Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MENJELASKAN TUJUAN, FUNGSI SERTA KOMITMEN DAN KEBIJAKAN


PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI DI INDONESIA

D
I
S
U
S
U
N

Oleh;Jariyah (2220600017)
Futri adilah lubis(220600041
Dosen Pengampuh : Agung Kaisar Siregar M.Pd.

PIAUD
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD
AD-DARYPADANGSIDIMPUANT.A 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padangsidimpuan, 30 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………….ii

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………….1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………2
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………….3
A. Pengertian pendidikan anak usia dini…………………………………………………………4
B. tujuan pendidikan anak usia……………………………………………………………………..4
C. fungsi pendidikan anak usia dini………………………………………………………………….5
D. komitmen anak usia dini……………………………………………………………………………6
E. kebijakan pendidikan anak usia ………………………………………………………………..7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………………..8


A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………....9
B. Saran……………………………………………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………10
BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pembangunan pendidikan nasional dilandasi oleh paradigma


membangun Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang memiliki kapasitas
untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal.
Upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya melalui pemerataan
pendidikan dan menempatkan guru pendidik professional yang memiliki tugas
utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan
mengevaluasi peserta didik pada tingkatan-tingkatan tertentu. Tujuan
pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua
fungsi, yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan
merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting, maka menjadi
keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya, karena tujuan pendidikan
bersifat memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Pelaksanaannya hanya
mungkin apabila tujuan yang ingin dicapai dibuat jelas, konkret dan memiliki
berbagai fasilitas-fasilitas yang mendukung. Sistem pendidikan menjadi bagian
penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat
sebagai suprasistem. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem
dengan sosial budaya sebagai suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan
menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga
permasalahan intern sistem pendidikan itu Pembangunan pendidikan nasional
dilandasi oleh paradigma membangun Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan
secara optimal. Upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya melalui
pemerataan pendidikan dan menempatkan guru pendidik professional yang memiliki
tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan
mengevaluasi peserta didik pada tingkatan-tingkatan tertentu. Tujuan pendidikan
memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk
kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu memberikan arah
kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
segenap kegiatan pendidikan. Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian
penting, maka menjadi keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya, karena
tujuan pendidikan bersifat memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Pelaksanaannya
hanya mungkin apabila tujuan yang ingin dicapai dibuat jelas, konkret dan memiliki
berbagai fasilitas-fasilitas yang mendukung. Sistem pendidikan menjadi bagian
penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai
suprasistem. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sosial
budaya sebagai suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya,
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem
pendidikan itu

B. RUMUSAN MASALAH

1. apa pengertian pendidikan anak usia dini

2. apa fungsi pendidikan ank usia dini

3. seperti apa komitmen pendidikan anak usia dini

4. dan seperti apa kebijakan pendidikan anak usia dini

C. TUJUAN MASALAH

1. untuk mengetahui pengertian pendidikan anak usia dini

2. untuk menegtahui fungsi pendidikan anak usia dini

3 untuk mengetahui kebijakan dan komitmen pendidikan


anak usia dini
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan


sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur
formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan 6 (enam) perkembangan: agama dan
moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni, sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia
yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam
Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD
(menggantikan Permendiknas 58 tahun 2009).1

Menurut Nur Cholimah (2008) PAUD adalah usaha sadar dalam memfailitasi
pertumbuhan dan perkembangan jamani dan rohani sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dlakukan dalam penyediaan pengalaman dan stimulasi
bersifat mengembangkan secara terpadu dan menyeluruh agar anak dapat
bertumbuh kembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai, norma, dan
harapan masyarakat2

Menurut Maslow, dalam perkembangannya anak mempunyai berbagai


kebutuhan yang perlu dipenuhi, yaitu kebutuhan primer yang mencakup
pangan, sandang, dan ‘papan’ serta kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan
penghargaan terhadap dirinya.

Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi


gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, anak
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling
rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi

1
https;//siln-riyadh.kemindikbud.go.ig.paud (2014) hlm1
2
Alma Nurbaitillah Suryana ,evaluasi program pendidikan anak usia dini ,jurnal (cendikiawan
ilmiah pls), vol 3 no 1 desember (2018); hlm 8
padamasa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek
seperti: fisik, sosio-emosional, bahasa dan kognitif sedang mengalami masa
yang tercepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Reteena et al.,
n.d.). Anak usia dini terbagi menjadi 4 (empat) tahapan yaitu masa bayi dari
usia lahir sampai 12 (dua belas) bulan, masa kanak-kanak/batita dari usia 1
sampai 3 tahun, masa prasekolah dari usia 3 sampai 5 tahun dan masa sekolah
dasar dari usia 6 sampai 8 tahun. Setiap tahapan usia yang dilalui anak akan
menunjukkan karakteristik yang berbeda. Proses pembelajaran sebagai bentuk
perlakuan yang diberikan pada anak haruslah memperhatikan karakteristik yang
dimiliki setiap tahapan perkembangan. Apabila perlakuan yang diberikan
tersebut tidak didasarkan pada karakteristik perkembangan anak, maka hanya
akan menempatkan anak pada kondisi yang menderita. Berkaitan dengan anak
usia dini, terdapat beberapa masa yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi bagaimana seharusnya seorang pendidik menghadapi anak usia
dini, sebagai berikut:

1. Masa Peka

2. Masa Egosentri

3. Masa Meniru

4. Masa Berkelompok

5. Masa Bereksplorasi

6. Masa Pembangkangan (Hurlock, 1978)


B TUJUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini Secara umum tujuan Pendidikan


Anak Usia Dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini
sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Sedangkan berdasarkan tinjauan aspek didaktis psikologis
tujuan pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini yang utama adalah: 1.
Menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar mampu
menolong diri sendiri (self help), yaitu mandiri dan

bertanggung jawab terhadap diri sendiri seperti mampu merawat dan


menjaga kondisi fisiknya, mampu mengendalikan emosinya dan mampu
membangun hubungan dengan orang lain. 2. Meletakkan dasar-dasar tentang
bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn). Hal ini sesuai dengan
perkembangan paradigma baru dunia pendidikan melalui empat pilar
pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning
to do, learning to be dan learning to live together yang dalam implementasinya
di lembaga PAUD dilakukan melalui pendekatan learning by playing, belajar
yang menyenangkan (joyful learning) serta menumbuh-kembangkan
keterampilan hidup (life skills) sederhana sedini mungkin.3

Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk


menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran
yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan bagi
anak usia dini merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang
baru lahir sampai dengan delapan tahun. Pendidikan pada tahap ini
memfokuskan pada physical, intelligence/cognitive, emotional, & social
education. (http://en.wikipedia,org/wiki/early_childhood_education) Sesuai
dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan
pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan
yang dilalui oleh anak usia dini. Upaya PAUD bukan hanya dari sisi pendidikan
saja, tetapi termasuk upaya pemberian gizi, kesehatan, perawatan, pengasuhan
dan perlindungan pada anak sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan
secara terpadu dan komprehensif. Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya
meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang
tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan
menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan
memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui
cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-
ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Oleh karena anak
merupakan pribadi yang unik dan melewati berbagai tahap perkembangan
kepribadian, maka lingkungan yang diupayakan oleh pendidik dan orang tua

