KELOMPOK 1:
JURUSAN MATEMATIKA
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita naikkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
kasih-Nya kelompok kami mampu untuk menyelesaikan makalah “Strategi Eliminasi,
Penyederhanaan, Heuristik, Dan Intuitif Dalam Pemecahan Masalah Matematika” dengan baik.
Makalah ini penulis buat untuk memberikan informasi dan materi beserta contoh soal
menyangkut bahasan tersebut dalam memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pemecahan
Masalah.
Makalah ini dapat terselesaikan oleh karena bantuan dari berbagai pihak yang sudah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan
mahasiswa yang telah menyumbangkan gagasan dan kepada semua pihak yang telah
membantu. Kami kelompok juga berterimakasih karena Pembaca telah menyempatkan waktu
untuk membaca materi kami ini.
Harapan kami, selesainya penyusunan makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta bermanfaat bagi pembaca. Kami kelompok menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Maka dari itu, Kelompok sangat membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………
C. TUJUAN………………………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………….
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………….
B. SARAN……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada banyak definisi tentang pemecahan masalah dalam kehidupan manusia. Salah
satunya ada yang menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses mengatasi
kesulitan yang dihadapi untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai. Untuk dapat
memberikan batasan terntang definisi pemecahan masalah khususnya dalam bidang
matematika, berikut pendapat beberapa ahli.
Menurut Polya (1973), pemecahan masalah merupakan suatu usaha untuk menemukan
jalan keluar dari suatu kesulitan dan mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera.
Atau dengan kata lain pemecahan masalah merupakan proses bagaimana mengatasi suatu
persoalan atau pertanyaan yang bersifat menantang yang tidak dapat diselesaikan dengan
prosedur rutin yang sudah biasa dilakukan/sudah diketahui. Menurut Slavin (1994) pemecahan
masalah merupakan penerapan dari pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan
dengan tepat.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud Strategi Eliminasi dalam Pemecahan Masalah Matematika?
Apakah ada contoh soal dan penyelesaiannya?
b. Apa yang dimaksud Strategi Penyederhanaan dalam Pemecahan Masalah
Matematika? Apakah ada contoh soal dan penyelesaiannya?
c. Apa yang dimaksud Strategi Heuristik, dalam Pemecahan Masalah Matematika?
Apakah ada contoh soal dan penyelesaiannya?; Dan
d. Apa yang dimaksud Strategi Intuitif Dalam Pemecahan Masalah Matematika?
C. TUJUAN
a. Mengetahui apa itu Strategi Eliminasi dalam Matematika dan Contoh soalnya
b. Mengetahui apa itu Strategi Penyederhanaan Matematika dan Contoh soalnya
c. Mengetahui apa itu Strategi Heuristik Matematika dan Contoh soalnya
d. Mengetahui apa itu Strategi Intuitif Matematika dan Contoh soalnya
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRATEGI ELIMINASI
Merek sepatu apa yang paling banyak diminati oleh anak Sekolah Dasar di tempatmu!
Dengan cara ini maka kita dapat menentukan satu merek sepatu yang paling favorit
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ada lebih dari satu cara untuk
menyelesaikan suatu masalah. Persoalannya adalah bagaimana menemukan metode terbaik,
cara yang efisien, atau metode yang mampu membuka pikiran kita untuk menyelesaikan
masalah tertentu. Sebuah metode kadang menghasilkan suatu masalah terlihat menjadi lebih
sederhana dan menjadi sesuatu yang mungkin lebih mudah untuk dipecahkan. Strategi
pemecahan masalah dengan menyederhanakan masalah ini biasanya dengan mencobakan
5
masalah ke suatu bentuk yang lebih sederhana, kemudian setelah didapatkan solusi yang berupa
pola penyelesaian masalah sederhana ini, kita dapat menggunakannya untuk menyelesaikan
pada masalah awal yang lebih kompleks (rumit). Sehingga untuk melakukannya diperlukan
pemahaman atau pengetahuan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang lebih kompleks
menjadi masalah yang sederhana.
Penerapan metode ini dalam kehidupan sehari-hari misalnya seorang koki ingin
membuat atau menemukan resep kue baru. Untuk membuat kue dalam porsi yang besar
tentunya koki tersebut harus menemukan takaran (ukuran) yang pas dari bahan bahannya.
