Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN, BIMBINGAN PESERTA DIDIK DAN

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MATA KULIAH PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN PESERTA DIDIK

Dosen Pengampu : Lenny Wahyuningsih, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Akmal Nurul Huda 2223210110


2. Alya Putri Sulaeman 2223210070
3. Indah Rahayu Nisrina 2223210031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022

1
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.............................................................................................................3

A. Latar Belakang..........................................................................................................3

B. Rumusan dan Pertanyaan..........................................................................................3

C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan.............................................................................4

D. Metode Pembahasan.................................................................................................4

BAB 11..............................................................................................................................5

TINJUAN TEORETIS......................................................................................................5

PENGERTIAN PENDIDIKAN.....................................................................................5

B.PENGERTIAN BIMBINGAN PESERTA DIDIK....................................................6

C.PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK..................................................................11

D.HUBUNGAN PENDIDIKAN,BIMBINGAN PESERTA DIDIK DAN


PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.....................................................................12

E. PERAN PENDIDIK DALAM MEMFASILITASI PERKEMBANGAN PESERTA


DIDIK..........................................................................................................................14

BAB III............................................................................................................................18

PENUTUP.......................................................................................................................18

A.KESIMPULAN........................................................................................................18

B.REKOMENDASI.....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang


dilakukan oleh keluarga, masyarakat maupun pemerintah untuk membina dan
mengembangkan potensi peserta didik agar bisa memiliki kekuatan spiritual, berbudi
pekerti luhur, mempunyai pengendalian diri, kecerdasan, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Keberagaman peserta didik menjadi tentangan
utama bagi pendidik. Kemampuan peserta didik dalam menyerap ilmu pembelajaran
tentu berbeda-beda, meskipun demikian tujuan pembelajaran harus tetap terlaksana
yakni membantu peserta didik untuk mengoptimalkan perkembangan diri agar dapat
menyesuaikan diri di dalam lingkungannya. Hal yang perlu dilakukan oleh pendidik
adalah mengenali psikologi peserta didik, bagaimana kepribadian peserta didik, serta
bagaimana cara menghadapi karakter peserta didik yang berbeda-beda.

Perkembangan bisa diartikan sebagai perubahan yang terjadi di dalam diri masing-
masing individu. Perkembangan pada peserta didik ditandai dengan perubahan pada
pola pikir, moral, fisk, maupun psikisnya. Sebagai pendidik perlu memiliki wawasan
pengetahuan dan pemahaman tentang perubahan yang terjadi dalam perkembangan
peserta didiknya. Oleh karena itu, para pendidik harus dapat menerapkan strategi,
metode, dan pendekatan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan perkembangan
psikologis, sosial, dan moral peserta didik..

B. Rumusan dan Pertanyaan

Rumusan dan pertanyaan materi ini ialah :

a) Apa pengertian dari pendidikan?


b) Apa yang dimaksud dengan bimbingan peserta didik?
c) Apa pengertian dari perkembangan peserta didik?
d) Apa saja hubungan antara pendidikan, bimbingan peserta didik dan

3
perkembangan peserta didik?
e) Apa saja peran pendidik dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik?

C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan

Tujuan dalam pembahasan ini ialah :

a) Agar kita dapat mengetahui apa itu pendidikan

b) Agar kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan bimbingan peserta
didik

c) Agar kita dapat mengetahui apa itu perkembangan peserta didik

d) Agar kita dapat mengetahui hubungan antara pendidikan, bimbingan peserta


didik dan perkembangan peserta didik

e) Agar kita dapat mengetahui peran pendidik dalam memfasilitasi


perkembangan peserta didik

Manfaat dalam pembahasan ini ialah :

a) Pendidik dapat memahi keberagamaan setiap masing-masing peserta didik


baik dari aspek psikis maupun fisik.

b) Pendidik mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang permasalahan,


pemikiran, perasaan, dan psikologis peserta didik.

c) Pendidik dapat mengadaptasikan proses pembelajaraan sesuai dengan


perkembangan psikologis, sosial, dan moral peserta didik.

d) Pendidik dapat mendampingi, membimbing, dan memfasilitasi peserta didik


dalam masa pencarian identitas diri dan eksplorasi.

B. Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah studi literature. Kami
membuat makalah ini dengan mencari referensi atas landasan teori yang relevan dengan
kasus atau permasalahan yang kami kerjakan.

