Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Pembelajaran Pada Anak Usia Dini


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar PAUD
Dosen Pengampu : Mira Mayasarokh, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 3
Nina Hernawati : 214223015
Meli Meliani : 214223002
Cicih Sopiani : 214223021
Eli Kartini : 214223012

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
KUNINGAN
2021

Jl. R.A. Moertasiah Soepomo No. 28, Kuningan, Kec.Kuningan, Kabupaten Kuningan,

Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. berkat Rahmat dan Karunia-Nya
kami masih diberikan kekuatan, kesehatan, dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas yang
berjudul “Pembelajaran Pada Anak Usia Dini”.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar
PAUD, selain itu tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai bagaimana
metode pembelajaran pada anak usia dini bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Mira Mayasarokh, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Konsep Dasar PAUD dan kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan tugas ini.

Kuningan, Oktober 2021


Penyusun,

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
A. Asas Pembelajaran pada Anak Usia Dini ........................................................... 5
B. Prinsip Pembelajaran pada Anak Usia Dini ...................................................... 6
C. Pendekatan Pembelajaran pada Anak Usia Dini ................................................ 8
D. Model Pembelajaran pada Anak Usia Dini ............................................................ 10
E. Metode Pembelajaran pada Anak Usia Dini ..................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 20
B. Saran .................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain, maka selayaknyalah pembelajaran untuk anak usia
dini dirancang dalam bentuk bermain. Anak belajar melalui main, tentunya main yang
menyenangkan dan juga terarah yang bisa menstimulasi perkembangan kecerdasan anak.
Kadang kita memberikan fasilitas belajar yang mahal dan berharap anak belajar banyak, tetapi
kenyataannya malah anak tidak belajar. Kadang dengan mainan yang amat sederhana dan
murah anak-anak sangat tertarik dan ingin tahu banyak tentang mainan itu dan mekanisme
kerjanya. Bermainsambil belajar, dimana esensi bermain menjiwai setiap kegiatan pembelajaran
amat penting bagi PAUD.
Pembelajaran anak usia dini menggunakan esensi bermain. Esensi bermain meliputi
perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka. Pembelajaran hendaknya
disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta dan
tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain tersebut,
sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal.
Banyak pertanyaan dari guru dan orang tua tentang bagaimana mengajarkan anak agar
mampu berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Maka dengan ini kami membuat
makalah berjudul "Pembelajaran Pada Anak Usia Dini"
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja asas pembelajaran pada anak usia dini?
2. Apa saja prinsip pembelajaran pada anak usia dini?
3. Apa saja pendekatan pembelajaran pada anak usia dini?
4. Apa saja model pembelajaran pada anak usia dini?
5. Apa saja metode pembelajaran pada anak usia dini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asas pembelajaran pada anak usia dini
2. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran pada anak usia dini
3. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran pada anak usia dini
4. Untuk mengetahui model pembelajaran pada anak usia dini
5. Untuk mengetahui metode pembelajaran pada anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asas Pembelajaran pada Anak Usia Dini


