Anda di halaman 1dari 11

INOVASI ADMI ISTRASI PENDIDIKAN

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu:

Dr. Marjuki,M.Pd

Di Susun Oleh:
Nama : Khusni Mubarok
NIM : 21111519
Semester : V (Lima)
Prodi : Pendidikan Agama Islam

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq,
hidayah, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tanpa
halangan suatu apapun.
Tak lupa penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak. Penulisan makalah berjudul
“Tanggung Jawab Dan Kualifikasi Konselor” bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan Konseling.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.H.Ahmad Tantowi,M.Si.,M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Islam Kendal
(STIK) yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini.
2. Bapak Dr. Marjuki,M.Pd Selaku Dosen Pengampu mata kuliah administrasi Pendidikan
yang telah memberikan banyak pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini.
3. Semua pihak yang berperan dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca
berkenan memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kendal, 3 Desember 2023

Penyusun
A. Pendahuluan

Hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat didayagunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan kehidupan manusia, tetapi apabila salah dalam menggunakan kemajuan tersebut
dapat merugikan dan mencelakakan manusia.

Kemajuan dan perubahan kehidupan sosial yang serba cepat merupakan tantangan termasuk
dalam bidang pendidikan, bagaimana kita harus mempersiapkan anak sebagai peserta didik agar
mereka mampu menghadapi tantangan kehidupan modern? Bagaimana penyusunan kurikulum
sekolah agar relevan dengan tantangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ? Bagaimana
cara mendayagunakan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan untuk mengefektifkan proses
belajar mengajar ? Bagaimana metode dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan sesuai
dengan materi yang ada dalam kurikulum untuk menjawab perubahan kehidupan ? Masih banyak
lagi permasalahan dalam bidang pendidikan yang tidak akan pernah habis untuk dibicarakan
karena tantangan kehidupan juga akan selalu mengalami perubahan dan perkembangan.

Untuk menjawab tantangan atau memecahkan berbagai permasalahan di bidang pendidikan


tersebut perlu adanya sesuatu yang baru yaitu inovasi pendidikan, suatu inovasi akan benar-benar
dapat bermanfaat untuk memecahkan permasalahan pendidikan apabila inovasi tersebut dapat
diterima dan diterapkan oleh para pelaksana pendidikan.

Pada dasarnya inovasi di bidang pendidikan merupakan proses inovasi yang bersifat mikro,
dimana tujuan pelaksanaan inovasi hanya terletak pada komponen-komponen yang ada di bidang
pendidikan seperti : kurikulum, tenaga pengajar, tenaga kependidikan, metode dan strategi
pembelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dan lain sebagainya.

Lembaga pendidikan formal seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi merupakan suatu sub sistem dari sistem sosial. Apabila terjadi perubahan atau
pembaharuan dalam sistem social, maka lembaga pendidikan formal tersebut juga akan
mengalami perubahan dan sebaliknya apabila lembaga pendidikan formal mengalami perubahan
dan pembaharuan maka hasilnya akan berpengaruh terhadap sistem sosial.
B. Pengertian Inovasi

Menurut Kamisa dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997:243) inovasi adalah
penemuan sesuatu yang baru dan berbeda dengan sesuatu yang ada sebelumnya; pembaharuan.
Sedangkan Ibrahim (1988:40) mengemukakan bahwa suatu ide, barang, kejadian atau metode
yang dapat dirasakan dan diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang (masyarakat) baik itu berupa hasil invention atau discovey, inovasi dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu termasuk
permasalahan- permasalahan di bidang pendidikan.

Purwanto (2000:4) mengungkapkan bahwa kata inovasi secara harfiah memiliki 2 (dua)
pengertian, yaitu : Pertama, inovasi sebagai kata sifat yang diartikan sebagai pengenalan sesuatu
yang sama. Kedua, inovasi sebagai kata benda mengacu kepada pengertian suatu ide baru, cara
baru, objek baru atau penemuan baru yang dianggap baru oleh individu atau organisasi dan
sistem sosial.

Inovasi atau pembaharuan identik dengan istilah invention dan discovery, invention
merupakan penemuan sesuatu yang benar-benar baru dari hasil karya manusia dan discovey
adalah penemuan sesuatu yang merupakan pengembangan dari keadaan sebelumnya. Dengan
demikian, maka inovasi dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan sesuatu benda yang
baru atau mengembangkan sesuatu benda yang telah ada sebelumnya.

Inovasi pengelolaan sistem sekolah sebagai bagian dari administrasi pendidikan merupakan
level tertinggi dari keunggulan sekolah yang ingin dicapai oleh pihak penyelenggara pendidikan,
seorang kepala sekolah yang inovator akan tercermin dari cara-cara kepala sekolah tersebut
dalam melakukan pekerjaan dan seorang kepala sekolah yang kompeten dan berjiwa inovatif
merupakan kunci utama diterima atau tidaknya sebuah inovasi oleh para guru, siswa, tata usaha
sekolah maupun orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
pengelolaan administrasi pendidikan.

