Email: aldycelciuz@gmail.com
datempe@gmail.com
Abstrak
Suatu bangsa dapat dikatakan besar jika bangsa tersebut memiliki karakter baik dan
kuat yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal masyarakatnya. Melihat banyaknya
potensi yang dimiliki oleh masyarakat dari suatu bangsa tentu harus dikembangkan melalui
eksperimen-eksprimen baik dalam bentuk berinteraksi dengan individual maupun kelompok.
Sehingga dari hasil eksperimen-eksperimen tersebut menjadi suatu langkah yang strategis
dalam upaya untuk mengembangkan dan membentuk karakter masyarakat dari suatu
bangsa tersebut. Salah satu bentuk atau eksperimen yang tepat untuk mengembangkan dan
membentuk karakter masyarakat tersebut adalah melalui jalur pendidikan yang dimulai sejak
pendidikan dasar usia dini. Namun dalam upaya ini seringkali tidak berjalan lancar dan
menemukan persoalan. Persoalan yang terjadi biasanya ada pada media pembelajaran dan
proses pemahaman dari metode pendidikan yang diberikan. Sehingga perlu adanya suatu
media dan pengajaran yang inovatif, menyenangkan dan tidak membosankan serta sesuai
dengan nilai-nilai yang sekiranya sesuai dengan anak pada usia dini. Dalam masyarakat
terdapat banyak unsur yang dapat digunakan menjadi media pembelajaran, misalnya taman
bermain kanak-kanak.
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
mewakili kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukannya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sejak anak lahir pendidikan sudah dimulai, pendidikan berlangsung secara alami
dengan memerhatikan aspek kematangan (maturation) dan memberi kesempatan pada
anak untuk menggunakan seluruh inderanya. Pembelajaran semacam ini merupakan
pembelajaran yang paling baik, karena pengalaman-pengalaman sensorial yang dialami
anak usia dini merupakan dasar semua pembelajaran.
METODE
Dalam proses penulisan artikel ini, kami menggunakan metode pengutipan dan pemahaman
dari beberapa referensi buku dan jurnal yang kami dapatkan.
ISI/PEMBAHASAN
B. Tujuan PAUD
Tujuan PAUD adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tujuan
PAUD anntara lain:
1. Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut
2. Mengurani angka mengulang kelas
3. Mengurangi angka putus sekolah (DO)
4. Mempercepat pencapaian wajib belajar Pendidikan Dasar 9 tahun
5. Meningkatkan mutu pendidikan
6. Mengurangi angka buta huruf muda
7. Memperbaiki derajat kesehatan dan gizi anak usia dini
8. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)1
C. Rencana Kegiatan
Pembelajaran PAUD merujuk pada konsep pengembangan kurikulum adalah:
kurikulum dikembangkan oleh lembaga dengan merujuk pada standar yang disusun
oleh pemerintah, kurikulum PAUD untuk membentuk karakter anak dilakukan melalui
pembiasaan: nilai moral dan agama, emosi sosial membangun kemampuan dasar:
kongintif, fisik, emosi sosial, bahasa, kurikulum PAUD menggunakan pendekatan
holistic curriculum mencakup semua aspek perkembangan, proses belajar
dilaksanakan secara integrated learning mencakup semua konsep pengetahuan
1
Susianty Selaras Ndari, Chandrawaty, Telaah Kurikulum Anak Usia Dini, (Jawa Barat: Edu Publisher, 2018),
hlm. 7-8.
(bahasa, matematika, sains, ilmu sosial, seni) kegiatan pembelajaran dilakukan
melalui bermain.2
2
Mukhtar Latif, dkk,Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: KENCANA, 2016), hlm. 12.
3
Eko Ariwidodo, Relevansi Pengetahuan Masyarakat tentang Lingkungan dan Etika Lingkungan dengan
Partisipasinya dalam Pelestarian Lingkungan, dalam jurnal Nuansa, Vol. 11, No.1, Juni 2014, hlm 5.
4
M Fadillah, Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014),
hlm. 1-2.
5
Dadan Suryana, Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak, (Jakarta: KENCANA, 2016), hlm. 224.
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada PAUD. Tenaga kependidikan terdiri atas pengawas/penilik, kepala
sekolah, pengelola, administrasi, dan petugas kebersihan.
Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi
terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam
dirinya. Kompetensi guru, yaitu kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas sebagai agen pembelajaran.
Prinsip-prinsip mengajar guru, yaitu:
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi
pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media
dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif
dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan,
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian
pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas
perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi),
agar peserta didik menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran
yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran,
diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-
ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi antara mata
pelajaran dan/atau praktek nyata dalam kehidupan sehari hari.
7. Guru harus terus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik
dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara
langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang
didapatnya.
8. Guru harus dapat mengembangkan sikap peserta didik dalam
membina hubungan sosial, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara
individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaan
tersebut6.
6
Mukhtar Latif, dkk,Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: KENCANA, 2016) hlm 15-16
b. Media pembelajaran sederhana 3 dimensi : media benda sebenarnya (asli)
dan media benda tiruan (imitasi).
2. Media Pembelajaran Modern
Media pembeelajaran modern yaitu media yang baahan bakunya dan alat
pembuatannya sulit diperoleh dan mahal harganya, dalam pembuatan dan
pemanfaatannya memerlukan keahlian khusus yang memadai. Jenis media
pembelajaran ini meliputi :
a. Media pembelajaran modern proyeksi : OHP, proyektor slide, proyektor
opaque, proyektor film strip, LCD proyektor
b. Media pembelajaraan modern non-proyeksi : radio, tape recorder, televise,
VCD, DVD, video game, komputer, laptop, handphone.7
7 Usep Kustiawan, Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Malang: GUNUNG
SAMUDRA, 2016), hlm. 15.
8
Ibid, hlm. 12.
KESIMPULAN
A. Sejak anak lahir pendidikan sudah dimulai, pendidikan berlangsung secara alami
dengan memerhatikan aspek kematangan (maturation) dan memberi kesempatan
pada anak untuk menggunakan seluruh inderanya. Pembelajaran semacam ini
merupakan pembelajaran yang paling baik, karena pengalaman-pengalaman
sensorial yang dialami anak usia dini merupakan dasar semua pembelajaran.