4
BAB 11

TINJUAN TEORETIS
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik
dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan
pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan
pendidikan kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang
sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan
akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang
tertera didalam UU No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang
diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.

1.Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menrut Prof. H. Mahmud Yunus
dan Martinus Jan Langeveld mengatakan pendidikan adalah suatu usaha yang dengan
sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan
ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan
anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar anak tesebut memperoleh
kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi dirinya
sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Selain dari itu Pendidikan adalah
upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri dan
bertanggung jawab dan pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam
membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.

2. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari
penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara

5
fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi (terwujud)
dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. Setiap negara
maju tidak akan pernah terlepas dengan dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas
pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang
dapat memajukan dan mengharumkan negaranya.

B.PENGERTIAN BIMBINGAN PESERTA DIDIK


Ada beberapa ahli mengartikan kata bimbingan,yaitu:

1. Abu Ahmadi (1991)


Abu Ahmadi berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimilikinya mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami
lingkungan, dan mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang
lebih baik.

2. Priyatno dan Erman Amti (2004)


Menurut mereka, bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri.Mereka juga diharap dapat mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-
norma yang berlaku.

3. Bimo Walgito (2004)


Sementara itu, Bimo Walgito mengungkapkan pendapatnya mengenai bimbingan yang
merupakan bantuan dan pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.

Agar bimbingan berjalan dengan baik, maka harus ada komunikasi yang baik.
Demikian juga hubungan antara guru dan siswa. Hal ini diperkuat dengan pendapat
Slameto,menyatakan agar proses pembelajaran di kelas dapat maksimal dan optimal,
maka hubungan antara guru dan peserta didik dan hubungan peserta didik dengan
sesama peserta didik yang lain harus timbal balik dan komunikatif satu sama lain. Guru
yang kurang komunikatif dan edukatif dalam berinteraksi dengan siswanya, akan

6
menyebabkan proses pembelajaran di kelas berjalan tidak optimal dan maksimum.
Selain itu, siswa akan menjauhkan diri dari guru sehingga siswa tersebut tidak dapat
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, para calon guru
dan para guru yang telah mengajar harus menguasai pengetahuan tentang didaktik dan
metodik pembelajaran, misalnya mengetahui dan mengaplikasikan strategi
pembelajaran, interaksi dan motivasi belajar mengajar, dan berbagai pendekatan dalam
proses beajar dan mengajar.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membimbing peserta didik
bagi seorang calon pendidik maupun pendidik,yaitu:

a.perhatian peserta didik

Perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas diartikan sebagai


pemusatan tenaga jiwa yang tertuju pada sajian materi yang dijelaskan oleh guru pada
saat proses pembelajaran. Seorang siswa dianggap memiliki perhatian belajar terhdap
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas, jika peserta didik memfokuskan
pandangannya ke depan untuk memperhatikan materi yang sedang disajikan oleh guru
dengan memusatkan kesadaran dan daya jiwanya untuk mengetahui dan memahami
materi pelajaran tersebut. Perhatian belajar yang dimiliki oleh peserta didik dan manusia
pada umumnya dibagi atas beberapa macam, yaitu perhatian insentif dan tidak insentif,
perhatian spontan dan sekehendak, perhatian terpencar, perhatian terpusat, dan perhatian
campuran. Perhatian belajar peserta didik yang intensif,yaitu perhatian yang mendalam
yang dimiliki peserta didik pada saat melakukan aktivitas belajar. Peserta didik yang
selalu memiliki perhatian yang intensif akan lebih mudah mengetahui, memahami, dan
menguasai materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru di kelas. Sedangkan perhatian
tidak intensif yaitu perhatian belajar yang tidak mendalam dalam diri peserta didik.
Perhatian spontan adalah perhatian yang bersifat tiba-tiba ketika ada rangsangan.
Misalnya, ketika siswa sedang memusatkan perhatian ke depan tiba-tiba diluar kelas
terjadi keributan, secara spontan perhatian siswa beralih menuju sumber keributan.
Sedangkan perhatian belajar sekehendak (dipaksakan) adalah perhatian yang sengaja
ditimbulkan dalam diri peserta didik, contohnya meskipu cuaca di siang hari sangat
panas namun peserta didik tetap memusatkan perhatiannya pada materi yang sedang
dijelaskan oleh guru. Perhatian terpusat/konsetratif adalah perhatian belajar yang