3
: Nika Cahyati,konsep dasar pendidikan anak usia dini (jawa barat, desember 2023),hlm 2
yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi berbagai
pengalaman dengan berbagai suasana, hendaklah memperhatikan keunikan
anak-anak dan disesuaikan dengan tahap perkembangan kepribadian anak.
Contoh: jika anak dibiasakan untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan baik di
rumah maupun lingkungan sekolah dengan cara yang paling mudah dimengerti
anak, sedikit demi sedikit anak pasti akan terbiasa untuk berdoa walaupun tidak
didampingi oleh orang tua ataupun guru mereka. Usia dini lahir sampai enam
tahun merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter
dan kepribadian seorang anak. Usia itu sebagai usia penting bagi
pengembangan inteligensi permanen dirinya, mereka juga mampu menyerap
informasi yang sangat tinggi. Informasi tentang potensi yang dimiliki anak usia
itu, sudah banyak terdapat pada media massa dan media elektronik lainnya.
Berkaitan dengan PAUD, terdapat beberapa masa yang secara langsung
maupun tidak langsung memengaruhi bagaimana seharusnya seorang pendidik
menghadapi anak usia dini, antara lain masa peka, masa egosentris, masa
meniru, masa berkelompok, masa bereksplorasi dan masa pembangkangan.
Untuk itu sebaiknya orang tua dan orang dewasa lainnya perlu: (1) memberi
kesempatan dan menunjukkan permainan serta alat permainan tertentu yang
dapat memicu munculnya masa peka/menumbuhkembangkan potensi yang
sudah memasuki masa peka; (2) memahami bahwa anak masih berada pada
masa egosentris yang ditandai dengan seolah-olah dialah yang paling benar,
keinginannya harus selalu dituruti dan sikap mau menang sendiri, dan sikap
orang tua dalam menghadapi masa egosentris pada anak usia dini dengan
memberi pengertian secara bertahap pada anak agar dapat menjadi makhluk
sosial yang baik; (3) pada masa ini, proses peniruan anak terhadap segala
sesuatu yang ada disekitarnya tampak semakin meningkat. Peniruan ini tidak
saja pada perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang disekitarnya tetapi juga
terhadap tokoh-tokoh khayal yang sering ditampilkan di televisi. Pada saat ini
orang tua atau guru haruslah dapat menjadi tokoh panutan bagi anak dalam
berperilaku; (4) masa berkelompok untuk itu biarkan anak bermain di luar
rumah bersamasama temannya, jangan terlalu membatasi anak dalam pergaulan
sehingga anak kelak akan dapat bersosialisasi4

4
Dra. Widarmi D. Wijana, M.M, (modul konsep dasar pendidikan anak usia dini, paud 4409
edisi 1) hlm 14
C.FUNGSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Program kegiatan bermain pada pendidikan anak usia dini


memiliki sejumlah fungsi, yaitu untuk mengembangkan seluruh kemampuan
yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya, mengenalkan anak
dengan dunia sekitar, mengembangkan sosialisasi anak, mengenalkan peraturan
dan menanamkan disiplin pada anak dan memberikan kesempatan kepada anak
untuk menikmati masa bermainnya. Berdasarkan tujuan pendidikan anak usia
dini dapat ditelaah beberapa fungsi pendidikan anak usia dini, yaitu :

a. Fungsi AdaptasiBerperan dalam membantu anak melakukan


penyesuaian diri dengan berbagai kondisi lingkungan serta menyesuaikan diri
dengan keadaan dalam dirinya sendiri. Dengan anak berada di lembaga
pendidikan anak usia dini, pendidik membantu mereka beradaptasi dari
lingkungan rumah ke lingkungan sekolah. Anak juga belajar mengenali dirinya
sendiri.

b. Fungsi Sosialisasi. Berperan dalam membantu anak agar memiliki


keterampilan-keterampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan
sehari-hari dimana ia berada. Di lembaga pendidikan anak usia dini anak akan
bertemu dengan teman sebaya lainnya. Mereka dapat bersosialisasi, memiliki
banyak teman dan mengenali sifat-sifat temannya

c. Fungsi Pengembangan. Di Lembaga pendidikan anak usia dini ini


diharapkan dapat pengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Setiap
unsur potensi yang dimiliki anak membutuhkan suatu situasi atau lingkungan
yang dapat menumbuhkembangkan potensi tersebut kearah perkembangan yang
optimal sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak itu sendiri
maupun lingkungannya.

d. Fungsi Bermain. Berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak


untuk bermain, karena pada hakikatnya bermain itu sendiri merupakan hak anak
sepanjang rentang kehidupannya. Melalui kegiatan bermain anak akan
mengeksplorasi dunianya serta membangun pengetahuannya sendiri5

Tugas dan fungsi pendidikan adalah pada manusia yang senantiasa tumbuh dan
berkembang mulai dari periode kandungan ibu sampai dengan meninggal dunia.
Sehingga tugas pendidikan adalah membimbing manusia dan mengarahkan

