Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Hubungan Antara Pendidikan dan Perkembangan Peserta Didik

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :

Ria Rizki Agustini, M. Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 1

Nia Damayanti C. 202203635

Aulia Putri Khasanah C. 202203164


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI
Jl. Moh.Noh Noer Rt.004/004 Kp. Banyusuci Desa. Leuwiliang Bogor 16640
Jawa Barat. Telp. 0852 1000 0043 e-mail : institutummulquro@gmail.com

BOGOR

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

segala puji bagi Allah yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah dengan
“Hubungan Antara Pendidikan dan Perkembangan Peserta Didik” ini akan
menjelaskan, Pengertian Pendidikan, Pengertian Perkembangan, Faktor-faktor
Perkembangan Peserta Didik dalam ranah Pengembangan (Kognitif,
Psikomotorik, dan Afektif), dan Hubungan Antara Pendidikan dan
Perkembangan Peserta Didik. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan kita tentang Psikologi Pendidikan. Disamping itu,
sebagai tanggung jawab atas tugas dari mata kuliah Psikologi Pendidikan. Besar
harapan kami para mahasiswa serta mahasiswi bisa mengambil banyak manfaat
dari makalah yang kami susun, selain itu mahasiswa bisa mengamalkan
pengetahuannya. selama proses penyusunan makalah ini, kami mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, oleh karena itu kami
berterimakasih kepada :

1. Ria Rizki Agustini, M. Pd. Selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan.
3. Teman-teman, dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirul Kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan
balik berupa kritik dan saran untuk membangun makalah ini. Semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Aamiin.

Bogor, 22 Oktober 2023

Penyusun,

Kelompok Satu

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................


1.2. Perumusan Masalah ................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................................
1.4. Sistematika Penulisan ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

2.1. Pengertian Pendidikan

2.1.1. Unsur Pendidikan

2.2. Pengertian Perkembangan

2.2.1. Pengertian Perkembangan Kognitf, Perkembangan Psikomotorik dan


perkembangan Apektif

2.3. Faktor-Faktor Perkembangan Peserta Didik Dalam Ranah Pengembangan


(Kognitif, Psikomotorik, Dan Afektif)

2.3.1. Penilaian Hasil Belajar Pada Aspek Kompetensi

2.4. Hubungan Antara Pendidikan Dan Perkembangan Peserta Didik

BAB III PENUTUP ................................................................................................

1.3 Simpulan ..........................................................................................................................


1.4 Saran ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan


diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan sumbangsih dari ilmu
pengetahuan terhadap dunia pendidikan dalam kegiatan pendidikan
pembelajaran, proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan layanan konseling,
serta beberapa kegiatan utama dalam pendidikan terhadap peserta didik dan
pendidik. Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia belajar dalam pendidikan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi
pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi
pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang.

Pendidikan merupakan suatu proses yang tidak bias dipisahkan dengan


manusia yang menjadi subyek dan obyek dari upaya pendidikan itu sendiri,
karena mencakup 3 (tiga) aspek dalam dasar dalam diri manusia. Pentingnya
pendidikan ini dibagi masyarakat tergambar dari peranan yang dibawa dalam
kegiatan pendidikan dalam kaitannya dengan perkembangan seseorang.

(Redja Mudyahardjo 1985:70) Pendidikan dinyatakan secara langsung


mendorong perubahan kemampuan seseorang. Bahwa dapat dikatakan
pentingnya pendidikan adalah secara langsung mendorong terjadinya
perubahan kualitas kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik, selanjutnya
peningkatan dalam ketiga macam kawasan tersebut tidak sekedar untuk
meningkatkan belaka, tetapi suatu peningkatan yang hasilanya dapat
dipergunakan untuk lebih meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi,
pekerja/professional, warga masyarakat dan warga Negara dan makhluk Tuhan.

4
Perkembangan suatu masyarakat sangat bergantung pada kondisi
pendidikan masyarakatnya sebagai potensi pendidikan diwilayah tersebut.
Sifatnya mutlakdalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga,
maupun bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan
oleh maju mundurnya pendidikan suatu bangsa.