Agar tidak banyak bahan yang terbuang dalam pembuatan porsi yang besar, dia harus
mencobanya dulu dalam takaran yang kecil (menyederhanakan masalah). Apabila dia telah
menemukan takaran yang pas, maka koki tersebut dapat membuat kue dalam porsi yang besar
dengan menggunakan perbandingan dari takaran yang telah ditemukannya tadi.
Contoh Soal:
Dua kereta yang melayani rute dari chicago ke New York, dengan jarak 800 mil,
berangkat dari arah yang berlawanan pada waktu yang sama (sepanjang lintasan yang sama).
Kereta yang satu berjalan dengan kecepatan 60 mil per jam dan yang lain 40 mil per jam. Pada
waktu yang sama, seekor lebah terbang dari salah satu bagian depan kereta menuju bagian
depan kereta yang lain, dengan kecepatan 80 mil per jam. Setelah menyentuh bagian depan
kereta kedua, lebah berbalik arah dan terbang dengan kecepatan yang sama menuju kereta
pertama. Lebah bolak-balik melakukan hal yang sama hingga kereta bertabrakan dan
menghancurkan si lebah. Berapa mil jarak terbang yang telah ditempuh lebah?
Solusi:
Cara yang biasa digunakan untuk menemukan jarak yang ditempuh lebah adalah
dengan menggambar. Selanjutnya, membuat persamaan berdasarkan hubungan kecepatan x
waktu sebagai jarak tempuhnya. Bagaimanapun juga, kita akan mengalami kesulitan pada
bagian bolak-balik yang dilakukan oleh lebah. Selain itu, penghitungan dengan cara ini juga
sulit dilakukan. Pendekatan menggunakan simpler analogous problem (kita juga dapat
mengatakan menggunakan cara pandang yang berbeda) dapat menyelesaikan masalah di atas
dengan 93 lebih mudah. Kita mencari jarak yang ditempuh lebah. Jika kita tahu waktu yang
digunakan lebah, kita akan dapat pula mengetahui jarak tempuhnya, karena kita telah
mengetahui berapa kecepatan lebah.
6
Waktu yang ditempuh oleh lebah dapat kita hitung dengan mudah, karena lebah terbang
selama seluruh waktu yang digunakan oleh kedua kereta (sebelum mereka saling bertabrakan).
Untuk menentukan waktu t, waktu tempuh kereta, kita menggunakan persamaan sebagai
berikut. Jarak tempuh kereta pertama 60t dan kereta kedua 40t. Jarak total yang ditempuh oleh
kedua kereta adalah 800 mil. Oleh karena itu, kita peroleh nilai t sebagai berikut 60t+40t=800
dan t=8.
Heuristik berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein, yang berarti “saya menemukan”
(Sanjaya, 2008: 194). Dalam perkembangannya, strategi ini berkembang menjadi sebuah
strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam memahami materi
pembelajaran dengan menjadikan “heuriskein (saya menemukan)” sebagai acuan. Strategi
pembelajaran ini berbasis pada pengolahan pesan/pemrosesan informasi yang dilakukan siswa
sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai (Dimyati dan Mujdiono,
1999: 173). Strategi ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran haruslah dapat menstimulus
siswa agar aktif dalam proses pembelajaran, seperti memahami materi pelajaran, bisa
merumuskan masalah, menetapkan hipotesis, mencari data/fakta, memecahkan masalah dan
mempresentasikannya.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa strategi heuristik adalah strategi pembelajaran yang
lebih menekankan pada aktivitas siswa pada proses pembelajaran dalam mengembangkan
proses berpikir intelektual siswa. Dalam definisi lain disebutkan bahwa strategi pembelajaran
heuristik adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan (Hamalik, 2001: 219).
Contoh Soal
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, cara yang biasa yang digunakan adalah
dengan menjumlahkan semua bilangan satu persatu. Dengan coba menjumlahkan 1 dan 49, 2
dan 48, dan seterusnya seperti yang terlihat berikut ini.
