Oleh:
1900005178
2023
PERAN GURU DALAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH
MELALUI PERPUSTAKAAN
Oleh:
Salah satu inovasi dalam upaya peningkatan kualitas perpustakaan yaitu melalui
literasi. Literasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang menggunakan
kemampuaannya dalam mengolah suatu informasi saat menulis ataupun membaca. Pengertian
literasi saat ini mengalami perkembangan hingga menjadi literasi informasi (information
literacy). Literasi dapat dimulai dengan kita membaca koran, majalah, komik, novel, cerita
pendek, maupun buku pengetahuan. Namun, kegiatan literasi yang dilakukan oleh
masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah, yang dapat dilihat dari Program for
International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia mendapatkan
ranking 62 dari total 70 negara yang berkaitan literasi (Gogik et al., 2022). Penyebab
rendahnya literasi masyarakat Indonesia dikarenakan membaca belum menjadi suatu
kebiasaan yang diterapkan sejak dini, sarana pendidikan yang minim, harga buku yang masih
belum terjangkau karena produksi buku yang kurang, dan gadget yang popular di kalangan
anak-anak.
Kegiatan literasi sendiri saat ini telah menjadi program yang diselenggarakan oleh
pemerintah dalam lingkungan pendidikan yang kita kenal Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Program tersebut merupakan suatu batu loncatan untuk menumbuhkan kualitas mutu siswa
untuk memiliki minat dalam membaca dan menulis. GLS juga memiliki tujuan
mengembangkan kemampuan siswa dalam literasi dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Guru merupakan pendidik dan pembimbing siswa di sekolah untuk memperoleh
suatu informasi. Dalam peranannya, guru juga memiliki kewajiban untuk menjadi teladan
bagi siswanya dalam aspek apapun salah satunya terkait program GLS. Guru yang gemar
membaca, memungkinkan dapat melahirkan generasi penerus yang gemar membaca.
Sejak diberlakukannya GLS tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada tahun 2017,
guru diharapkan dapat menguatkan karakter siswa melalui kegiatan literasi. Berkaitan dengan
hal tersebut, peranan guru dalam pencapaian program GLS sangatlah penting. Peranan
tersebut meliputi guru menjadi motivator dan fasilitator bagi siswa dalam memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar. Beberapa implementasi program GLS meliputi pojok
baca kelas, jadwal wajib kunjung perpustakaan, pembuatan madding, membaca buku non
pelajaran selama 15 menit sebelum kegiatan belajar dimulai, menulis sinopsis, membacakan
kembali hasil bacaan, dan mengadakan karya literasi dalam setiap kelas.
GLS tentunya sangat berkaitan dengan sarana dan prasarana fasilitas dalam
perpustakaan. Perpustakaan yang merupakan pusat sumber belajar yang ada di sekolah,
seharusnya memiliki berbagai jenis buku yang menarik untuk dibaca oleh siswa. Namun,
beberapa perpustakaan belum mencapai fungsi dan ruang yang optimal. Banyak ditemukan
bahwa perpustakaan dijadikan sebagai gudang penyimpanan buku-buku dan barang-barang
yang sudah tidak terpakai. Hal tersebut tentunya menjadi perhatian bagi guru di sekolah.
Pengoptimalan perpustakaan juga dapat dilakukan oleh guru melalui program GLS
yang telah diterapkan. Guru dapat menjalankan upaya strategi pengoptimalan perpustakaan
dengan membuat jadwal wajib kunjung perpustakaan secara bergantian. Dalam jadwal wajib
kunjung, siswa tidak hanya berkunjung saja, namun siswa juga wajib membaca buku dan
meminjam buku. Selain itu, saat jam kunjung guru memberikan tugas bagi siswa untuk
membuat resume dari buku bacaan dan dikumpulkan seminggu setelahnya. Di samping hal
itu, tidak hanya siswa yang wajib melalukan kunjungan perpustakaan, namun seluruh guru
juga wajib untuk melakukannya dan membaca serta meresume bahan bacaannya. Sehingga,
tidak hanya siswa-nya saja yang melakukan, guru juga harus menjadi tauladan yang bisa
dicontoh bagi siswanya.
Peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan juga harus dilakukan dengan cara
penambahan koleksi bahan bacaan buku yang menarik minat membaca siswa. Selain itu,
sekolah membuat suasana ruang perpustakaan menjadi nyaman dan bewarna untuk membaca
dan dalam proses pembelajaran, guru dapat mengajak siswa untuk mencari suasana belajar
yang baru melalui ruang perpustakaan yang nyaman. Pengoptimalan fasilitas perpustakaan
dapat dilakukan oleh guru dengan memanfaatkan buku-buku sebagai sumber belajar dan
bahan untukk menyusun materi yang akan diajarkan. Hal tersebut, juga menjadi salah satu
program GLS yang dapat diterapkan oleh seluruh guru yang ada di sekolah.
Perpustakaan dapat menjadi sarana fasilitas sumber belajar yang optimal dan
bermanfaat apabila guru dapat menjalankan perannya dengan tekun, ulet, dan sabar. Melalui
gerakan GLS, perpustakaan melalui guru dapat memberikan sebuah reward bagi siswa yang
sering mengunjungi perpustakaan dan peminjam buku terbanyak, mengadakan pelatihan
pembuatan klipping dan nantinya akan menjadi penambahan koleksi di perpustakaan sekolah
tersebut, serta mengadakan lomba putra putri literasi yang dilaksanakan pada penghujung
semester.
Peran guru dalam mengoptimalkan perpustakaan selain melalui program literasi juga
dapat menjadi pustakawan ataupun membantu pustakawan di perpustakaan sekolah tersebut.
Guru dapat melakukan klasifikasi buku-buku bacaan yang terdapat dalam rak buku agar
siswa lebih mudah untuk mencarinya. Siswa dapat diberikan tugas oleh guru berupa membuat
karya tulis sederhana yang dapat dilombakan. Hal tersebut tentunya membantu pemanfaatan
perpustakaan di sekolah dengan optimal. Selain itu, peran guru dapat membimbing siswa
untuk mencari dan menddapatkan bahan rujukan di perpustakaan.
Gogik, B., Marlina, T., & Khoiriyah, Z. (2022). Peran Guru Pada Pembelajaran Literasi Di
Sekolah Dasar Untuk Merealisasikan Program Merdeka Belajar. 9(2), 160–166.
Komalasari, M. D., Wibowo, A., & Anggraeni, D. (2018). Pendampingan Gerakan Literasi
Sekolah Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jurnal Abdi Masyarakat, 2(1).
Fitria, A. (2018). Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa Di Sekolah Dasar Negeri
Golo Yogyakarta. BASIC EDUCATION, 7(5), 382-392.