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak seharusnya sama pada


setiap individu, namun pada kenyataanya tidak semua individu berkembang
seperti anak-anak lainnya. Banyak hal yang menajdi penyebab perkembangan
anak tidak seperti anak lain pada umumnya. Perkembangan dapat diartikan
sebagai fase atau periode perjalanan kehidupan anak yang diwarnai dengan ciri
khusus atau pola tingkah laku tertentu.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengertian pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan pengertian perkembangan?
3. Apa faktor-faktor perkembangan peserta didik dalam ranah pengembangan
(kognitif, psikomotorik, dan afektif)?
4. Bagaimana hubungan antara pendidikan dan perkembangan peserta didik?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan
2. Untuk mengetahui pengertian perkembangan
3. Untuk mengetahui faktor-faktor perkembangan peserta didik dalam ranah
pengembangan (kognitif, psikomotorik, dan afektif)?
4. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan perkembangan peserta
didik?
1.4. Sistematika penulisan
Dalam penyusunan dan untuk memudahkan pembaca dalam memahami
makalah ini, penyusun membagi kedalam beberapa bagian yaitu:
BAB I PENDAHULUAN

5
Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan secara rinci pengertian pendidikan, pengertian
perkembangan, faktor-faktor perkembangan peserta didik, upaya
pengembangan (kognitif, psikomotorik, dan afektif), dan hubungan antara
pendidikan dan perkembangan peserta didik.
BAB III PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan


Pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan
kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga massyarakat yang baru
mengenal tanggung jawab bersama di dalalm masyarakat. Jadi pendidikan
adalah suatu proses yang lebih luas dari pada proses yang berlangsung di dalam
sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan
masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks,
fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan
formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal
di luar sekolah.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian serta akhlak mulia. Pendidikan berasal dari kata “didik” dengan
mendapatkan imbuhan “Pe” dan akhiran “an” yang berarti cara, proses atau
perbuatan mendidik. Kata pendidikan berasal dari kata “pedagogi” yakni “paid”
yang berarti anak dan “agogos” yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah
ilmu dalam membimbing anak.
Pendidikan Agama Islam atau A-Tarbiyah Al-Islamiah adalah usaha
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup. Pendidikan agama islam adalah
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hokum-hukum agama islam, menuju
terciptanya kepribadian utama menurut ukuran islam. Pendidikan agama islam
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang-orang

7
beragama, dengan demikian pendidikan agama perlu diarahkan ke arah
pertumbuhan moral dan karakter.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa pengertian
pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar, terencana untuk
terwujudnya proses belajar dan pembelajaran untuk mengembangkan potensi
lainnya, sehingga dapat berkembang dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik serta dapat hidup secara harmonis dalam hidup dan kehidupan.
2.1.1. Unsur Pendidikan
Untuk melaksanakan proses pendidikan diperlukan beberapa unsur.
Semua ini berintegrasi dengan suatu proses pengajaran dan pembelajaran untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Unsur-unsur tersebut adalah:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah
subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaanya. Selaku
pribadi yang memiliki khas dan otonomi, peserta didik ingin mengembangkan
diri (mendidik diri) secara terus menerus guna untuk memecahkan masalah-
masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.
2. Orang yang membimbing (Pendidik)
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik melaksanakan
pendidikanya dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik anatara
peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi insentif dengan meanifulasikan isi, metode serta alat-alat
pendidikan. kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).

8
4. Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang bersifat
absrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal dan kandungannya sangat luas
sehingga sulit dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan pendidikan harus
berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu,
tempat tertentu dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu.
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam
kurukulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan.
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan sengaja untuk mencapai tujuan pendidiikan.
7. Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan bias disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.

2.2. Pengertian Perkembangan

Perkembangan dapat diartikan sebagai (1) perubahan yang


berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, (2)
pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-
bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau
kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan


dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat
dan ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep
usia, yang diawali dari saat perubahan dan berakhir dengan kematian.