5
Nika Cahyati,konsep dasar pendidikan anak usia dini (jawa barat, desember 2023),hlm 3
pertumbuhan dan perkembangan manusia dari tahap kehidupan anak usia dini
sampai mencapai titik kemampuan yang optimal. Sedangkan fungsi pendidikan
adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan
berjalan lancar dan mempersiapkan peserta didik untuk dapat hidup di kelak
kemudian hari dan juga berfungsi sebagai sumber peraturan yang akan
digunakan sebagai pegangan hidup dan pegangan langkah pelaksanaaoleh
tenaga pendidik. Di keluarga, ayah dan ibu berfungsi sebagai pendidik yang
bertanggung jawab secara langsung atas masa depan anak-anaknya. Dalam hal
ini, tanggung jawab orang tua tidak hanya karena mempunyai hubungan darah,
tetapi juga sebagai sarana pertama bagi terciptanya anak sebagai makhluk
Tuhan. Proses pendidikan melalui suatu proses pembelajaran Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini seharusnya dilakukan sedini mungkin, bahwa
semenjak masih dalam kandungan.

Pendidikan anak usia dini melalui program kegiatan bermain memiliki sejumlah
fungsi, yaitu: (1) untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki
anak sesuai dengan tahap perkembangannya, (2) mengenalkan anak dengan
dunia sekitar, (3) mengembangkan sosialisasi anak, (4) mengenalkan peraturan
dan menanamkan disiplin pada anak, dan (5) memberikan kesempatan kepada
anak untuk menikmati masa bermainnya.

Berdasarkan tujuan PAUD dapat ditelaah beberapa fungsi PAUD, yaitu sebagai
berikut

Fungsi Adaptasi

Berperan dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri dengan berbagai


kondisi lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dalam dirinya
sendiri. Dengan anak berada di lembaga pendidikan anak usia dini, pendidik
membantu mereka beradaptasi dari lingkungan rumah ke lingkungan sekolah.
Anak juga belajar mengenali dirinya sendiri. Sebagai contoh, usia 0 sampai 1
tahun dianggap sebagai masa adaptasi terhadap lingkungan fisik yang berbeda,
terutama ketika perpindahan dari kondisi dalam kandungan ke kondisi
lingkungan di luar kandungan (kelahiran) yang seluruh kehidupannya tidak
tergantung lagi dengan “plasenta”. Secara fisik dan psikologis, bayi yang baru
lahir harus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitar, seperti suhu
udara, makanan, minuman, dan jenis pakaian yang digunakan. Dari rentang
pertumbuhan dan perkembangan usia dini saja sudah banyak menimbulkan
berbagai masalah, terutama gangguan kesehatan seperti pilek, demam, batuk,
diare dan muntahmuntah. Dalam masa adaptasi fisik dan psikologis ini sangat
penting mengetahui pemahaman kesehatan bayi.

2. Fungsi Sosialisasi Berperan dalam membantu anak agar memiliki


keterampilan-keterampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan
sehari-hari dimana ia berada. Di lembaga pendidikan anak usia dini anak akan
bertemu dengan teman sebaya lainnya. Mereka dapat bersosialisasi, memiliki
banyak teman dan mengenali sifat-sifat temannya. Memiliki teman adalah
penting sekali bagi perkembangan emosional anak. Oleh sebab itu, penting juga
bagi perkembangan intelektualnya. Anak yang tidak punya banyak teman
ternyata sulit bertumbuh menjadi orang dewasa yang seimbang. Bermain
bersama anak lain merupakan sarana yang sangat berharga dalam mempelajari
keterampilan sosial dan komunikasi. Anak cerdas senang berjumpa dengan
anak lain seperti dirinya yang dapat disebut ”berbakat secara sosial”.

3. Fungsi Pengembangan

Di Lembaga pendidikan anak usia dini ini diharapkan dapat pengembangan


berbagai potensi yang dimiliki anak. Setiap unsur potensi yang dimiliki anak
PAUD4409/MODUL 1 1.25 membutuhkan suatu situasi atau lingkungan yang
dapat menumbuh kembangkan potensi tersebut ke arah perkembangan yang
optimal sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak itu sendiri
maupun lingkungannya. Peran pendidik dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran adalah menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar anak.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk melakukan berbagai kegiatan dengan mengeksplorasi lingkungannya dan
melakukan interaksi yang aktif dengan teman sebaya, orang dewasa dan
lingkungannya.

