukan pilihan, mengemukakan
pendapatdan aktif melakukan atau mengalami sendiri untuk
membangun pengetahuan sendiri. Guru bertindak sebagai
fasilitator saja, bukan yang menentukan segala sesuatu yang
akan di kerjakan anak. Anak bukanlah sebuah wadah
kosong yang perlu di isi guru dengan berbagai
pengetahuan. Tetapi anak merupakan subjek atau pelaku
kegiatan dan guru merupakan fasilitator (membantu dan
mengarahkan sesuai kebutuhan masing- masing anak).
Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai
banyak ide, dan tidak bisa berdiam dalam jangka waktu
lama. Ijinkanlah anak untuk membangun pengetahuannya
sendiri melalui pengalaman dengan beraneka bahan dan
kegiatan. Oleh karena itu guru harus menyediakan berbagai
bahan dan alat serta memberi kesempatan anak untuk
memainkannya berbagai cara, dan memberikan waktu
kepada anak untuk mengenal lingkungannya dengan
caranya sendiri. Guru juga harus memahami dan tidak
memaksakan anak untuk duduk diam tanpa aktifitas yang di
lakukannya dalam waktu yang lama.

1. Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang


sederhana ke yang kompleks, dari gerakan ke verbal, dan
dari diri sendiri ke sosial a. Anak belajar mulai dari hal- hal
yang paling konkrit yang dapat dirasakan oleh inderanya (
dilihat, diraba, dicium, dicecap, didengar ) ke hal-hal yang
bersifat abstrak atau imajinasi. b. Anak belajar dari konsep
yang paling sederhana ke konsep yang lebih rumit,
misalnya mula-mula anak memahami apel sebagai buah
kesukaannya, kemudian anak memahami apel sebagai buah
yang berguna untuk kesehatannya. c. Kemampuan
komunikasi anak di mulai dengan menggunakan bahasa
tubuh lalu berkembang menggunakan bahasa lisan. Guru

16
harus memahami bahasa tubuh anak dan membantu
mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan
main. d. Anak memahami lingkungannyadi mulai dari hal-
hal yang terkait dengan dirinya sendiri,kemudian ke
lingkungandan orang–orang yang paling dekat dengan
dirinya, sampai berada lingkungan yang lebih luas.
2. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar
Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat
bermanfaat bagi anak. Lingkungan fisik berupa penataan
ruangan, penataan alat mainan, benda-benda yang ada di
sekitar kita, perubahan benda (daun muda menjadi daun tua
lalu menjadi daun kering, dan sebagai berikut) cara kerja
benda (bola di dorong akan menggelinding, sedangkan
kubus di dorong akan menggeser), dan lingkungan non fisik
berupa kebiasaan orang- orang sekitar, suasana belajar
(keramahan pendidik, pendidik yang siap membantu) dan
interaksi guru dan anak yang berkualitas. Karena itu guru
perlu menata lingkungan yang menarik, menciptakan yang
menarik, menciptakan suasana hubungan yang hangat
dengan anak, dan hubungan antar anak dan antar guru.
Guru perlu memfasilitasianak untuk mendapatkan
pengalaman belajar di dalam dan di luarruangan secara
seimgang dengan menggunakan benda- benda yang ada di
lingkungan anak. Guru juga menanamkan kebiasaan baik,
nilai- nilai agama dan moral di setiap kesempatan selama
anak di lembaga dengan cara yang menyenangkan.

Menggunakan berbagai sumber dan media belajar


yang ada di lingkungan sekitar Sumber dan media belajar
anak usia dini tidak terbatas pada alat dan media hasil
pabrikan, tetapi dapat menggunakan berbagai bahan dan
alat yang tersedia di lingkungan sepanjang tidak berbahaya
bagi anak. Air, tanah liat, pasir, batu-batuan, kerang, daun-
daunan, ranting, karton, botolbotol bekas, perca kain, baju
bekas, dan banyak benda lainnya dapat dijadikan sebagai
media belajar. Dengan menggunakan bahan dan benda yang
ada di sekitar anak, maka kepedulian anak terhadap
lingkungan terasah untuk ikut serta menjaga dan
melestarikan lingkungan alam sekitarnya.

17
D. Nilai-Nilai Keagamaan Di Taman Kanak-Kanak

Pendidikan agama Islam di prasekolah Islam mencakup


gagasan untuk perkembangan total pribadi anak. Pribadi Islami ini
akan muncul hanya jika nilainilai agama dan pengetahuan Islam di
gabungkan dengan program pelatihan dan pendidikan anak secara
total. Setiap aspek kehidupan pribadi harus di bimbing oleh
prinsip-prinsip abadi dalam Islam. Kurikulum pelajaran Islam
prasekolah di lengkapi dengan pembelajaran yang lebih terfokus
pada cara kehidupan dan prilaku Islami, dari pada pengajaran dan
pembelajaran menenai Islam sebagai salah satu bidang pelajaran.
Guru harus menggunakan cerita-cerita dan ilustrasi-ilustrasi dari
sunah rosulullah sesering mungkin, agar bisa di jadikan contoh
untuk anak-anak.

