Anda di halaman 1dari 18

Peran Guru Dalam Program Merdeka Belajar

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Sekolah

Dosen Pengampu :

Dr. Eko Purwanti, M. Pd.

Disusun Oleh

Muhammad Miftahul Qulub (1401418165)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

1
KATA PENGANTAR

Saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT , sehingga saya diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas paper tentang “Peran Guru Dalam Program Merdeka Belajar”. Shalawat
serta salam tidak lupa selalu saya haturkan untuk junjungan nabi agung yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, Adapun penulisan
makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Sekolah .
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, saya meminta kesediaan pembaca untuk memberikan
kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan paper ini, untuk kemudian saya akan
merevisi kembali pembuatan makalah ini di waktu berikutnya.

Terima kasih

Kebumen, 17 Desember 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
2.1 Konsep Dasar Merdeka Belajar ................................................................................... 6
2.2 Tugas dan Peran Guru Dalam Pendidikan ................................................................... 9
2.3 Tugas dan Peran Guru Dalam Program Merdeka Belajar ............................................ 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 17
1.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 17
3.2 Saran ............................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan wadah yang sangat berfungsi untuk mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Tentunya dalam hal Pendidikan pastinya diperlukan seorang untuk
mewujudkanya sebagai fasilitator yaitu guru.
Era revolusi industri 4.0 memiliki tantangan sekaligus peluang bagi lembaga pendidikan.
Syarat maju dan berkembang lembaga pendidikan harus memiliki daya inovasi, dan dapat
berkolaborasi. Jika tidak mampu berinovasi dan berkolaborasi, maka akan tertinggal jauh
ke belakang. Namun jika sebaliknya, lembaga pendidikan akan mampu menciptakan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat memajukan, mengembangkan, dan mewujudkan
cita- cita bangsa yaitu membelajarkan manusia. Menjadikan manusia pembelajar bukan hal
mudah seperti membalikkan telapak tangan. Lembaga pendidikan harus mampu
menyeimbangkan sistem pendidikan dengan perkembangan zaman. Di era Revolusi Industri
4.0, sistem pendidikan diharapkan dapat mewujudkan perserta didik memiliki keterampilan
yang mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta ketrampilan
komunikasi dan kolaborasi. Juga keterampilan mencari, mengelola dan menyampaikan
informasi serta trampil menggunakan informasi dan teknologi sangat dibutuhkan (Lihat,
Eko Risdianto, 2019 : 4). Di era Revolusi Industri 4.0 lembaga pendidikan tidak hanya
membutuhkan literasi lama yaitu membaca, menulis, dan menghitung, akan tetapi juga
membutuhkan literasi baru. Literasi baru yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan dapat
dibagi tiga yaitu. Pertama, literasi data. Literasi ini merupakan kemampuan untuk membaca,
menganalisis dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital. Kedua, literasi
teknologi. Literasi ini memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (Coding Artificial
Intelligence & Engineering Principles). Terakhir, literasi manusia. Literasi berupa
penguatan humanities, komunikasi, dan desain. Berbagai aktivitas literasi tersebut dapat

4
dilakukan oleh siswa dan guru. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Nadiem Anwar Makarim saat berpidato pada acara Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2019
mencetuskan konsep “Pendidikan Merdeka Belajar”. Konsep ini merupakan respons
terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industri 4.0. Nadiem Makarim
menyebutkan merdeka belajar merupakan kemerdekaan berfikir. Kemerdekaan berfikir
ditentukan oleh guru (Tempo.co, 2019). Jadi kunci utama menunjang sistem pendidikan
yang baru adalah guru.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa konsep asar dari program merdeka belajar?
b. Apa tugas dan peran guru dalam pendidikan?
c. Apa tugas dan peran dalam program merdeka belajar?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dasar dari program merdeka belajar?
b. Apa tugas dan peran guru dalam pendidikan?
c. Apa tugas dan peran dalam program merdeka belajar?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Program Merdeka Belajar

