Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN

INOVASI BIDANG KETENAGAAN PENDIDIKAN DAN INOVASI


DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN SAPRAS

Dosen Pengampu:
Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Nabila lu’luil Maknun (126212211019)
Nafidatul Usnah (126212211020)

SEMESTER III
PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA 3A
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas makalah secara kelompok pada
mata kuliah Inovasi Pendidikan dengan judul Inovasi Bidang Ketenagaan
Pendidikan dan Inovasi Dalam Pengelolaan Keuangan dan Sapras .

Makalah ini adalah salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan di
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung. Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dr. Agus Purwowidodo, M. Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Inovasi Pendidikan. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah membantu memberikan beberapa
referensi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pembaca makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan kita
semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………

A. Latar Belakang ……………………………………………………………..


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
C. Tujuan ………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………..

A. Inovasi Pendidikan Dalam Bidang Ketenagaan Pendidikan ……………….


1.1 Hakikat Jenis Pendidikan dan Tenaga Kependidikan…………………..
1.2 Komponen Pendidikan dan Pelatihan ………………………………….
1.3 Multi Peran Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ……………...
1.4 Hambatan Inovasi Pendidikan ……………………………………….....
B. Inovasi DalamPengelolaan Keuangan, …………………………………….
2.1 konsep dasar keuangan Pendidikan……………………………………..
2.2 Manajemen keuangan Pendidikan
2.3 Sumber-sumber keuangan Pendidikan
C. Sarana Dan Prasarana
3.1 Hakikat Sarana dan prasarana Pendidikan
3.2 Standar sarana dan prasarana Pendidikan
3.3 Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bisa dikatakan sebagai sebuah perjuangan yang sadar
dilakukan masyarakat dan juga pemerintah dengan melalui kegiatan
bimbingan, pembelajaran ataupun latihan yang dilakukan di sekolah juga
diluar sekolah, yang selalu dilaksanakan oleh seseorang sepanjang hayatnya
untuk mempersiapkan peserta didik yang dapat berperan pada lingkungan
hayati secara baik dan sempurna di masa depan.
Pada era globalisasi seperti sekarang, kita dituntut kesiapan yang
lebih matang dalam tantangan zaman. Persiapan sumber daya manusia
dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Salah
satu usaha untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dimana
suksesnya
pembelajaran didukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan
prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara efektif dan efisien.
Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh
setiap pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana
pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: Gedung,
ruangan belajar/kelas, alat-alat atau media pendidikan, meja, kursi, dan
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas/prasarana adalah
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti:
halaman, kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah.
Pengelolaan keuangan pada umumnya merupakan suatu kegiatan
pengelolaan dana dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh seorang
individu atau kelompok yang memiliki tujuan untuk memperoleh
kesejahteraan keuangan. Dalam mencapai kesejahteraan tersebut,
dibutuhkan pengelolaan keuangan yang baik sehingga uang bisa digunakan

4
sesuai dengan kebutuhan dan tidak dihambur-hamburkan. Untuk bisa
menerapkan proses pengelolaan keuangan yang baik, maka dibutuhkan
tanggung jawab keuangan untuk melakukan proses pengelolaan uang dan
aset lainnya dengan cara yang dianggap positif
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana inovasi Dalam Bidang Ketenagaan Pendidikan?
2. Bagaimana Inovasi Dalam Pengelolaan Keuangan Pendidikan?
3. Bagaimana Inovasi Dalam Sarana dan Prasarana Pendidikan ?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan bagaimana ketenagaan dalam Pendidikan
2. Dapat menjelaskan bagimana cara pengelolaan keuangan dalam
Pendidikan
3. Dapat mengetahui inovasi dalam sarana dan prasarana Pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Inovasi Pendidikan Dalam Bidang Ketenagaan Pendidikan


1.1 Hakikat Jenis Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Pengertian Pendidikan
Pendidik ialah seorang tenaga kependidikan yang memenuhi syarat
sebagai seorang guru, dosen, pembimbing, tutor, widyaiswara,, fasilitator,
instruktur, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya. Seorang
pendidik memiliki tugas untuk membimbing, mengajar serta mendidik
siswanya pada pendidikan usia dini baik melalui lembaga formal maupun
nonformal, pendidikan dasar dan menengah. Pernyataan ini sesui dengan
UURI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasianal dan UURI
No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.1
Karakteristik Pendidikan
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung. jawab atas
pendidikan peserta didik dan secara sengaja membantu anak didik agar
mencapai kedewasaan (pedagogik,2009:68)
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan danmelaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan. pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdiankepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. (UU No 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat 1). Adapun
karakteristik yang dibutuhkan pendidik adalah.
a. Mandiri atau mampu berdiri sendiri maksudnya yaitu seseorang
yang tidak bergantung pada orang lain, karena dia telah memiliki

1
Faradina Nur Setianingsih dkk, implementasi manajemen tenaga Pendidik disekolah dasar
negeri 2 bunder, vol. 2 Diakses pada tanggal 8 januari 2021

6
cukup ilmu baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap dan
lain-lain.
b. Bertanggung jawab, maksudnya mampu menentukan keputusan dan
tindakan atas pilihannya sendiri, namun mampu menerima segala
konsekuensi atas pilihannya.
c. Mampu menyerahkan diri, maksudnya berani berkorban untuk nilai-
nilai atau norma-norma yang diakuinya, cita-cita atau tujuan
hidupnya, pekerjaannya, masyarakat atau orang lain dan demi
Tuhannya.
d. Ketrampilan dalam membimbing, seperti sikap-sikap yang
dibutuhkan dalam membimbing, seperti sabar, ulet, pantang
menyerah, dan memberikan semangat agar peserta didiknya dapat
berhasil.
e. Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik hal ini sangat
dibutuhkan pendidik, supaya hubungan yang dibangun antara
pendidik dan peserta didik menjadi lebih dalam sehingga dapat
memotivasi peserta didik.