E. Kerangka Berfikir

Sikap keagamaan adalah perbuatan, tingkah laku, atau


perangai yang didasarkan kepada kepercayaan kepada Allah, dan
merupakan ajaran atau nilainilai yang terkandung dalam agama
yang dianutnya. Dalam agama Islam terdapat tiga dimensi
keagamaan yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Untuk siswa TK
yang berusia 5-6 tahun ide keagamaan dipengaruhi oleh faktor dari
luar diri mereka. Sehingga kebiasaan mereka pelajari dari orang tua
maupun guru. Sikap keagamaan yang tampak pada lingkungan
Taman Kanak-kanak antara lain: jujur, disiplin, sopan santun,
sabar, dan rendah hati. Prestasi belajar adalah hasil dari pekerjaan
atau belajar yang diperoleh dengan keuletan bekerja, prestasi ini
bisa dinyatakan dengan perubahan tingkah laku yang terbagi dalam
tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pada jejang Taman Kanak-kanak Pendidikan Agama Islam
adalah satu satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha dalam pendidikan untuk
mengubah tingkah laku manusia yang berorientasi pada nilai-nilai
agama. Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam pendidikan
akhlak atau sikap sangat penting diterapkan, karena dengan akhlak
atau sikap yang baik maka prestasi belajar siswa akan baik juga.
Berdasarkan kajian teoritis diatas tentang sikap keagamaan dan

18
prestasi belajar, maka sikap keagamaan dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa.

19
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam


pengumpulan dan analisis data yang di perlukan, guna menjawab
permasalahan yang dihadapi. Penggunaan metode ini untuk menentukan
data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan, sehingga
dapat digunakan untuk mengungkap masalah yang diteliti.

A. Tempat dan waktu penelitian


Tempat penelitian ini adalah sekolah swasta yang terletak di
pinggiran daerah Bekasi yaitu Taman Kanak-kanak Nyiur Hijau. Waktu
penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 Pebruari 2012-05 Maret 2014.

B. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari
manusia, tumbuhan-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang
dimiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. 10Dalam penelitian
ini populasinya adalah guru TK Nyiur Hijau. Sample adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti11 .
Karena Populasi dalam penulisan ini adalah Sekolah maka penulis
mengambil kelas tempat mengajar untuk Sampel dan beberapa orang guru.
Yang jadi populasi adalah 8 guru kemudiaan jumlah karyawan 8 orang
maka sampel penulis adalah selaku populasi.

C. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.12 Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian
adalah berdasarkan judul yaitu Bagaimana Upaya Guru ini merupakan
variabel bebas ( X), dan nilainilai agama sebagai variabel terikat ( Y ).

D. Teknik dan Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, data yang diperlukan dalam


hal ilmiah, maka penulis memerlukan beberapa metode pengumpulan data

10
Sotisno Hadi, Metedologi Research, ( Yogyakarta: Andi ofset,1990, cet-1 ) hal 3
11
Suharsim Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek ( Jakarta: Rineka
Cipta,1998, cet-11 ) hal 117
12
3 Suharsim Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek ( Jakarta: Rineka
Cipta,1998, cet-11 ) hal 119

20
yang tepat. Adapun metode yang peneliti gunakan untuk data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi salah satu cara untuk memperoleh informasi
melalui pengamatan yang diteliti.
2. Wawancara dalam penelitian bertujuan mengumpulkan
keterangan tentang suatu masalah dari responden.
3. Angket metode untuk mengumpulkan data dari obyek yang
telah direncanakan melalui daftar pertanyaan tertulis yang
disusun dan disebarkan kepada guru dan anak.
Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode
deskrptif analisis, yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui:
penelitian kepustakaan, yaitu penulis membaca buku-buku yang berkaitan
dengan topik yang penulis bahas atau relevan dengan judul penulis.

21
DAFTAR PUSTAKA

AL.Quran dan Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia

Anwar, Rosihan, Ulumi Quran (Bandung: Pusaka Setia, 2000), cet- 1.

Arifin. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdispliner (Jakarta:Bumi Aksara,1994), cet-3) hal 224

Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan


diluar Sekolah, (Jakarta, Bulan Bintang, 1976)

Aziz, Abdul, Masjid Mendidik Dengan Cerita, Bandung: Remaja Rosda Karya
2002

Arikunto, Suharsim, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:


Rineka Cipta, 1998), cet-11

Darajat Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara), 1996.

Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta, Bulan Bintang, 1979).

D.Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung: PT. Al


Ma’rif 1986) Cet ke 6.

Hadi Sotisno, Metedologi Research, (Yogyakarta: Andi ofset,1990), cet-1

Kamus Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarmita Pusat Bahasa Indonesia


Departement Pendidikan Nasional, Edisi 3

Nata Abudin , Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos, 2001)

Shidiq Sapiuddin ,Tarikh, Sejarah Perbankan Hukum Islam (Jakarta: AMRI,


2005) cet ke 1

R Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak – Kanak, (Jakarta: PT.


Asdi Mahasatya, 2004)

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Kalam Mlia, 1994 ) hal 1

22
23

Anda mungkin juga menyukai