Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

ESAI “PERAN GURU DALAM MENGOPTIMALKAN PERPUSTAKAAN”

Oleh:

Annisa Nur Hidayati

1900005178

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2023
PERAN GURU DALAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH
MELALUI PERPUSTAKAAN

Oleh:

Annisa Nur Hidayati

Pendidikan yang merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia menjadikan


seseorang tersebut menjadi lebih maju. Tentunya, dengan berbagai upaya manusia akan
melakukan segala sesuatu untuk memperoleh pendidikan yang layak. Untuk memperolehnya,
seseorang harus melakukan sebuah rangkaian pendidikan yang sistematis, terencana, dan
terarah melalui pendidikan formal (Warni, 2021). Tujuan utama dari pendidikan yaitu
mencetak generasi emas yang dapat berprestasi dan dapat bersaing di kehidupan selanjutnya.
Tujuan dan fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional ialah pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan watak serta peradaban yang bermartabat dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi siswa agar menjadi pribadi yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan bertanggung jawab.

Berdasarkan tujuan dan fungsi pendidikan nasional, diharapkan dalam kegiatan


belajar mengajar siswa dapat menerima pembelajaran yang diberikan secara baik. Hal
tersebut menjadikan guru harus memiliki sebuah inovasi dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran yang bermakna, salah satunya melalui perpustakaan. Perpustakaan merupakan
salah satu pendukung sarana pendidikan bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan di
sekolah. Tujuan dari perpustakaan sendiri yaitu dapat membantu siswa untuk memperoleh
informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Diharapkan, dengan adanya perpustakaan yang
dapat dikelola sekolah dengan baik dapat menjadikan perpustakaan sebagai sumber belajar
bagi siswa untuk lebih aktif dalam menulis, membaca, atau mencari materi pelajaran.

Saat ini, keberadaan perpustakaan sebagai sarana pendukung di sekolah mendapatkan


beberapa sorotan. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya perkembangan perpustakaan itu
sendiri dan rendahnya minat untuk membaca maupun mengunjungi perpustakaan sebagai
tempat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, standar pengelolaan
perpustakaan yang masih belum memenuhi yang diharapkan oleh pemerintah. Oleh karena
itu, dalam pengoptimalan perpustakaan sangat memerlukan peran dari guru yang dapat
berpengaruh besar kepada siswanya untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana
sumber belajar yang bermanfaat.

Rendahnya kualitas pengelolaan perpustakaan dapat diketahui dari beberapa


permasalahan seperti belum adanya ruang baca di perpustakaan, pengelolaan buku yang
sederhana, jam buka perpustakaan yang tidak tepat, tidak memiliki anggaran biaya yang
tetap, struktur organisasi perpustakaan yang belum ada, koleksi buku non pelajaran masih
kurang, dan program kunjungan perpustakaan yang tidak rutin. Melihat dari kenyataan
tersebut, pengelolaan perpustakaan seharusnya dapat dikelola baik oleh sekolah yang
membutuhkan peran aktif dari seluruh warga sekolah, salah satunya yaitu guru dan siswa.

Salah satu inovasi dalam upaya peningkatan kualitas perpustakaan yaitu melalui
literasi. Literasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang menggunakan
kemampuaannya dalam mengolah suatu informasi saat menulis ataupun membaca. Pengertian
literasi saat ini mengalami perkembangan hingga menjadi literasi informasi (information
literacy). Literasi dapat dimulai dengan kita membaca koran, majalah, komik, novel, cerita
pendek, maupun buku pengetahuan. Namun, kegiatan literasi yang dilakukan oleh
masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah, yang dapat dilihat dari Program for
International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia mendapatkan
ranking 62 dari total 70 negara yang berkaitan literasi (Gogik et al., 2022). Penyebab
rendahnya literasi masyarakat Indonesia dikarenakan membaca belum menjadi suatu
kebiasaan yang diterapkan sejak dini, sarana pendidikan yang minim, harga buku yang masih
belum terjangkau karena produksi buku yang kurang, dan gadget yang popular di kalangan
anak-anak.

Kegiatan literasi sendiri saat ini telah menjadi program yang diselenggarakan oleh
pemerintah dalam lingkungan pendidikan yang kita kenal Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Program tersebut merupakan suatu batu loncatan untuk menumbuhkan kualitas mutu siswa
untuk memiliki minat dalam membaca dan menulis. GLS juga memiliki tujuan
mengembangkan kemampuan siswa dalam literasi dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Guru merupakan pendidik dan pembimbing siswa di sekolah untuk memperoleh
suatu informasi. Dalam peranannya, guru juga memiliki kewajiban untuk menjadi teladan
bagi siswanya dalam aspek apapun salah satunya terkait program GLS. Guru yang gemar
membaca, memungkinkan dapat melahirkan generasi penerus yang gemar membaca.
Sejak diberlakukannya GLS tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada tahun 2017,
guru diharapkan dapat menguatkan karakter siswa melalui kegiatan literasi. Berkaitan dengan
hal tersebut, peranan guru dalam pencapaian program GLS sangatlah penting. Peranan
tersebut meliputi guru menjadi motivator dan fasilitator bagi siswa dalam memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar. Beberapa implementasi program GLS meliputi pojok
baca kelas, jadwal wajib kunjung perpustakaan, pembuatan madding, membaca buku non
pelajaran selama 15 menit sebelum kegiatan belajar dimulai, menulis sinopsis, membacakan
kembali hasil bacaan, dan mengadakan karya literasi dalam setiap kelas.

