Anda di halaman 1dari 47

HASIL RESUME KELOMPOK 1 - 8

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengantar Pendidikan

Dosen:

Amberansyah, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

Muhammad Fahrizal Ramadani 2310125210077

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga

tugas makalah dengan judul “Hasil Resume Kelompok 1-8” ini dapat tersusun hingga selesai.

Ucapan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Amberansyah, S.Pd., M.Pd dan teman

teman yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu

menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penulisan makalah ini.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan yang ada oleh sebab itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah

ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman teman.

Banjarmasin, 11 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................... ii

BAB I ..................................................................................................................................................................... 1

PEMBAHASAN .................................................................................................................................................... 1

Kelompok 1 [Konsep Dasar Pendidikan] ............................................................................................................... 1

Kelompok 2 [Pentingnya Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia] .......................................................................... 7

Kelompok 3 [Hakikat Manusia Dan Pengembangan Melalui Pendidikan] ...........................................................13

Kelompok 4 [Masalah Dan Problematika Dalam Pelaksanaan Pendidikan] .........................................................18

Kelompok 5 [Landasan Dan Asas-Asas Pendidikan Serta Penerapannya] ...........................................................24

Kelompok 6 [Hakikat Dan Aspek-Aspek Pendidikan] .........................................................................................26

Kelompok 7 [Pendidikan Berkarakter Pada Anak Sekolah Dasar] .......................................................................27

Kelompok 8 [Peran Guru Dalam Dunia Pendidikan] ............................................................................................36

BAB II ...................................................................................................................................................................41

PENUTUP .............................................................................................................................................................41

Kesimpulan dari Materi 1-8 ..................................................................................................................................41

ii
BAB I

PEMBAHASAN

Kelompok 1 [Konsep Dasar Pendidikan]

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan, secara etimologi berasal dari kata “paedagogie” yang artinya

bimbingan anak. Dalam bahasa Romawi, pendidikan berasal dari kata “educate”

yang berarti mengeluarkan sesuatu dari dalam. Sedangkan dalam bahasa Inggris

pendidikan diistilahkan dengan kata "to educate" yang berarti memperbaiki moral

dan melatih intelektual.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa pendidikan

berasal dari kata dasar “didik”, yaitu memelihara dan memberi latihan mengenai

akhlak dan kecerdasan pikiran. Selain itu, Ki Hajar Dewantara mengartikan

pendidikan sebagai daya upaya memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak

sesuai dengan alam dan masyarakatnya.

B. Konsep Dasar Pendidikan

Konsep dasar pendidikan mencakup pengembangan potensi peserta didik,

transfer pengetahuan dan keterampilan, serta membentuk karakter dan moral.

Proses pendidikan melibatkan interaksi antara guru dan peserta didik, serta lingkungan

belajar yang mendukung. Tujuan utamanya adalah menciptakan individu yang mampu

berpikir kritis, kreatif, dan memiliki nilai-nilai etika yang kuat.

1
C. Fungsi. Tujuan, dan Manfaat Pendidikan

A. Fungsi

Pendidikan memiliki fungsi utama sebagai sarana untuk

mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dari satu generasi

ke generasi berikutnya. Selain itu, pendidikan juga berperan dalam

membentuk karakter, membuka wawasan, dan mengembangkan potensi

individu dan persiapan mereka untuk berkontribusi dalam masyarakat.

B. Tujuan

Tujuan utama pendidikan adalah menciptakan individu yang

berkualitas, berdaya saing, dan memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai

sosial. Tujuan pendidikan juga mencakup pengembangan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik peserta didik. Secara kognitif, tujuannya adalah

untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan, Secara afektif,

pendidikan bertujuan membentuk sikap, nilai, dan moralitas, Sementara

secara psikomotorik, tujuannya adalah untuk mengembangkan

keterampilan fisik dan motorik.

C. Manfaat

Manfaat pendidikan melibatkan peningkatan kualitas hidup individu

dan masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan membuka pintu peluang

pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, serta mengurangi tingkat

kemiskinan. Selain itu, pendidikan juga berperan dalam membentuk

masyarakat yang lebih sadar akan hak dan kewajiban, serta dapat menjadi

dasar kemajuan dan inovasi dalam berbagai bidang.

2
D. Karakteristik Alat Pendidikan

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, pengembangan

optimal alat pendidikan sangat penting. Hal ini melibatkan penyesuaian

penggunaan alat pendidikan dengan mempertimbangkan faktor usia dan psikis

peserta didik.

Karakteristik alat pendidikan, baik material maupun non material, merupakan

persyaratan dan kondisi ideal yang perlu dipahami oleh pendidik untuk

menjalankan proses pendidikan.

E. Landasan Ilmu Pendidikan

Landasan ilmu pendidikan membentuk dasar bagi pelaksanaan

pendidikan dan mencakup berbagai bidang seperti filsafat, psikologi,

sosiologi, dan antropologi. Filsafat pendidikan membahas nilai-nilai dan

tujuan pendidikan, psikologi pendidikan fokus pada perkembangan

kognitif dan emosional siswa, sosiologi pendidikan menganalisis struktur

sosial dalam konteks pendidikan, dan antropologi pendidikan

mempertimbangkan aspek kultural.

Pentingnya memahami landasan ilmu pendidikan terletak pada

kemampuan pendidik untuk merancang strategi pengajaran yang efektif

dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan memahami prinsip-prinsip

dasar ini, pendidik dapat memandu dan membimbing peserta didik menuju

pencapaian tujuan pendidikan yang lebih baik.

3
F. Sesi Tanya Jawab

1. Nama : Nayna Putri (2310125120035)

Pertanyaan: Apa definisi pendidikan berdasarkan sudut pandang psikologi

dan sosiologi ?

Jawaban:

Oleh : Muhammad Tajidin (2310125210095)

Definisi pendidikan berdasarkan sudut pandang psikologi adalah

studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam

keseluruhan ruang lingkup hidupnya, dari dalam kandungan sampai masa

tua. Sedangkan, definisi pendidikan berdasarkan sudut pandang sosiologi

adalah studi tentang interaksi antara individu dalam kehidupan

bermasyarakat.

2. Nama : Nadya Pramesti Akyela (2310125220064)

Pertanyaan: Sebutkan contoh karakteristik alat pendidikan non material itu

seperti apa ?

Jawaban:

Oleh : Anita (2310125120030)

Muharam. A menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik

perbuatan atau tindakan sebagai alat pendidikan non material, contohnya

yaitu :

a. Perbuatan atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan dengan

hati-hati, baik dalam frekuensi maupun cara melakukannya.

4
b. Perbuatan atau tindakan hendaknya digunakan dengan diikuti oleh

bimbingan apa yang sebaiknya harus dilakukan terdidik.

c. Perbuatan atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan awal-awal

dalam proses pendidikan dengan memikirkan terlebih dahulu tentang

bagaimana cara melakukan sesuatu karena manusia mempunyai sifat

konservatif yang cenderung untuk mempertahankan atau tidak

merubah kebiasaan.