1. Asas Apersepsi
Pembelajaran dengan memperhatikan pengetahuan dan pengalaman awal/sebelumnya
yang dimiliki anak agar hasil belajar optimal.
2. Asas Kekonkritan
Pembelajaran yang menggunakan berbagai media dan sumber belajar nyata agar
pembelajaran menjadi bermakna.
3. Asas Motivasi
Pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemauan anak agar
anak memiliki dorongan untuk belajar. Misalkan; guru membawa buku yang menarik, sehingga
dapat memotivasi anak untuk belajar.
4. Asas Kemandirian
Asas ini dirancang untuk mengembangkan kemandirian anak dan memecahkan masalah
yang dihadapinya. Misalkan; guru mengelompokkan anak yang kedua orang tuanya sama-sama
bekerja, anak yang hanya ayahnya saja yang bekerja, dan anak yang ditinggal ibunya bekerja.
5. Asas Cooperative/Kerjasama
Dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial anak melalui bekerja sama.
Misalkan; setiap hari anak disuruh membawa barang/mainan, kemudian ditukarkan dengan
barang/mainan milik teman yang lain.
6. Asas Individualisasi
Asas ini memperhatikan perbedaan individu. Setiap anak pasti memiliki perbedaan, di
antaranya cara berpenampilan, perilaku, sifat dan lain-lain.
7. Asas Korelasi
Dirancang dan dilaksanakan antar aspek pengembangan satu dengan lainnya saling
berkaitan/terpadu.
8. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Dirancang untuk membekali anak agar bisa belajar sepanjang hayat dan mendorong anak
selalu ingin dan berusaha belajar kapanpun dan di manapun.
9. Asas Nondiskriminasi
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak membeda-bedakan anak dari suku, agama,
ras, dan golongan apapun.
B. Prinsip Pembelajaran pada Anak Usia Dini
1. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang paling diminati anak. Saat bermain anak melatih otot
besar dan kecil, melatih keterampilan berbahasa, menambah pengetahuan, melatih cara
mengatasi masalah, mengelola emosi, bersosialisasi, mengenal matematika, sains, dan banyak
hal lainnya.
Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi. Dalam keadaan
yang nyaman semua syaraf otak dalam keadaan rileks sehingga memudahkan menyerap
berbagai pengetahuan dan membangun pengalaman positif. Kegiatan pembelajaran melalui
bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang senang belajar.
2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Menurut Maslow, kebutuhan anak yang sangat mendasar adalah kebutuhan fisik (rasa
lapar dan haus), anak dapat belajar apabila tidak dalam kondisi lapar dan haus. Kebutuhan
berikutnya adalah kebutuhan keamanan (merasa aman, terlindung dan bebas dari bahaya), dan
kebutuhan rasa dimiliki dan disayang (berhubungan dengan orang lain, rasa diterima dan
dimiliki). Oleh karena itu, pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau
stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak. Seluruh kegiatan pembelajaran di rencanakan dan
dilaksanakan untuk mengembangkan potensi anak. Dilakukan dengan memenuhi kebutuhan
fisik dan psikis anak. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan
sesuai dengan cara berpikir dan perkembangan kognitif anak. Pembelajaran PAUD bukan
berorientasi pada keinginan lembaga/guru/orang tua.
3. Stimulasi Terpadu
Anak memiliki aspek moral, sosial, emosional, fisik, kognitif, bahasa, dan seni. Kebutuhan
anak juga mencakup kesehatan, kenyamanan, pengasuhan, gizi, pendidikan, dan perlindungan.
Pendidikan Anak Usia Dini memandang anak sebagai individu utuh, karenanya program
layanan PAUD dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Untuk memenuhi stimulasi yang
menyeluruh dan terpadu, maka penyelenggaraan PAUD harus bekerjasama dengan layanan
kesehatan, gizi, dan pendidikan orang tua. Dengan kata lain layanan PAUD Holistik Integratif
menjadi keharusan yang dipenuhi dalam layanan PAUD.
4. Berorientasi pada Perkembangan Anak
Setiap anak memiliki kecepatan dan irama perkembangan yang berbeda, namun demikian
pada umumnya memiliki tahapan perkembangan yang sama. Pembelajaran PAUD, pendidik
perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, dan memberi
dukungan sesuai dengan perkembangan masing-masing anak. Untuk itulah pentingnya
pendidik memahami tahapan perkembangan anak.
5. Lingkungan Kondusif
Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Anak belajar kebersihan, kemandirian, aturan,
dan banyak hal dari lingkungan bermain atau ruangan yang tertata dengan baik, bersih,nyaman,
terang, aman, dan ramah untuk anak. Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian
menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan
sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Penataan ruang belajar harus disesuaikan
dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik
dengan pendidik maupun dengan temannya. Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan
anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah
dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar.
6. Menggunakan Pendekatan Tematik
Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema
sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan
sekitarnya.
7. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat
dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik,
menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir
kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara
demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif mencari,
menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan melakukan serta mengalami
sendiri.
8. Menggunakan Berbagai Media, Sumber Belajar, dan Narasumber
Piaget meyakini bahwa anak belajar banyak dari media dan alat yang digunakannnya saat
bermain. Karena itu media belajar bukan hanya yang sudah jadi berasal dari pabrikan, tetapi
juga segala bahan yang ada di sekitar anak, misalnya daun, tanah, batu-batuan, tanaman,dan
sebagainya. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat
bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya. Anak yang terbiasa menggunakan
alam dan lingkungan sekitar untuk belajar, akan berkembang lebih peka terhadap kesadaran
untuk memelihara lingkungan.
Termasuk narasumber adalah orang- orang dengan profesi tertentu yang
dilibatkan sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam
kebakaran. Prinsip ini juga bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna.
9. Berpusat pada anak
Menciptakan suasana yang bisa mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat
perkembangan, dan kebutuhan anak.
10. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai yang
membentuk karakter yang positif pada anak. Pengembangan nilai-nilai karakter tidak dengan
pembelajaran langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi,
pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan dan keteladanan.
11. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kemandirian anak.
Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk
mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun melalui pembiasaan dan
keteladanan.
12. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling
menghargai antara anak dengan pendidik, dan antara anak dengan anak lain.