Dengan lima karakteristik diatas maka diharapkan pendidik dapat menjadi


yang professional dan cakap agar terciptanya generasi-generasi baru yang
handal. Peserta didik juga termasuk orang yang terlibat dalam proses atau
kegiatan Pendidikan yang bertujuan untuk mendewasakan dan memberikan
ketrampilan, pengetahuan dan nilai-nilai dalam masyarakat karakteristik
peserta didik yaitu:
a. Peserta didik adalah subjek, yaitu pribadi yang memiliki kesendirian,
kebebasan dalam mewujudkan dirinya mencapai kedewasaan.
b. Peserta sedang berkembang.
Peserta didik adalah manusia yang sedang dalam tahap
perkembangannya, anak-anak, remaja, atau dewasa sehingga

7
pendidik harus bisa menempatkan bimbingan yang tepat sesuai tahap
perkembangannya.
c. Peserta didik memiliki ketergantungan kepada pendidik dan peserta
didik sanga bergantung pad pendidik hal ini dikarenakan mereka
belum mempunyai kemampuan, kedewassan dan kemandirian yang
cukup.
d. Peserta didik memiliki potensi dan dinamika.
Peserta didik akan mungkin menjadi tujuan pendidikannya karena
mereka memiliki potensi untuk menjadi dewasa, dan memiliki
dinamika yaitu sedang aktif dalam berkembang dan
mengembangkan diri.
e. Peserta didik hidup dalam lingkungan tertentu. Setiap peserta didik
mempunyai latar atau berasal dari lingkungan keluarga, sosial dan
ekonomi yang berbeda beda. Hal ini baik secara langsung atau tidak
langsung juga turut mempengaruhi kegiatan pendidikan. Untuk itu
pendidik harus memperhatikan dan memperlakukan peserta
didiknya dalam konteks lingkungan alam dan sosial budayanya.
f. Peserta didik memiliki kemampuan dan niat untuk di didik. Untuk
dapat mencapai tujuan pendidikan, maka peserta didik harus
mempunyai kemampuan dan niat. Niat yang kuat akan mendorong
kemampuan yang dimilikinya untuk lebih berusaha guna mencapai
tujuan Pendidikan.
g. Peserta didik harus menghormati pendidik. Proses atau kegiatan
pendidikan dapat berlangsung dan sinergis dengan nadanya saling
menghormati antara peserta didik dengan pendidik.

1.2 Komponen Pendidikan dan Pelatihan


Pelaksanaan pelatihan sangatlah bijak apabila sebelum
pelaksanaannya disusun perencanaan yang disesuaikan dengan tujuan akhir.

8
Pada hakikatnya tujuan dari Pendidikan yaitu mengubag tingkah laku
sasaran Pendidikan. Menurut Notoatmodjo (2003:41) yaitu “ tujuan
Pendidikan adalah suatu deskripsi dari pengetahuan, sikap, tindakan,
penampilan, dan sebagainya yang diharapkan akan dimiliki sasaran
Pendidikan pada periode tertentu.”
Suatu Lembaga Pendidikan, sebenarnya dibentangkan harapan
tentang tingkat dan jenis perubahan tingkah laku sasaran Pendidikan antara
lain perubahan pengetahuan sikap dan kemampuan. Setiap perubahan
tingkah laku dapat dipakai sebagai ukuran berhasilnya proses Pendidikan.
Tingkatan tujuan Pendidikan menurut Notoadmodjo (2003:42-45) yaitu: “
Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional, Tujuan Antara, Tujuan
Instruksional.” Isi rumusan tujuan dalam Pendidikan harus bersifat
komprehensif, artinya mengandung aspek Pengetahuan, Sikap, dan
Ketrampilan. Dari ketiga aspek tersebut harus terdapat baik dalam tujuan
yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
a. Materi
Materi pelatihan merupakan kumpulan pokok bahasan yang
mengacu pada bidang-bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu
yang dirancang untuk memberikan bekal kemampuan bagi peserta.
Materi yang dibahas harus berkaitan dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Bukan hanya berdasarkan tujuan saja,
pilihan materi yang diambil pula pada isi pelatihan, desai
instruksional dan alat bantu pelatihan juga. Menurut Hamalik(2000:
46-47) bahwa: “dalam menyusun materi atau kurikulum harus
memenuhi beberapa kriteria, yaitu: jenis kemampuan yang hendak
dikembangkan, jenis progam pelatihan, tingkat perkembangan
peserta didik dan jenis mata pelatihan yang diberikan”.
Prinsip-prinsip perumusanmateri meliputi:
1. Materi harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar
belakang peserta pelatihan.