3. Nama : Musdalifah (2310125320017)

Pertanyaan: Bagaimana lembaga pendidikan membantu mengembangkan

kompetensi akademik pada peserta didik?

Jawaban:

Oleh : Noraisyah (2310125120027)

Hal ini dapat dikembangkan dengan membangun keterampilan dan

pengetahuan siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba

dan memilih sendiri,menentukan tujuan dan target,memberikan siswa

wawasan yang luas, melakukan observasi, dan melakukan tes minat dan

bakat wawancara pada siswa.

G. Tambahan Dari Dosen Pengampu

Pendidikan adalah suatu usaha sadar atau terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik dan mengembangkan

potensi-potensi yang berasal dalam dirinya, maupun bakat yang ada dalam diri

5
manusia serta untuk mengembangkan keagamaan, emosional, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak, dan keterampilan.

Sedangkan fungsinya ialah supaya mendapatkan pendidikan untuk

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya agar menjadi seseorang yang

berpendidikan yang memiliki ilmu pengetahuan, etika yang bagus dan berguna di

lingkungan masyarakat.

Tujuan pendidikan diantaranya :

1. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

berkualitas, terintegrasi, bermoral, berakhlak mulia dan berilmu.

2. Mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki idealisme

nasional

3. Mengembangkan IPTEK dan seni dalam pendidikan

Manfaat pendidikan :

1. Dapat membangun dan mengembangkan kemampuan intelektual serta

potensi yang dimiliki untuk mempersiapkan masa depan.

2. Membantu manusia memudahkan dan berinteraksi serta berkomunikasi

secara individu dan dengan manusia lainnya

3. Dapat membantu bersosialisasi dengan baik dalam masyarakat

4. Dapat mendisiplinkan diri dengan menanamkan norma mengenai

tingkah laku serta perbuatan manusia

6
Kelompok 2 [Pentingnya Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia]

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan, berasal dari kata “paedagogy” merujuk pada proses di mana

seorang anak pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan, dikenal

sebagai “paedagogos”. Dalam bahasa Romawi diistilahkan sebagai “educate” yang

berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris,

pendidikan diistilahkan “to educate” yang berarti memperbaiki moral dan melatih

intelektual (Muhajir, 2000: 20).

B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Pendidikan sebagai sebuah aktivitas tidak lepas dari fungsi dan tujuan. Fungsi

utama pendidikan ialah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau

dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi

manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya.

Tentang tujuan pendidikan, Langeveld membedakannya menjadi enam

tujuan Pendidikan, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, tujuan tidak lengkap, tujuan

sementara, tujuan intermedier, dan tujuan insidental. Sedangkan menurut Bloom (dalan

Suwarno,2006:35-36) tujuan Pendidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu domain

kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik

C. Pendidikan di Indonesia/Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional di Indonesia, sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas

No.2 Tahun 1989 dan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, merupakan sistem

7
pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan nilai-nilai

Pancasila serta UUD 1945. Implementasinya dilakukan melalui lembaga-lembaga

pendidikan baik dalam bentuk sekolah maupun kelompok belajar, dan mencakup

pendidikan formal, non formal, dan informal.

D. Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Permasalahan pendidikan di Indonesia mencakup berbagai aspek yang

memerlukan perhatian dan solusi. Beberapa permasalahan kunci termasuk akses

dan kualitas pembelajaran, sumber daya manusia, kurikulum dan metode

pembelajaran, dll. Penyelesaian permasalahan pendidikan di Indonesia

memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk

meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan sesuai dengan kebutuhan

zaman.

E. Pentingnya Pendidikan di Indonesia

Pendidikan dianggap sebagai segala bidang penghidupan yang penting dalam

memilih dan membina kehidupan yang baik sesuai dengan martabat manusia.

Pendidikan, kemampuan, pengetahuan merupakan modal utama untuk menjalani

kehidupan dalam era yang serba sulit. Meskipun begitu, masih banyak warga

Indonesia, terutama di daerah terpencil, yang belum mengenyam pendidikan

dengan sepenuhnya, menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran akan

pentingnya pendidikan (Makkawaru,2019).

F. Sesi Tanya Jawab

1. Nama : Ririn Septiawati (2310125320024)

8
Pertanyaan: Apakah pendidikan membawa dampak pada kemajuan masyarakat

dan perubahan sosial?

Jawaban:

Oleh : Hanum Istiqomah Azhar Fadhila (2310125320028)

Tentu saja pendidikan memberikan kemajuan berpikir umat

manusia, sehingga taraf hidup mereka meningkat. Pada masa sekarang

ini, perkembangan zaman telah membawa dampak perubahan pada

berbagai aspek kehidupan. Dampak perubahan yang terjadi begitu cepat

dan mudah diamati ialah aspek sosial. Sebab pendidikan berperan

dalam kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat dengan

tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih inovatif, produktif, dan

mampu mengatasi berbagai masalah. Pendidikan juga dapat menjadi

alat untuk mengubah sosial dan politik, individu yang terdidik memiliki

kemampuan untuk berpartisipasi dalam proses demokratisasi dan

membawa perubahan positif dalam masyarakat. Oleh karena itu

pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk individu dan

masyarakat secara keseluruhan dan memainkan peran kunci dalam

mencapai kemajuan dan kesuksesan dalam kehidupan.

2. Nama : Raudah (2310125120036)

Pertanyaan: Banyak anak-anak di Indonesia yang putus pendidikan dan

memilih tidak melanjutkan sekolahnya, apa saja sih alasan-alasan

yang membuat mereka putus pendidikan?

9
Jawaban:

Oleh : Ibrena Nalsal Angelika Sembiring (2310125220058)

Ada berbagai alasan mengapa banyak anak di Indonesia

memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan mereka. Beberapa

alasan umumnya, yaitu:

⮚ Keterbatasan Ekonomi: Banyak keluarga di Indonesia

menghadapi kesulitan ekonomi dan tidak mampu

membiayai pendidikan anak-anak mereka. Akibatnya, anak-

anak mungkin terpaksa bekerja atau menghadapi kesulitan

untuk membayar biaya sekolah.

⮚ Jarak dan Akses: Di beberapa daerah terpencil, akses ke

sekolah bisa sulit. Anak-anak mungkin harus berjalan jauh

atau menggunakan transportasi yang mahal untuk mencapai

sekolah.

⮚ Kurangnya Motivasi: Beberapa anak kehilangan minat

dalam pendidikan karena kurangnya dorongan atau

motivasi dari lingkungan sekitar mereka.

⮚ Tekanan Sosial: Adanya tekanan sosial dari teman sebaya

atau keluarga untuk bekerja atau menikah bisa menjadi

alasan anak-anak memutuskan sekolah.

⮚ Kondisi Keluarga: Masalah seperti perceraian, kekerasan

dalam rumah tangga, atau kesehatan keluarga yang buruk

10
bisa mengganggu kelanjutan pendidikan anak-anak.

⮚ Kurangnya Kualitas Pendidikan: Beberapa anak mungkin

merasa bahwa kualitas pendidikan yang mereka terima

tidak memadai, sehingga mereka kehilangan minat untuk

melanjutkan.