4. Fungsi Bermain

Berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak untuk bermain, karena


pada hakikatnya bermain itu sendiri merupakan hak anak sepanjang rentang
kehidupannya. Secara intelektual, bermain akan memungkinkan anak untuk
menyerap informasi baru dan memanipulasinya agar sesuai dengan apa yang
telah diketahuinya. Melalui kegiatan bermain anak akan mengeksplorasi
dunianya serta membangun pengetahuannya sendiri. Melalui bermain anak
dapat berlatih, meningkatkan cara berpikir dan mengembangkan kreativitas.
Dalam bermain maka mainan sangat penting bagi pembelajaran anak, terutama
jika anak dapat berkreasi dengan mainan itu, tidak ada keharusan mengikuti
instruksi pembuatnya. Dengan memahami arti bermain bagi anak, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa bermain suatu kebutuhan bagi anak. Dengan
merancang pembelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain, maka anak
belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangannya6

6
Dra. Widarmi D. Wijana, M.M, (modul konsep dasar pendidikan anak usia dini, paud 4409
edisi 1) hlm 25
Komitmen dan kebijakan pada anak usia dini

Berbagai kebijakan yang terkait dengan keberadaan Pendidikan


Anak Usia Dini di Indonesia telah ditetapkan dalam dokumen resmi
negara, seperti yang diuraikan berikut ini.
Pembukaan UUD RI 1945, terdapat kutipan yang berbunyi “…
kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu persatuan Negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,...”. Pendidikan
anak usia dini memiliki pandangan bahwa sesungguhnya dengan
mencerdaskan anak secara tidak langsung akan membantu
meningkatkan kualitas SDM negara yang pada akhirnya akan
menyebabkan negara untuk lebih maju. Mencerdaskan kehidupan
bangsa berarti, meningkatkan daripada masyarakat negara itu sendiri
untuk menuju pembangunan yang berkualitas. Dan memang semua itu
harus dimulai dari anak usia dini yang nantinya akan menjadi penerus
bangsa.
Hal ini dapat terlihat, bahwa sejak awal kemerdekaan
Indonesia, pemerintah sudah benar-benar memikirkan bagaimana
caranya untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga tidak
dapat dipecah belah dengan mudah oleh bangsa lain. Bangsa yang
besar dan kuat dibangun oleh sumber daya manusia yang handal dan
berbudi luhur. Hal ini dapat diupayakan melalui jalur pendidikan yang
baik sejak dini.
Amandemen UUD 1945, tertulis pada pasal 28 C Ayat 2 bahwa setiap
anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia. Membuka peluang anak-anak kurang mampu untuk dapat
memperoleh pendidikan yang layak seperti anak-anak lain karena
pendidikan yang layak adalah hak azasi setiap manusia.
Tidak ada batasan bagi seorang anak untuk dapat mengembangkan
kemampuan dirinya selama kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi
terutama kebutuhan akan makanan dan gizi yang baik. Apabila
kebutuhan utamanya terpenuhi, maka kebutuhan pendidikannya pun
dapat terpenuhi oleh anak sehingga akhirnya anak dapat memperoleh
manfaat dari pendidikan itu seperti mendapat pekerjaan yang baik
sesuai dengan minat dan kemampuannya sehingga akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Bila seseorang tidak
mendapatkan kesempatan, maka dia akan terus berada dalam
keterpurukan.
Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya. Berhak mendapatkan pendidikan dan meperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Pemenuhan kebutuhan dasar dan pendidikan serta
manfaatnya haruslah memadai. Berbekal hal tersebut seorang anak
kelak dapat membangun dirinya menjadi manusia berguna baik untuk
diri sendiri maupun masyarakat.
Undang-undang Perlindungan Anak, RI Nomor 23 Tahun 2002
tertulis bahwa: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi (pasal 4); Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9 ayat 1) dan
Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khususnya
bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan
luar biasa, sedangkan anak yang memiliki keunggulan juga
mendapatkan pendidikan khusus (pasal 9 ayat 2). (Departemen Sosial
RI, 2002:5)
Setiap anak tentu telah dibekali potensi yang luar biasa sejak kecil.
Potensi itu harus dikembangkan dan digali dengan cara pemberian
stimulasi yang sesuai. Oleh sebab itu, setiap anak berhak mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya sesuai
dengan minatnya tanpa adanya unsur- unsur paksaan di luar dirinya.
Selanjutnya dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, tertulis bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,USPN,
2004:4). Pendidikan yang dimulai sejak dini akan berbeda karena
dengan pendidikan atau pembiasaan akan lebih merangsang otak anak
untuk menerima pendidikan-pendidikan selanjutnya.
Setiap anak membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya agar dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau
cara lain yang dikenal atau diakui masyarakat. Hendaknya pendidikan
juga memperhatikan lingkungan disekitarnya sehingga tidak
bertentangan dengan norma-norma yang ada didalam masyarakat.
Setiap anak membutuhkan rangsangan pendidikan untuk
mengoptimalkan potensinya.
Melalui pendidikan anak juga diperkenalkan dengan lingkungannya agar
dia dapat menyesuaikan diri di lingkungannya.
Sampai pada akhirnya, komitmen yang tinggi dari pemerintah Indonesia
terhadap pengembangan anak usia dini dibuktikan dengan
dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor
051/0/2001 tentang didirikannya Direktorat PADU (Pendidikan Anak Dini
Usia) di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat PADU
didirikan sebagai upaya pemerintah untuk memajukan dan meratakan
pendidikan anak usia dini di Indonesia lebih terkonsentrasi. Upaya
tersebut mulai terasa sekarang, di mana semua orang mulai
mengetahui tentang pentingnya pendidikan anak dimulai sejak usia dini.
Selanjutnya Direktorat ini berubah nama menjadi Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini (Direktorat PAUD).
Arah Kebijakan PAUD di Indonesia:
Misi: Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, sehat, ceria, dan
berakhlak mulia serta memiliki kesiapan baik fisik maupun mental dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Visi: (1) mengupayakan pemerataan layanan, peningkatan mutu, dan
efisiensi penyelenggaraan pen-didikan dini; (2) mengupayakan
peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam
memberikan layanan pendidikan dini; (3) mempersiapkan anak sedini
mungkin agar kelak me-miliki kesiapan memasuki pendidikan lebih
lanjut.
Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini7