Pada pelaksanaan inovasi seorang kepala sekolah sebagai seorang administrator menjadi
orang yang kreatif, peka, terampil dan kritis terhadap perubahan-perubahanyang terjadi di
sekolah dan hal tersebut dapat dipelajari dan dilatih. Dalam pelaksanaan inovasi, maka seorang
kepala sekolah harus memiliki tujuan yang jelas, memiliki potret mental yang tegas dari sebuah
objek yang diinginkan dan memiliki ketahanan mental serta konsentrasi terhadap objek atau
tujuan dari pelaksanaan inovasi.

Sebuah inovasi yang dilakukan harus mempunyai nilai positif bagi warga sekolah dan
masyarakat sebagai pelanggan pendidikan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam
melakukan inovasi yaitu sebagai berikut :

1. Inovasi harus bermanfaat bagi masyarakat pengguna pendidikan.

2. Sifat baru pada inovasi merupakan sesuatu yang bersifat relatif sehingga inovasi yang
dilakukan bias dan merupakan sesuatu yang baru bagi seseorang meskipun hal
tersebut bukan sesuatu yang baru bagi orang lain.

C. Sumber-Sumber Inovasi Dala Administrasi Pendidikan

Banyak usaha pembaharuan telah dijalankan seperti dalam bentuk dan isi kurikulum, metode
dan strategi mengajar yang baik, adanya pembinaan dan penyuluhan, kegiatan-kegiatan ekstra
kurikuler dan lain sebagainya. Kegiatan pendidikan dan pengajaran hanya akan berjalan baik
apabila ditunjang oleh administrasi pendidikan yang memadai.

Druker (1985) dalam Sudarwan Danim (2002:150) mengemukakan beberapa sumber yang
sangat relevan dalam menelaah permasalahan inovasi dalam bidang administrasi pendidikan,
diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kondisi Yang Tidak Diharapkan

Inovasi yang dilakukan didasarkan dari hasil perencanaan manusia, munculnya


beberapa kondisi yang tidak diharapkan (unexpected condition) seperti mutu pelayanan
pendidikan yang rendah, proses promosi yang berjalan lambat dan lain sebagainya.

2. Munculnya Ketidak Wajaran

Ketidakwajaran dapat saja muncul selama proses pendidikan seperti prosedur


birokrasi kepegawaian yang lamban, pemberian daftar nilai oleh staf sekolah kurang
objektif dan lain sebagainya. Dengan adanya ketidakwajaran dalam sebuah inovasi akan
dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru yang muncul dari beberapa sisi negatif yang
dapat merangsang para administrator untuk membuat suatu keputusan yang inovatif
dalam bidang administrasi pendidikan

3. Kebutuhan Yang Muncul Dalam Proses

Interaksi yang terjadi antara komponen-komponen pendidikan dalam sebuah


lembaga pendidikan yang demokratis akandapat memunculkan gagasan- gagasan baru
yang tidak terpikirkan sebelumnya.

4. Kondisi Geografis

Variasi kondisi demografis memunculkan variasi terhadap prilaku administrator


yang pada akhirnya akan memunculkan gagasan-gagasan baru dalam bidang pendidikan,
kondisi demografis akan memberikan pengaruh terhadap staf sekolah dan siswa sebagai
peserta didik secara keseluruhan.

D. Manfaat Inovasi Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

Strategi inovasi dalam bidang administrasi pendidikan tidak efektif apabila tidak dilakukan
dengan menggunakan teknik tertentu, salah satu segi yang harus diperhatikan oleh kepala
sekolah bersama stafnya adalah sekolah harus siap merespon berbagai perubahan yang terjadi di
masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan.

Cepat atau lambatnya proses penerimaan inovasi oleh masyarakat luas sangat dipengaruhi
oleh karakteristik inovasi itu sendiri, Ibrahim (1988:48) mengemukakan beberapa karakteristik
inovasi yaitu sebagai berikut:

1. Keuntungan Relatif

Yaitu sejauhmana proses inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.


Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai
ekonomi, faktor status sosial (gensi), kesenangan, kepuasan dan lain sebagainya.

2. Kompatibel

Yaitu tingkat kesesuaian inovas dengan nilai (values), pengalaman masa lalu dan
kebutuhan dari penerimanya. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang
diyakini oleh penerima, tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma-
norma yang ada di masyarakat.

3. Kompleksitas

Yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi


penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima
akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh
penerima akan lambat proses penerimaannya.

4. Trialabilitas

Yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang
dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat, daripada inovasi yang tidak dapat dicoba
terlebih dahulu oleh penerimanya.