Penting untuk memahami bahwa setiap situasi individu

unik, dan alasan seseorang memutuskan pendidikan dapat

bervariasi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya

untuk meningkatkan akses ke pendidikan, menyediakan

bantuan keuangan, dan meningkatkan kualitas pendidikan di

seluruh negeri.

3. Nama : Nindia Zahwa Prishananda (2310125220054)

Pertanyaan: Banyak orang berpendapat bahwa pendidikan tidak harus tinggi,

buktinya ada pengusaha-pengusaha yang berkembang walaupun

mereka hanya lulusan SMP bahkan SD, bagaimana opini kalian

mengenai hal tersebut?

Jawaban:

Oleh : Rahma Aulia Putri (2310125220075)

Pendapat bahwa pendidikan tinggi tidak selalu diperlukan

untuk sukses dalam bisnis memang benar. Banyak pengusaha sukses

yang hanya memiliki pendidikan formal yang terbatas. Keberhasilan

11
dalam bisnis seringkali lebih dipengaruhi oleh keterampilan, kerja

keras, visi, dan kemampuan beradaptasi.

Namun, pendidikan tetap memiliki peran penting dalam

mempersiapkan seseorang dengan pengetahuan dan keterampilan

yang berguna. Selain itu, pendidikan dapat membuka pintu-pintu

peluang, membantu seseorang berpikir kritis, dan membangun

jaringan. Jadi, sementara pendidikan tinggi mungkin bukan satu-

satunya jalan menuju kesuksesan, itu masih merupakan faktor yang

berharga dalam perkembangan seseorang.

12
Kelompok 3 [Hakikat Manusia Dan Pengembangan Melalui

Pendidikan]

A. Pengertian Hakikat Manusia

Pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang

mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia (Laili

Rasikah:2022). Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri/karakteristik

manusia yang membedakan manusia dengan hewan.

Hakikat manusia dari sisi penciptanya adalah makhluk yang sempurna karena

dibekali dengan akal. Maka dengan akal itulah manusia akan selalu berfikir tentang

kelangsungan hidupnya dan generasinya. Manusia akan selalu berupaya untuk

menemukan berbagai cara untuk survive baik bagi dirinya maupun keturunan atau

generasinya, sekaligus meningkatkan kualitas kehidupannya baik fisik maupun non

fisik yang berlangsung secara alami ( Daulai:2022).

B. Pengertian Hakikat Pendidikan

Hakikat pendidikan dapat diartikan sebagai inti atau esensi dari proses

pendidikan itu sendiri. Pengertian ini mencakup tujuan, prinsip, dan nilai-nilai dasar

yang mendasari setiap aktivitas pendidikan. Beberapa aspek yang mencerminkan

hakikat pendidikan yaitu pembentukan karakter, pengembangan potensi,

pemahaman dan pengetahuan, persiapan untuk kehidupan, pemberdayaan individu,

keadilan dan kesetaraan, dan membentuk warga negara yang bertanggung jawab.

13
C. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Individu

Kesadaran akan manusia dengan sendirinya merupakan perubahan

individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau sebagai pribadi adalah

kenyataan yang paling jelas dalam kesadaran manusia. Tidak ada orang yang

dilahirkan tetap sama dengan orang lain walaupun mereka lahir kembar. Demikian

pula dengan apa yang dialami dan yang mereka peroleh dari lingkungan yang luas

selama proses perjalanan hidup dan kehidupannya. Tiap orang memiliki sifat

kepribadiannya sendiri. Setiap manusia bersifat unik berbeda setiap individu

sehingga kecenderungan dan perhatian terhadap sesuatu akan berbeda. Karena

adanya individualitas itu,setiap orang memiliki aspek kehendak,perasaan,cita

cita,kecenderungan,semangat dan daya tahan yang berbeda.

D. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk

bermasyarakat. Serta diberikan akal pikiran yang berkembang dan dapat

dikembangkan. Dimensi manusia sebagai makhluk sosial memperlihatkan, bahwa

keberadaannya saling terkait satu sama lain. Tidak dapat dibayangkan andaikan

manusia sehari saaja tanpa ada interaksi dengan manusia lain di lingkungannya.

Mungkin dari kebutuhan fisik bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, tetepi

kepuasaan batin tidak diperoleh olehnya. Karena manusia memerlukan adanya

orang lain untuk menyampaikan pikiran dan perasannya, sehingga menimbulkan

kebahagian dan kepuasan rohaniah.

E. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Susila berasal dari kata su dan sila, yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.

14
Akan tetapi, di dalam kehidupan bermasyarakat, orang tidak cukup hanya berbuat

yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu, misalnya terkandung kejahatan

yang terselubung. Oleh karena itu, pengertian susila berkembang sehingga memiliki

perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih.

Dimensi manusia sebagai makhluk susila atau bermoral berhubungan erat

dengan social-institusion (pranata sosial). Koentjaraningrat (1964:113)

menyebutkan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan

yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks

kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial ini melembaga di

masyarakat yang di dalamnya berisi himpunan norma-norma segala tingkatan yang

berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat (Soekanto,

2002: 198).

F. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Religius

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk religius. Religius merupakan

pelaksanaan pesan-pesan keagamaan dalam relasinya dengan sesama manusia dan

manusia dengan Tuhan. Manusia hidup beragama karena agama menyangkut

masalah masalah yang bersifat mutlak maka pelaksanaan keagamaan akan tampak

dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing masing individu. Hal ini baik

berkenaan dengan sistem keyakinannya, sistem peribadatan maupun pelaksanaan

tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan

manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam (Sumantri:2015).

G. Hubungan Manusia Dengan Pendidikan

Pendidikan adalah instansi suatu bangsa, pendidikan adalah hidup dan

15
kehidupan manusia di masa kini dan masa mendatang. Pendidikan memiliki

pengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sesuai dengan aliran pendidikan

kaum empirisme, di mana lingkungan pendidikan akan berpengaruh terhadap

perkembangan manusia. Beberapa dimensi hubungan manusia dengan pendidikan

yaitu pendidikan sebagai proses pembelajaran, pendidikan sebagai pembentukan

karakter, pendidikan sebagai persiapan untuk masa depan, pendidikan sebagai

pendorong pengembangan sumber daya manusia, pendidikan sebagai proses

sosialisasi, dll.

H. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia

Sarana pendidikan adalah manusia hingga dengan sendirinya pengembangan

dimensi manusia menjadi tiga pendidik meskipun pendidikan itu pada dasarnya

baik tetapi dalam pelaksanaannya mungkin saja bisa terjadi kesalahan-

kesalahan yang lazim yang disebut salah didik. Hal ini demikian bisa terjadi

karena pendidikan itu adalah manusia biasa yang tidak luput dari kasus lemah

hubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu

pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.

I. Sesi Tanya Jawab

1. Nama : Muhsin (2310125210080)

Pertanyaan: Mengapa kita perlu mempelajari hakikat manusia dan

perkembangannya?