Perkembangan menunjuk pada “suatu proses kea rah yang lebih sempurna
dan tidak begitu saja dapat diulang kembali”. Perkembangan menujuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan
juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap menuju kearah suatu

9
organisasi pada tinngkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
pemasakan, dan belajar.

Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi diatas adalah
bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertunbuhan yang
semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkai
perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari
fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap
kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.

Ini menunjukan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia,


individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-
perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-
kanak sampai menginjak dewasa misalnya, manusia mengalami perkembangan
dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri memasuki
jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan diri individu
it uterus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian laju berkembangnya
semakin hari semakin pelan, setelah manusia mencapai titik puncaknya. Ini
berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan
(decay) seperti kematian.

Dalam perkembangan memiliki perubahan yang berkesinambungan dan


progresif dalam organisme dari lahir sampai mati berikut adalah perubahan-
perubahan dalam proses perkembangan:

1. Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga terkandung suatu pertumbuhan (growth)
merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga
pengertiannya lebih bersifat biologis. Suatu pertumbuhan atau kenaikan dalam
ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai keseluruhan.
Pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu dapat dihitung atau
diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Pertumbuhan sebagai perubahan jasad

10
yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan
(multiplication) sel-sel.
2. Kematangan
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan maturation,
sering dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti
pertumbuhan, kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam
biologi, yang menunjuk pada keranuman atauan kematangan. Kemudin istilah
ini diambil untuk digunakan dalam perkembangan individu karena dipandang
terdapat beberapa persesuaian.
3. Perubahan
Perkembangan mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti
setiap perubahan bermamkna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak
pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama.
Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan
diri dengan lingkungan di mana manusia hidup. Untuk mencapai tujuan ini,
realisasi diri atau biasanya disebut “aktualisasi diri” merupakan faktor yang
sangat penting. Tujuan ini dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk
melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusian seperti yang diinginkan
baik secara fisik maupun psikis.
Secara garis besarnya, perubahan-perubahan yang terjadi dalam
perkembangan itu dapat dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu:
1) Perubahan dalam ukuran besarnya
Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam
pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental seseorang. Setiap tahun
seseorang anakan tumbuh menjadi dewasa, tinggi dan berat badanya
bertambah, kecuali jika keadaan yang tidak normal mempengaruhinya, maka
akan terjadi berbagai penyimpangan dalam pertumbuhannya.
Perkembangan mental pun akan menunjukkan kemajuan yang sama, seperti
terlihat pada semakin meningkat dan bertambahnya perbendaharaan kosakata

11
setiap tahunnya, kemampuannya dalam berpikir, mengingat, mengecap, dan
menggunakan sesuatu yang berlangsung selama masa perkembangannya dari
tahun ke tahun.
2) Perubahan-perubahan dalam proporsi
Perubahan fisik tidaklah terbatas pada perubahan-perubahan pertumbuhan
ukuran,tetapi juga pada proporsi. Anak bukanlah sekedar manusia dewasa
dalam bentuk kecil, melainkan keselulruhan tubuhnya menunjukkan proporsi-
proporsi yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini terbukti apabila tubuh
seorang bayi dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Kemudian ketika anak
mencapai usia pubertas, baru proporsi-proporsi tubuhnya mulai menyerupai
orang dewasa.
3) Hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama
Dalam perkembangan individu adalah kehilangan bentuk dan ciri-ciri
tertentu. Diantara ciri-ciri fisik, terlihat secara berangsur hilangnya kelenjar
kanak-kanak (thymus gland) yang terletak dileher, kelenjar pineal pada otak,
reflek-reflek tertentu rambut, gigi dengan hilangnya gigi anak-anak.
4) Timbul atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru
Dengan menghilangnya bentuk dan ciri-ciri lama yang tidak berdaya guna
lagi, timbulnya ciri-ciri baru dan bentuk-bentuk perubahan-perubahan fisik dan
mental yang baru. Bebrapa perubahan itu terjadi antara lain melalui belajar,
tetapi kebanyakan dari padanya dihasilkan karena terjadinya proses
kematangan yang pada saat lahir belum sepenuhnya dapat berkembang.
2.2.1. Pengertian Perkembangan Kognitf, Perkembangan Psikomotorik
dan perkembangan Apektif
1. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu faktor perkembangan peserta didik
yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologi
yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya. Perkembangan kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas

12
mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan
seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan
masa depan atau semua proses psikologi yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan likungannya.
Sama halnya dengan sejumlah fakor perkembangan lainnya, kemampuan
kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap menuju
kesempurnaannya. Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami
sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta mampu
melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan perkembangannya
kemampuan kognitifi akan memudahkan anak menguasai pengetahuan umum
yang lebih luas, sehingga anak akan menjalankan fungsinya dengan wajar dalam
interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa kognitif atau
pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan
semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan,
dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan masa depan, atau semua proses psikologi yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamat,
membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan atau juga
2. Perkembangan psikomotorik (perkembangan fisik)
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological
growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan
otak, sistem syaraf, organ-organ indrawi, perubahan tinggi dan berat, hormon
dan lain-lainya). Dan perubahan-perubahan individu dalam menggunakan
tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan
seksual), serta perubaham dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi
jantung, penglihatan dan sebagainya).

13
3. Perkembangan afektif (perkembangan psikososial)
Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-
kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini peserta didik diharapkan
mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya,
mengenali apa yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan serta dapat
menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya
sendiri, meliputi perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian.
2.3. Faktor-faktor perkembangan peserta didik dalam ranah
pengembangan (kognitif, psikomotorik, dan afektif)
a. Faktor perkembangan peserta didik dalam ranah kognitif
1) Merujuk pada perkembangan kemampuan berpikir, mengingat, dan
memproses informasi.
2) Dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, pendidikan, dan pengalaman.
3) Mengembangkan pemahaman tentang dunia dalam mengambil keputusan
dan dalam belajar.
4) Mencakup perubahan kemampuan intelektual, seperti pemecahan masalah,
berpikir kritis, dan kemampuan berbahasa.
b. Faktor perkembangan dalam ranah psikomotorik
1) Mempengaruhi kemampuan individu untuk berinteraksi dengan dunia fisik
disekitarnya.
2) Dalam perekmbangan ini, mencakup beberapa tahap seperti merangkak,
berjalan dan kemampuan motorik halus seperti menulis juga yang lainya dan
ini memerlukan latihan fisik secara teratur sehingga mehasilkan pengalaman
motorik yang baik.
3) Perkembangan psikomotorik ini dipengaruhi oleh faktor genetik.
c. Faktor perkembangan peserta didik dalam ranah afektif
1) Berhubungan dengan perkembangan emosi, perasaan, dan interasksi sosial.

14
2) Faktor ini dipengaruhi oleh hubungan keluarga, pengasuh, dan pengalaman
emosional.
3) Mencakup pengembangan emosi, seperti rasa bahasia, sedih, takut, dan
kemampuan dalam mengolah emosional.
4) Faktor ini melibatkan pengembangan hubungan sosial dan kemampuan
berempati terhadap orang lain.
Adapun secara lebih rinci Aspek-aspek perkembangan peserta didik dalam
ranah pengembangan (kognitif, psikomotorik, dan afektif) sebagai berikut:
1. Dalam ranah Kognitif terdiri dari 6 kata:
1) Pengetahuan (mengingat, menghafal)
2) Pemahaman menginterpestasikan)
3) Aplikasi (menggunakan konsep, memecahkan masalah)
4) Analisis (menjabarkan suatu konsep)
5) Sintesis (menggabungkan nilai, metode, ide dan lain-lain)
6) Evaluasi (membagikan nilai, ide, metode dan lain-lain)
2. Dalam ranah psikomotorik terdiri dari 5 tingkatan:
1) Peniruan (menirukan gerak)
2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
4) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
5) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
3. Dalam ranah afektif terdiri dari 5 tingkatan:
1) Pengenalan (ingin menerima sadar akan adanya sesuatu)
2) Merespon (aktif berpartisipasi)
3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai)
4) Pengorganisasian (menghubungkan nilai-nilai yang dipercaya)
5) Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)
2.3.1. Penilaian Hasil Belajar Pada Aspek Kompetensi