5. Dapat Diamati

Yaitu mudah atau tidaknya proses pengamatan suatu inovasi. Suatu inovasi yang
hasilnya mudah untuk diamati akan cepat tersebar dan diterima oleh masyarakat,
sebaliknyaapabila inovasi yang sukar diamati akan lama proses penerimaannya oleh
masyarakat.

Peningkatan kualitas pendidikan harus mengutamakan siswa sebagai peserta didik


maupun program perbakan sekolah, penekanan yang paling penting bahwa kualitas terpadu
dalam program pendidikan dapat mengubah kultur sekolah yang memanfaatkan suatu inovasi.
Para siswa ataupun para orang tua siswa menjadi tertarik terhadap perubahan yang ditimbulkan
dari pengelolaan administrasi sekolah melalui berbagai program perbaikan kualitas yang
dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan, ada 5 (lima) pilar utama dalam peningkatan
kualitas pendidikan yaiatu sebagai berikut :

1. Berfokus pada pelanggan baik secara internal maupun secara eksternal.

2. Adanya keterlibatan total dari para penyelenggara pendidikan.


3. Adanya ukuran baku dalam menentukan kualitas lulusan dari masing-masing jenjang
pendidikan.

4. Adanya komitmen untuk memajukan kualitas pendidikan.

5. Adanya perbaikan yang berkelanjutan.

Ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh dengan menerapkan inovasi dalam bidang
administrasi pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memperkuat organisasi sekolah dan memberikan peta jalan atau arah pada proses
inovasi.

2. Menolong para penyelenggara pendidikan untuk bekerja sama dalam kelompok


sebagai teman dalam kelompok kerja bukan sebagai musuh.

3. Mengupayakan suatu program yang akan mengusahakan bukan hanya penanganan


suatu aspek saja di bidang pendidikan, tetapi pendekatan yang holistic dan melibatkan
semua komponen sekolah dalam proses inovasi.

4. Meningkatkan partisipasi setiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan


pendidikan.

5. Mengarahkan para orang tua dan siswa untuk memberikan saran-saran mereka untuk
memajukan keadaan pendidikan.

6. Mengarahkan adanya bapak angkat atau donator yang tergabung dalam komite
sekolah dalam membuat dan menetapkan standar kualitas dalam pelaksanaan
pendidikan.

7. Menumbuhkan sikap proaktif terhadap suatu inovasi yang akan memberikan


pengaruh terhadap kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan pendidikan.

8. Dapat mengarahkan dan mengendalikan pengaruh dari sesuatu yang dilakukan pada
proses inovasi dalam pelaksanaan pendidikan.
E. Kesimpulan

Inovasi pengelolaan sistem sekolah sebagai bagian dari administrasi pendidikan merupakan
level tertinggi dari keunggulan sekolah yang ingin dicapai oleh pihak penyelenggara pendidikan,
seorang kepala sekolah yang inovator akan tercermin dari cara-cara kepala sekolah tersebut
dalam melakukan pekerjaan dan seorang kepala sekolah yang kompeten dan berjiwa inovatif
merupakan kunci utama diterima atau tidaknya sebuah inovasi oleh para guru, siswa, tata usaha
sekolah maupun orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
pengelolaan administrasi pendidikan.

Druker (1985) dalam Sudarwan Danim (2002:150) mengemukakan beberapa sumber yang
sangat relevan dalam menelaah permasalahan inovasi dalam bidang administrasi pendidikan,
diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kondisi Yang Tidak Diharapkan

2. Munculnya Ketidak Wajaran

3. Kebutuhan Yang Muncul Dalam Proses.

4. Kondisi Geografis

Cepat atau lambatnya proses penerimaan inovasi oleh masyarakat luas sangat dipengaruhi
oleh karakteristik inovasi itu sendiri, Ibrahim (1988:48) mengemukakan beberapa karakteristik
inovasi yaitu sebagai berikut:

1. Keuntungan Relatif

2. Kompatibel

3. Kompleksitas

4. Trialabilitas

5. Dapat Diamati
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, 1988, Inovasi Pendidikan (Pengantar Untuk Memahami Apa Dan


Bagaimana Difusi Dan Implementasi Inovasi Pendidikan), Jakarta : P2PLPTK

Kamisa, 1997, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Kartika.

M. Ngalim Purwanto, 1993, Adminstrasi San Supervisi Pendidikan, Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya.

Munir, 2008, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi,


Bandung: CV. Alfabeta.

Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 1997, Teknologi Pengajaran,


Bandung : CV. SinarBaru.

Purwanto, 2000, Difusi Inovasi, Jakarta : STIA-LAN PRESS.


Redaksi Sinar Grafika, 2005, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003), Jakarta :Sinar
Grafika.

Rica Zulfahmi, 2009, Kliping Dasar-Dasar Pendidikan, Bengkulu : STAINBengkulu.

Sudarwan Danim, 2002, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan


Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung : CV. Pustaka Setia.

Sutaryadi, 1990, Administrasi Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional

Anda mungkin juga menyukai