C. Pendekatan Pembelajaran pada Anak Usia Dini


1. Pembelajaran Bebas
Pembelajaran bebas merupakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna kepada anak.
Strategi ini sangat baik bagi perkembangan karakter peserta didik karena mengajarkannya
untuk mandiri.
Ciri-ciri pembelajaran bebas, yaitu :
a. Kegiatan pembelajaran berpusat pada anak.
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak.
c. Strategi pembelajaran kurang terstruktur, bersifat fleksibel.
d. Kebebasan bermain tidak dibatasi.
e. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
2. Pembelajaran Terpimpin
Pembelajaran terpimpin merupakan strategi sepenuhnya dikendalikan pendidik. Pendidik
sebagai sentra pembelajaran. Pendidik menerangkan, peserta didik mendengarkan. Peserta
didik mengikuti perintah dan contoh yang diberikan dan melakukan latihan sesuai perintah
pendidik.
Ciri-ciri pembelajaran terpimpin, yaitu :
a. Berpusat pada perilaku mengajar pendidik.
b. Kreativitas anak kurang berkembang.
c. Pendidik menyajikan konsep dan berbagai materi dalam suatu proses pembelajaran untuk
dikuasai anak.
d. Menekankan disiplin, keteraturan prosedur, dan menghargai senioritas.
e. Hasil belajar ditentukan oleh kegiatan-kegiatan guru dalam mengajar.
3. Pembelajaran Kondusif (Supportive Climate)
Pembelajaran kondusif merupakan kombinasi antara strategi pembelajaran bebas dengan
strategi pembelajaran terpimpin. Pendidik dan peserta didik saling bekerjasama, berkolaborasi,
dan berbagi proses pembelajaran dan pengalaman positif.
Strategi pendidik dalam pembelajaran kondusif dilakukan dengan membiarkan kebebasan
bereksplorasi pada peserta didik dengan batasan tertentu agar mereka tetap aman saat
melakukan aktivitas belajar. Pendidik menciptakan lingkungan pembelajaran dengan beberapa
pilihan minat, tapi mengaturnya dalam suatu rutinitas.
Pendidik merencanakan tugas dalam materi akan tetapi peserta didik dapat memilih materi
dan bahan yang akan dikerjakan.Pendidik bertindak sebagai partner, dan dia bertugas untuk
mengamati, mendengarkan, memberi motivasi, dan memecahkan masalah. Peserta didik
diajarkan bertanggung jawab atas hasil pemecahan masalahnya sendiri.
Strategi pembelajaran kondusif menciptakan suasana yang mendukung perkembangan
karakter peserta didik dan keseimbangan peran antara pendidik dan peserta didik. Pendekatan
pembelajaran kondusif memberi kesempatan peserta didik untuk belajar aktif, fokus pada
minat, dan mempunyai inisiatif. Peserta didik mempunyai keberanian mengemukakan ide dan
memecahkan masalahnya sendiri.
Prosedur dalam melakukan pendekatan pembelajaran kondusif perlu mempertimbangkan
waktu belajar dan ketersediaan bahan dalam jumlah yang cukup di lingkungan. Pembelajaran
harus mengutamakan kompetensi dasar yang esensial dan paling dibutuhkan oleh peserta
didik, dan memilih tema yang terdekat dengan peserta didik.
Ciri-ciri pembelajaran kondusif, yaitu :
a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
anak.
b. Menyenangkan karena tidak bertolak dengan minat dan kebutuhan anak.
c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d. Mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi.
e. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan
tanggap terhadap gagasan orang lain.
4. Pembelajaran Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
melalui tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik di PAUD perlu diimplementasikan karena untuk :
a. Mendorong anak agar memiliki kemampuan berpikir kritis, analitis, dan memiliki
kemampuan memecahkan masalah.
b. Memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada anak dengan mendorong
anak melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
c. Mendorong anak mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya
di beri tahu.
Pendekatan anak usia dini diharapkan selalu mendudukkan anak sebagai pusat perhatian
dan perlakuan. Peranan guru dalam pembentukkan pola pembelajaran bukan ditentukan oleh
diktatik metodik "apa yang akan dipelajari", melainkan pengalaman belajar diperoleh melalui
serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi secara aktif lingkungan alam, lingkungan sosial,
dan lingkungan buatan, serta berkonsultasi dengan narasumber lain.