15
Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa
besar pencapaian kompetensi tersebut antara lain:
1. Ranah kognitif (penguasaan materi akademik)
Penilaian terhadap ranah kognitif ini bertujuan untuk mengukur penguasaan
konsep dasar keilmuan (content objectivies) berupa materi-materi esensial
sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Ranah kognitif ini merupakan ranah
yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental atau otak.
Kemampuan-kemampuan dan domain kognitif oleh Bloon dikategorikan lebih
terinci secara herarkis dalam 6 jenjang kemampuan proses berpikir mulai dari
tingkat terendah sampai tinggi antara lain:
1) Hafalan atau ingatan (recall), meliputi kemampuan menyatakan kembali
fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari.
2) Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan menangkap arti dari
informasi yang diterima serta mengungkap suatu konsep atau prinsip dengan
kata-kata sendiri
3) Penerapan (application), ialah kemampuan menggunakan prinsip, aturan,
metode yang dipelajari pada situasi baru atau situasi konkret.
4) Analisis (analyze) meliputi kemampuan menggunakan suatu informasi yang
dihadapi menjadi komponen-komponen sehingga struktur informasi menjadi
jelas.
5) Sintesis (sintesis) kemampuan untuk mengintegrasikan bagian- bagian yang
terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya
meliputi kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun karangan,
menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek, peristiwa dan lain-lain.
2. Ranah psikomotorik (afektif, produktif/ keterampilan)
Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Ranah ini di bagi atas tujuh level belajar yang disusun mulai dari yang
paling sederhana sampai tahap yang paling kompleks:

16
7) Persepsi (perception) yaitu berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk
menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak.
8) Kesiapan (set) yaitu menunjukan pada kesiapan untuk melakukan tindakan
atau kesiapan mental dan pisik untuk bertindak.
9) Gerakan terbimbing (guinded respon), yaitu tahap awal dalam mempelajari
keterampilan yang kompleks seperti peniruan
10) Gerakan terbiasa (mekanisme) yaitu berkenaan dengan kinerja dimana
respon peserta didik telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dengan
penuh keyakinan dan kecakapan.
11) Gerakan Kompleks (komplex overt respons), yaitu merupakan gerakan
yang sangat terampil dengan pola- pola gerakan yang sangat kompleks
12) Penyesuaian pola gerak (adapation), yaitu berkenaan dengan
keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga peserta didik dapat
memodivikasi pola-pola gerkan untuk menyesuaikan tuntutan tertentu.
13) Kerativitas (organization), yaitu menunjuk kepada penciptaan pola-pola
gerakan baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus.
3. Ranah afektif atau sikap/normatif
Hasil belajar proses ini berkaitan dengan sikap dan nilai yang berorientasi
keapda penguasaan dan kepemilikikan dan kecakapan proses atau metode. Ciri-
ciri hasil belajar ini tanpak pada peserta didik dalam berbegai tingkah laku
seperti perhatian terhadap pelajaran, kedisipl,inan, motivasi belajar, rasa
hormat dll. Ranah afektif ini dapat dirinci menjadi lima jenjang yang disusun
mulai dari yang paling sederhana sampai tahap yang paling kompleks:
1) Penerimaan atau (receiving) kesediaan seseorang untuk mengikuti suatu
peristiwa tertentu
2) Tanggapan (responding) menunjuk pada keikutsertaan secara aktif dari
peserta didik agar dapat memberikan reaksi kesiapan dalam memberikan
respon atau minat.