7
dimiliki oleh peserta didik yang terfokus kepada objek yang dipelajari. Perhatian
distributif adalah perhatian belajar yang menyebar yang dimiliki oleh peserta didik.
Perhatian campuran adalah perhatian belajar gabungan terpusat pada objek dan
menyebar pada beberapa objek belajar. Guru sebagai pendidik dan pengajar di kelas
harus memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi perhatian belajar peserta
didik. Dengan memperhatikan faktor perhatian peserta didik sehingga guru dapat
menumbuhkembangkan perhatian belajar peserta didik di kelas sehingga peserta didik
tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Jika peserta didik telah
tertarik pada pembelajaran, maka dia akan mudah mengetahui, memahami, dan
menguasai materi pelajaran di kelas. Selain itu, guru pun harus dapat mengelola kelas
dan prose pembelajaran di kelas yang dapat menarik perhatian belajar siswa. Usaha
yang dapat dilakukan guru dengan menggunakan berbagai metode, strategi, dan
pendekatan proses belajar mengajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka guur
harus membuat proses pembelajaran menjadi menarik, dan menarik belajar serta
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari materi pelajaran di kelas.

b. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan pengggerak dalam diri seseorang untuk melakukan suatu


aktivitas. Sesuai dengan pernyataan Sardiman, motivasi adalah suatu daya penggerak
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Diperkuat dengan pendapat
Abdul Majid, motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu
untuk mencapai tujuan. Dengan motivasi tersebut, siswa akan mencapai tujuan yang
berupa ketuntasan belajar. Motivasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas. Sikap dan perilaku guru
dalam mengajar, sikap guru terhadap peserta didik, sikap guru terhadap peserta diidk
yang berbeda jenis kelamin, sikap guru terhadap peserta didik dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda, dan sikap peserta didik terhadap prestasi belajar siswa
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Guru dalam mengelola proses pembelajajaran di
kelas harus dapat memberikan kepuasan belajar peserta didik untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Semua siswa akan termotivasii secara intrinsik, jika
semua siswa memiliki kepuasan dalam menghadapi permasalahan di lingkungan belajar.
Jika semua peserta didik memiliki kepuasan belajar, maka iaakan termotivasi untuk
berprestasi, lalu ia akan berusaha mengarahkan perilaku ke arah yang positif.

8
c. Pikiran Peserta Didik

Kemampuan berpikir setiap orang termasuk peserta didik dan guru berbeda.
Kemampuan berpikir seseorang disebabkan oleh faktor intelegensi, tingkat
pengetahuan, tingkat pengalaman, tingkat pendidikan, dan berbagai faktor yang lain
yang berpengaruh pada kemampuan berpikir individu. Berpikir sebagai aktivitas mental
yang memiliki tiga fungsi,yaitu (1) membentuk pengertian, (2) pembentukan pendapat,
dan (3) pembentukan kesimpulan. Dengan adanya pendidikan, diharapkan siswa dapat
berpikir dengan jernih dan cerdas. Dengan bantun guru, siswa mengembangkan
kemampuan berpikirnya. Guru memberikan soal-soal yang membuat anak berpikir,
terlebih jika siswa diberikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, maka
akan membantu anak memecahkan masalah kesehariannya.

d. Perasaan Peserta Didik.

Perasaan ialah gejala sikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan
dengan fungsi mengenal dan dialami dalam kualitas senang dan tidak senang dalam
berbagai taraf. Perasaan terdiri dari berbagai jenis, yaitu perasaan jasmaniyah berupa
sedap, manis, dsb, dan perasaan vital yaitu perasaaan yang berhubunga dengan keadaan
jasmani seperti lelah, letih, segar.Dengan memahami perasaan peserta didik sebagai
gejala mental siswa, seorang guru akan menghindari berbagai sikap dan tutur kata yang
dapat membunuh kreativitas peserta didik di kelas. Sebaliknya, peserta didik tidak boleh
membunuh kreativitas guru di kelas.

e. Minat Belajar Peserta Didik

Minat secara umum diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukkan oleh
individu terhadap suatu objek, baik benda hidup maupun tidak hidup. Sedangkan minat
belajar dapat diartikan sebagai rasa tertarik peserta didik yang ditunjukkan dengan
melakukan aktivitas belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Minat belajar peserta
didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya objek belajar, metode, strategi, dan
pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru, sikap dan perilaku guru, media
pembelajaran, fasilitas pembelajaran, lingkungan belajar, suara guru, dll. Semua hal ini
harus diperhatikan guru unutk menumbuhkembangkan minat siswa untuk belajar.