Jawaban:

Oleh : Irma Noor Afiyanti (2310125220079)

16
Kita perlu mempelajari hakikat manusia dalam dunia pendidikan karena

dunia pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan peradaban manusia.

Hal ini tidak dapat tercapai jika kita tidak memahami diri kita sendiri.

2. Nama : Reza Nur Oktavia (2310125220072)

Pertanyaan: Adakah hubungan antara hakikat manusia dan Pendidikan?

Jawaban:

Oleh : Najmi Nazarni Khalisa (2310125220082)

Antara manusia dan Pendidikan telah terjalin hubungan kausalitas.

Karena manusia, pendidikan mutlak ada, dan karena pendidikan, manusia

semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi. Pendidikan akan

menjadi sarana yang tepat untuk mengembangkan dan membangun karakter

manusia menjadi lebih baik lagi.

3. Nama : Miswar Hayati (2310125120029)

Pertanyaan: Mengapa manusia tidak dapat dipisahkan dari Pendidikan?

Jawaban:

Oleh : Raudah (2310125120036)

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, karena

pada hakikatnya manusia adalah makhluk educandum yang berarti adalah

manusia makhluk yang dapat dididik dan harus mendapatkan pendidikan

karena Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap manusia dan juga

setiap manusia memerlukan Pendidikan untuk mengembangkan dirinya.

17
Kelompok 4 [Masalah Dan Problematika Dalam Pelaksanaan

Pendidikan]

A. Pengertian dan Fungsi Pendidikan

Dalam arti yang sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam

masyarakat dan kebudayaan. Menurut Ahmad D. Marimba pendidikan adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh seorang pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

yang utama.

Fungsi pendidikan menurut Hasan Langgulung seara garis besar dibagi pada

tiga, yaitu:

1. Menyiapkan generasi muda untuk memiliki kemampuan agar bisa

memegang peranan-peranan pada masa yang akan datang di tengah

kehidupan masyarakat.

2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan dari

generasi tua ke generasi muda.

3. Memindahkan nilai-nilai generasi tua ke generasi muda dengan tujuan

agar keutuhan dan kesatuan masyarakat terpelihara.

B. Permasalahan Pokok Pendidikan

Permasalahan pokok pendidikan menjadi fokus utama dalam membahas

tantangan dan dinamika sistem pendidikan saat ini. Permasalahan pokok

pendidikan mencakup sejumlah isu yang dapat mempengaruhi efektivitas dan

kesetaraan pendidikan. Beberapa permasalahan pokok pendidikan yaitu

18
pemerataan pendidikan, kuantitas dan kualitas pendidikan, efisiensi pendidikan,

efektivitas pendidikan, dan relevansi pendidikan.

C. Problematika Evaluasi Pembelajaran di Era Merdeka Belajar dalam

Mencapai Tujuan Pendidikan

Problematika evaluasi pembelajaran di era Merdeka Belajar, yang

menekankan pada autotomi dan kemandirian peserta didik, mencakup sejumlah

aspek yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih

holistik. Beberapa permasalahan yang muncul dalam konteks evaluasi diantaranya,

pengukuran kreativitas dan keterampilan, tantangan penilaian formatif, pelibatan

orang tua, kesiapan pendidik, penggunaan teknologi, dll.

D. Problematika Kurikulum Pendidikan Karakter

Kurikulum dalam sebuah lembaga atau sebuah negara mempunyai peran


sangat penting, dan kurikulum itu senantiasa terus berkembang menyesuaikan diri
dari zaman ke zaman, sedangkan problematika, berasal dari akar kata bahasa
inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik,
yaitu ketidaktentuan agar peserta output dan siswa atau peserta didik bisa dengan
mudah mengikuti perkembangan yang ada.
Ada empat masalah yang harus diperhatikan meliputi bidang cakupan,
artikulasi relevansi dan kemampuan transfer. Para ahli pendidikan seperti
Thorndike, Daniel dan L. N. Tanner serta Taba menyepakati bahwa jika guru
hendak mentransfer nilai-nilai maka terlebih dahulu harus diperhatikan prinsip-
prinsip umum dari proses transfer yaitu: (a) transfer merupakan hati nurani dan
pendidikan; (b) proses transfer memungkinkan untuk dilakukan; (c) proses
transfer dimulai dari situasi yang lebih dekat, ke situasi luar kelas yang lebih jauh
dan luas; (d) hasil transfer akan lebih bermakna (meaningful) jika guru membantu
siswa dalam menderivasi, generalisasi, serta menetapkan generalisasi tersebut; (e)

19
secara umum, bisa dikatakan bahwa ketika siswa memperoleh pengetahuan bagi
dirinya, proses transfer tersebut telah berhasil (Barrett & Rata, 2014).

E. Problematika Pembelajaran Pendidikan Karakter

Proses pembelajaran pendidikan karakter di Indonesia dihadapkan pada


sejumlah masalah yang dapat dibedakan menurut dua faktor, yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal antara lain disebabkan oleh faktor guru atau
pendidik. Kendala utama yang dihadapi oleh pengajar atau pendidik adalah
adanya kesenjangan antara formasi yang tersedia dengan kebutuhan nyata. Upaya
pendayagunaan guru melalui pembinaan pendidikan dan pelatihan hingga saat ini
belum mencapai hasil yang maksimal. Permasalahan yang perlu mendapat
perbaikan bahwa penataran yang dilakukan oleh berbagai unit masih belum dapat
memberikan kesempatan yang merata kepada semua guru. Sistem rekrutmen guru
yang ada selama ini masih belum menjamin terjaringnya calon guru yang
berkualitas yang menguasai bidang studi dan mempunyai motivasi yang tinggi
untuk menjadi guru. Salah satu penyebab karena adanya ujian masuk atau seleksi
hanya berupa pengetahuan umum yang sifatnya sementara. Upaya dengan seleksi
ujian bidang studi dan ujian kemampuan mengajar didepan kelas diharapkan
mampu dapat memperkecil dampak yang di timbulkan.
F. Permasalahan Khusus Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik merupakan faktor utama dalam menentukan wajah pendidikan.

Pendidik merupakan lokomotif yang mampu menggerakkan arah pendidikan

menuju tujuannya yaitu pembentukan manusia paripurna yang mempunyai daya

untuk menjalani hidupnya sesuai dengan fitrah kehidupannya sebagai manusia.

Namun faktanya banyak kekeliruan dalam penangangan terhadap kualitas

pendidik ini.

20
Identifikasi masalah sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan antara

lain : Pendidik bukan berasal dari lulusan yang sesuai, Pendidik kurang menguasai

dari 4 kompetensi (pedagogik, kepribadian, professional dan sosial), Pendidik

terkadang menjadikan mengajar hanya untuk mengugurkan kewajiban sebagai

pendidik, Pendidik belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat,

Pendidik mengajar tidak sesuai silabus sehingga target dari tujuan pembelajaran

tidak sepenuhnya tercapai, Masih banyak pendidik yang belum memenuhi

ketentuan sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 seperti pengajar di tingkat SD/MI

minimal berijazah S1/D4, dan Tenaga kependidikan biasanya berasal dari tenaga

pendidik yang merangkap tugas menjadi tenaga kependidikan seperti guru

merangkap menjadi tenaga administrasi atau tenaga keperpustakaan.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Permasalahan Pendidikan

Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya permasalahan pendidikan

sangat kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling terkait. Faktor-

faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara lain:

perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat

dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

H. Sesi Tanya Jawab

1. Nama : Nur Ilami (2310125120036)

Pertanyaan: Mengapa pendidikan Indonesia tertinggal dengan Negara lain?