17
3) Penghargaan (Valuing) yaitu berhubungan dengan nilai yang melekat pada
peserta didik terhadap suatu peristiwa atau tingkah laku.
4) Pengorganisasian (organization) yaitu menggabungkan beberapa nilai yang
berbeda-beda serta membangun sistem yang konsisten secara internal.
5) Karakterisasi terhadap nilai (characterzation by a value) yaitu menjuk proses
afeksi dimana seseorang memiliki suatu sistem nilai sendiri yang
mengendalikan perilakunya untuk waktu yang lama dan pada gilirannya akan
membentuk gaya hidupnya.

2.4. Hubungan antara pendidikan dan perkembangan peserta didik

bagi seorang anak, memasuki dunia pendidikan (sekolah) merupakan


pengalaman yang menyenangkan, namun sekaligus mendebarkan, penuh tenak,
dan bahkan bias menyebabkan timbulnya kecemasan. Bagi banyak anak,
pengalaman masuk dunia pendidikan merupakan saat-saat pertama seorang
anak menyesuaikan diri dengan pola kelompok, yang diatur oleh suatu orang
dewasa, yaitu guru. Dunia pendiidkan sudah jelas berbeda dengan dunia rumah,
dimana anak-anak harus mengikuti aturan main yang ditetapkan sekolah
melalui guru.

Sekolah sebagai salah satu sarana untuk mencari ilmu merupakan


lingkungan artifisial yang sengaja dibentuk guna mendidik dan membina
generasi muda ke arah tujuan tertentu, terutama untuk membekali anak dengan
pengetahuan dan kecakapan hidup (life skill) yang dibutuhkan dikemudian hari.
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai pengaruh cukup besar
terhadap perkembangan anak-anak dan remaja. Remaja dewasa ini
mengahabiskan hampir sepertiga waktunya berada di sekolah. Bahkan pada
beberapa sekolah sengaja diproyeksikan sebagai sekolah unggulan atau sekolah
model, seperti SMU Unggul atau MAN Model, menerapkan perpanjangan waktu
belajar formal di sekolah menjadi lebih lama, yakni hampir 10 jam sehari.
Berbagai peristiwa hidup dialami oleh remaja selama berada di sekolah tersebut

18
sangat memengaruhi perkembanganya, seperti perkembangan identitasnya,
keyakinan terhadap kompetensi diri sendiri, gambaran hidup dan kesempatan
berkarir, hubungan-hubungan sosial, batasan mengenai hal-hal yang benar dan
salah, serta pemahaman mengenai bagaimana sistem sosial yang ada di luar
lingkup keluarga berfungsi.

Seperti dijelaskan di atas bahwa kebutuhan identitas peserta didik


merupakan salah satu asfek perkembangan psikososial yang cukup menonjol
pada masa remaja. Hal ini terlihat dari keinginan peserta didik, keinginan untuk
dikenal dan keinginan untuk diterima oleh pihak lain. Sekolah sebagai
lingkungan pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan identitas anak dan remaja sebagai peserta didik. Dapat dipahami
bahwa sekolah mempengaruhi perkembangan anak, terutama perkembangan
identitas, melalui dua kurikulum, yaitu kurikulum formal dan kurikulum
informal. Kurikulum formal meliputi sejumlah tuntunan akademik, yang dapat
membantu peserta didik memperoleh pengetahuan akademis dn kemampuan
intelektual yang dibutuhkan untuk keeberhasilan berpartisipasi dalam
masyarakat. Sedangakan kurikulum informal meliputi sejumlah perilaku yang
ditampilkan oleh para guru (pendidik), yang berkenaan dengan prestasi
akademis, motivasi belajar, penguasaan keterampilan, peningkatan diri, serta
pengambil alihan tanggung jawab, kepemimpinan, dan otoritas.

Jadi, disamping keluarga dan lingkungan masyarakat, sekolah memiliki


peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak atau peserta didik
sebagai anggota suatu komunitas kecil (a mini society) yang bernama sekolah,
anak diharapkan pada sejumlah tugas dan keharusan untuk mengikuti sejumlah
aturan yang membatasi perilaku, perasaan dan sikap peserta didik. Interaksi
dengan guru dan teman sebaya di sekolah, memberikan suatu peluang yang
sangat besar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan
keterampilan sosial, memperoleh pengetahuan tentang dunia, serta
mengembangkan konsep diri yang lebih positif.