D. Model Pembelajaran pada Anak Usia Dini


1. Model Pembelajaran Kelompok
Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah
pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi
menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-
beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2–3 kegiatan dalam kelompok
secara bergantian.
Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan
tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain
sejauh di kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak
tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru yang
disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat
yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.
2. Model Pembelajaran Sudut
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan,
menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model pembelajaran area,
hanya sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan
tema dan sub tema yang dibahas.
3. Model Pembelajaran Area
Model pembelajaran berdasarkan area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya
dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati
keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-
pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses
pembelajaran.
4. Model Pembelajaran Sentra
Perkembangan terakhir tentang model pembelajaran di PAUD adalah model pembelajaran
berdasarkan sentra yang mempunyai ciri utama yaitu pemberian pijakan (scaffolding)
untuk membangun konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas dan
intensitas bermain.
Model pembelajaran ini adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada anak yang
dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak dalam lingkaran.
Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung perkembangan anak,
yaitu pijakan setelah bermain.

E. Metode Pembelajaran pada Anak Usia Dini


1. Metode Bercerita
Metode cerita adalah kegiatan seseorang secara lisan untuk menyampaikan suatu hal
kepada orang lain. Hal tersebut dapat berupa informasi, atau hal lain seperti dongeng yang
memiliki tujuan untuk menghibur. Bercerita dapat dilakukan dengan alat bantu (media) atau
tanpa bantuan alat apapun.
Metode bercerita haruslah memperhatikan keutuhan isi cerita dari awal sampai akhir.
Guru juga harus merencanakan isi cerita yang akan disampaikan sehingga dapat menjadi cerita
yang utuh dan menarik. Metode ini sejatinya merupakan padanan dari metode ceramah hanya
saja terdapat modifikasi dalam bentuk penyampaian menjadi lebih menarik .
● Tujuan metode bercerita, yaitu :
Tujuan utama penggunaan metode cerita tentu agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Namun lebih sepesifik metode bercerita memiliki tujuan untuk melatih siswa mendengarkan
cerita, memahami isi cerita, bertanya dari isi cerita, menjawab soal yang bersumber dari cerita
dan terakhir yaitu mampu untuk menceritakan kembali apa yang ia dengar dengan bahasa
mereka sendiri.
● Fungsi metode bercerita, yaitu :
Metode bercerita adalah sebuah metode yang dapat menarik minat siswa dalam
mempelajari suatu hal. Terlebih bila cerita disampaikan secara “wah”. Metode cerita juga
berfungsi untuk menambah perbendaharaan kata anak usia dini. Dengan mendengarkan siswa
akan memahami kata-kata yang mereka belum pernah tau sebelumnya. Sehingga mereka akan
berfikir dan menyimpan berbagai macam perbendaharaan kata baru. Dengan bercerita kembali
mereka dapat memperkuat ingatan terhadap perbendaharaan kata baru.
• Manfaat metode bercerita, yaitu :
a. Melatih daya serap atau daya tangkap anak
b. Mengembangkan daya pikir anak
c. Meningkatkan konsentrasi anak
d. Mengembangkan daya imajinasi siswa
e. Menciptakan situasi yang menyenangkan di kelas
f. Meningkatkan keakraban antara guru dan siswa
g. Meningkatkan perkembangan bahasa anak
• Kelebihan dari metode bercerita, yaitu :
a. Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak
b. Waktu yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien
c. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana
d. Guru dapat menguasai kelas dengan lebih mudah
e. Secara relatif tidak banyak memerlukan biaya
• Kekurangan dari metode bercerita, yaitu :
a. Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan atau menerima penjelasan
dari guru (dapat diatasi dengan membagi waktu bercerita atau memberikan kesempatan