7
123.dok com id// article
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan bagi anak usia
dini merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir
sampai dengan delapan tahun. Tujuan pendidikan anak usia dini ini
mengembangkan seluruh potensisi anak agar kel;ak dapat berfungsi sebagai
manusia yang utuh,fungsi pendiikan anak usia dini fungsi pendidikan adalah
menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan
lancar dan mempersiapkan peserta didik untuk dapat hidup di kelak kemudian
hari dan juga berfungsi sebagai sumber peraturan yang yang dibuat pemerintah
merupakan kebijakan dan komitmen yang dikembangkan lagi

B.SARAN

Makalah dengan judul TUJUAN,FUNGSI kebijakan dan komitmen


pendidikan anak uisa dini yang penulis susun diharapkan dibaca dan dipahami
oleh para pembaca agar menambah ilmu pengetahuan dan juga wawasan untuk
melancarkan proses diskusi perkuliahan dikelas. Sekian dan terimahkasih.

\
DAFTAR PUSTAKA

Alma Nurbaitillah Suryana ,evaluasi program pendidikan anak usia dini ,jurnal
cendikiawan ilmiah pls), vol 3 no 1 desember (2018);

Dra. Widarmi D. Wijana, M.M,modul konsep dasar pendidikan anak usia dini, paud 4409 edisi
1

Nika Cahyati,konsep dasar pendidikan anak usia dini jawa barat, desember 2023

. B. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


8

):

 Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah


serta mencintai sesamanya.
 Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk
gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mampu
menerima rangsangan sensorik.
 Agar anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman
bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga
dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar.
 Agar anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan,
memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

8
Cengkicom.blogspot\2018
Agar anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat
dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mngembangkan konsep
diri yang positif dan kontrol diri.

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan


mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan
fisiologis yang bersangkutan.

2. Dapat memahami perkembangan kreatifitas anak usia dini dan


usaha-usaha yang terkait dengan pengembangannya.