Jawaban:

Oleh : Siti Mutmainah (2310125220066)

21
Karena tingkat pendidikan tiap negara dipengaruhi dari kemajuan

tingkat ekonomi suatu Negara. Pendidikan Indonesia tertinggal disebabakan

metode ajar yang kurang efektif. Dari segi pengajar, kualitas pengajar Inonesia

masih sangat kurang. Dengan meningkatkan mutu seorang guru, maka akan

bermutu pula pola pikir ajar yang diterapkan demi pendidikan yang lebih baik

lagi.

2. Nama : Reza Nur Oktavia (2310125220072)

Pertanyaan: Upaya apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi

masalah kuantitas?

Jawaban:

Oleh : Luqie Sabila (2310125220060)


Upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan membangun

sekolah negeri di daerah daerah yang masih minim kuantitas pendidikannya

dan sekolah yang dibangun harus dilengkapi sarana dan prasarana yang

lengkap, hendaknya juga pemerintah membangun minimal satu sekolah

disetiap kecamatan.

3. Nama : Noraisyah (2310125120027)

Pertanyaan: Apa saja yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi

masalah pendidikan di daerah terpencil?

Jawaban:

Oleh : Wildiana Rifqa Suriansyah (2310125320027)


Memberikan Bantuan Dana BOS secara langsung, dana BOS bervariasi

sesuai karakteristik dan kebutuhan daerah serta digitalisasi sekolah.

22
I. Tambahan Dari Dosen Pengampu

Faktor yang mempengaruhi problematika pendidikan karakter :

1. Siswa yang putus sekolah

2. Rendahnya mutu pendidikan

3. Lamanya masa studi melampaui standar yang ditentukan

4. Rendahnya relevansi pendidikan

5. Menurunnya akhlak dan moral

Pendidikan di Indonesia disebut tertinggal karena beberapa faktor, salah

satunya adalah sistem kedisiplinan dalam belajar.

Upaya pemerintah mengatasi masalah pendidikan :

➢ Membangun sekolah-sekolah negeri di daerah-daerah terpencil

dengan fasilitas lengkap untuk membantu proses pembelajaran.

23
Kelompok 5 [Landasan Dan Asas-Asas Pendidikan Serta

Penerapannya]

A. Landasan Pendidikan

Landasan Pendidikan merupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam

berkaitannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan adalah upaya mengembangkan

potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa

maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam

perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.

Pendidikan bertujuan untuk menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan

organis, harmonis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup

Beberapa landasan pendidikan terdiri antara lain : landasan ilmiah, landasan

hukum, landasan filosofis, landasan kultural, landasan sosiologis, landasan

psikologis, landasan ekonomi, dan landasan sejarah.

B. Asas-Asas Pendidikan

Asas-asas pendidikan merupakan landasan prinsip yang menjadi fondasi bagi

penyelenggaraan sistem pendidikan, memandu proses pembelajaran, dan

memberikan arah dalam mencapai tujuan pendidikan. Asas-asas pendidikan antara

lain : Asas Tut Wuri Handayani, Asas Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian

dalam Belajar.

24
C. Penerapan Asas-Asas Pendidikan

Asas pendidikan bukan hanya sebagai konsep, melainkan harus

dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Dalam hal penerapan asas-asas

pendidikan pada kegiatan pembelajaran, setidaknya terdapat tiga masalah yang

perlu mendapat perhatian, yakni masalah cara berkomunikasi dan peranan guru

dalam pembelajaran serta tujuan pembelajaran.

D. Sesi Tanya Jawab

1. Nama : Novia Alifah Mawardah (2310125220056)

Pertanyaan: Mengapa pendidikan harus didasarkan pada landasan sosiologis?

Jawaban:

Oleh : Nindia Zahwa Prishananda (2310125220070)


Landasan sosiologi diperlukan dalam pendidikan karena konsep dan teori

dari sosiologi memberikan petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana

seharusnya mereka membina para siswa, agar mereka memiliki kebiasaan akrab,

harmonis bersahabat sesama teman. Sehingga peserta didik bisa survive di

kehidupan nyata berkat rancangan yang sitematis dari landasan sosiologis.

2. Nama : Najmi Nazarni Khalisa (2310125220082)

Pertanyaan: Mengapa kemandirian belajar sangat penting dalam proses

pembelajaran?

Jawaban:

Oleh : M. Ajmul Nashir (2310125210076)


Kemandirian belajar penting karena diperlukan agar terpenuhinya asas

belajar sepanjang hayat. Hal ini dikarenakan kita harus belajar seumur hidup,

25
namun kita tidak selamanya sekolah. Sehingga kemampuan untuk belajar

mandiri sangat diperlukan.

3. Nama : Nazwa Azkia Ramadhani (2310125320022)

Pertanyaan: Apa perbedaan landasan dan asas pendidikan?

Jawaban:

Oleh : Tiara Nur Asyifa (2310125320033)


Asas pendidikan merujuk pada prinsip-prinsip moral, etika, dan nilai-nilai

fundamental yang menjadi dasar pendidikan, memberikan arah dan tujuan dalam

sistem pendidikan. Sementara itu, landasan pendidikan mencakup panduan

konseptual, teoritis, dan praktis yang membantu merancang, mengembangkan,

dan menjalankan sistem pendidikan, mencakup metode pengajaran, pedagogi,

psikologi pendidikan, dan elemen-elemen praktis lainnya yang mendukung

pelaksanaan asas pendidikan dalam praktik pendidikan sehari-hari.

26
Kelompok 6 [Hakikat Dan Aspek-Aspek Pendidikan]

A. Pengertian Pendidikan

Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang

mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh

seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan Paedagogos.

Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti

mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris pendidikan

diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual

(Muhajir, 2000: 20). Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan.

Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.

B. Hakikat Pendidikan

Hakikat pendidikan mengacu pad esensi atau inti dari proses pendidikan itu

sendiri. Mengkaji hakikat pendidikan akan memberikan landasan yang kuat

terhadap praktik pendidikan dalam upaya memanusiakan manusia. Hakikat

pendidikan menjadikan arah pendidikan menjadi kokoh dan kuat untuk memuliakan

manusia. Upaya dalam praktik pendidikan perlu mendasarkan diri pada hakikat

pendidikan sebagai tiang penyangganya.

