Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT PAUD

Disusun Guna MemenuhiTugasHarian Mata Kuliah

KONSEP DASAR PAUD

DosenPengampu :Rianti, S.pd.,M.pd

DisusunOleh :

Nama : Neni Nur’aeni

NIM : 1152202034

Semester : 2

YAYASAN PEMBINAAN PERGURUAN TINGGI

BABAKAN JAMANIS PANGANDARAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH NAHDATUL ULAMA (STITNU)

AL-FARABI PANGANDARAN

2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat, segala puji
hanya layak untuk Allah SWT karena atas berkat Rahmat, Ridha dan Hidayah-NYA yang
tidak bis akita hitung kebesaran-NYA penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Hakikat PAUD”.
Dalam penyusunannya, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen, teman-
teman dan semua pihak yang telah banyak memberi dukungan dan motivasi kepada penulis
sehingga masalah ini dapat di selesaikan. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun ke jalan yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namu selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Harapan dari penulis semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Banjarsari, 14 Mei 2023

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar
Pendidik yang profesional mempunyai tugas utama adalah mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik, baik pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun pendidikan yang
lebih lanjut. Untuk melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang pendidik
PAUD harus menguasai kompetensi yang dipersyaratkan. Selaras dengan kebijakan
pembangunan yang meletakkan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
sebagai prioritas pembangunan nasional, maka kedudukan dan peran pendidik PAUD
semakin bermakna strategis dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dalam
menghadapi era globalisasi.
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal dan Informal (Dit. PPTK PAUDNI) sebagai institusi
pemerintah yang bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu PTK PAUD selalu
berupaya melakukan terobosan dalam meningkatkan kompetensi PTK PAUD yang
akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.
Pemahaman Konsep Dasar PAUD merupakan hal yang sangat penting
dikuasai oleh pendidik maupun tenaga kependidikan PAUD karena merupakan hal
mendasar untuk dapat menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini yang
diharapkan akan melejitkan potensi anak didiknya.
Oleh karena itu kami akan mengangkat makalah ini dengan judul Hakikat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan focus pembahasan pada apa itu
pengertian pendidikan anak usia dini (PAUD), tujuan dan ruang lingkupnya, serta
satuan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana hakikat dan pengertian PAUD?
2. Bagaimana tujuan dan ruang lingkup PAUD?
3. Apa saja satuan penyelenggaraan PAUD?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


