Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM

Dosen Pengampu : Mirza Hardian, S.Pd,. M.Pd

“Menganalisis Perubahan Kurikulum Di Indonesia”

Disusun Oleh : Rizal Noor ( 2005136317)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2022
MENGANALISIS PERUBAHAN KURIKULUM DI INDONESIA

Latar Belakang
Sistem dan mutu pendidikan di negara kita sampai dengan saat ini masih tertinggal jauh
dibanding negara-negara lain yang jelas sudah lebih dulu maju. Negara kita seakan dihantui oleh
segudang problematika masalah dalam dunia pendidikan yang tak kunjung menemui kata akhir.
Di lain pihak para pelaku pendidikan sendiri tidak segera bergerak untuk berubah membenahi
kondisi pendidikan yang sudah terlanjur rusak.
Perubahan kurikulum merupakan siklus alami yang terjadi di dunia pendidikan.
Kurikulum baru hadir untuk memperbarui, mengembangkan sekaligus memperbaiki kurikulum
yang sedang berjalan. Perubahan kurikulum pada dasarnya adalah upaya pengembangan
pendidikan oleh pemerintah. Karenanya, setiap perubahan kurikulum akan selalu menunjukkan
upaya dan usaha perbaikan dalam bidang pendidikan oleh pemerintah. Perubahan kurikulum
yang dilaksanakan tentu membawa sejumlah perubahan dalam sistem pendidikan di sekolah,
terutama dalam hal kegiatan pembelajaran di sekolah.
Kurikulum merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya
kurikulum yang tepat, para peserta didik tak akan memperoleh target pembelajaran yang sesuai.
Seiring berkembangnya zaman, kurikulum juga mengalami perubahan. Perubahan Kurikulum
disesuaikan dengan kebutuhan pelajar di zamannya masing-masing.
Kurikulum adalah inti dari proses pendidikan. Kurikulum merupakan bidang yang paling
langsung berpengaruh terhadap hasil pendidikan. (Sukmadinata, 2012: 158). Kurikulum sangat
menentukan proses dan hasil suatu sistem pendidikan. Kurikulum juga bisa berfungsi sebagai
media untuk mencapai tujuan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada
semua jenis dan semua tingkat pendidikan (Arifin, 2011: 25).
Indonesia telah banyak mengalami perubahan kurikulum, di antaranya kurikulum 2006,
dan ter- 2013 dan terakhir 2022 atau kurikulum Merdeka Belajar . Pendidikan masa depan perlu
dirancang guna menjawab harapan dan tan- tangan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Sistem pendidikan yang di bangun tersebut perlu berkesinambungan dari pendidikan prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Badan Penelitian Diknas, 2014:
12), sehingga ditemukan solusi kurikulum pendidikan yang tepat terhadap masa ke masa.
Perubahan yang terjadi pada kurikulm KTSP ke kurikulum 2013, terjadi akibat
permasalahan pendidikan, baik dalam proses pembelajarannya. Kurikulum menjadi amat penting
dalam sebuah proses pendidikan sebagai acuan utama untuk mencapai tujuan pendidikan secara
umum. Pada kurikulum KTSP perubahan dari isi kurikulum memang harus dilakukan antara lain
karena banyaknya mata pelajaran dan terlalu padatnya materi yang ingin dijejalkan kepada
peserta didik. dalam mengidentifikasi permasalahan-permasalahan di dunia pendidikan Dengan
adanya Penyusunan kurikulum 2013 pada dasarnya menitikberatkan pada penyederhanaan,
tematik integratif, dan mengacu pada kurikulum 2006.
Pembahasan
Secara akademis, kurikulum setidaknya mencakup empat komponen utama: 1) Tujuan-tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. 2) Pengetahuan, ilmu- ilmu, data-data, aktivitas-aktivitas dan
pengalaman dari mana-mana. 3) Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti
murid-murid untuk men- dorong mereka kepada yang dikehendaki dan tujuan-tujuan yang
dirancang. 4) Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur dan menilai hasil
proses pendidikan yang dirancang dalam kurikulum (Langgulung, 2003:176).
Kaitannya dengan perubahan kurikulum, Soetopo dan Soemanto (1991: 38) menyatakan bahwa
suatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila ter- dapat adanya perbedaan dalam satu atau
lebih komponen kurikulum antara dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang
disengaja.
Sedangkan menurut Nasution (2009: 252), perubahan kurikulum mengenai tujuan maupun alat-
alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Mengubah kuri- kulum sering berarti turut
mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan, dan mereka-mereka yang mengasuh
pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social
change. Perubahan kurikulum juga disebut pembaharuan atau inovasi kurikulum.
Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan kurikulum ber- arti adanya perbedaan
dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya
usaha yang disengaja.mengubah semua yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, murid, kepala
sekolah, pemilik sekolah, juga orang tua dan masyarakat umumnya yang berkepentingan dalam
pendidikan.
1. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan(KTSP) 2006
Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006
sebagaimana dikutip dari Ahmadi adalah sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan ling-
kungannya. Pengembangan kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa peserta didik adalah sentral
proses pendidikan agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, serta warga
negara yang demokratis sehingga perlu disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan lingkungan siswa.
b. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman peserta
didik, kondisi daerah dengan tidak membedakan agama, suku, budaya, adat, serta status sosial
ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis.
d. Relevan dengan kebutuhan.
e. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan tersebut dengan
kebutuhan hidup dan dunia kerja.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
g. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
h. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal. Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan
masyarakat. (Ahmadi, 2013: 80).
2. Kurikulum 2013 (K13)
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif.
Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa
depan. Karena itu kurikulum disusun untuk meng- antisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya adalah mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang
menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada
fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendi- dikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keteram- pilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati
3. Kurikiulum Merdeka Belajar
Manfaat Kurikulum Merdeka membebaskan para siswa untuk menyesuaikan dengan apa yang
mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan, sehingga bisa dikatakan bagus bagi para siswa
yang memilih tanpa adanya tekanan sehingga pembelajaran yang dilalui akan berjalan penuh
semangat karena dilandasi dengan bakat dan minat para siswa.
Dengan didukung pula pembelajaran yang sifatnya tidak serta merta teoritis saja tetapi
menekankan pada praktik  nantinya siswa akan paham, karena apa yang siswa pelajari tersebut
bisa dilalui dan dirasakan penuh pengalamannya sehingga menciptakan memori yang lebih baik
daripada sebatas mendengarkan materi.
Dengan begitu siswa siswi dapat fokus dan mengasah minat dan bakat mereka tanpa harus
menguasai seluruh mata pelajaran, hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan karena
meningkatkan motivasi siswa belajar adalah salah satu dari beberapa perubahan di kurikulum
Merdeka.
Untuk mencapai manfaat-manfaat tersebut setidaknya harus menyiapkan sebagai berikut:
Pertama memberikan pelayanan yang terbaik, baik kepala sekolah memberikan pelayanan
kepada guru dengan memberikan kompetensi-kompetensi yang baik, sehingga guru juga
memberikan pelayanan yang baik kepada siswa. Dengan dampaknya akan meningkatkan
kompetensi dari kepala sekolah sendiri maupun dari sisi guru dalam menerapkan kurikulum
Merdeka, baik di dalam proses belajar dan proses pembelajaran itu sendiri. Kedua adalah
perancangan program sekolah,program tersebut bisa dipandu dan diberikan kewenangan dengan
melibatkan semua unsur guru dan siswa dari semua kalangan kelas secara bervariasi.,
Ketiga guru dapat mempersiapkan tentang bagaimana memulai dengan berbagai praktek-praktek
dan pola-pola yang baik. Sehingga memungkinkan antar guru saling belajar dan saling
merefleksikan pembelajaran yang baru dan baik dengan menyesuaikan kebutuhan siswa.
Tentunya perubahan-perubahan ini juga memerlukan kesiapan-kesiapan terutama sekolah untuk
memperbanyak diskusi-diskusi.
Era society 5.0 menuntut masyarakat agar mampu menyelesaikan berbagai masalah atau
dinamika sosial dengan memanfaatkan teknologi seperti Internet of Things (IoT), Artificial
Intelligence (AI), teknologi robot, bahkan big data. Tantangan seperti ini muncul dalam berbagai
sektor atau bidang terutama pada pendidikan. Faktor inilah yang menjadi terjadinya perubahan
kurikulum di Indonesia. Sudah banyak negara yang selalu melakukan inovasi terhadap
kurikulum yang telah dibuat sebelumnya, yang mulanya telah dianggap ideal tetap saja memiliki