Nadiem Makarim (2019) mengatakan guru tugasnya mulia dan dan sulit. Dalam sistem
pendidikan nasional guru ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa namun terlalu
diberikan aturan dibandingkan pertolongan. Guru ingin membantu murid untuk mengejarkan
ketertinggalan di kelas, tetapi waktu habis untuk mengejarkan administrasi tanpa manfaat yang
jelas. Guru mengetahui potensi siswa tidak dapat diukur dari hasil ujian, namun guru dikerjar
oleh angka yang didesak oleh berbagai pemangku kepentingan. Guru ingin mengajak murid ke
luar kelas untuk belajar dari dunia sekitanya, tetapi kurikulum yang begitu pada menutup
petualangan. Guru sangat frustasi bahwa di dunia nyata bahwa kemampuan berkarya dan
berkolaborasi menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal. Guru mengetahui
bahwa setiap murid memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman mengalahkan
keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi. Guru ingin setiap murid terinspirasi, tetapi guru
tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi (Nadiem Makarim dalam Kemendikbud.go.id,
2019). R. Suyanto Kusumaryono (2019) menilai bahwa konsep “Merdeka Belajar” yang
dicetuskan oleh Nadiem Makarim dapat ditarik beberapa poin (R. Suyanto Kusumaryono
dalam Kemendikbud.go.id, 2019).

Pertama, konsep “Merdeka Belajar” merupakan jawaban atas masalah yang dihadapi
oleh guru dalam praktik pendidikan. Kedua, guru dikurangi bebannya dalam melaksanakan
profesinya, melalui keleluasaan yang merdeka dalam menilai belajar siswa dengan berbagai
jenis dan bentuk instrumen penilaian, merdeka dari berbagai pembuatan administrasi yang
memberatkan, merdeka dari berbagai tekanan intimidasi, kriminalisasi, atau mempolitisasi
guru. Ketiga, membuka mata kita untuk mengetahui lebih banyak kendala-kendala apa yang
dihadapi oleh guru dalam tugas pembelajaran di sekolah, mulai dari permasalahan penerimaan
perserta didik baru (input), administrasi guru dalam persiapan mengajar termasuk RPP, proses
pembelajaran, serta masalah evaluasi seperti USBN-UN (output). Keempat, guru yang sebagai
garda terdepan dalam membentuk masa depan bangsa melalui proses pembelajaran, maka
menjadi penting untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih heppy di dalam

6
kelas, melalui sebuah kebijakan pendidikan yang nantinya akan berguna bagi guru dan siswa.
Terakhir, dicetuskannya konsep “Merdeka Belajar” pada saat Nadiem Makarim memberikan
pidato pada acara Hari Guru Nasional (HGN) tersebut, diasumsikan tidak lagi menjadi gagasan
melainkan lebih pada sebuah kebijakan yang akan dilaksanakan. Kesimpulan dari konsep
merdeka belajar merupakan tawaran dalam merekonstruksi sistem pendidikan nasional.

Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir, terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus
ada di guru dahulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di peserta didik.
Terdapat empat pokok-pokok pikiran dalam kebijakan baru merdeka belajar yang dibuat oleh
kementrian pendidikan dan kebudayaan.

1. Kebijakan baru mengenai penyelenggaraan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


USBN dikembalikan pada esensinya, yaitu asesmen akhir jenjang yang dilakukan oleh guru
dan sekolah. Kelulusan siswa pada akhir jenjang memang merupakan wewenang sekolah yang
didasarkan pada penilaian oleh guru. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas dan juga prinsip
pendidikan bahwa yang paling memahami siswa adalah guru.

2. Kebijakan baru mengenai penyelenggaraan Ujian Nasional


Mulai tahun 2021 Ujian Nasional akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan
Survei Karakter. Kedua asesmen baru ini dirancang khusus untuk fungsi pemetaan dan
perbaikan mutu pendidikan secara nasional. Asesmen kompetensi pengganti UN mengukur
kompetensi bernalar yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah di berbagai konteks,
baik personal maupun profesional (pekerjaan).

3. Kebijakan baru mengenai penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Guru bebas membuat, memilih, mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai dengan
prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid. Idealnya ada 3 komponen inti dalam RPP
yang dibuat oleh guru, yaitu tujuan pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran (kegiatan),
dan penilaian pembelajaran (asesmen). Komponen-komponen lainnya adalah pelengkap.

7
4. Kebijakan baru mengenai zonasi penerimaan peserta didik baru pada tahun ajaran baru.
Dalam Permendikbud terbaru terkait PPDB, Pemerintah Pusat memberikan fleksibilitas daerah
dalam menentukan alokasi untuk siswa masuk ke Sekolah melalui jalur zonasi, jalur afirmasi,
jalur perpindahan orangtua/wali, atau jalur lainnya yakni dapat berupa jalur prestasi.