yang sama untuk anak bercerita kembali).
b. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan siswa untuk mengutarakan
pendapatnya.
c. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga sukar
memahami tujuan pokok isi cerita.
d. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajianaya tidak menarik.
Pada anak usia dini cerita yang digunakan adalah cerita-cerita yang dapat
menumbuhkan perasaan emosional, sosial, spiritual dari anak yang mendengarkannya. Isi
cerita juga harus mengandung unsur-unsur pengetahuan sesuai dengan perencanaan
pembelajaran (tujuan belajar).
2. Metode Bermain
Metode bermainan dapat memberikan kesempatan secara langsung bagi siswa untuk
mempelajari suatu hal dengan merasakannya. Hal itu berbeda dengan perkembangan
pembelajaran di ruang kelas yang lebih menonjolkan kegiatan kognitif. Meskipun begitu
metode bermain tidak serta merta meninggalkan tujuan perkembangan kognitif anak. Metode
ini hanya memandang bahwa belajar dengan memberi kesempatan secara langsung kepada
anak untuk merasakan dan bermain dalam perannya di dalam akan lebih efektif dibandingkan
cara lainnya.
Manfaat Metode Bermain :
a. Manfaat Motorik
Manfaat ini berkaitan dengan perkembangan kemampuan fisik seseorang. Dengan bermain
kemampuan fisik anak akan meningkat. Permainan yang membutuhkan kegiatan fisik akan
mengembangkan kemampuan otot-otot pada anak, kemampuannya bergerak dan luwes dalam
mengerjakan sesuatu hal.
b. Manfaat Afeksi
Manfaat afeksi merupakan manfaat yang berhubungan dengan perkembangan psikologi
anak. Perkembangan tersebut termasuk naluri, insting, sifat, karakter dan kepribadian dari
anak tersebut. Dengan bermain siswa dapat menyalurkan kebutuhan psikisnya baik emosional
maupun keinginan yang belum terpenuhi dalam kehidupan sehari hari.
c. Manfaat kognitif
Manfaat kognitif berkaitan dengan kemampuan nalar, berpikir, pengetahuan siswa
terhadap topik permasalahan tertentu. Dengan bermain anak dapat mengembangkan
kemampuan kognitifnya. Pada anak usia dini, mereka memiliki imajinasi yang luar biasa.
Sehingga kita sering melihat mereka berbicara sendiri dengan mainannya. Dan itu adalah
proses belajar mereka dengan cara bermain sehingga hal itu wajar sering kita lihat.
d. Manfaat Keseimbangan
Dalam bermain ada kalanya anak menemukan hal positif dan hal negatif pula. Dengan
menemukan hal itu anak akan mengetahui hal mana yang baik dan tidak baik. Hal itu
bermanfaat untuk keseimbangan anak dalam mempelajari hal baik dan tidak baik.
3. Metode Proyek Sederhana
Metode proyek artinya melakukan pekerjaan. Metode proyek dalam pembelajaran artinya
memberikan pekerjaan kepada siswa untuk menyelesaikan suatu persoalan tertentu. Proyek ini
dapat dikerjakan secara kelompok atau individu.
Di Sekolah PAUD proyek yang diberikan adalah proyek sederhana, oleh sebab itu metode
pembelajarannya disebut sebagai metode pembelajaran proyek sederhana. Hal-hal yang dapat
dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode proyek yaitu:
a. Melakukan pengamatan terhadap warna daun (ada yang hijau, kuning, merah, dll)
b. Melakukan kegiatan menjiplak
c. Mewarnai gambar tumbuh-tumbuhan
d. Menemukan benda yang memiliki bentuk persegi, segitiga, dll.
Langkah-langkah pembelajaran metode proyek :
a. Penyelidikan
Pada kegiatan penyelidikan guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap suatu topik yang akan guru sampaikan. Misalnya : Taukah kamu
bentuk segitiga, segi empat, lingkaran, dll.
b. Penyajian bahan baru
Melalui metode cerita, atau ceramah juga bisa. Guru menyampaikan materi yang berkaitan
dengan topik yang akan diselidiki. Misanya : Guru menyampaikan bentuk-bentuk bangun datar
seperti lingkaran, segitiga, dll.
c. Asimilasi/pengumpulan data
Kegiatan siswa untuk mencari informasi dengan cara mengamati, mencatat dan
mendokumentasikan segala informasi yang dibutuhkan sebagai tugas yang diberikan oleh guru.
Misal :Setelah mengetahui bentuk-bentuk bangun datar, siswa diminta untuk mengamati
benda-benda disekitar mereka yang memiliki bentuk bundar, persegi atau lainnya.
d. Mengorganisasikan data
Siswa diminta guru untuk mengorganisasikan data yang telah mereka cari.
Pengorganisasinan dapat berupa kegiatan seperti menggolongkan, memisahkan, menganalisis,
dll. Misal: Setelah anak-anak mengamati dan mendokumentasikan benda-benda yang memiliki