9
2. Materi dipilih secara cermat dan diorganisisr dengan
mempertimbangkan aspek kemanfaatan bagi peserta.
3. Materi yang diberikan haruslah bermanfaat bagi peserta
pelatihan.
b. Metode
Banyak sekali metode yang dapat digunakan, karena masing-masing
metode saling melengkapidan tidak ada yang paling baik. Metode
mana yang dapat digunakan itu tergantung kepada faktor-faktor
seperti jenis pelatihan yang diberikan, pelatuhan diberikan kepada
siapa, berapa usia para pesertanya, Pendidikan dan pengalaman
peserta, dan tersedianya instruktur yang cakap dalam suatu metode
pelatihan tertentu. Selain kurikulum dalam proses belajar mengajar
termasuk dalam Pendidikan dan pelatihan, metode juga merupakan
alat Pendidikan yang turut memegang peranan penting. Menurut
Notoatmodjo (2003:59-69) tentang pengelompokkan jenis metode
belajar mengajar dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Metode Didaktik (one way method)
• Metode ceramah
• Siaran melalui radio
• Pemutaran film/radio
• Penyebaran pamphlet, booklet atau poster
2. Metode Sokratik (two way method)
• Demonstrasi
• Diskusi
• Role Playing
• Seminar
• Simposium
• Lokakarya
• Latihan lapangan
• Tugas perorangan

10
• Studi kasus
• Debat.
• Forum, dan lain sebagainya

Pendapat diatas hanya mengemukakakan cara penyampaian bahan


pengajaran kepada sasaran Pendidikan dan itu hanyalah teori.
Adapun hasil dari metode tersebut masih tergantung pada faktor lain
yaitu pribadi pengajar yang menggunakan metode tersebut.
Bagaimanapun modernnya metode pengajaran didalam proses
belajar mengajar tidak terlepas dari metode ceramah/kuliah.

1.3 Multi Peran Tenaga pendidik dan Kependidikan.


Multiperan Guru disekolah
Proses belajar mengajar disekolah merupakan inti dari proses
Pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan
utama. Sesuai adanya perkembangan barusekitar proses belajar mengajar
membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan perannya, karena
proses belajar mengajar sebagian besar ditentukan oleh peran guru
disekolah. Peran guru dalam proses belajar mengajar disekolah selain peran
utamanya yaitu:
a. Guru Sebagai Demonstrator dan Motivator
Sebagai demonstrator, guru memiliki peran dalam
memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis, dan apa
yang disampaikannya itu betul-betul dapat dimiliki oleh peserta
didik, sehingga peserta didik akan mampu mengembangkan
dalam arti meningkatkan kemampuannya pada tingkat
keberhasilan yang lebih optimal. Untuk sampai ke tujuan
tersebut, maka di samping guru sebagai demonstrator, la juga
berperan sebagai motivator, yakni merangsang dan atau
memberikan dorongan serta reinforcement untuk
mendinamisasikan potensi peserta didik, menumbuhkan

11
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan
terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar. Dalam
semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah lama dikenal
dengan istilah ing ngaso sun tulodo dan ing madya mangun
karsa, dan tut wuri handayani. Dengan semboyang ini, maka
sangat nampak bahwa peranan guru sebagai motivator sangat
penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut
esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran
sosial, menyangakut performance dalam arti personalisasi dan
sosialisasi diri.
b. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator, guru berperan sebagai penengah dalam
kegiatan belajar siswa. Mediator menurut Sudirman AM, berarti
guru sebagai penyedia media, yakni bagaimana upaya guru
meyediakan dan mengorganisasikan penggunaan media
pembelajaran. Karena guru sebagai mediator, maka ia juga
berperan sebagai fasilitator, yakni memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar mengajar yang sedemikian
rupa, dan serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi
belajar akan berlangsung secara efektif. Hal ini, sesuai dengan
paradigma “Tut Wuri Handayani”.
c. Guru Sebagai Evaluator dan Pengelola Kelas
Sebagai evaluator, guru berperan mengadakan evaluasi, yakni
penilaian terhadap hasil yang telah dicapai oleh peserta didik.
Dengan penilaian, guru dapat mngetahui keberhasilan
pencapaian, penguasaan peserta didik terhadap pelajaran yang
diberikan. Menurut Mohamad Surya menyatakan bahwa peran
guru di sekolah adalah dalam keseluruhan kegiatan pendidikan
di tingkat operasional, guru merupakan penentu keberhasilan
pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat institusional,
intsruksional, dan eksperiensal. Hal yang demikian ini

12
mengandung makna bahwa peran harus dipertahankan, bahkan
sebaiknya lebih ditingkatkan. Karena itu, maka guru juga
dituntut untuk memiliki komitmen yang kuat dalam upaya
menfungsikan multiperannya secara utuh dan menyeluruh.

Multiperan Guru diluar Sekolah


Di luar sekolah, guru juga memiliki multiperan yang signifikan. Di
lingkungan keluarga misalnya, guru merupakan unsur keluarga sebagai
pengelola (suami atau isteri), sebagai anak, dan sebagai pendidik dalam
keluarga. Hal ini mengandung makna bahwa guru sebagai unsur keluarga
harus mampu mewujudkan keluarga yang kokoh, sehingga menjadi fondasi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara keseluruhan.

Menurut Mohamad Surya, dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara, guru merupakan unsur strategis sebagai anggota,
agen, dan pendidik masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, guru harus
menunjukkan kepribadiannya secara efektif agar menjadi teladan bagi
masyarakat di sekitarnya. Sebagai agen masyarakat, guru berperan sebagai
mediator antara masyarakat dan dunia pendidikan. Dalam hal ini, Moh. Uzer
Usman menyatakan bahwa guru berperan untuk menyampaikan segala
perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya
masalah-masalah pendidikan. Guru juga sebagai pemimpin generasi muda,
maka masa depan generasi muda terletak di tangan guru, Guru berperan
sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk anggota
masyarakat yang dewasa.