kekurangan sehingga diperlukan perubahan, pergantian bahkan penyempurnaan.
Kurikulum merdeka belajar hadir sebagai jawaban atas terjadinya transformasi
komprehensif pada keseluruhan aspek, terutama tuntutan sumber daya manusia yang mampu
bersaing dan beradaptasi. Pembelajaran yang bersifat monoton menjadi penghalang bagi siswa
untuk menunjukkan kemampuan serta kompetensinya. Kurikulum merdeka belajar akan
mengganti metode belajar yang awalnya dilaksanakan di ruang kelas menjadi pembelajaran di
luar kelas. Model pembelajaran abad ke 21 juga menekankan siswa untuk membentuk
keterampilannya secara mandiri. Guru dapat menggunakan model pembelajaran abad ke 21
dalam penerapan kurikulum merdeka belajar di sekolah. Pendidikan di era ini juga menuntut
pengetahuan (knowledge) dan teknologi (technology) dalam perkembangan siswa yang akan
menjadi sumber daya manusia di masa depan.
Dampak dari perubahan kurikulum yang dirasakan langsung adalah terjadinya perubahan
dalam kegiatan pembelajaran. Dimulai dari perubahan sistem mata pelajaran, jam belajar,
kompetensi yang harus dimiliki serta proses belajar dan pembelajaran di dalam kelas. Terjadinya
perubahan kurikulum yang menyebabkan perubahan pada kegiatan pembelajaran juga menuntut
peran serta dan dukungan dari seluruh pelaku pendidikan, baik pemangku kebijakan, sekolah,
pendidik, peserta didik, dan orangtua/wali. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai perubahan
tersebut harus dilaksanakan dengan baik, benar dan tepat, serta berkelanjutan. Agar tujuan dari
perubahan bisa segera terwujud.
Kesimpulan
Kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan di sekolah. Pelaksanaan kurikulum
langsung berpengaruh terhadap hasil pendidikan. Kurikulum sangat menentukan proses dan hasil
suatu sistem pendidikan. Kurikulum juga bisa ber- fungsi sebagai media untuk mencapai tujuan
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan semua tingkat
pendidikan.
Dengan demikian yang mendasari dikembangkannya kurikulum 2013, selain untuk
memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum 2006, adalah
kurikulum 2013 juga bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan)
yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran. Dengan adanya
perubahan kurikulum diharapkan pendidikan di Indonesia dapat berjalan lebih baik lagi dan
menciptakan generasi-generasi yang berkualitas, berkarakter dan berdaya sain yang tinggi.
Kemudian diluncurkannya Kurikulum 2013 berfokus pada peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan
(knowledge). Selain itu, kurikulum 2013 berfokus pada jurusan yang dipilih oleh peserta
didik. Namun hal ini tentu saja ada evaluasi dan maka itu hadirnya kurikulum merdeka belajar
sebagai bentuk Evaluasi dari kurikulum sebelumnya. Dimana kurikulum merdeka belajar ini
lebih berfokus pengembangan karakter, kompetensi peserta didik, serta untuk mengasah minat
dan bakat anak sedini mungkin. Sehingga lebih mengurangi jumlah materi yang diberikan dan
tugas yang mengharuskan siswa untuk menghafal.
Namun, sebaiknya pemerintah tidak terlalu sering melakukan perubahan kurikulum,
daripada banyak melakukan perubahan kurikulum lebih baik kompetensi guru yang diperkuat,
karena keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh guru. Apabila kompetensi dan
kualitas skill guru berhasil ditingkatkan, hal itu akan jauh lebih banyak berpengaruh pada
perkembangan baik dunia pendidikan.
Daftar Pustaka
Alan Cliff, Sukaina Walji, Rada Jancic Mogliacci, Neil Morris & Mariya Ivancheva
(2022). Unbundling and higher education curriculum: a Cultural-Historical Activity Theory view
of process, Teaching in Higher Education, 27:2, 217-232.
Hutabarat, B. A. (2018). Kebijakan Pendidikan di Indonesia: Evaluasi terhadap Rumusan
Kebijakan Kurikulum Bidang Pendidikan Tinggi. Societas Dei: Jurnal Agama Dan
Masyarakat, 4(2), 127.
Muhammedi (2016). Perubahan Kurikulum Di Indonesia : Studi Kritis Tentang Upaya
Menemukan Kurikulum Pendidikan Islam Yang Ideal : Jurnal Fakutas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. 4 (1) 49-70.
Tio Ari Laksono, Imania Fatwa Izzulka (2022). Evaluasi Pengembangan Kurikulum
Pendidikan : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4 (3) 4082 – 4092.
Yose Indarta1 , Nizwardi J , Waskito, Agariadne DS, Afif, Novi HA (2022) Relavansi
Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model Pembelajaran Abad 21 dalam Perkembangan Era
Society 5.o : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4 (2), 3011-3024.

Anda mungkin juga menyukai