bentu persegi, segitiga, lingkaran, maka siswa diminta mengkelompokan data tersebut pada
kolom yang tepat.
e. Menyampaikan kembali
Pada tahap ini para siswa menyampaikan kembali apa yang telah mereka ketahui dari data
yang telah mereka kumpulkan.
Metode proyek ini sangat baik karena peserta didik dapat secara langsung memanfaatkan
pengetahuan yang mereka peroleh dalam praktik nyata.
Namun yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode pembelajaran proyek sederhana
adalah tidak semua topik pembelajaran dapat menggunakan metode ini. Guru harus pandai
memilah dan merencanakan penggunaan metode proyek sederhana pada materi yang tepat
pula.
4. Metode Kerja Kelompok Besar
Metode kerja kelompok saat ini sangat populer di sekolah. Banyak guru sudah
menyadari bahwa dengan belajar bersama dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa
terhadap topik tertentu. Metode ini merupakan pembelajaran berupa penyajian materi yang
disajikan dalam bentuk tugas yang diberikan kepada suatu kelompok yang terdiri dari beberapa
siswa.
Di Sekolah PAUD metode kerja kelompok biasanya diberikan kepada kelompok besar.
Kelompok besar adalah gabungan seluruh siswa di kelas. Metode pembelajaran ini hampir
sama dengan metode pembelajaran proyek sederhana. Perbedaan antara keduanya yaitu metode
pembelajaran proyek sederhana di kerjakan oleh kelompok-kelompok kecil dengan jumlah
siswa 3-4, sementara kelompok besar jumlah siswa satu kelompok bisa seluruh siswa dalam 1
kelas atau 15-20 anak.
Begitupun dengan hal-hal yang dikerjakan pada metode kerja kelompok, siswa
diberikan tugas untuk menyelesaikan tugas-tugas besar. Seperti :
a. Mendirikan tenda secara bersama-sama. Guru memberikan aba-aba dan memberikan
petunjuk cara mendirikan tenda.
b. Membersihkan atau mempercantik lingkungan kelas secara bersama-sama.
5. Metode Karyawisata
Metode karyawisata merupakan kegiatan pembelajaran dengan mengamati dunia secara
langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda yang ada di lingkungan
sekitar. Metode karyawisata memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengobservasi,
mengamati, menemukan secara langsung dengan melihat objek yang mereka pelajari secara
langsung.
Oleh sebab itu pada sekolah PAUD karyawisata dapat dilaksanakan dengan cara
membawa anak-anak menuju obyek-obyek tertentu sebagai tempat untuk memberikan
pengayaan pengetahuan kepada siswa.
Kegiatan karyawisata dapat memberikan banyak manfaat kepada siswa, yaitu:
a. Merangsang minat anak terhadap sesuatu hal yang ia amati
b. Memperluas informasi dari apa yang telah ia pelajari di kelas
c. Memberikan pengalaman langsung mengenai apa yang ada di dunia luar
Beberapa tempat yang dapat dijadikan destinasi atau tujuan kegiatan karyawisata untuk
anakusia dini yaitu:
a. Peternakan domba, kuda, kelinci, sapi, bebek, dll.
b. Perikanan seperti, penangkaran ikan lele, mujair, ikan as, dll
c. Kebun binatang
d. Museum baik museum sejarah, museum binatang dan tumbuhan, dll
6. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang dilakukan guru dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawabnya. Sebaliknya juga dapat
dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan guru
menjawabnya.
Meskipun terdengar sederhana, metode tanya jawab dapat membantu siswa
meningkatkan keterampilan berkomunikasi, berpikir, berbicara secara lisan dengan baik, dan
mampu untuk meningkatkan keterampilan bersama. Metode tanya jawab juga dapat
mendorong kepada kegiatan penelusuran lebih dalam terhadap topik tertentu.
Meskipun metode ini terlihat sederhana yaitu dengan melakukan tanya jawab, namun
guru harus merencanakan kegiatan tanya jawab dengan baik. Perencanaan dimaksudkan agar
pertanyaan yang diberikan dapat mengarahkan siswa untuk memahami materi tertentu.
Beberapa hal penting untuk menerapkan metode tanya jawab, yaitu:
d. Materi yang disampaikan harus menarik dan menantang, serta mengandung unsur aplikatif
dalam kehidupan siswa.
e. Pertanyaan yang disajikan bervariatif, kadang guru dapat menggunakan pertanyaan
tertutupatau terkadang dapat menggunakan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah
pertanyaan yang jawabannya (iya atau tidak), sementara pertanyaan terbuka adalah
pertanyaan yang jawabannya ada banyak kemungkinan.
f. Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik.

7. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara
menunjukkan. Dalam kegiatan pembelajaran di PAUD, guru menunjukkan proses melakukan
sesuatu, dan mengerjakan sesuatu.
Contoh kegiatan metode demonstrasi :
g. Cara membuat benda-benda dengan plastisin
h. Cara menyapa orang yang lebih tua
i. Memperbaiki tulisan yang salah
j. Cara menonton TV yang baik
● Manfaat dari metode ini, yaitu :
a. Anak dapat lebih memperhatikan apa yang guru jelaskan
b. Proses pembelajaran terarah pada apa yang mereka pelajari
c. Memberikan pengalaman dan kesan yang lebih mendalam sehingga anak tidak mudah lupa
● Langkah-langkah penerapan metode ini, yaitu :
a. Menetapkan tujuan yang hendak dicapai
b. Menetapkan bentuk demonstrasi yang akan digunakan, guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
c. Menetapkan bahan-bahan dan alat yang akan digunakan
d. Merencanakan langkah-langkah demonstrasi
e. Menentukan penilaian apa yang akan digunakan sebagai evaluasi pembelajaran
8. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah pemberian tugas belajar kepada anak. Tugas yang
diberikan dapat berupa soal, materi untuk dipelajari, pekerjaan rumah, dll. Tugas diberikan
guru kepada siswa harus mengarahkan terhadap tercapainya suatu materi yang di inginkan
untuk di selesaikan.
Dalam memberikan tugas kepada siswa guru harus memperhatikan dan
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya:
k. Tujuan diberikannya tugas, apakah untuk melatih ketepatan atau keterampilan anak.
l. Memperhatikan kemampuan seluruh anak, karena di kelas terdapat anak yang dapat
menyelesaikan tugas dengan cepat dan ada anak yang lambat dalam menyelesaikan
tugasnya
m. Memperhatikan kondisi kelas, bagaimanakah kondisi kelas saat itu apakah dalam kondisi
yang menyenangkan atau tidak.
● Manfaat dari metode pemberian tugas yaitu:
a. Memperoleh umpan balik tentang kualitas hasil belajar anak
b. Meningkatkan keterampilan belajar anak
c. Tugas yang diberikan secara berkala, teratur dan ajeg akan menanamkan kebiasaan belajar
yang baik kepada anak
d. Pemberian tugas yang dirancang dengan tepat akan meningkatkan prestasi belajar anak
e. Pemberian tugas menjadi salah satu metode pembelajaran yang baik jika dapat
direncanakan dengan baik.
f. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keterampilan belajar siswa dan prestasinya.
Keteraturan dan perencanaan yang baik menjadi kunci dari penerapan metode
pembelajaran ini.
9. Beyond Center Circle Time (BCCT)
Metode pembelajaran BCCT merupakan metode pembelajaran dimana guru sebagai
pendidik menghadirkan dunia nyata di dalam kelas dan mendorong siswa untuk membuat
hubungan antara pengetahuan, pengalaman dan penerapan dalam dunia nyata.
Metode pembelajaran BCCT memberikan kesempatan siswa untuk dapat terus aktif
berpikir, anak berlatih untuk menemukan pengetahuannya sendiri sementara guru mencoba
untuk menjadi fasilitator yang memberikan fasilias untuk mendukung siswa mempelajari
banyak hal. Bentuk pembelajaran yang disetting oleh guru diharapkan dapat memberikan
kesempatan siswa untuk mengalami tidak hanya mengetahui.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas diantaranya yaitu:
• Bernyanyi
• Membaca puisi
• Bercerita
• Bermain peran
10. Circle The Time (Lingkari Kalender)
Metode pembelajaran Circle The Time merupakan metode pembelajaran yang
mengunakan kalender sebagai tema-tema pada materi pembelajaran. Pembelajaran dengan
metode ini menghubungkan antara hari-hari besar di kalender dengan tema-tema pembelajaran.
Guru menandai hari-hari besar yang ada di kalender dan selanjutnya menggunakannya sebagai
tema pada pembelajaran yang ada di kelas atau luar kelas.
Sebagai contoh :
a. Hari kartini, guru mengajak siswa untuk mengenakan kebaya
b. Hari pahlawan, guru mengajak siswa untuk mengenal pahlawan
c. Hari kemerdekaan Indonesia, guru mengajak siswa untuk merayakan kemerdekaan dengan
perlombaan
11. Metode Presentasi dan Cerita
Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan informasi
yang mereka miliki dengan cara bercerita. Kegiatan ini biasa dilakukan setiap pagi, dengan
memilih 2-3 anak untuk menceritakan pengetahuan mereka tentang topik tertentu. Topik
tersebut selanjutnya diangkat dalam materi pelajaran pada hari itu. Biasanya metode ini
dilakukan 3 kali dalam satu minggu dengan siswa yang presentasi acak atau bergantian.
Manfaat dari metode ini :
a. Siswa pandai untuk berkomunikasi
b. Siswa bertanggung jawab untuk mempelajari sesuatu hal dan bercerita kepada temannya
(mereka sudah ditunjuk 1 hari sebelum hari mereka bercerita)
c. Siswa aktif mencari informasi sendiri
d. Siswa yang mendengarkan dapat menjadi pendengar yang baik
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan yang berupaya
memberikan pembinaan kepada anak usia dini dengan menggunakan cara bermain sambil
belajar dengan tujuan dapat merangsang perkembangan anak sehingga anak usia dini siap
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. PAUD sangatlah berperan penting
dalam kesuksesan anak di masa mendatang karena merupakan fondasi dasar bagi kepribadian
anak.