Jenis Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tenaga kependidikan yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana
termasuk di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1992
tanggal 17 Juli 1992. Dalam PP tersebut [Pasal 3 ayat (1) sampai (3)]
dinyatakan:

13
a. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola
satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan
pengembangan di bidang pendidikan, pustakawan, laboran,
teknisi sumber belajar dan penguji.
b. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.
c. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah,
direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar
sekolah.

Dengan demikian, secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan


menjadi lima kategori, yaitu:
a. Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih
b. Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas,
peneliti dan pengembang di bidang kependidikan dan
pustakawan
c. Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi
sumber belajar
d. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah,
direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar
sekolah
e. Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau
administratif kependidikan

1.4 Hambatan Inovasi Pendidikan


Hambatan dalam inovasi Pendidikan dalam implementasinya kita
sering mendapati beberapa hambatan yang berkaitan dengan inovasi. Ada
beberapa maca, kategori hambatan dalam konteks inovasi diantaranya yaitu:
a. Hambatan Psikologis
Hambatan ini ditemukan bila kondisi psikologis individu
menjadi factor penolakan. Kita dapat mngetahui jenis hambatan
ini dengan memilih satu faktor sebagai suatu contoh yaitu

14
dimensi kepercayaan versus ketidakpercayaan karena faktor ini
sebagai unsur inovasi yang sangat penting, Faktor-faktor
psikologis lainnya yang dapat mengakibatkan penolakan
terhadap inovasi adalah: rasa enggan karena merasa sudah cukup
dengan keadaan yang ada, tidak mau repot, atau ketidaktahuan
tentang masalah. Kita dapat berasumsi bahwa di dalam suatu
sistem sosial, organisasi atau kelompok akan ada orang yang
pengalaman masa lalunya tidak positif.
Menurut para ahli psikologi perkembangan, ini akan
mempengaruhi kemampuan dan keberaniannya untuk
menghadapi perubahan dalam pekerjaannya. Jika sebuah inovasi
berimplikasi berkurangnya kontrol (misalnya diperkenalkannya
model pimpinan tim atau kemandirian masing-masing bagian),
maka pemimpin itu biasanya akan memandang perubahan itu
sebagai negatif dan mengancam. Perubahan itu dirasakannya
sebagai kemerosotan, bukan perbaikan

b. Hambatan Praktis
Hambatan praktis adalah factor-faktor penolakan yang bersifat
fisik. Contoh tentang hambatan praktis, yaitu:
• Waktu, sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan
memerlukan jangka waktu panjang, karena pendidikan
bercorak mendidik. Mungkin hal itu yang menjadi dasar
penolakan.
• Sumber daya, tidak adanya sumber daya yang memadai
guna menjalankan suatu inovasi tertentu bisa menjadi
hambatan terlaksananya inovasi tersebut. Seperti halnya
KBK, di sekolah-sekolah yang kurang maju KBK belum
bisa dilaksanakan karena minim dan juga rendahnya
sumber daya baik itu berupa sumber daya manusia
maupun biaya.

15
• Sistem, sebagaimana dipaparkan oleh C.E. Beeby,
bahwa sistem pendidikan di Indonesia ini berantakan dan
luar biasa kompleknya, hal ini bisa kita lihat dari tiga
aspek dari struktur administrasi yang vital untuk
meningkatkan standar pendidikan.
Inovasi dalam bidang ini dapat menimbulkan penolakan yang
terkait dengan praktis. Artinya, semakin praktis sifat suatu
bidang. akan semakin mudah orang meminta penjelasan tentang
penolakan praktis.Di pihak lain, dapat diasumsikan bahwa
hambatan praktis yang sesungguhnya itu telah dialami oleh
banyak orang dalam kegiatan mengajar sehari-hari, yang
menghambat perkembangan dan pembaruan praktek. Tidak
cukupnya sumber daya ekonomi, teknis dan material sering
disebutkan.
c. Hambatan Kekuasaan dan Nilai
Jika inovasi berlawanan dengan nilai-nilai sebagian peserta,
maka bentrokan nilai akan terjadi dan penolakan terhadap
inovasi pun muncul.

Banyak inovator telah mengalami konflik yang jelas dengan


orang lain, tetapi setelah dieksplorasi lebih jauh, ternyata mereka
mendapati bahwa ada kesepakatan dan aliansi dapat dibentuk
Pengalaman ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa sering
kali orang dapat setuju mengenai sumber daya yang
dipergunakan. Kadang-kadang hal ini terjadi tanpa memandang
nilai-nilai. Dengan demikian kesepakatan atau ketidaksepakatan
di permukaan mudah terjadi dalam kaitannya dengan aliansi,
Sering kali aliansi itu terbukti sangat penting bagi implementasi
inovasi.