Hakikat pendidikan tidak terlepas dari hakikat manusia, sebab urusan

utama pendidikan adalah manusia. Hakikat pendidikan sangat ditentukan

oleh nilai-nilai motivasi dan tujuan dari diri sendiri. Hakikat pendidikan adalah

proses pembelajaran sebagai upaya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas

peserta didik dengan interaksi yang menghasilkan pengalaman belajar

27
C. Aspek-Aspek Pendidikan

Sebagaimana diketahui bahwa manusia merupakan makhluk sosial dan

individu yang membedakan dengan makhluk lain. Selain itu, hakikat manusia

adalah sebagai makhluk susila dan berketuhanan. Untuk itu diperlukan aspek-aspek

pendidikan yang sangat fundamental dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Di antara aspek-aspek pendidikan yaitu : Pendidikan Budi Pekerti/Pendidikan

Akhlak, Pendidikan Kecerdasan, Pendidikan Sosial atau Kemasyarakatan,

Pendidikan Dalam Kewarganegaraan, Pendidikan Estetika atau Keindahan,

Pendidikan Jasmani, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.

D. Unsur-Unsur Pendidikan

Unsur-unsur pendidikan merupakan fondasi penting dalam membentuk

perkembangan individu dan masyarakat. Unsur-unsur pendidikan melibatkan

berbagai elemen yang membentuk sistem pendidikan secara keseluruhan. Unsur-

unsur utama di dalam pendidikan yaitu : Peserta Didik, Pendidik, Interaksi

Edukatif, Tujuan Pendidikan, Materi Pendidikan, Alat dan Metode Pendidikan, dan

Lingkungan Pendidikan.

E. Sesi Tanya Jawab

1. Nama : Rasyida Fauzia Hairina (2310125320032)

Pertanyaan: Mengapa aspek pendidikan sangat penting?

Jawaban:

Oleh : Nur Rahmadaniyah (2310125220065)

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan guna

28
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti arus

perkembangan jaman yang semakin maju. Selain itu pendidikan merupakan

salah satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya

suatu bangsa.

2. Nama : Nida Syafira (2310125120028)

Pertanyaan: Mengapa seorang guru perlu memahami hakikat dari sebuah

pendidikan?

Jawaban:

Oleh : Miswar Hayati (2310125120029)


Karena dengan menguasai hakikat dan konsep dasar tentang belajar

diharapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena

fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya

belajar dalam diri peserta didik

3. Nama : Irma Noor Afianti (2310125220079)

Pertanyaan: Dari materi yang kalian sampaikan terdapat 8 aspek pendidikan.

pertanyaan saya apa yang akan terjadi jika aspek-aspek tersebut

tidak diterapkan terhadap pendidikan yang ada di Indonesia dan apa

upaya yang harus di lakukan agar aspek tersebut bisa diterapkan?

Jawaban:

Oleh : Putri Sardela (2310125220074)

Jika 8 aspek pendidikan tidak diterapkan terhadap pendidikan maka akan

sulit dalam pencapaian mutu pendidikan, sebab untuk mendapatkan mutu

29
pendidikan yang baik di dalam pendidikan terdapat aspek aspek tersebut yang

memang harus kita perhatikan Upaya yang harus dilakukan agar aspek aspek

tersebut bisa diterapkan yaitu sering berkomunikasi dengan siswa, melakukan

kegiatan pembelajaran dikelas dengan siswa secara aktif, dengan tahap tahap

seperti itu kita dapat secara langsung menerapkan aspek aspek pendidikan

tersebut.

30
Kelompok 7 [Pendidikan Berkarakter Pada Anak Sekolah Dasar]

H. Konsep Dasar Pendidikan Berkarakter

Istilah karakter dalam bahasa yunani dan latin, charassein yang artinya

“mengukir corak yang tetap dan tidak terhapuskan” watak atau karakter

merupakan perpaduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga

menjadi tanda khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain.

Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam Permendikbud No.23

tentang Penumbuhan Budi Pekerti Tahun 2015.

I. Prinsip Pendidikan Berkarakter

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu

mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta

didik berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan karakter. Beberapa prinsip utama

dalam pendidikan berkarakter diantaranya Integrasi Nilai-nilai Moral, Model Peran

Positif, dan Pembelajaran Berbasis Pengalaman.

J. Fungsi Dan Peran Pendidikan Dalam Penanaman Karakter

Pendidikan memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam penanaman

karakter pada individu. Fungsi utama pendidikan dalam penanaman karakter anak

sekolah dasar, yaitu untuk menumbuhkembangkan kemampuan dasar peserta

didik agar dapat berpikir cerdas, berperilaku yang berakhlak, bermoral, dan selalu

berbuat sesuatu yang baik serta bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan

masyarakat.

Pendidikan dalam penanaman karakter memiliki peranan yang sangat penting

dalam bidang kependidikan yaitu diantaranya sebagai pembinaan watak yang jujur,

31
cerdas, berempati serta tangguh yang merupakan tugas pendidikan, mengubah

kebiasaan buruk secara bertahap hingga menjadi kebiasaan yang lebih baik.

K. Pendidikan Karakter di Era Digital

Zaman serba teknologi ini menjadikan anak telihat sangat pasif dan jarang

untuk bersosialisasi di keluarga bahkan masyarakat. Kebanyakan anak zaman

sekarang lebih fokus untuk memperhatikan layar di depan matanya dibandingkan

bermain dengan teman sebayanya, bahkan jarang lagi terlihat anak-anak bermain

permainan tradisional. Padahal, permainan tradisional ini bisa dijadikan kebiasan

untuk menjalin rasa persaudaraan dengan teman sebaya dan menjadi lebih akrab

serta memunculkan ide-ide kreativitas dengan menggunakan permainan tradisional.

Dari kejadian tersebut, anak-anak akan kehilangan waktu berharganya saat bermain

bersama keluarga, belajar, mengembangkan bakat atau bermain bersama teman-

temannya karena fokusnya sudah diambil alih oleh layar ponsel ataupun teknologi

yang ada.

L. Peran Keluarga, Guru, dan Masyarakat Dalam Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter pada anak bergantung pada lingkungan hidup dan

bersosialisasi anak yaitu antara keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Yang mana keluarga berperan penting dalam mendidik, lalu sekolah sebagai

lanjutan yang bertanggung jawab dalam mendidik dan memperbaiki pola karakter

anak. Berikut adalah peran masing-masing entitas dalam pendidi karakter :

1. Keluarga

32
Keluarga berperan sebagai model peran utama bagi anak-anak,

bertanggung jawab untuk mengajarkan nilai-nilai moral, seperti

kejujuran, rasa hormat, tanggung jawab, dan empati kepada anak-anak,

lalu keluarga juga memberikan dukungan emosional yang kuat,

menciptakan lingkungan di mana anak merasa diterima dan dicintai, yang

penting untuk pengembangan karakter positif.

2. Guru

Guru bertanggung jawab untuk menyampaikan pendidikan karakter

melalui kurikulum formal. Guru juga berperan sebagai model peran di

lingkungan sekolah, sikap dan perilaku guru dapat mempengaruhi

bagaimana peserta didik membentuk karakter mereka.