f. Bakat Peserta Didik

9
Bakat diartikan sebagai potensi bawaan yang dibawa seseorang sejak ia
dilahirkan dan perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan. Bakat yang dibawa
seseorang sejak ia dilahirkan belum berkembang, sehingga perlu diaktualisasikan
melalui bantuan proses pendidikan di sekolah. Para guru di sekolah perlu mengetahui
secara dini tentang bakat yang dimiliki oleh peserta didiknya sebgai acuan dalam
memberikan poses pembelajran yang menunjang bakat anak. Beberapa usaha yang
dapat dilakukan untuk mengetahui bakat pada diri peserta didik ialah dengan melakukan
tes bakat pada anak didik dan mengobservasi kemampuan dan keterampilan menonjol
yang dierlihatkan anak melalui aktivitas anak di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
Contohnya, ada peserta didik yang dimana-mana menyanyi dan mengerti lagu,ini suatu
pertanda bahwa anak pintar dalam hal musik sehingga guru merekomdasikan dia untuk
mengembangkan bakat menyanyinya dengan mengikuti les menyanyi.

g. Multiple Intelegencies

Intelegensi secara sederhana diartikan sebagai “kecerdasan”. Intelegensi pada


hakikatnya adalah kemampuan manusia untuk berpikir. Kemampuan berpikir manusia
itu berbedabeda, yaitu ada yang berpkir tinggi, sedang, dan rendah. Penting bagi kita
untuk mengetahui kecerdasan manusia yang bervariasi. Jika kita menyadari, maka kita
akan memiliki kesempatan unutk dapat berpikir secara tepat.

C.PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Seperti yang telah dijelaskan kelompok sebelumnya yang membahas tentang
perkembangan peserta didik,kami akan mengulas Kembali apa itu perkembangan
peserta didik.perkembangan peserta didik memiliki arti suatu tahapan perubahan
seorang peserta didik baik fungsi-fungsi,pola pikir,moral, fisik, maupun psikisnya
menuju tahapan selanjutnya yang saling berkesinambungan. Mempelajari
perkembangan peserta didik merupakan suatu keharusan bagi setiap pendidik.

Berikut ini adalah definisi peserta didik menurut para ahli. Antara lain;

1. Abdul Mujib (2006)

Menurutnya, memberikan pengertian bahwa peserta didik adalah bentuk penyebutan


murid yang mengisyaratkan atau menunjukan dalam pendidikan formal dan non formal.

10
Hal ini di dasari pada kebutuhan peserta didik di sekolah yang memerlukan kajian demi
meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.

2. Ahmad Tafsir (2006)

Menurutnya, definisi peserta didik sebagai simbul penyebutan adanya suatu hubungan
antara tenaga pendidik dan murid yang dilakukan dengan bentuk pengajaran atau
adanya transfer ilmu dari guru sebagai objek dan murid sebagai objek.

3. Barnadib (1989)

Barnadib mengingkapkan bahwa peserta didik adalah tiap kelompok individu yang
menerima ilmu pengetahuan dari tenaga pendidikan yang menjalankan kegiatan
pendidikan. Bagi kegiatan pendidikan dalam bentuk formal seperti sekolah ataupun
dalam bentuk non formal seperti lembaga kursus, palahtihan, dan lain sebaginya.

4. Abuddin Nata (2005)

Menurutnya, arti peserta didik adalah seseorang yang sedang berada dalam proses
pebelajaran sebagai objek yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya dilakukan
menurut fitrahnya masing-masing. Kajian ini dilakukan dalam meninjau manfaat
mempelajari peserta didik yang dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
keilmuannya.

5. Rahardjo (1999)

Arti peserta didik sebagai objek dari sebuah pendidikan yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan formal atas nama penelitian ilmiah sehingga apa yang dikaji dapat
dipertanggungjawabankan bagi setiap orang dan objek penelitian yang terlibat.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa pada hakekatnya peserta didik adalah semua
orang yang sedang berada dalam proses pembelajaran, baik itu laki-laki atau
perempuan. Selain itu peserta didik adalah objek dari pendidikan yang sedang
dijalankan tersebut.