d. Hambatan Kekuasaan

16
Kekuasaan itu perlu untuk memelihara kepentingan dan nilai-
nilai. Kekuasaan juga merupakan bagian penting dari posisi
kepemimpinan. Sangat penting untuk menyadari keberadaan
faktor kekuasaan ini dalam organisasi dan sistem sosial dan
dapat melihatnya serta melawannya bila kekuasaan
disalahgunakan. Masalahnya adalah bahwa seseorang yang
berada pada tampuk kekuasaan memiliki kesempatan yang besar
untuk memanipulasinya demi keuntungannya sendiri dan demi
mempertahankan posisi dan tradisi struktur. Kekuasaan dapat
dengan mudah dipergunakan untuk memberi kelompok besar
tertentu keuntungan yang lebih besar daripada kelompok-
kelompok lainnya. Sayangnya banyak contoh yang
menunjukkan kekuasaan dan wewenang terkonsentrasi pada
sekelompok kecil orang dan digunakan dengan cara yang sangat
tercela. Tetapi bukan kekuasaan itu sendiri yang menentukan,
melainkan cara menggunakannya dan nilai-nilai yang berada di
belakangnya.2

B. Inovasi Pendidikan Dalam Keuangan

2.1 Konsep Dasar Keuangan Pendidikan

Pada dasarnya sebelum kita memahami bagaimana pengelolaan dari keuangan


pendidikan, kita harus mengetahui bahwa pendidikan merupakan sector jasa yang
sangat penting adanya dalam upaya kemajuan bangsa dan negara, sebelumnya
pendidikan dikatakan sebagai public server , atau layanan umum yang diperoleh
masyarakat, dimana tidak diperhitungkan untuk dan rugi nya, “return” dan “cost
benefit, dari segala bentuk pengeluaran yang dihasilkan, hal ini menjadikan
pendidikan tidak menarik untuk ditingkatkan menjadi lebih baik Pada negara-

2
Akhmad riandy agusta, dkk, inovasi Pendidikan, (aceh:Yayasan penerbit Muhammad zaini:2021)
hal.88

17
negara maju pendidikan dijadikan sebagai investatif “human investment” dan
menjadi“leading sector” sector utama, sehingga anggaran pendidikan tidak kalah
besar dengan sector lainnya, sehingga keberhasilan investasi berkorelasi bagi
kemajuan negara

Menurut J. Hallak (1969) dalam Analisis Biaya Pendidikan, biaya dalam


artiyang umum yaitu dalam bentuk moneter/uang. Sementara STEPPES,
BiroPerencanaan, Depdikbud (1989) menyatakan bahwa konsep biaya dalam
pendidikanterdiri dari seluruh biaya yang dikeluarkan dan dimanfaatkan oleh
penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan lain sebagainya. Adanya dana
pendidikan ini menjadi pendukung upaya proses pendidikan yang diinginkan,
dimana melalui dana kebutuhan- kebutuhan pendidikan dapat terpenuhi, adanya
penyelenggaraan pendidikan yang berhasil maka juga mengahasilkan suatu
penghasilan, dimana keberhasilan penyelenggaraan ini salah satu penunjang nya
adalah dana yang sesuai terpenuhi, akan tetapi sebelum memikirkan seberapa besar
dana yang dibutuhkan, terlebih dahulu memikirkan darimana dana itu didapatkan.

Adapun dana yang sudah sesuai dengan kebutuhannya, haruslah dilakukan


pengawasan dengan cermat, agar tidak ada kebocoran- kebocoran KKN ( Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme), segala bentuk manajemen keuangan harus dilakukan
dengan baik, dimulai dari perencanaan, penggunaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban, dana dalam pendidikan ini digunakan untuk untuk biaya rutin
setiap bulan seperti gaji guru, operasional gedung, pemeliharaan sarana dan
prasarana

2.2 Manajemen Keuangan Pendidikan

Dalam suatu adanya pengeluaran atau dana yang diperlukan dalam pendidikan,
maka perlu mesti memerlukan adanya manajemen keuangan, manajemen keuangan
ini merupakan suatu pengelolaan keuangan yang dilakukan agar segala bentuk
pengeluaran dan kebutuhan berjalan dengan baik, manajemen keuangan pendidikan
diantaranya (1) prosedur anggaran; (2) prosedur akuntansi keuangan; (3)
pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian; (4) prosedur

18
investasi;dan (5) prosedur pemeriksaan. Dalam pelaksanaannya memiliki tugas
yang terpisah yakni; a) Otorisator, wewenang mengambil tindakan yang melibatkan
penerimaan dan pengeluaran anggaran, b) Ordinator, adalah pejabat yang
berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala
tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan, c)
bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnyayang dapat
dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.

2.3 Sumber – sumber Keuangan Pendidikan sebagai Dimensi Penerimaan

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003


ditegaskan bahwa pengadaan dan pendayagunaan sumber-sumber daya pendidikan
dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan atau keluarga peserta didik.
Berdasarkankenyataan bahwa manfaat yang diperoleh dari hasil keuntungan (return
benefit ) atauyang langsung mendapat keuntungan dari pendidikan itu bukanlah
pemerintah saja,tetapi pihak lain seperti peserta didik itu sendiri, orang tua, dan
masyarakat, makatanggung jawab atas pembiayaan pendidikan menjadi beban
bersama.Menurut Roe L. John Morphet (1971) dinyatakan bahwa :

“Dimensi penerimaan mencakup berbagai sumber, baik dari pemerintah pusat


maupun daerah berupa pajak-pajak yang diperoleh dari setiap tingkat
pemerintahan”.