3. Dapat memahami kecerdasan majemuk dan kaitannya dengan


perkembangan anak usia dini

4. Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi


pengembangan anak usia dini

5. Untuk membentuk anak Indonsia yang berkualitas, yaitu anak yang


tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya
sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

6. Untuk membantu kesiapan anak mencapai kesiapan belajar


(akademik) di sekolah.

7. Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat


menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi (hidden potency) yaitu
dimensi perkembangan anak (bahasa, emosi.sosial, motorik, konsep
diri, minat dan bakat).

8. Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan


dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki
anak.

9. Memberikan pengasuhan dan pembibingan yang memungkinkan


anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
potensinya.

10. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika


terjadi penyimpangan,dapat dilakukan intervensi dini.
11. Menyediakan pengalaman yang beraneka ragam dan mengasyikan
bagi anak usia dini,yang memungkinkan mereka mengembangkan
potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti
pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar ( SD).

12. Membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak didik agar


menjadi mnusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahasa
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, inovatif, mandiri,
percayadiri, serta menajdi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.

13. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektua, emosional


dan sosial anak didik pada masa emas pertumbuhannya.

14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan


bidang keilmuan.

15. Mempersiapkan anak agar kelak mampu menguasai berbagai


tantangan di masa depan.

16. Menumbuhkan, memupuk, mendorong, dan menyediakan


lingkungan yang memungkinkan anak mengembangkan potensi yang
dimilikinya seoptimal mungkin.

17. Sebagai persiapan untuk kelangsungan hidup dan dapat


menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

18. Sebagai awal peletakan dasar kearah pertumbuhan dan


perkembangan seluruh kecerdasan.

19. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan pengalaman nilai-nilai


ajaran agama,sehingga mendorong terbentuknya kepribadian yang
dilandasi nilai-nilai ajaran agama yang tercermin pada sikap dan
perilaku sehari-hari.

20. Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini.

21. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi,


serta menghargai karya kreatif.
Ilustrasi suasana Pendidikan Anak Usia Dini

B. FUNGSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PAUD memiliki fungsi utama yaitu mengembangkan semua aspek


perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitf, bahasa, fisik
(motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.

Beberapa fungsi pendidikan bagi anak usia dini dapat dijelaskan


sebagai beikut:
1. Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak
sesuai dengan tahapan perkembangannya.

2. Mengenalkan anak dengan dunia luar.

3. Mengembangkan sosialisasi anak.

4. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak.

5. Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa


bermainnya.

6. Memberikan stimulus kultural pada anak; memberikan ekspresi


stimulus kultural.
BACA JUGA

 Pembelajaran Kolase, Mozaik dan Montase Pada Anak Usia


Dini / TK
 Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak Usia Dini
 AKSIOLOGI
7. Sebagai upaya pemberian stimulus pengembangan potensi fisk
jasmani,dan indrawi melalui metode yang dapat memberikan dorongan
perkembangan fisik/motorik dan fungsi indrawi anak.

8. Memberikan stimulus pengembangan motivasi, hasrat, dorongan dan


emosi kearah yang benar dan sejalan dengan tuntutan agama.

9. Stimulus pengembangan fungsi akal dengan mengoptimalkan daya


kognisi dan kapasitas mental anak melalui metode yang dapat
mengintegrasikan pembelajaran agama dengan upaya mendorong
kemampuan kognitif anak.

10. Membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi


anak usia dini secara optimal sehinggga terbentuk perilaku dan
kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar
memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

Berdasarkan tujuan, pendidikan anak usia dini dapat ditelaah beberapa


fungsi program stimulasi edukasi, yaitu:

1. Fungsi Adaptasi, berperan dalam membantu anak melakukan


penyesuaian diri dengan berbagai kondisi lingkungan serta
menyesuaikan diri dengan keadaan dalam dirinya sendiri.

2. Fungsi Sosialisasi, berperan dalam membantu anak agar memiliki


keterampilan-keterampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan
kehidupan sehari-hari dimana anak berada.

3. Fungsi Pengembangan, berkaitan dengan pengembangan berbagai


potensi yang dimiliiki anak. Setiap unsur potensi yang dimiliki anak
membutuhkan suatu situasi atau lingkungan yang dapat
menumbuhkembangkan potensi tersebut kearah perkembangan yang
optimal sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak itu sendiri
maupun lingkungannya.