3. Masyarakat

Masyarakat, termasuk lembaga keagamaan, organisasi sukarela,

komunitas lokal, dapat berperan mengajak anak-anak di lingkungan untuk

berkegiatan di masyarakat luas dan bersosialisasi.

M.Sesi Tanya Jawab

1. Nama : Siti Jamilah (2310125320056)

Pertanyaan: Seberapa penting pendidikan karakter dalam pembentukan karakter

anak bangsa?

Jawaban:

Oleh : Angela (2310125220081)

Pendidikan pada dasarnya memiliki peranan yang sangatlah penting dalam

pembentukan karakter anak bangsa. Tentunya adanya arus globalisasi yang

33
secara terus menerus keluar masuk tentunya akan berdampak pada perubahan

yang terjadi. Dimana ini akan menimbulkan perilaku yang negative dan bisa saja

terjadi di masyarakat. Adanya pemberian pendidikan yang maksimal akan

membantu tercapainya tujuan pendidikan dengan baik. Tentunya masih ada

beberapa pertanyaan tentang pendidikan karakter yang pada dasarnya penting

untuk dipahami dengan baik.

2. Nama : Alya Nabila (2310125320025)

Pertanyaan: Apakah orang sekitar khususnya keluarga juga memiliki peranan

penting dalam penanaman karakter anak?

Jawaban:

Oleh : Novia Alifah Mawardah (2310125220056)

Pendidikan dalam keluarga sangat penting dan merupakan pilar pokok

pembangunan karakter seorang anak. Anak sekolah dasar khususnya harus

dibina dulu dari keluarganya. Manusia Indonesia yang berkualitas hanya akan

lahir dari remaja yang berkualitas, remaja yang berkualitas hanya akan tumbuh

dari anak yang berkualitas. Keluarga sebagai lembaga sosial terkecil memiliki

peran penting dalam hal pembentukan karakter individu khususnya bagi anak

sekolah dasar. Keluarga menjadi begitu penting karena melalui kelurga inilah

kehidupan seseorang terbentuk.

3. Nama : Muhsin (2310125210080)

Pertanyaan: Bagaimana cara memperkuat kerja sama antara sekolah dan orang

tua dalam pendidikan karakter anak sekolah dasar?

Jawaban:

34
Oleh : Sri Kurnia Damayanti (2310125220057)
Cara untuk memperkuat kerja sama antara sekolah dan orang tua dalam

pendidikan karakter anak sekolah dasar adalah dengan mengadakan pertemuan

secara berkala dengan orang tua, contohnya mengadakan rapat antara sekolah

dan orang tua sekurang kurangnya dua kali dalam setahun, selain itu sekolah

juga harus membagikan informasi tentang kegiatan dan program pendidikan

karakter itu seperti apa demi kebaikan anak anak sendiri serta melibatkan orang

tua dalam kegiatan yang melatih karakter anak.

35
Kelompok 8 [Peranan Guru Dalam Dunia Pendidikan]

A. Pengertian Profesi Guru

Guru atau disebut juga sebagai pendidik adalah orang dewasa yang

bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya. Mampu

melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah dipermukaan bumi,

sebagai makhluk sosial, dan sebagai individu yang mampu berdiri sendiri. Istilah

lain yang lazim dipergunakan untuk pendidik ialah guru. Kedua istilah tersebut

bersesuaian artinya. Bedanya ialah istilah guru seringkali dipakai dilingkungan

pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai dilingkungan formal, informal, dan

non-formal. Di lingkungan non-formal, orang tua menjadi pendidik utama bagi

anak didukung oleh keluarga yang tinggal bersama didalam rumah. Sedangkan

dilingkungan formal, tanggung jawab mendidik itu dilanjutkan oleh guru.

B. Tugas Guru

Tugas guru lebih mudahnya adalah mendidik, mengajar, melatih,

mengevaluasi, dan terus memperbaiki sampai peserta didik sampai pada jenjang

sekolah lanjutannya. Karena bagaimanapun, proses ini harus dilakukan oleh

pendidik sebagai bentuk proses kehidupan dalam pendidikan.

C. Peran Guru Dalam Pengembangan Pembelajaran

Menurut Thomas E. Curtis dan Wilma W. Bidwell bahwa proses

pembelajaran di sekolah (kelas) peranan guru lebih spesifik sifatnya dalam

pengertian yang sempit, yakni dalam hubungan proses belajar mengajar. Peranan

36
guru adalah sebagai pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai

fasilitator belajar

D. Peran Guru

Tugas dan fungsi guru merupakan sesuatu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Akan tetapi, tugas dan fungsi sering kali disejajarkan sebagai peran.

Dalam membimbing dan membentuk generasi penerus, peran guru menjadi

pangkal keberhasilan pendidikan karakter. Peran guru diantaranya sebagai

pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan evaluator.

E. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan moral atau budi pekerti

yang digunakan untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter

yang baik kepada seseorang, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan

tindakan luhur yang dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di

rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Maka dari itu, penting sekali guru untuk

menerapkan pendidikan karakter ini pada siswanya. Sehingga siswa tidak hanya

memahami materinya saja tetapi dapat menerapkan pendidikan karakter tersebut

dalam kesehariannya karena guru merupakan role model bagi peserta didik.

F. Guru di Indonesia

Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun

swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal

minimal berstatus sarjana, dan ketetapan hukum yang sah sebagai guru

berdasarkan undang undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia. Di

37
Indonesia terdapat tiga tipe guru, yaitu Guru Tetap, Guru Honorer, dan Guru

Tidak Tetap.

N. Sesi Tanya Jawab

1. Nama : Hanum Istiqomah Azhar Fadhila (2310125320028)

Pertanyaan: Bagaimana peran guru dalam mengoptimalkan potensi peserta

didik?

Jawaban:

Oleh : Alfisyah (2310125320029)


Peran guru dalam mengembangkan/mengoptimalkan potensi siswa adalah

membantu siswa menemukan dan menyadari potensinya sesuai dengan bakat

minat dan potensi diri masing-masing, kemudian mengasahnya sehingga lebih

berkembang.

2. Nama : Miswar Hayati (2310125120029)

Pertanyaan: Apa saja keterampilan mengajar yang wajib dimiliki oleh guru?

Jawaban:

Oleh : Nurlayalia Ramadhini (2310125220059)


Keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan,

keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan

membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok

kecil, dan keterampilan mengelola kelas.

3. Nama : Nazwa Nanda Humaira (2310125220055)

Pertanyaan: Kenapa peran seorang guru tidak bisa digantikan dengan teknologi

sekarang?

38
Jawaban:

Oleh : Sry Amalinda (2310125320035)


Karena guru mengajarkan karakter dan nilai moral, etika, yang akan

membentuk peserta didik agar memberikan kontribusi yang baik bagi bangsa dan

negara. Peran guru juga tidak bisa tergantikan karena ilmu yang diperoleh tanpa

guru belum tentu menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

O. Tambahan Dari Dosen Pengampu

Guru adalah seorang pendidik yang memberikan pengarahan agar bisa

melakukan penilaian untuk menggantikan peran orang tua di sekolah.