GLS tentunya sangat berkaitan dengan sarana dan prasarana fasilitas dalam
perpustakaan. Perpustakaan yang merupakan pusat sumber belajar yang ada di sekolah,
seharusnya memiliki berbagai jenis buku yang menarik untuk dibaca oleh siswa. Namun,
beberapa perpustakaan belum mencapai fungsi dan ruang yang optimal. Banyak ditemukan
bahwa perpustakaan dijadikan sebagai gudang penyimpanan buku-buku dan barang-barang
yang sudah tidak terpakai. Hal tersebut tentunya menjadi perhatian bagi guru di sekolah.

Pengoptimalan perpustakaan juga dapat dilakukan oleh guru melalui program GLS
yang telah diterapkan. Guru dapat menjalankan upaya strategi pengoptimalan perpustakaan
dengan membuat jadwal wajib kunjung perpustakaan secara bergantian. Dalam jadwal wajib
kunjung, siswa tidak hanya berkunjung saja, namun siswa juga wajib membaca buku dan
meminjam buku. Selain itu, saat jam kunjung guru memberikan tugas bagi siswa untuk
membuat resume dari buku bacaan dan dikumpulkan seminggu setelahnya. Di samping hal
itu, tidak hanya siswa yang wajib melalukan kunjungan perpustakaan, namun seluruh guru
juga wajib untuk melakukannya dan membaca serta meresume bahan bacaannya. Sehingga,
tidak hanya siswa-nya saja yang melakukan, guru juga harus menjadi tauladan yang bisa
dicontoh bagi siswanya.

Peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan juga harus dilakukan dengan cara
penambahan koleksi bahan bacaan buku yang menarik minat membaca siswa. Selain itu,
sekolah membuat suasana ruang perpustakaan menjadi nyaman dan bewarna untuk membaca
dan dalam proses pembelajaran, guru dapat mengajak siswa untuk mencari suasana belajar
yang baru melalui ruang perpustakaan yang nyaman. Pengoptimalan fasilitas perpustakaan
dapat dilakukan oleh guru dengan memanfaatkan buku-buku sebagai sumber belajar dan
bahan untukk menyusun materi yang akan diajarkan. Hal tersebut, juga menjadi salah satu
program GLS yang dapat diterapkan oleh seluruh guru yang ada di sekolah.
Perpustakaan dapat menjadi sarana fasilitas sumber belajar yang optimal dan
bermanfaat apabila guru dapat menjalankan perannya dengan tekun, ulet, dan sabar. Melalui
gerakan GLS, perpustakaan melalui guru dapat memberikan sebuah reward bagi siswa yang
sering mengunjungi perpustakaan dan peminjam buku terbanyak, mengadakan pelatihan
pembuatan klipping dan nantinya akan menjadi penambahan koleksi di perpustakaan sekolah
tersebut, serta mengadakan lomba putra putri literasi yang dilaksanakan pada penghujung
semester.

Peran guru dalam mengoptimalkan perpustakaan selain melalui program literasi juga
dapat menjadi pustakawan ataupun membantu pustakawan di perpustakaan sekolah tersebut.
Guru dapat melakukan klasifikasi buku-buku bacaan yang terdapat dalam rak buku agar
siswa lebih mudah untuk mencarinya. Siswa dapat diberikan tugas oleh guru berupa membuat
karya tulis sederhana yang dapat dilombakan. Hal tersebut tentunya membantu pemanfaatan
perpustakaan di sekolah dengan optimal. Selain itu, peran guru dapat membimbing siswa
untuk mencari dan menddapatkan bahan rujukan di perpustakaan.

Guru selain menjadi motivator dan fasilitator, dalam peranan mengoptimalkan


perpustakaan guru juga menjadi evaluator yang dimana dapat melihat perkembangan
partisipasi siswa dalam memanfaatkan koleksi-koleksi buku yang berada di perpustkaan.
Dengan demikian, diharapkan perpustakaan dapat menumbuhkan dan memantapkan
kebiasaan siswa terhadap minat membaca buku serta memanfaatkan perpustkaan sepanjang
hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Gogik, B., Marlina, T., & Khoiriyah, Z. (2022). Peran Guru Pada Pembelajaran Literasi Di
Sekolah Dasar Untuk Merealisasikan Program Merdeka Belajar. 9(2), 160–166.

Warni, E. (2021). Pengembangan Media Permainan Congklak Terhadap Kemampuan


Berhitung Siswa Kelas 1 SD Negeri 11 Banda Aceh. Bina Bangsa Getsampena.

Komalasari, M. D., Wibowo, A., & Anggraeni, D. (2018). Pendampingan Gerakan Literasi
Sekolah Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jurnal Abdi Masyarakat, 2(1).

Fitria, A. (2018). Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa Di Sekolah Dasar Negeri
Golo Yogyakarta. BASIC EDUCATION, 7(5), 382-392.

Anda mungkin juga menyukai