Anda di halaman 1dari 7

Permasalahan Guru di Lembaga PAUD

Amelia Nur Afifah 1, Dwi Christine Girsang 2 , Joan Angel Sirait 3, Kartika
Indah Lestari 4,Rita Amalia Harahap 5
1
Universitas Negeri Medan,Jl. Wille Iskandar Medan,Sumatera Utara,Indonesia
2
Prodi PG PAUD, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar Medan,
Sumatera Utara, Indonesia
a)
E-mail : angelsrttt12@gmail.com , kartikaindah374@gmail.com,
harahapamalia3@gmail.com,

Abstrak: Masalah penelitian ialah guu yang belum memiliki ketrampilan dalam
mengembangkan bahan ajar dalam era pandemi ini. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini penelitian deskriptif dengan prosedur pengumpulan data dengan
mengupulkan kajian literatur dari buku dan jurnal.Hasi penelitian ialah solusi yang
diberikan penulis berupa guru yang belum memiliki ketrampilan dalam mengembangkan
bahan ajar dapat mengikuti kepelatihan yang diselenggarakan dari dinas pendidikan
maupun umum.
Kata Kunci: Guru. Permasalahan. PAUD

1. Pendahuluan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan adalah segala hal yang
membantu membimbing anak dengan mengembangkan dan mengarahkan seluruh potensi
yang dimilikinya agar tercapailah seluruh tujuan hidupnya. Hakikat pendidikan lebih dari
hanya sekedar penyampaian pengetahuan, tetapi bagaimana membangun sikap positif
terhadap nilai-nilai kehidupan. Oleh sebab itu, pemerintah, keluarga, dan masyarakat
harus bekerja sama dalam pendidikan anak untuk kehidupan yang lebih baik.

Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalahpendidikan
yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh
aspek perkembangan anak. Berdasarkan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional ini dengan tegas
mengamanatkan pentingnya pendidikan anak sejak dini.PAUD adalah suatu proses
pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga 6 tahun secara menyeluruh, yang
mencakup aspek fisik dan nonfisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan
jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang
tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. PAUD juga dapat
dijadikan sebagai cermin untuk melihat keberhasilan anak di masa mendatang. Anak
yang mendapatkan layanan dengan baik sejak dini memiliki harapan lebih besar untuk
meraih kesuksesan masa depan, sebaliknya anak yang tidak mendapatkan layanan
pendidikan yang memadai membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk
mengembangkan kehidupan selanjutnya.

Guru PAUD merupakan guru yang memberikan layanan bagi anak usia dini atau anak
pada usia rentang 0-6 tahun. Seorang guru PAUD hendaknya memiliki berbagai
kompetensi yang menunjang profesinya tersebut. kompetensi adalah kemampuan untuk
melakukan sebuah aktivitas menurut suatu standar dan dengan hasil yang baik, yang
diulang-ulang dalam jangka waktu dan situasi yang berbeda (ILO, 2004). Terdapat empat
kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru PAUD, diantaranya kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan sosial (Gordon & Browne, 2011; Setiasih, 2008).Guru
menjadi salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan guru
merupakan titik sentral didalam tenaga kependidikan yang berhubungan langsung dengan
peserta didik sehingga dijadikan sebagai tauladan bagi peserta didik. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan
peserta didik melalui proses pembelajaran.

Pada masa pandemi Covid-19 pemerintah melakukan pembatasan pada segala aspek
kegiatan termasuk pendidikan. Dimana pemerintah beberapa waktu lalu menetapkan
bahwa kegiatan belajar di sekolah harus dilakukan secara daring. Walaupun sekarang ini
pembelajaran sudah mulai dilakukan secara new normal, tentu saja pembelajaran daring
yang lalu mengakibatkan bebrapa dampak pada guru yaitu seperti kurangnya kreatifitas
guru dalam mengembangkan media pembelajaran anak. Karna adanya kegiatan sekolah
daring beberapa guru tidak mengembangkan media pembelajaran menjadi lebih luas dan
menarik dan terkadang hanya-hanya memakai media itu-itu saja. Tentu saja bukan tak
mungkin hal ini bisa menimbulkan kebosanan pada anak kalau belajar hanya memakai
media yang monoton. Anak akan menjadi tidak merasa tertarik untuk belajar sehingga ini
akan menyebabkan anak malas belajar.
2. Metode

Untuk mendukung penelitian ini, tim menggunakan metode penelitian deskriptif, yang
artinya penelitian ini memfokuskan pada satu variable atau aspek dan tujuan
penelitiannya ingin menghimpun data tentang kondisi yang ada dengan kata lain untuk
memecahkan suatu masalah yang di teliti dengan gambaran subjek atau objek berupa
fenomena yang sering/sedang terjadi.