B. Saran
Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap pendidikan anak usia dini,
baik yang dilakukan oleh pemerintah, keluarga maupun masyarakat. Masa prasekolah yang
disebut dengan masa keemasan perkembangan intelektual seharusnya dijadikan dasar bagi
upaya meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://herninofriyanti.wordpress.com/2012/11/21/makalah-pembelajaran-anak-usia-dini/
https://www.kompasiana.com/harlinadwirahmasari/54f8235ca33311e7648b49f2/fungsi-asas-
prinsip-dan-pendekatan-dalam-pendidikan-anak-usia-dini
https://pgpaud.universitaspahlawan.ac.id/prinsip-prinsip-pembelajaran-paud/
https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2016/01/10-prinsip-pada-pembelajaran-
paud.html?m=1
https://www.kompasiana.com/farihramdlani/58442fc7b27a61d5041a24dd/jenis-pendekatan-
pembelajaran-pada-anak
https://www.administrasitkpaud.com/2020/10/pendekatan-pembelajaran-paud.html?m=1
https://www.paud.id/4-model-pembelajaran-paud-pembelajaran-inovatif/
https://karyatulisku.com/metode-pembelajaran-paud/#
https://yollanda18.wordpress.com/2018/05/14/makalah-tentang-pendidikan-anak-usia-dini-
paud/
https://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-paud.html?m=1
Pokja PAUD PPPAUD dan DIKMAS Jawa Barat, 2017. Modul 1 Diksar Daring bagi Pendidik
PAUD. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

Anda mungkin juga menyukai