11
D.HUBUNGAN PENDIDIKAN,BIMBINGAN PESERTA DIDIK DAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Mahasiswa bisa memahami, menemukan sendiri, mendiskusikan, dan
menjelaskan hubungan antara pendidikan dan pengajaran, kontribusi psikologi
pendidikan bagi teori dan praktik pendidikan, serta hubungan antara proses
perkembangan peserta didik dengan proses belajar. Dirumuskan Pendidikan yaitu
proses pengubahan atau perkembangan sikap, tata laku, kemampuan, pengalaman
kehidupan, pengetahuan, kebiasaan, kedewasaan, dan tanggung jawab moril. Subjeknya
individu. proses perkembangan individu.Berlangsung secara formal, nonformal, atau
self instruction.dan dilakukan secara sengaja melalui pembimbingan atau pengajaran.

Adapun hakikat hubungan antara pendidikan dengan pengajaran dapat dilihat


pada definisi pendidikan di atas bahwa bimbingan dan pengajaran, merupakan bagian
dari proses pendidikan yang sebelumnya telah direncanakan dengan tujuan mewujudkan
kesempurnaan perkembangan individu. Dapat dikatakan bahwa untuk mewujudkan
kesempurnaan individu, pendidikan merupakan landasan idealnya, sedangkan
pengajaran merupakan landasan operasionalnya.

kompetensi harus dimiliki psikologis pendidikan, agar dapat mengajar secara


profesional dan menerapkan beragam strategi pembelajaran yang berdaya, pengajar
harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan proses belajar mengajar.
Faktor-faktor tersebut antara lain: karakteristik siswa, pengaruh interaksi dan metode
dalam pembelajaran, karakteristik kelompok, pengaruh fasilitas fisik, pengaruh
matapelajaran (kesukaran, keluasan, dan kedalaman matapelajaran), dan pengaruh
lingkungan luar (lingkungan masyarakat sekitar sekolah, lingkungan keluarga siswa,
lingkungan kebudayaan). Keseluruhan hal tersebut merupakan objek kajian psikologi
pendidikan. Dengan demikian memahami psikologi pendidikan, seorang pengajar
diharapkan dapat menjadikannya sebagai landasan dalam mengajar. Hal itu disebabkan
oleh mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seorang pengajar dengan tujuan
membantu dan membimbing seseorang melakukan kegiatan belajar dan mendapatkan
pengalaman dari hasil proses belajar. Dengan demikian, berhasil atau tidaknya seorang
pengajar dalam membantu dan membimbing peserta didik ditentukan dari
keprofesionalannya dalam mengajar. Profesionalitas dalam mengajar dapat dipupuk
dengan memahami kajian disiplin ilmu psikologi pendidikan.

12
Perkembangan sosial dan moral siswa adalah perkembangan kepribadian siswa
selaku seorang anggota masyarakat ketika berhubungan dengan orang lain dalam
konteks keluarga, masyarakat, dan bangsa. Dalam hal ini, proses belajar siswa tentang
sosial dan moral turut menentukan kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilaku
sosial yang sesuai dengan norma-norma kemasyarakatan. Setiap tahapan perkembangan
sosial anak selalu dihubungkan dengan perkembangan perilaku moralnya dalam
masyarakat.

Perkembangan sosial dan moral menurut teori belajar sosial

Teori belajar sosial dikembangkan oleh Albert Bandura dari Amerika Serikat.
Pokok-pokok pikiran teori belajar sosial Bandura sebagai berikut.

(1) Tingkah laku manusia bukan hanya merupakan hasil refleks terhadap stimulus,
melainkan juga dipicu oleh lingkungan dihubungkan dengan skema kognitif yang
dimilikinya.

(2) Proses perkembangan sosial dan moral manusia ditekankan pada perlunya dua hal
berikut.

(a) Pembiasaan merespons. Seseorang hendaknya memahami bahwa perilaku yang baik
biasanya akan mendapatkan reward, sedangkan perilaku yang buruk akan mendapatkan
punishment. Dengan demikian, dalam berperilaku ia dapat memutuskan untuk
melakukan perilaku yang baik atau buruk.

(b) Peniruan. Seseorang akan menyerap dan meniru perilaku-perilaku sosial yang
dicontohkan oleh orang lain.