1. Hakekat PAUD
Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik intelegensi, bakat,
minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, kemandirian, jasmani dan
sosialnya. Namun penelitian tentang otak menunjukkan bahwa jika anak dirangsang
sejak dini, akan ditemukan potensi-potensi yang unggul dalam dirinya. Setiap anak
unik, berbeda dan memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar (limitless
capacity to learn) yang telah ada dalam dirinya untuk dapat berpikir kreatif dan
produktif, mandiri. Oleh karena itu, anak memerlukan program pendidikan yang
mampu membuka kapasitas tersembunyi tersebut melalui pembelajaran yang
bermakna sedini mungkin. Jika potensi pada diri anak tidak pernah direalisasikan,
berarti anak telah kehilangan kesempatan dan momentum penting dalam hidupnya.
Abraham Maslow telah menjelaskan tentang hirarki dari kebutuhan dasar
manusia karena setiap individu itu berbeda, baik dilihat dari jenis kelamin,
temperamen, ketertarikan, gaya belajar, pengalaman hidup, budaya, kebutuhannya
(Diane Trister Dodge, Laura J. Colker, Cate, 2008). Maka setiap individu juga
berbeda dalam hal kemandirian, konsep diri, dan tingkat kemampuannya.
Usia 4-6 tahun (TK) merupakan masa peka bagi anak, di mana anak mulai
sensitif untuk menerima barbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa
peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Di mana pada masa ini
merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan
kemampuan fisik, kognitif, bahasa sosial emosional, konsep diri, disiplin,
kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama (Depdiknas, 2004). Oleh sebab itu
dibutuhkan suasana belajar, strategi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan
anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Hahekat pendidikan anak usia dini adalah periode pendidikan yang sangat
menentukan perkembangan dan arah masa depan seorang anak sebab pendidikan
yang dimulai dari usia dini akan membekas dengan baik jika pada masa
perkembangannya dilalui dengan suasana yang baik, harmonis, serasi, dan
menyenangkan.
Pendidikan anak usia dini merupakan dasar dari pendidikan anak selanjutnya
yang penuh dengan tantangan dan berbagai permasalahan yang dihadapi anak.
Sengan demikian maka pandidikan usia dini adalah jendela pembuka dunia (window
of opportunity) bagi anak.
Secara singkat Bredekamp dan Regrant (1997) dalam Martinis Yamin dan
Jamilah Sabri Sanan (2012: 3) menyimpulkan bahwa anak akan belajar dengan baik
dan bermakna bila anak merasa nyaman secara psikologis serta kebutuhan fisiknya
terpenuhi, anak mengkonstruksi pengetahuannya, anak belajar melalui interaksi
sosial dengan orang dewasa dan anak lainnya, eksplorasi, pencarian, penggunaaan,
belajar melalui bermain, unsur perbedaan anak diperhatikan.
Komitmen Jomtien Thailand tentang Pendidikan Untuk Semua (Education
For All) menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak mendapatkan pendidikan
dasar untuk mengembangkan bakat, meningkatkan kehidupannya, dan
mentransformasikan masyarakatnya (Unesco, 2001).
Komitmen memberikan kesempatan pendidikan yang lebih luas kepada setiap
orang mulai dari usia dini sampai dewasa ditegaskan kembali dalam tujuan-tujuan
Pendidikan Untuk Semua dengan Deklarasi Dakar yaitu: (i) memperluas &
memperbaiki keseluruhan perawatan & pendidikan anak usia dini secara
komprehensif terutama yang sangat rawan & terlantar; (ii) kesetaraan jender di
bidang pendidikan; (iii) program life skill bagi pemuda & orang dewasa; (iv)
pemberantasan buta aksara;(v) wajib belajar pendidikan dasar; dan (vi) peningkatan
mutu pendidikan (Unesco, 2001). Hak-hak mendapatkan pendidikan bagi setiap
warga negara telah diakui di Indonesia sejak awal kemerdekaan. Kesamaan hak
mendapatkan pendidikan tersebut diamanatkan dalam pembukaan Undang-undang
Dasar 1945 yang menyatakan bahwa salah satu dari tujuan kemerdekaan Indonesia
adalah untuk mencerdaskan bangsa.