Adapun diantara dimensi penerimaan telah dikemukakan pada


bagianterdahulu, meliputi hal-hal berikut :

1) Hasil Penerimaan Pemerintah Umum

Yang termasuk kedalam golongan ini yaitu semua penerimaan pemerintahdari


pajak, pajak pendidikan dari perusahaan-perusahaan, dan iuran-iuran pembangunan
daerah. Pajak pendapatan dan pajak penjualan biasanyadidistribusikan untuk biaya
rutin, sedangkan pajak kekayaan disalurkan untuk biayakapital. Seperti kita ketahui
bahwa sumber utama pendapatan negara adalah dari pajak. Disamping pajak,

19
pendapatan negara tergantung pula dari GNP (Gross National Product/Pendapatan
Nasional Bruto (PNB) atau tingkat kemakmurannasional.

2) Penerimaan Pemerintah Khusus Untuk Pendidikan

Yang termasuk dalam golongan ini diantaranya bantuan atau pinjaman luar
negri seperti UNESCO atau UNICEF, pinjaman bank dunia, bantuan hibah, bantuan
ini diberikan kepada Lembaga Pendidikan tingkat dasar, menengah, atas dan
perguruan tinggi, disamping itu, diperlukan adanya perencanaan, kegiatan
penelitian, pengelolaan pendidikan dan beasiswa umtuk belajar di luar negri

3.) Iuran Sekolah

Yang termasuk dalam iuran sekolah adalah sumbangan setiap bulan yang
dibayarkan ke sekolah dimana nantinya sekolah tersebut menyetorkan kepada dinas
Pendidikan, kemudia dinas Pendidikan mengmbalikan kembali dalam bentuk dana
penunjang Pendidikan atau sumbangan bantuan penyelenggaraan pemdidikan
(DPP/ SBPP) dan bantuan operasional Pendidikan dalam bentuk sarana dan
prasarana

5). Sumbangan Sukarela Masyarakat

Yang termasuk dalam sumbangan sukarela adalah sumbangan yang berasal dari
masyarakat sekitar, komite, dan pihak lain dalam seperti keluarga dari dari siswa
atau lainnya, dimana bantuan ini tidak hanya berupa uang tapi juga sarana dan
prasarana,
c. Jenis- jenis Pengeluaran Pendidikan

Dimensi alokasi secara garis besar dapat digolongkan kedalam dua jenis
pengeluaran, yaitu pengeluaran rutin yang sifatnya berulang (recurrent expenditure)
atau aktiva lancar dan pengeluaran kapital/ modal ( capital expenditure) aktiva
tetap, pengeluaran rutin tiap bulan itu seperti gaji guru, pembelian alat tulis, dan
perlengkapan lainnya, sedamgkam pengeluaran aktiva tetap meliputi pembiayaan
wisuda, seminar, penghargaan pimpinan Lembaga, peluang untuk mendapatkan
pekerjaan

d. Inovasi Dalam Bidang Garapan Keuangan Pendidikan

20
A. BOS
Salah satu indikator penuntasan wajib belajar 9 tahun diukur
dengan AngkaPartisipasi Kasar (APK) tingkat SMP. Pada tahun 2009
APK SMP (Nasional) telah mencapai 98,11 % sehingga dapat
dikatakan bahwa program wajib belajar 9 tahun tuntas sesuai dengan
waktu yang telah ditargetkan. Program Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005 telah berperan besar dalam
percepatan pencapaian program wajar 9 tahun tersebut. Oleh karena
itu, mulai tahun2009 pemerintah akan melakukan perubahan tujuan,
pendekatan dan orientasi program. Selain untuk mempertahankan
APK, BOS diharapkan mampu berkontribusi besar dalam
peningkatan mutu pendidikan dasar, selain itu dengankenaikan biaya
satuan BOS yang signifikan program BOS akan menjadi pilar
utamauntuk mewujudkan pendidikan gratis di pendidikan dasar.

1)Pengertian Bos
BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya
non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar.

2)Tujuan Umum
Meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan
dalam rangkawajib belajar 9 tahun yang bermutu.
3)Tujuan Khusus
1.Menggratiskan seluruh siswa miskin tingkat pendidikan dasar dari
beban biaya operasional sekolah baik di sekolah negeri maupun
swasta 2.Menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri
terhadap
3.Meringankan beban operasional sekolah bagi siswa di sekolah
negeri dan swasta.

21
4)Sasaran Bos
Semua sekolah SD dan SMP termasuk SMP Terbuka dan Tempat
KegiatanBelajar Mandiri yang diselenggarakan oleh masyarakat baik
negeri maupun swasta.Adapun besar biaya satuan BOS dihitung sbb:
1.SD/SDLB di Kota =Rp. 400.000,- / siswa / tahun
2.SD/SDLB di Kabupaten=Rp. 397.000,- / siswa / tahun
3.SMP/SMPLB/SMP Terbuka =Rp. 575.000,- / siswa / tahun
4.SMP/SMPLB/SMP Terbuka di Kabupaten=Rp. 570.000,- / siswa /
tahun

5)Waktu Penyaluran Bos


Tahun anggaran 2009, dana BOS disalurkan selama 12 bulan untuk
periodeJanuari sd Desember 2009, yaitu semester 2 tahun pelajaran
2008/2009 dan semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Penyaluran
dilakukan setiap periode 3 bulanan(Triwulan), yaitu Januari - Maret,
April - Juni, Juli - September dan Oktober -Desember. Penyaluran
diharapkan dilakukan di bulan pertama setiap triwulan.