Hal-hal yang harus kita miliki sebagai seorang guru nantinya yaitu :

1. Adanya niat dari hati nurani dalam diri sendiri dan ketulusan hati

2. Gunakan alat peraga yang menyenangkan dan menarik

3. Gunakan bahasa yang baik, yang mudah dimengerti peserta didik

4. Harus bersikap jujur dan adil

5. Berbicara lantang/jelas

6. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

7. Menciptakan model pembelajaran yang bervariasi dan kreatif

8. Melakukan pembelajaran secara kooperatif (berkelompok)

Peran Guru :

1. Sebagai Pendidik, Pengajar, dan model bagi peserta didik

2. Sebagai Penegak Disiplin

3. Sebagai Penghubung Sekolah dengan Masyarakat

39
4. Sebagai Administrator

5. Sebagai Perancang Kurikulum

6. Sebagai Pembentuk Kepribadian Anak untuk membentuk Karakternya

7. Sebagai Perantara dalam Belajar

8. Sebagai Evaluator (Penilai) Pembelajaran peserta didik

40
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan dari Materi 1-8

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep dasar pendidikan

mencakup proses holistik yang melibatkan pembelajaran, pengembangan karakter,

dan persiapan individu untuk menghadapi kehidupan. Pendidikan bukan sekadar

transfer pengetahuan, melainkan juga upaya dalam membentuk moralitas, karakter,

dan keterampilan yang mendukung perkembangan pribadi dan sosial. Oleh karena

itu, penting untuk memahami bahwa pendidikan bukan hanya sarana pencapaian

akademis, tetapi juga fondasi utama bagi pertumbuhan individu dan kontribusi

positif pada masyarakat.

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

bukan hanya sebagai sarana transfer pengetahuan, melainkan juga sebagai wadah

pembentukan karakter, pengembangan keterampilan, dan persiapan menyeluruh

untuk menghadapi tantangan kehidupan. Dengan pendidikan yang baik, seseorang

dapat membuka pintu menuju masa depan yang cemerlang, membangun karakter

yang baik, mencapai impian, serta ikut serta dalam memajukan bangsa. Oleh karena

itu, pentingnya pendidikan tidak hanya terletak pada pencapaian akademis semata,

melainkan pada kontribusi nyata terhadap pembentukan individu yang berintegritas

dan berdaya saing di era global.

Hakikat manusia sebagai makhluk individu melibatkan pengembangan

melalui pendidikan, yang tidak hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga

41
mencakup pembentukan karakter, moralitas, dan keterampilan yang mendukung

perkembangan pribadi dan sosial. Oleh karena itu, pendidikan menjadi pangkal

untuk memahami dan menjalani hidup dengan makna, sambil terus berkontribusi

positif dalam masyarakat.

Masalah dan problematika dalam pelaksanaan pendidikan menunjukkan

kompleksitas dan tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola sistem

pendidikan. Kesenjangan pendidikan, terutama dalam hal akses dan mutu, menjadi

kendala utama yang mempengaruhi sebagian besar masyarakat. Keterbatasan

sumber daya, baik dari segi dana maupun infrastruktur, juga menjadi hambatan

serius dalam menyelenggarakan pendidikan yang merata.

Selain itu, perubahan dinamika sosial seperti perkembangan teknologi dan

transformasi nilai-nilai masyarakat turut memberikan dampak pada pelaksanaan

pendidikan. Perlunya penyesuaian kurikulum, metode pengajaran, dan penggunaan

teknologi menjadi krusial agar pendidikan tetap relevan dan mampu

mempersiapkan peserta didik menghadapi tuntutan zaman.

Dalam mengatasi problematika tersebut, diperlukan upaya kolaboratif dari

semua pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan

sektor swasta. Kebijakan yang mendukung inklusivitas, alokasi anggaran yang

tepat, dan peningkatan kualitas tenaga pendidik menjadi langkah-langkah yang

harus diambil untuk mengatasi kesenjangan dan keterbatasan sumber daya.

Pentingnya pendekatan holistik yang melibatkan berbagai aspek pendidikan,

termasuk pendidikan karakter dan pengembangan keterampilan yang relevan

42
dengan kebutuhan pasar kerja, menjadi kunci untuk menciptakan sistem pendidikan

yang adaptif dan efektif. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung

dan mengawasi implementasi kebijakan pendidikan juga perlu ditingkatkan guna

memastikan transparansi dan akuntabilitas.

Landasan dan asas-asas pendidikan, yang meliputi nilai-nilai Pancasila, UUD

1945, dan prinsip-prinsip pendidikan, menjadi fondasi moral dan hukum yang

mengarahkan perjalanan pendidikan di Indonesia. Melalui landasan ini, pendidikan

diharapkan dapat menciptakan generasi yang memiliki integritas, rasa tanggung

jawab, dan kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan

Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara memastikan pendidikan tidak

hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter

dan kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa. Dengan demikian,

pendidikan diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam membentuk

warga negara yang cerdas, beretika, dan berkepribadian baik.

Asas-asas pendidikan, yang mencakup prinsip-prinsip demokrasi, keadilan,

dan kebebasan, membimbing pelaksanaan pendidikan agar bersifat inklusif dan

adil. Oleh karena itu, penerapan landasan dan asas-asas pendidikan menjadi kunci

untuk menciptakan sistem pendidikan yang berkeadilan, merata, dan relevan

dengan kebutuhan masyarakat dan zaman.

Hakikat pendidikan sebagai usaha meningkatkan kualitas hidup dan

memberdayakan individu mencakup berbagai aspek, termasuk pendidikan karakter,

sosial, dan keterampilan. Pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi

43
juga melibatkan pengembangan moralitas, kepribadian, dan kemampuan yang

mendukung perkembangan holistik individu. Dengan memahami hakikat ini dan

mengintegrasikan aspek-aspek pendidikan dengan baik, diharapkan sistem

pendidikan dapat menciptakan manusia yang tidak hanya cerdas secara akademis,

tetapi juga berintegritas dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.

Pendidikan berkarakter pada anak sekolah dasar menekankan pentingnya

pembentukan nilai-nilai moral, sosial, dan kepribadian sejak dini. Dengan fokus

pada pengembangan karakter, pendidikan tersebut bertujuan untuk membentuk

individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas,

empati, dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Kesimpulan ini

menggarisbawahi bahwa pendidikan berkarakter pada tingkat dasar menjadi

landasan penting dalam membentuk generasi yang bermoral dan siap berkontribusi

positif dalam kehidupan bermasyarakat.

Peran guru dalam dunia pendidikan sangat krusial, bukan hanya sebagai

penyampai informasi, tetapi juga sebagai pembimbing, motivator, dan teladan bagi

siswa. Keberhasilan sistem pendidikan tidak terlepas dari kemampuan guru dalam

membimbing perkembangan akademis, sosial, dan karakter siswa. Dengan

demikian, guru memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk generasi yang

cerdas, beretika, dan siap menghadapi tantangan masa depan..

44

Anda mungkin juga menyukai