7
1 + 49 = 50
13 + 37 = 50
2 + 48 = 50
14 + 36 = 50
3 + 47 = 50
15 + 35 = 50
4 + 46 = 50
16 + 34 = 50
5 + 45 = 50
17 + 33 = 50
6 + 44 = 50
18 + 32 = 50
7 + 43 = 50
19 + 31 = 50
8 + 42 = 50
20 + 30 = 50
9 + 41 = 50
21 + 29 = 50
10 + 40 = 50
22 + 28 = 50
11 + 39 = 50
23 + 27 = 50
12 + 38 = 50
24 + 26 = 50
8
Karena jumlah setiap pasangan bilangan ini 50, terdapat 24 pasang yang bernilai 50,
hasil dari 1 + 2 + 3 + . . . + 49 adalah 1200
Dalam sistem pembelajaran, tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas
guru dan siswa semestinya diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan juga oleh strategi dan strategi
pembelajaran yang dipakai pada proses pembelajaran (Abu Ahmadi, 1997: 27).
9
Bermain Kartu Bilangan.
Dari sekumpulan bilangan 1 sampai 20, Tuti mengambil tiga bilangan berurutan. Jumlah tiga
bilangan tersebut 1/5 dari hasil kali ketiganya. Bilangan mana sajakah yang diambil oleh Tuti
tersebut?
Penyelesaian masalah ini dilakukan dengan menduga dan menguji.Sebelum menduga dan
menguji, dilakukan pemahaman masalah lebih dahulu, yaitu bilangan yang tersedia dari 1
sampai 20. Sedangkan jumlah bilangan tersebut 1/5 hasil kali ketiga bilangan, dan bilangan
tersebut berurutan. Yang harus dicari adalah ketiga bilangan tersebut.
8 + 9 + 10 = 27
8 x 9 x 10 = 720
11 + 12 + 13 = 36
11 x 12 x 13 = 1716
3 + 4 + 5 = 12
3 x 4 x 5 = 60
Dari hasil dugaan tersebut yang paling sesuai dengan permasalahan adalah 3 bilangan, Yakni
3, 4, dan 5. Jumlah ketiga bilangan tersebut = 12 dan hasil kalinya = 60, sehingga
perbandingannya = 1/5.
10
D. STRATEGI INTUITIF
Menurut KBBI (2007) intuitif berasal dari kata intuisi yang berarti daya atau
kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari. Wescott dan
Ranzoni (dalam Dane & Pratt, 2007) mendefinisikan intuitif sebagai sebuah proses untuk
mencapai kesimpulan terbaik berdasarkan informasi yang lebih sedikit dari jumlah normal
yang diperlukan. Bruner (1999) menyatakan intuitif adalah Tindakan seseorang menggapai
makna atau struktur suatu masalah, yang tidak menggantungkan secara eksplisit pada analis
dalam bidang keahliannya. Membuat dugaan dengan cepat, menghasilkan gagasan yang
menarik sebelum disadari manfaatnya, dan mendapatkan akal dalam pembuktian merupakan
contoh-contoh dalam intuitif.
1. Self-evidence
Menjawab soal matematika secara langsung tanpa melakukan proses pembuktian
2. Coerciveness
Dalam menjawab soal bersifat memaksa atau menolak sesuatu yang tidak sesuai dengan
kemampuannya
3. Extrapolativeness
Membuat dugaan atau meramalkan jawaban berdasarkan pendukung empiris
4. Globality
Dalam menjawab soal matematika melalui perkiraan secara global
5. Implicitness
Dalam menjawab soal matematika bersifat implisit atau tidak dinyatakan melalui
Langkah demi langkah
11
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Agar konsep matematika dapat tersimpan lama dalam otak siswa maka harus diajarkan
berdasarkan kontek lingkungan tinggal siswa sehingga menjadi kenangan yang mudah
diingat dan bermakna bagi siswa. Hal ini harus dilakukan karena matematika dekat dengan
manusia, matematika merupakan bagian dari budaya manusia (Hersh, R., 1997:22-23).
Matematika merupakan bagian dari realita sosial (Hersh, R., 1997: 228). Untuk itu belajar
matematika harus dikaitkan dengan konteks kehidupan manusia dan budaya manusia agar
matematika mudah diingat, dibayangkan, direpresentasikan, dimanipulasi dan rangkai
dalam peta kognitif sehingga memudahkan peserta didik belajar matematika tanpa harus
terbebani dengan rumus matematika yang begitu banyak.
B. SARAN
Dari semua materi yang ada, penulis menyarankan agar pembaca lebih mencari tahu
mengenai Strategi Pemecahan Masalah dari sumber-sumber lain untuk lebih menambah
wawasan pembaca. Semoga, materi ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Terima kasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
14