2. Pengertian PAUD
Pendidikan anak usia dini adalah merupakan upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan baik
jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan memasuki penddikan yang
lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan
menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam pengembangan
sumber daya manausia (Direktorat PAUD, 2005). Rentang anak usia dini dari lahir
sampai usia enam tahun adalah usia kritis sekaligus strategis dalam proses
pendidikan dan dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan seseorang
selanjutnya artinya pada periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuh
kembangakan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan fisik, kognitif,
bahasa, sosio-emosional dan spiritual.
Sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia adalah sebait ungkapan yang sarat
makna dan merupakan semboyan dalam pengasuhan, pendidikan dan pengembangan
anak usia dini di Indonesia (Jalal, 2004).
Pendidikan anak usia dini dianggap sebagai cermin dari suatu tatanan
masyarakat, tetapi juga ada pandangan yang mengemukakan bahwa sikap dan
perilaku suatu masyarakat dipandang sebagai suatu keberhasilan ataupun sebagai
suatu kegagalan dalam pendidikan dan keberhasilan pendidikan tergantung kepada
pendididkan anak usia dini karena jika pelaksanaan pendidikan pada usia dini baik,
maka proses pendidikan pada usia remaja, usia dewasa akan naik pula.
B. Tujuan dan Ruang Lingkup PAUD
1. Tujuan PAUD
Pada umumnya tujuan PAUD adalah mengembangkan berbagai potensi anak
sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Tujuan PAUD antara lain adalah:
a) Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut
b) Mengurangi angka mengulang kelas
c) Mengurangi angka putus Sekolah (DO)
d) Mempercepat pencapaian Wajib belajar Pendidikan Dasar 9 tahun
e) Meningkatkan Mutu Pendidikan
f) Mengurangi angka buta huruf muda
g) Memperbaiki derajat kesehatan & gizi anak usia dini
h) Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Selain tujuan di atas, menurut UNESCO (2005) tujuan PAUD antara lain
berdasarkan beberapa alasan:
a) Alasan Pendidikan: PAUD merupakan pondasi awal dalam meningkatkan
kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan lebih tinggi, menurunkan
angka mengulang kelas dan angka putus sekolah.
b) Alasan Ekonomi: PAUD merupakan investasi yang menguntungkan baik bagi
keluarga maupun pemerintah
c) Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan roda
kemiskinan
d) Alasan Hak/Hukum: PAUD merupakan hak setiap anak untuk memperoleh
pendidikan yang dijamin oleh undang-undang.
PAUD juga bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak
agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Sedangkan Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan cakap. (Puskur,
Depdiknas: 2007).
Solehuddin (1997) mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini
dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai- nilai kehidupan yang
dianut.
Melalui PAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap
potensi yang dimilikinya antara lain: agama, kognitif, sosial- emosional, bahasa,
motorik kasar dan motorik halus, serta kemandirian; memiliki dasar-dasar
aqidah yang lurus sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-
kebiasaan perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan
keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya, serta
memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif.
Sejalan dengan pernyataan di atas, tujuan PAUD adalah untuk
mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi
sebagai manusia yang utuh sesuai dengan falsafah suatu bangsa. Anak dapat
dipandang sebagai individu yang baru mengenal dunia. Ia belum mengetahui
tatakrama, sopan santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Ia
juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang
lain. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia
dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan
dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di
masyarakat.
2. Ruang Lingkup PAUD
Satuan Layanan PAUD, Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui
jalur pendidkan formal, nonformal, dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal diselenggarakan pada
Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat, rentang usia anak 4-6 tahun.
Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal diselenggarakan pada
Kelompok Bermain (KB) rentang usia anak 2-4 tahun, Taman Penitipan Anak (TPA)
rentang usia anak 3 bulan - 2 tahun, atau bentuk lain yang sederajat rentang usia
anak 4-6 tahun.
Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal diselenggarakan pada
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, bagi
orangtua yang mempunyai anak usia 0-6 tahun.
C. Satuan Penyelenggaran PAUD
Dari uraian mengenai ruang lingkup pendidikan anak usia dini atau PAUD di atas,
maka sudah pasti satuan pendidikan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD)
bisa berbentuk:
1) Taman Kanak-kanak (TK)
2) Raudatul Athfal (RA)
3) Bustanul Athfal (BA)
4) Kelompok Bermain (KB)
5) Taman Penitipan Anak (TPA)
6) Satuan PAUD Sejenis (SPS)
7) Sekolah Dasar Kelas Awal (kelas 1,2,3)
8) Bina Keluarga Balita
9) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
10) Keluarga
11) Lingkungan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus
pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan baik jasmani maupun rohani
sehingga anak memiliki kesiapan memasuki penddikan yang lebih lanjut.
Dari pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di atas, maka sudah jelas
bahwa tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah untuk mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ruang lingkupnya ada yang formal, non-formal
maupun informal.
Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal diselenggarakan pada TK, RA,
atau bentuk lain yang sederajat dengan rentang usia anak 4-6 tahun. Untuk pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan nonformal sendiri diselenggarakan pada Kelompok
Bermain dengan rentang usia anak 2-4 tahun, TPA atau bentuk lain yang sederajat dengan
rentang usia anak 4-6 tahun. Sedangkan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
informal diselenggarakan pada pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan
oleh lingkungan, bagi orangtua yang mempunyai anak usia 0-6 tahun.

B. Saran
Semoga dengan adanya penulisan makalah ini kita semua senantiasa bersemangat
dalam belajar dan juga mengajar agar apa yang kita cita-citakan dapat tercapai. Ada sebuah
pepatah yang mengatakan “Do The Best but don’t feel The Best” !! Artinya “Jadilah yang
terbaiktapijanganmerasa yang paling baik.”
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintergrasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.

Diane Trister Dodge, Laura J. Colker, Cate. 2008. The Creative Curriculum for
Preschool. Teaching Strategies.

Jalal, Fasli. 2004. Seminar dan Lokakarya PAUD menyongsong kurikulum Pendidikan
Anak Usia Dini Berbasis Kcerdasan Jamak di masa depan. Jakarta:
Depdiknas.

Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Setneg

Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: IKIP Bandung.

Yamin Martinis dan Sanan Sabri Jamilah. 2012. Panduan PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini). Jakarta: Gaung Persada Press Group.

Anda mungkin juga menyukai