E. PERAN PENDIDIK DALAM MEMFASILITASI PERKEMBANGAN


PESERTA DIDIK
Guru sebagai pelaku utama dalam implementasi atau penerapan
program pendidikan disekolah, memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai
tujuan belajar yang diharapkan. Dalam hal ini guru dipandang menjadi faktor
determinan terhadap pencapaian mutu prestasi belajar siswa . mengingat peranan yang
sangat penting. Maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan
secara komperehensif tentang kompetensinya sebagai pendidk. Gurulah yang
membimbing peserta didik untuk elajar mengenal, memahami dan menghadapi dunia

13
dimana tempatnya berada. Dalam pemahaman itu, guru merupakan jembatan,
sekaligus agen yang memungkinkan peserta didik berdialog dengan dunianya.guru
sebagai fasilitator diharapkan mampu menjalin hubungan yang baik, interaksi yang
baik terhadap peserta didik dan orang tua peserta didik, dan guru juga harus mampu
menjalian komunikasi yang menarik minat dimana peserta didik ingin melakukan apa
yang terbaik daalm perkembangan belajar nya, dan guru juga harus mampu memiliki
penampilan yang menarik dan mampu di tempatkan dalam dunia modren atau dapat
menerima perubahan yang baru dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik.dan
mendorong dan membantu peserta didik untuk mampu menghadapi dunia baru yang
mungkin akan menantang perkembangan peserta didik dan orang tua juga berperan
dalam mendukung kegiatan yang dilakukan peserta didik di sekolah tanpa
mengahalang halangi dan membantu memfasilitasi kebutuhan peserta didik dan
melakukan komunikasi dan interaksi dengan guru yang membantu sebagai fasilitator
dan pengajar dalam dunia peserta didik.

Prey kats menggambarkan peranan guru sebgai komunikasi kator,


sahabat yang dapat memberikan nasihat nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi
dan dorongan, pembimibing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai
nilai , orang yang menguasai bahan yang diajarkan.

Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan menciptakan
suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa,
sehingga interaksi belajar mengajaar akan berlangsung secara efektif. Hal ini beranut
dengan semboyan “tut wuri Handayani”.

Menjadi fasilitator, yaitu menyediakan materi bagi peserta didiknya dalam mencapai
tujuan belajar ia bertugas selalu menyajikakn pengetauan atau materi pelajaran bagi
peserta didiknya. Penyajian materi sama hal nya dengan lahap jika itu baru dan enak.
Demikian jugalah dengan materi pelajarn yang diberikan pendidik. Materi itu
hendakanya merupakan hal baru dalam artian di dapat untuk diajarkan kepada peserta
didiknya, sedangkan materi yang enak berarti menarik dalam penyajiannya. Sebagai
fasilitator guru yang profesinal seharusnya menyediakan hal ini ;

14
a. guru berbakti membimbing dan memfasilitasi anak didik seutuhnya untuk
membentuk manusia pembangunan yang berpancasila.

b. Guru nemiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai


kebutuhan anak didik masing masing.

c. Guru mengadakan komunikasi, terutaa dalam memperoleh informasi tenatng


peserta didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan


orang tua murid sebaik baiknya bagi kepentingan peserta didik.

e. Guru memelihara hubungan baik dengan massyarakat disekitar sekolahnya maupun


masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

f. Guru secara mandiri atau bersama sama mengembangakan dan meningkatkan mutu
profesinya.

g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.

h. Guru secara bersama sama memeliara membina dan meningkatkan mutu organisasi
guru dan peserta didik.

i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah


dalam bidang pendidikan.

Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola


hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke hubungan kemitraan.
Dalam hubungan yang bersifat “top-down”, guru seringkali diposisikan sebagai
“atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat komando, instruksi bergaya birokrat,
bahkan pawang, sebagaimana disinyalir oleh Y.B. Mangunwijaya (Sindhunata, 2001).
Sementara, siswa lebih diposisikan sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh
mengikuti instruksi dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh guru. Berbeda dengan
pola hubungan “top-down”, hubungan kemitraan antara guru dengan siswa, guru
bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang
demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru dapat menjalankan
perannya sebagai fasilitator seyogyanya guru dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar

15
yang dikembangkan dalam pendidikan kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar
dengan baik apabila:

1. Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran

2. Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis (usable).

3. Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan


keterampilannya dalam waktu yang cukup.

4. Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan


pengalamanpengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa.

5. Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan
siswa

16
BAB III

PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah kami susun,kami mengambil beberapa
kesimpulan yaitu :

1. Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar


dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,dan ada beberapa ahli yang mengartikan ap aitu
Pendidikan.
2. Ada beberapa ahli seperti Abu Ahmadi,Priyatno,Erman Amti,dan bimo walgito
yang membrikan makna bimbingan..Salah satu pengertian yang dikemukakan
adalah bimbingan merupakan bantuan dan pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
hidupnya.
3. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam membimbing
peserta didik adalah:perhatian peserta dididk,motivasi belajar,pikiran peserta
didik,perasaan peserta didik,minat belajar peserta didik,bakat peserta didik dan
multiple intelegencies
4. perkembangan peserta didik memiliki arti suatu tahapan perubahan seorang
peserta didik baik fungsi-fungsi,pola pikir,moral, fisik, maupun psikisnya
menuju tahapan selanjutnya yang saling berkesinambungan. Mempelajari
perkembangan peserta didik merupakan suatu keharusan bagi setiap pendidik.

5. hakikat hubungan antara pendidikan dengan pengajaran dapat dilihat pada


definisi pendidikan di atas bahwa bimbingan dan pengajaran, merupakan bagian
dari proses pendidikan yang sebelumnya telah direncanakan dengan tujuan
mewujudkan kesempurnaan perkembangan individu. Dapat dikatakan bahwa
untuk mewujudkan kesempurnaan individu, pendidikan merupakan landasan
idealnya, sedangkan pengajaran merupakan landasan operasionalnya.
6. Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan menciptakan

17
suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan
siswa, sehingga interaksi belajar mengajaar akan berlangsung secara efektif.
Hal ini beranut dengan semboyan “tut wuri Handayani”.

B.REKOMENDASI
Diperlukan kesadaran antara pendidik dan dengan peserta didik agar terciptanya
suasana Pendidikan yang sehat,terampil sesuai cita cita negara Indonesia.Peran orang
tua juga harus turut andil dalam kegiatan menuntut ilmu dan orang tua harus turut
menyadari bahwa Pendidikan itu sangatlah penting.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah,siti. 2018. Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar.deepublish.

Alfabeta. Masganti Sit, M. A. (2012). Perkembangan Perserta Didik (Edisi: I). Perdana
Publishing. Sembiring, A. dan R. R. (2011). Analisis Anggaran Parsial Rakitan
Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Kentang secara Terpadu di Dataran
Tinggi.

Baharuddin. (2014). Pendidikan dan psikologi perkembangan. Ar-Ruzz Media. Eka


Prihatin. (2011). Manajemen Peserta Didik.

George Morrison. 2012. Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Indeks.

J. Hort., 21 No.4. Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integrasi). Rajagrafindo Persada.

Mulyani, Sumantri. 2014. Perkembangan peserta Didik.Tangerang: UT. Santrock. 2014.


Life Span. Jakarta: Erlangga. Jilid I dan II.

Renny Welinda Madellu,2018.Perkembangan dan bimbingan peserta didik.makalah


universitas pattimura

Saputra,ari andika 2018. Hubungan Antara Persepsi terhadap Layanan Bimbingan


Belajar dengan Kemandirian Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah
Pertama

Perkembangan Peserta Didik Tingkat Dasar dan Menengah


http://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/5184/PERKEMBANGAN%20PESERTA
%20DIDIK%20TINGKAT%20DASAR%20DAN%20MENENGAH%2C%20OSCO-2021.pdf?
sequence=1&isAllowed=y, Diakses pada 8 Maret, 2022.

Peranan Guru Dalam Memfasilitasi Perkembangan Peserta Didik


http://repository.iakntarutung.ac.id/upload/karyailmiah/file_upload-5eddd04068a11.pdf,
Diakses pada 8 Maret, 2022.

Menjadi Pendidik Yang Mengakomodasi Keberagaman Siswa Sekolah Dasar Melalui Landasan
Psikologi Pendidikan http://nailufadhilatullaili.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/
15448/2017/10/Menjadi-Pendidik-yang-Mengakomodasi-Keberagaman-Siswa-Sekolah-Dasar-
Melalui-Landasan-Psikologi-Pendidikan.pdf, Diakses pada 8 Maret 2022.

19
20

Anda mungkin juga menyukai