B. DBS (DANA BANTUAN SISWA)


Dana bantuan siswa ditujukan bagi siswa yang kondisi ekonominya
lemah danmembutuhkan biaya untuk melanjutkan pendidikannya.
Nilai Bantuan yang diberikan adalah Rp. 65.000,00 (enam puluh lima
ribu rupiah) per siswa per bulan.
Karakteristik Program Bantuan:

1.Merupakan bantuan yang diberikan langsung kepada siswa yang


berasaldari keluarga kurang mampu/Pra sejahtera
2.Dana beasiswa dialokasikan di Dinas Pendidikan Provinsi sebagai
dana dekonsentrasi dan akan disalurkan ke siswa melalui Rekening
Sekolah (bukanrekening pribadi atau yayasan)

22
3.Dana beasiswa harus diberikan secara utuh tidak
diperkenankanmelakukan pemotongan dengan alasan apapun dan
oleh pihak manapun.
C. Inovasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pada Undang-Undang N o. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional khususnya pada pasal 45 bahwa Setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan
kejiwaan peserta didik. 2. Ketentuan mengenai sarana dan prasarana
pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), adanya undang-undang yang mengatur tentang sarana dan
prasarana ini menunjukkan pentingnya sarana dan prasarana dalam proses
pendidikan, sebab sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung dalam
berhasilnya proses pembelajaran yang terjadi .
3.1 Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana masing-masing memiliki arti spesifik tersendiri,
keduanya sering disebut dalam satu sebutan karena keduanya saling
berkesinambungan.
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan segala peralatan, bahan, atupun
perabotan yang menjadi pendukung proses pendidikan , sarana
pendidikan di klasifikasi dari tiga aspek yaitu (1) Habis tidaknya
dipakai (2) Bergerak tidaknya ketika digunakan (3) Hubungannya
dengan proses belajar mengajar
Apsek pertama tentang habis tidaknya dipakai ini dibagi menjadi dua
macam;
• Sarana pendidikan habis dalan waktu yang relatif singkat Sarana
ini cenderung habis lebih singkat sebab terus menerus digunakan
dan dapat habis dengan kurun waktu yang singkat. contohnya

23
seperti kapur, tinta, kertas dan bahan kimia yang digunakan
praktikum di sekolah.
• Sarana pendidikan tahan lama Sarana yang sifatnya tidak cepat
habis atau tahan lama, penggunaan dari sarana ini tidak
mengurangi kuantitasnya. Contohnya; Bangku, Papan Tulis,
LCD, komputer dan lain sebagainya.

Aspek kedua tentang bergerak tidaknya ketika digunakan, dibagi


menjadi dua macam;

• Sarana pendidikan bergerak, merupakan sarana pendidikan


dapat bergerak/ dipindahkan seperti almari, arsip, bangku.
• Sarana pendidikan tidak bergerak, merupakan sarana pendidikan
yang tidak dapat dipindahkan dengan spontanitas, seperti
bangunan sekolah

Aspek ketiga yakni hubungan dengan proses pembelajaran;

• Alat Pelajaran, alat / sarana yang digunakan suatu proses


pembelajaran seperti pulpen, kertas, buku pelajaran.
• Alat Peraga, alat/ sarana yang digunakan sebagai objek dalam
menjelaskan suatu materi agar mudah dimengerti oleh peserta
didik
• Media Pengajaran , media yang digunakan seorang pendidik
dalam proses pembelajaran

b. Prasarana Pendidikan

24
Prasarana tempat ini lebih mengacu pada sesuatu yang harus ada
sebelum sarana, prasarana ini diklasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu:

1. Prasarana yang langsung digunakan dalam proses pembelajaran


seperti ruang kelas
2. Prasarana yang tidak langsung digunakan dalam proses
pembelajaran seperti kantin, UKS, ruang guru, ruang kepala
sekolah

3.2 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan

a. Lahan sekolah memenuhi ketentuan luas minimal sesuai deengan


rasio jumlah siswa
b. Lahan sekolah berada di lokasi yan aman, terhindar dari potensi
bahaya yangmengancam kesehatan, keselamatan jiwa, dan memiliki
akses untuk penyelamatandalam keadaan darurat.
c. Lahan sekolah berada di lokasi yang terhindar dari gnagguan
pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah, dan
kebisingan.
d. Sekolah berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukan, memiliki
status hak atastanah, ijin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah,
dan ijin mendirikan bangunan
e. Lantai sekolah memenuhi ketentuan luas minimal sesuai dengan
rasio jumlahsiswa dan lantai gedung.
f. Bangunan sekolah memiliki struktur yang stabil dan kokoh serta
dilengkapidengan system pencegahan bahaya kebakaran dan petir.
g. Sekolah memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan yang dapat
memenuhikebutuhan:
• Air bersih
• Saluran air kotor/air limbah
• Tempat sampah

25
• Saluran air hujan
h. Bangunan sekolah memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang
memadai.i.
i. Bangunan sekolah memiliki instalasi listrik dengan daya minimum
900 watt.
j. Sekolah memiliki ijin mendirikan bangunan dan ijin penggunaan
bangunan sesuai dengan peruntukannya.
k. melakukan pemeliharaan secara berkala baik pemeliharaan ringan
maupun berat terhadap bangunan sekolah.