19
Bagi kebanyakan anak, remaja ataupun peserta didik, guru di sekolah
merupakan sumber identifikasi dan symbol otoritas yang mampu menciptakan
iklim kelas dan kondisi-kondisi interaksi di antara siswa-siswanya. Guru masih
mengambil suatu peran sentral dalam kehidupan peserta didik, yang sangat
sering menentukan bagaimana peserta didik merasakan dirinya. Demikian juga
dengan keberhasilan atau kegagalan peserta didik di sekolah, banyak ditentukan
oleh interaksi peserta didik dengan guru di sekolah (dunia pendidikan)

Dengan demikian pentingnya pengaruh guru terhadap kehidupan peserta


didik, maka sejumlah ahli psikologi perkembangan dan pendidikan telah
mencoba merumuskan suatu profil tentang sifat-sifat kepribadian seseorang
guru yang baik. Contohnya dalam hal menunjukkan beberapa sifat guru yang
diasosiasikan dengan keberhasilan peserta didik di sekolah, yaitu antusiasme,
mampu membuat perencanaan, bersikap tenang, mampu beradaptasi, fleksibel,
dan menyadari akan perbedaan-perbedaan individual. Guru yang baik adalah
guru yang dapat menciptakan suatu sense of industry dan bukan inferiority bagi
para siswanya. Para guru harus memahami bagaimana melakukan selingan
antara belajar dan bermain, menghargai kemampuan-kemampuan khususnya
terhadap murid sebagai peserta didik, mengetahui bagaimana menciptakan
suatu setting dimana para siswa memandang dirinya secara positif.

20
BAB III

PENUTUP

1.3. Kesimpulan

Pendidikan memiliki beberapa unsur salah satunya adalah pedidik dengan


peserta didik, pendidik dan peserta didik adalah dua komponen yang tidak
dapat dipisahkan. Antara keduanya saling memiliki peran dalam proses
pendidikan. hakikat pendidik adalah memberikan pengajaran kepada peserta
didik baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pendidikan juga merupakan dua
sisi yang saling berkaitan. Guru adalah salah satu peran penting untuk peserta
didik, peran guru sebagai model atau contoh untuk para siswa melalui interaksi,
Interaksi dengan guru di sekolah, memberikan suatu peluang yang sangat besar
bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan
keterampilan sosial, memperoleh pengetahuan tentang dunia, serta
mengembangkan konsep diri yang lebih positif. Tidak hanya interaksi, pendidik
juga harus menguasai bahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi dengan
peserta didik. Mulai dari bertutur kata, berpenampilan, cara menyikapi suatu
permasalah, cara berpikir, dan memcontohkan yang baik harus dimiliki oleh
seorang pendidik agar menciptakan generasi yang berakhlak dan bermoral dan
bias diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik.

1.4. Saran
Demikian makalah pendidikan psikologi mengenai “Hubungan antara
pendidikan dan perkembangan peserta didik” yang menjadi pembahasan dalam
makalah ini, penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
tentunya banyak kekurangan dan kesalahan karena terbatasnya pengetahuan
penyusun dan kurangnya rujukan atau referensi yang penyusun dapatkan.
Penyusun banyak berharap khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah

21
psikologi pendidikan, yaitu Ria Rizki Agustini, M. Pd. Dan umumnya bagi para
mahasiswa selaku para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penyusun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk penyusun dan para pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

Desmita, 2009, Psikologi Perkembangan Peserta didik, Bandung: PT Rosdakarya.


Hidayat Rahmat dan Abdilla, 2019, Ilmu Pendidikan, Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Hamuni, Idrus Muhammad, dan Aswati, 2022, Perkembangan Peserta Didik,
Purbalingga: Eureka Media Aksara.
Hamengkubowo, 2016, Ilmu Pendidikan dan Teori-Teori Pendidikan, Jl. DR. A.K.
Gani No. 01: LP2 Stain Curup.

23

Anda mungkin juga menyukai