4. Fungsi Bermain, berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak


untuk bermain, karena pada hakikatnya bermain itu sendiri merupakan
hak anak sepanjang rentang kehidupannya. Melalui kegiatan bermain
anak akan mengeksplorasi dunianya serta membangun
pengetahuannya sendiri.

5. Fungsi Ekonomik, pendidikan yang tertanam pada anak merupakan


investasi jangka panjang yang dapat menguntungkan pada setiap
rentang perkembangan selanjutnya. Terlebih lagi investasi yang
dilakukan berada pada masa keemasan (the golden age) yang akan
memberikan keuntungan berlipat ganda. Pendidikan di Taman Kanak-
kanak merupakan salah satu peletak dasar bagi perkembangan
selanjutnya.

C. KOMITMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Dari kesepakatan Negara tentang kehidupan yang sehat, pendidikan


yang berkualitas seharusnya pemerintah lebih sering mengadakan
penyuluhan tentang pentingnya hidup sehat, memperhatikan tentang
kualitas dari pendidikan, memberlakukan serta mempertegas UU
tentang eksploitasi dan kekerasan terhadap anak.

Secara internasional, perhatian terhadap pendidikan anak usia dini


semakin serius sejak dicanangkannya:

1. Education for All (Pendidikan Untuk Semua=PUS) DI Jomtien-


Thailand (1999) yang memperjuangkan kesejahteraan bagi anak di
seluruh dunia, Education for All, pendidikan untuk semua (PUS) yang
menyepakati perlunya pendidikan untuk semua orang sejak lahir sampai
menjelang ajal (Suara Merdeka, Cyber News)

2. Convention on the Raigh of the Chaild, menegaskan perlunya


perlindunga dan perkembangan anak dalam layanan pendidikan dasar
dan keaksaraan.

3. The Salamanca Statemen di Spanyol tahun1994, pemenuhan


kebutuhan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk kebutuhan
pendidikan.

4. Deklarasi Daklar di Senegal tahun 2000 yang bertemakan pendidikan


untuk semua dan semua untuk pendidikan (Education for all and all for
Education).

5. World Fit for Children dicanangkan dalam pertemuan pendidikan


dunia di New York tahun 2002, yang telah menyepakati untuk
menyepakati dunia aman dan kehidupan yang sehat bagi anak ; World
Fit for Children telah mencanangkan kehidupan yang sehat, pendidikan
yang berkualitas, perlindungan terhadap aniaya, eksploitasi, dan
kekerasan, serta memerangi HIV/ AIDS.

6. Early Childhood Care and Development adalah Pertemuan besar di


Kairo-Mesir tahun 2003, yang agenda utamanya masalah perawatan
dan pengembangan anak usia dini
D. KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Berbagai kebijakan yang terkait dengan keberadaan Pendidikan Anak


Usia Dini di Indonesia telah ditetapkan dalam dokumen resmi Negara,
seperti yang di uraikan berikut ini:

1. Pembukaan UUD RI 1945, terdapat kutipan yang berbunyi


”…kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu persatuan Negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat , mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,…”

2. Amandemen UUD 1945, tertulis pada pasal 28 C Ayat 2


“bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia”…

3. Undang-undang Perlindunga anak, selanjutnya dalam Undang-


undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

4. Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap


anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

5. UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak


dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”.

6. UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1,


Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut”.

Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyata


PENUTUP

Dari beberapa uraian tujuan, fungsi, komitmen dan kebijakan mengenai


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa:

a. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah untuk mengembangkan


berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

b. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) salah satunya adalah


mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan
kognitf, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.

c. Komitmen dan kebijakan pemerintah mengenai penyelenggaraan


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berupa; Undang-undang, peraturan
pemerintah, keputusan presiden, dan masih banyak lagi.

Untuk itu, kita sebagai pendidik harus tetap menjunjung tinggi profesionalisme
agar dunia pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di
Indonesia dapat berkembang menjadi lebih maju.

DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 137 tahun 2014 tentang standar
PAUD.

Anda mungkin juga menyukai