Sekolah memiliki prasarana sesuai dengan ketentuan:

• Ruang kelas
• Ruang perpustakaan
• Laboratorium
• Ruang pimpinan
• Ruang guru
• Tempat beribadah
• Ruang UKS
• Toilet
• Gudang
• Ruang sirkulasim

Sekolah memiliki ruang kelas dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai
ketentuan.

Sekoah memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai


ketentuan. Sekolah memiliki buku teks pelajaran yang telah ditetapkan
dengan Permendiknas. Sekolah memanfaatkan buku tekas pelajaran yang
telah ditetapkan dengan Permendiknas

3.3 Pengembangan Inovasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

26
Sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan haruslah
memiliki inovasi sesuai dengan perkembangan teknologi dan zamannya,
apalagi saat ini kita akan menuju era 5.0, tentu inovasi yang dikembangkan
harus bisa menuntut jalannya pendidikan yang sesuai, maka inovasi yang
dikembangkan pada saat ini berbasis pada teknologi, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan. Perlengkapan teknologi harus tepat sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran. Akan membutuhkan banyak waktu dan
mempelajarinya ketika teknologi masuk dalam program instruksional.
Unsur– unsur pendukung sangat di butuhkan seperti, keselamatan,
kenyamanan,dan keindahan. Tenaga pendukung juga di perlukan ketika
penggunaan tekonologi lebih kompleks.

Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam


mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai berikut:

Relevance, artinya bahwa inovasi sarana dan prasarana pendidikan harus


berkesuaian dengan kebutuhan dalam penyelenggaraan pendidikan,
terutama dalam penyesuaian dengan kebutuhan pengembangan
pengetahuan danketerampilan ketenagaan.

Manageble, artinya bahwa sarana dan prasarana pendidikan merupakan


bagiandalam pengembangan fungsi-fungsi managemen kelembagaan.

Sustainable, artinya bahwa inovasi saran dan prasarana pendidikan harus


dapatdilihat dari keberlanjutan program

Efficiency, artinya bahwa inovasi sarana dan prasarana pendidikan


harusmemperhatikan unsure efesiensi dalam program kelembagaan, tidak
menyebabkan penghamburan penghamburan dalam pembiayaan dan waktu.

Productivity, artinya bahwa sarana dan prasarana pendidikan mengacu


kepada peningkatan output dan produktivitas kelembagaan pendidikan yang
bersangkutan.

27
Up to date, artinya bahwa saran dan prasarana program pendidikan
yangdikembangkan merupakan hal yang baru dalam penyelenggaraan
pendidikan

28
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pendidik adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik,
pendidik juga disebut sebagai guru, instruktur, fasilitataor serta berpartisipasi
dalam penyelenggaraan Pendidikan. Pendidik harus mampu mengenal karakter
dan lingkungan peserta didiknya. Diera zaman sekarang inovasi dalam
pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan.
2. Inovasi Keuangan dalam pendidikan merupakan upaya perencanaan
pengelolaan keuangan dalam pendidikan, agar keuangan dalam pendidikan
tersusun secara sistematis dan terstruktur dengan baik, adanya pengelolaan
keuangan yang baik ini menjadi pendukung dalam proses pembelajaran, seperti
sarana dan prasarana dalam lingkungan sekolah tentu memerlukan adanya dana
untuk menyokongnya, sumber dana dalam pendidikan diperoleh dari berbagai
pihak, diantaranya dana bantuan dari negara, dana bantuan sukarela dari
masyarakat serta dana yang bersumber dari iuran siswa, bentuk adanya inovasi
pengelolaan keuangan dalam pendidikan diantaranya adanya bantuan BOS dan
Dana Bantuan Siswa ( DBS )
3. Inovasi Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan sangat penting diupayakan,
sebab sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung proses
pendidikan, salah satu bentuk inovasi sarana dan prasarana adalah penggunaan
media pembelajaran berbasis teknologi, dimana saat ini Indonesia tengah
menuju era 5.0 dimana semua serba canggih, oleh karenanya inovasi sarana
dan prasarana dalam pendidikan harus terus dikembangkan untuk mengikuti
era nya agar tujuan daripada pendidikan dapat tercapai.
B. Saran
inovasi ketenagakerjaan, keuangan serta sarana dan prasarana sudah
terlaksana dengan baik, akan tetapi dalam pelaksanaan inovasi pendidikan ini
masih belum merata di seluruh daerah di Indonesia, terutama di daerah yang
terpencil dan tertinggal, entah dari pihak pemerintah ataupun masyarakat

29
haruslah lebih peka terhadap pentingnya inovasi pendidikan ini, semua pihak
memiliki peran yang sama dalam upaya meningkatkan inovasi
dalam pendidikan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Agusta Akhmad riandy, salwa hanum dkk, inovasi Pendidikan, 2021 (aceh:Yayasan
penerbit Muhammad zaini:2021) .
Amka. 2021. Manajemen Administrasi Sekolah. Sidoarjo. Nizamia Learning Center
Andi Purnama Dirham. 2021. Inovasi Pendidikan Dalam Keuangan. Bandung. UPI (
Universitas Pendidikan Indonesia)
Andi Purnama Dirham. 2021. Inovasi Pendidikan Dalam Sarana dan Prasarana. Bandung.
UPI ( Universitas Pendidikan Indonesia)
Faradina Nur dkk,(2021) implementasi manajemen tenaga Pendidik disekolah dasar negeri
2 bunder,

31

Anda mungkin juga menyukai