Adapun proses pengumpulan data adalah dengan cara mengumpulkan berbagai literatur
yang berkaitan dengan data-data penelitian,dan memanfaatkan berbagai pustaka yang
relevan dan berisikan teori-teori peran orang tua dalam pembelajaran Anak Usia Dini
serta penggunaan tema dan proses pembelajaran di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.
Teknik pengumpulan data juga dilakukan melalui teknik observasi, dengan melihat dan
mengamati langsung fenomena yang terjadi berdasarkan pengalaman-pengalaman
peneliti.

3. Hasil dan Diskusi

Dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak peran guru lebih bersifat sebagai pembimbing,
motivator, dan fasilitator. Guru perlu menyiapkan lingkungan, bahan-bahan, kegiatan yang
menantang dan dapat menstimulasi anak agar terlaksananya pembelajaran yang optimal tidak
terlepas dari karakteristik perkembangan anak, prinsip belajar dan kurikulum yang sesuai dengan
minat dan kebutuhan. Dalam pembelajaran di TK, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi
kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak dan
membuat pembelajaran lebih bermakna.

Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudahdan
jelas. Tema yang dipilih sesuai dengan hasil belajar dan indikator dalam kurikulum,
danmenjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema tidak terlalu luas dan sesuai sub
tema antara lain:

1. Diri sendiri (Aku dan Panca Indera)

2. Lingkunganku (Keluargaku, Rumah dan Sekolah)

3. Kebutuhanku (Makanan, Pakaian, Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan)


4. Binatang
5. Tanaman
6. Rekreasi (Kendaraan, Pesisir dan Pegunungan)

7. Pekerjaan
8. Air, Udara, dan Api
9. Alat Komunikasi
10. Tanah airku (Negaraku, Kehidupan dikota dan didesa)
11. Alam Semesta (Matahari, Bulan, Bintang, Bumi, Langit dan Gejala Alam)

Tema-tema ini kemudian disesuaikan dengan hasil belajar atau indikator pada bidang
pengembangan dalam program semester. Perencanaan program semester merupakan program
pembelajaran yang berisi jaringan-jaringan tema yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi
waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya kedalam semester 1 dan 2.
Penyusunan silabus pembelajaran dituangkan dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan
mingguan dan perencanaan harian dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah dasar
pembelajaran bagi anak. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak perlu memperhatikan prinsip
belajar yang berorientasi perkembangan dan bermain yang menyenangkan, didasarkan pada minat
dan pengalaman anak, mendorong terjadinya komunikasi baik secara individual maupun
kelompok, dan bersifat fleksibel. Masitoh (2003: 7) mengungkapkan prinsip dasar pembelajaran
bagi anak usia dini sebagai berikut:

a. Anak aktif melakukan sesuatu atau bermain dalam situasi yang menyenangkan.
b. Kegiatan pembelajaran dibangun berdasarkan pengalaman dan minat.
c. Mendorong terjadinya komunikasi serta belajar secara bersama dan individual.
d. Mendorong anak untuk mengambil resiko dan belajar dari kesalahan.
e. Memperhatikan prinsip perkembangan anak.
f. Bersifat fleksibel

Dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak peran guru lebih bersifat sebagai pembimbing,
motivator, dan fasilitator. Guru perlu menyiapkan lingkungan, bahan-bahan, kegiatan yang
menantang dan dapat menstimulasi anak agar terlaksananya pembelajaran yang optimal tidak
terlepas dari karakteristik perkembangan anak, prinsip belajar dan kurikulum yang sesuai dengan
minat dan kebutuhan. Dalam pembelajaran di TK, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi
kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak dan
membuat pembelajaran lebih bermakna.

Di masa pandemi seperti sekarang mayoritas kegiatan dilakaukan secara daring. Tak terkecuali
kegiatan belajar mengajar di PAUD. Keadaan tersebut menuntut setiap guru khususnya, harus
bekerja keras membuat inovasi metode pembelajaran sekaligus model evaluasi pemebelajaran
daring. Tentunya ini menjadi tantangan bagi guru-guru sekaligus harus meningkatkan kompetensi
dirinya. Guru tidak hanya memiliki kemampuan profesional, pedagogik, personal dan sosial,
namun juga harus memiliki keterampilan menggunakan teknologi informasi untuk menunjang
proses pembelajaran daring.

Masalahnya sampai saat ini masih banyak guru-guru yang masih kurang terampil dalam
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). pemerintah melalui Kemendikbud
sudah mengadakan sebuah pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan
TIK. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menargetkan 75 ribu
guru dapat mengikuti Pelatihan Kompetensi Teknis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) atau
PembanTIK tahun ini. Jika dibanding tahun sebelumnya, maka mengalami peningkatan lima ribu
peserta.