Penataan ulang sistem pendidikan dalam rangka menyongsong perubahan dan


kemajuan bangsa yang dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman. Dengan cara,
mengembalikan hakikat dari pendidikan yang sebenarnya yaitu pendidikan untuk
memanusiakan manusia atau pendidikan yang membebaskan. Dalam konsep merdeka belajar,
antara guru dan murid merupakan subyek di dalam sistem pembelajaran. Artinya guru bukan
dijadikan sumber kebenaran oleh siswa, namun guru dan siswa berkolaborasi penggerak dan
mencari kebenaran. Artinya posisi guru di ruang kelas bukan untuk menanam atau
menyeragamkan kebenaran menurut guru, namun menggali kebenaran, daya nalar dan
kritisnya murid melihat dunia dan fenomena. Peluang berkembangnya internet dan teknologi
menjadi momentum kemerdekaan belajar. Karena dapat meretas sistem pendidikan yang kaku
atau tidak membebaskan. Termasuk mereformasi beban kerja guru dan sekolah yang terlalu
dicurahkan pada hal yang administratif. Oleh sebabnya kebebasan untuk berinovasi, belajar
dengan mandiri, dan kreatif dapat dilakukan oleh unit pendidikan, guru dan siswa. Saat ini
antara guru dan siswa memiliki pengalaman yang mandiri termasuk di lingkungan. Dan dari
pengalaman yang ada tersebut akan didiskursuskan di ruang kelas dan lembaga pendidikan.
Adaptasi sistem pendidikan di era Revolusi Industri 4.0 harus distimulasi dengan proses literasi
baru tersebut. Siswa/peserta didik pada era industri 4.0 memiliki pengalaman yang padat
dengan dunia digital atau visual saat ini. Dan tugas guru, kepala sekolah termasuk lembaga
pendidikan dapat mengarahkan, memimpin, dan menggali daya kritis dan potensi siswanya.
Dalam proses pembelajaran dibangunkan ekosistem pendidikan yang memfasilitasi tumbuh
dan berkembangnya nalar, karakter, inovasi, kemandirian, kenyamanan, dan keahlian siswa.
Maka merdeka belajar dampat membentuk sumber daya yang unggul atau berkualitas untuk
menuntaskan peluang pendidikan pada era Industri 4.0 dengan tujuan kemajuan bangsa dan
negara.

8
2.1 Tugas dan Peran Guru Dalam Pendidikan

Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus
dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young
(1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).

Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik,
dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik
(nurturer) berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani,
bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan,
pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga,
pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru
dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan
anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang
dengan norma-norma yang ada.

2. Guru Sebagai Pengajar

Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik
dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan
guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam
berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik
dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta
didik dan terampil dalam memecahkan masalah.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu:
Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon,
Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi,

9
Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran,
Memberikan nada perasaan.

Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha
untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika
mempelajari materi standar.

3. Guru Sebagai Pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah
perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas,
moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk


melaksanakan empat hal berikut:

1. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.

2. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling
penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah,
tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.

3. Guru harus memaknai kegiatan belajar.

4. Guru harus melaksanakan penilaian.

4. Guru Sebagai Pemimpin

Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi
peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.

5. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran

10
Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut
untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan
keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.

6. Guru Sebagai Model dan Teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa
peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan
apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar
lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap
melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku
neurotis, selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum.

Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani
mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.

Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa
yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan
harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

7. Sebagai Anggota Masyarakat

Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat
berperan aktif dalam pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan. Ia
dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga
memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain
melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki,
sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang
bisa diterima oleh masyarakat.

8. Guru sebagai administrator

11
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada
bidang pendidikan dan pengajaran. Guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi di
sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala
pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik.
Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar
dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya
dengan baik.

9. Guru Sebagai Penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak
memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk
menasehati orang.

Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam
prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang
kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian
dan ilmu kesehatan mental.

10. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi
peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu
dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada
nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari
pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.

Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam
istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara
generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi
pribadi yang terdidik.

11. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas

12
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk
mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan
sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita.
Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan
tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam
melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan
tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan
dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.

12. Guru Sebagai Emansipator

Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap
insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru
mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta
didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan
rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang
dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi
pribadi yang percaya diri.

13. Guru Sebagai Evaluator

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena
melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti
apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan
setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan
prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

14. Guru Sebagai Kulminator

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir
(kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap
yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran
kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.
13
Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu
mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan
perkembangan dan potensi anak didik.

Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul
di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut.
Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus
menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu
masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat
tersebut bergerak menuju kehancuran.

2.3 Tugas dan Peran Guru Dalam Program Merdeka Belajar

Merdeka Belajar merupakan konsep dengan arah kebijakan fokus pada suasana
pembelajaran di sekolah yang menyenangkan dan tanpa adanya tekanan, baik bagi guru
maupun peserta didik. Berbagai kebijakan Merdeka Belajar tentu sangat tepat dilakukan dalam
rangka melakukan perubahan peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik. Program
kebijakan utama Merdeka Belajar adalah fokus pada peningkatan kualitas guru. Sebab guru
sebagai garda terdepan dalam rangka meningkatkan dan menciptakan kualitas peserta didik
yang bermoral, terampil, dan memiliki pengetahuan yang luas.

Merdeka Belajar juga memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi guru untuk berkreasi dan
berinovasi dalam melakukan konsep pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan. Guru
tidak akan tertekan dengan beban administrasi pembelajaran yang semakin berat, seperti
pembuatan RPP yang terlalu rumit dan kompleks dengan berbagai komponen-komponen yang
ada sehingga banyak guru yang malas dapat membuat RPP bahkan hanya copi paste melalui
rekan saja. Melalui Merdeka Belajar, kini RPP sudah disederhakanan menjadi 3 komponen,
seperti tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, serta asesmen. Disinilah guru
dituntut untuk membuat RPP yang lebih efisien dan efektif berdasarkan kebutuhan peserta
didik di masing-masing satuan pendidikan.

Konsep Merdeka Belajar sangat tepat demi menyongsong dan mempersiapkan generasi emas
2045 dan menyambut 100 tahun Indonesia merdeka. Tentu hal ini membuat Indonesia lebih
tertantang dengan tuntutan era globalisasi yakni menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM)

14
yang unggul, berkarakter, cerdas, serta berdaya saing. Guru yang baik yaitu guru dengan
kinerja baik tetapi hanya di dalam kelas saja. Mereka mampu meningkatkan prestasi muridnya,
mengajar dengan kreatif dan inovatif, serta mengembangkan kompetensi dirinya. Berikut ini
tugas dan peran guru dalam program merdeka belajar yaitu sebagai berikut :

1. Mendorong Peningkatan Prestasi Akademik Murid

Peran mendorong peningkatan prestasi akademik murid selaras dengan tujuan Merdeka Belajar
yaitu menciptakan generasi hebat di masa yang akan datang. Peran ini juga sesuai dengan aspek
Profil Pelajar Pancasila yang mengharuskan siswa untuk bernalar kritis dan berakhlak mulia
agar prestasi akademiknya meningkat.

2. Mengajar dengan Kreatif

Guru yang baik mampu menemukan metode yang tepat dalam penyampaian materi belajar.
Terkadang siswa merasa jenuh ketika bahan ajar yang dijelaskan guru hanya disampaikan
dengan metode tradisional semacam penyalinan buku teks. Melalui pengajaran dengan metode
yang kreatif, guru secara tidak langsung telah memberi contoh kepada siswa untuk selalu
berinovasi dalam mencari ilmu.

3. Mengembangkan Diri Secara Aktif

Mengembangkan diri secara aktif tak hanya menjadi sebuah keharusan untuk siswa, tetapi
berlaku juga untuk guru. Mengembangkan diri secara aktif berarti selalu berinovasi serta
mampu berusaha sendiri dalam meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Hal ini sejalan
dengan salah satu aspek Profil Pelajar Pancasila yaitu mandiri.

4. Mendorong Tumbuh Kembang Murid Secara Holistik

Mereka mendorong tumbuh kembang murid secara holistik mengikuti seluruh aspek Profil
Pelajar Pancasila, bukan hanya di kelasnya tetapi juga di kelas lain. Guru tidak terpaku dengan
kurikulum yang ditentukan. Mereka juga melihat standar pencapaian Profil Pelajar Pancasila
dan mencocokkan dengan metode pengajarannya.

15
5. Menjadi Pelatih (Coach/Mentor) Bagi Guru Lain untuk Pembelajaran yang Berpusat
Pada Murid

Guru memiliki program untuk melatih potensi mentorship dan kepemimpinan mereka untuk
mampu membantu guru-guru lain. Guru Penggerak memiliki tempat pelatihannya berbentuk
sekolah, sehingga para guru yang lulus baru bisa menjadi Guru Penggerak. Jalur karir dari Guru
Penggerak yaitu menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, serta instruktur pelatihan guru.
Ketiga posisi tersebut membutuhkan skill kepemimpinan yang tinggi.