Menurut Nadiem Makarim dalam acara Pembatik mengatakan "Pembatik telah menjadi salah
satu program unggulan Pusat Data dan Teknologi Kemendikbud, diikuti oleh 70.300 guru di
seluruh Indonesia pada tahun 2020 luar biasa. Dan tahun ini kami menargetkan 75.000 untuk
mengikuti program bimbingan teknis,"Selain mengikuti pelatihan dari pemerintah, ada cara lain
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan TIK. Caranya
adalah sekolah merekrut beberapa ahli di bidang TIK untuk mengajari guru secara intens,
terutama mengajari mereka dalam pembuatan media pembelajaran yang menarik. Bisa juga
memberdayakan guru-guru di sekolah yang sudah memiliki keahlian dalam bidang tersebut,
kemudian diberikan kesempatan untuk mengajari sedikit-demi sedikit guru-guru yang kurang
menguasi TIK.Intinya guru dalam pandemi saat ini harus selalu meningkatkan kompetensi dirinya
dengan cara apapun. Terutama dalam penguasaan TIK, supaya dapat menciptakan sebuah inovasi
model pembelajaran yang menyenangkan. Dengan begitu kualitas penddidikan di Indonesia akan
menjadi lebih baik.

Kemudian dalam pelatihan untuk meningkatkan kreativitas guru menggunakan teori PAR.
penelitian tindakan kolaboratif dan partisipatori (participatory action research/ PAR) yaitu
kegiatan penelitian yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat agar merasa ikut serta memiliki
program kegiatan tersebut serta berniat ikut aktif memecahkan masalah berbasis masyarakat
(Suharsimi Arikunto, 2006: 95). Dalam teori PAR terdapat siklus yang dijadikan tolak ukur
keberhasilan proses penelitian berbasis pemberdayaan masyarakat. Adapun siklus tersebut dikenal
dengan istilah KUPAR (to Know, to Understand, to Plan, to Action dan to Reflection).

To Know (untuk mengetahui) merupakan proses awal dalam pemberdayaan dengan


mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dalam konteks ini adalah kebutuhan para guru PAUD
dalam membuat media ajar yang menarik. To Understand (untuk memahami) masyarakat yang
diberdayakan mampu mengidentifikasi adanya permasalahan dalam proses belajar mengajar
dimasa pandemi yaitu pembelajaran daring, kemudian dikolerasikan dengan aset-aset yang
dimiliki oleh para guru seperti perangkat digital untuk proses pembelajaran daring. To Plan (untuk
merencanakan) sebagai proses merencanakan aksi-aksi strategis dalam menyelesaikan persoalan
yang muncul dalam proses pembelajaran dari terutama dalam pembuatan media ajar untuk anak
PAUD. Perencanaan ini mempertimbangkan kebutuhan guru dalam pembuatan media ajar dan
juga perencanaan dalam pemberian materi selama pembelajaran daring. To Action (melancarkan
aksi) merupakan implementasi berupa pelatihan membuat gambar yang sederhana untuk guru
PAUD yang nantinya dapat digunakan untuk pembuatan bahan ajar yang menarik untuk anak
PAUD selama pembelajaran daring To Reflection (refleksi) merupakan tahapan dimana guru
mengevaluasi hasil dari pelatihan dan kelanjutan dalam pelaksanaan pelatihan ini.

4. Kesimpulan

Guru PAUD merupakan guru yang memberikan layanan bagian anak usia dini atau anak
paud usia rentang 0-6 tahun. Seorang guru PAUD hendaknya memiliki berbagai
kompetensi yang menunjang profesinya tersebut. Kompetensi adalah kemampuan untuk
melakukan sebuah aktivitas menurut suatu standar dan dengan hasil yang baik, yang
diulang-ulang dalam jangka waktu dan situasi yang berbeda (ILO, 2004). Terdapat empat
kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru PAUD.

Berdasarkan gambaran dan analisis data yang diperoleh,di masa pandemi seperti
sekarang mayoritas kegiatan dilakaukan secara daring.Tak terkecuali kegiatan belajar
mengajar di PAUD.Keadaan tersebut menuntut setiap guru khususnya, harus bekerja
keras membuat inovasi metode pembelajaran sekaligus model evaluasi pemebelajaran
daring.

5. Daftar Rujukan

Novitasari., Yessi. dkk. 2021.”ANALISIS PERMASALAHAN GURU PAUD PADA


PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN) DI MASA PANDEMI COVID-19.”Jurnal
Edukasi AUD. Vol.7,No.1.

Huliyah., Muhiyatul. 2016.”HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.” Jurnal Pendidikan


Guru Raudlatul Athfal.Vol.1,No.1.

Streit,ApriliaKartini.2021.PELATIHANPEMBUATANMEDIAPEMBELAJARANDARINGDE
NGANMENGGUNAKANMETODECARAMENGGAMBARSEDERHANAUNTUKGURUPAUDTK
ISLAMAMANAHSERANG.Prosiding SNADES 2021. Universitas Bunda Mulia.
Suciptoi,Hidayati,Richma.2021.Pelatihan Pengembangan Tema Kreativitas bagi Guru PAUD
Gerbang
HarapanKecamatanBaeKudus.Vol.3,No.1,Maret2021,Hal.12.DalamJurnalMuriaJurnalLayananMa
syarakat. Jawa Tengah : Universitas Muria Kudus

Anda mungkin juga menyukai