Guru Penggerak diharapkan mampu untuk melakukan perubahan di masing-masing institusi


pendidikan mereka. Dalam mewujudkannya, Kemendikbud akan berkolaborasi dengan semua
kepala dinas dan pemerintah daerah untuk memastikan hal ini terjadi, sehingga peran Guru
Penggerak dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia.

6. Menjadi Teladan dan Agen Transformasi Bagi Ekosistem Pendidikan

Perbedaan yang mendasar dari guru pada umumnya dan Guru Penggerak yaitu besaran dampak
yang dibuat. Guru Penggerak diharapkan menjadi teladan dan agen perubahan di dalam
ekosistem pendidikan. Mereka harus mempunyai dampak lain selain perubahan positif di
kelasnya sendiri. Guru Penggerak harus memberikan dampak kepada guru-guru lain serta
dampak kepada sekolahnya. Mereka layaknya lilin/obor perubahan di masing-masing unit
pendidikannya, bahkan di luar unit pendidikannya.

Tugas guru bukanlah sekedar menanam benih, sekedar menyampaikan apa yang ia tahu, namun
lebih dari itu. Guru menumbuhi benih, menyiram, memberi pupuk, serta merawat benih
tersebut sehingga menjadi tanaman yang tumbuh dan berbuah “Merdeka Belajar bukanlah
bebas namun harus komitmen pada tujuan” Guru harus selalu melibatkan murid dalam setiap
proses pembelajaran serta memanusiakan hubungan, karena guru bukanlah pemimpin yang
selalu benar dan berada paling depan, namun guru adalah coach atau pembimbing yang selalu
siap mendengar aspirasi dari siswa dan orang lain lalu terus belajar untuk mencapai tujuan
pendidikan.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Program merdeka belajar dapat dipersepsikan sebagai upaya untuk menciptakan suatu
lingkungan belajar yang bebas untuk berekspresi, bebas dari berbagai hambatan terutama
tekanan psikologis. Bagi guru dengan memiliki kebebasan tersebut lebih fokus untuk
memaksimalkan pada pembelajaran guna mencapai tujuan (goal oriented) pendidikan nasional,
namun tetap dalam rambu kaidah kurikulum. Program ini mencakup 4 program diantaranya
mengenai sebagai berikut :

1. USBN 2020 : penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan yang bertujuan untuk
menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
2. Ujian Nasional : kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran
tertentu secara nasional dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan.
3. Penyederhanaan RPP : penyusunan RPP lebih disederhanakan dengan memangkas
beberapa komponen. Guru diberikan keleluasaan dalam proses pembelajaran untuk
memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP, karena gurulah
yang mengetahui kebutuhan siswa didiknya
4. Penerimaan Peserta Didik Baru dengan sistem zonasi : sistem zonasi dibentuk
untuk mendorong hilangnya diskriminasi bagi anggota masyarakat untuk bersekolah di
sekolah-sekolah terbaik.

Guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu,
mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar memahami ilmu pengetahuan yang
diajarkannya tersebut. Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi
juga pendidikan lainnya dan bisa menjadi sosok yang diteladani oleh para muridnya.

3.2 Saran

Sebagai guru hendaknya mampu menjalankan sesuai dengan perintah dari pemangku kebijakan
dan mampu beradaptasi dan meningkatkan kualitasnya dalam pengabdianya di dunia
Pendidikan untuk mencapai tujuan dari Pendidikan tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta

https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-konsep-merdeka-belajar-dan-guru-
penggerak

https://blog.kejarcita.id/6-peran-guru-penggerak-dalam-program-merdeka-belajar/

http://septimartiana.blogspot.com/2013/12/makalah-pengertian-peran-dan-fungsi-guru.html

https://www.kompasiana.com/dfjakuhdf/5f4130ead541df2b67602ee2/peran-utama-guru-
dalam-penerapan-konsep-merdeka-belajar?page=all

https://www.researchgate.net/publication/343086621_PEMBANGUNAN_PENDIDIKAN_M
ERDEKA_BELAJAR_TELAAH_METODE_PEMBELAJARAN

18

Anda mungkin juga menyukai