Anda di halaman 1dari 4

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING

STICK

Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya


digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang
berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan
antar suku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini.

Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku


Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat
berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang
mempunyai hak berbicara.

Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia


harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain
apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya.

Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang
lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua
mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke
ketua/pimpinan rapat (Ridwan: 2012)

Pembelajaran dengan model Talking Stick bertujuan untuk mendorong


peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.

Selain itu, Model Pembelajaran Talking Stick sebagai Pembelajaran


Cooperative juga bertujuan untuk mengembangkan sikap saling
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat
mereka secara kelompok (Isjoni 2010:21).

Sedangkan menurut Eggen and Kauchak (1996: 279) pembelajaran


kooperatif termasuk Model Pembelajaran Talking Stick bertujuan untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, memberik
an kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama
siswa yang berbeda latar belakangnya.

Model pembelajaran talking stick merupakan salah satu dari model


pembelajaran kooperatif, guru memberikan siswa kesempatan untuk
bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain dengan cara
mengoptimalisasikan partisipasi siswa (Lie, 2002:56).

Kemudian menurut Widodo (2009) mengemukakan bahwa talking stick


merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan sebuah tongkat
sebagai alat penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi
pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat
tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara bergiliran. Demikian
seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan.

Menurut Sugihharto (2009) mengemukakan bahwa model pembelajaran


talking stick termasuk dalam pembelajaran kooperatif karena memiliki ciri-
ciri yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif yaitu:
(1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya,
(2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah,
(3) Anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang
berbeda, serta
(4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Metode Talking Stick sebaiknya menggunakan iringan musik ketika stick


bergulir dari satu siswa ke siswa lainnya dalam menentukan siswa yang
menjawab pertanyaan didalam tongkat bertujuan siswa menjadi lebih
semangat, termotivasi serta proses belajar mengajar menjadi lebih
menyenangkan (Suprijono, 2009).

Menurut Suprijono (2009: 109) model pembelajaran talking stick


merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berani
mengemukakan pendapat.

Model pembelajaran talking stick ini sangat tepat digunakan dalam


pengembangan proses pembelajaran PAIKEM yaitu pembelajaran
partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Pembelajaran talking stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD. Selain
untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang
menyenangkan dan membuat siswa aktif (Lilik: 2012).

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Talking Stick

Langkah- langkah atau sintaks dari langkah model pembelajaran talking


stick, yaitu sebagai berikut: ( Suyatno 2009:124 ) :
•Guru menyiapkan sebuah tongkat.

•Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian


memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi pada pegangan / paketnya.

•Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru mempersilahkan


siswa untuk menutup bukunya.
•Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

•Guru memberikan kesimpulan.

Sedangkan menurut Widodo (2009), menjelaskan bahwa sintaks atau


langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
talking stick, yaitu sebagai berikut:
1.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.

2.Guru menyiapkan sebuah tongkat.

3.Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian


memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi lebih lanjut.

4.Setelah siswa selesai membaca materi/buku pelajaran dan


mempelajarinya, siswa menutup bukunya dan mepersiapkan diri menjawab
pertanyaan guru.

5.Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, jika siswa sudah dapat menjawabnya maka tongkat
diserahkan kepada siswa lain. Demikian seterusnya sampai sebagian besar
siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

6.Guru memberikan kesimpulan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran Talking Stick adalah sebagai


berikut (Tatag Yuli Eko Siswoyo, 2009:17 ) :
1). Guru menyiapkan tongkat.

2). Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian


memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi.

3). Setelah selesai, guru menyuruh siswa membuka materi/buku pelajaran


dan mempelajarinya, kemudian siswa menutup bukunya.

4). Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu
guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut
harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

5). Guru memberikan kesimpulan.


6). Evaluasi.

7). Penutup.

Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran talking stick

Model pembelajaran talking stick menurut Sugeng (2011:1) ini mempunyai


kelebihan yaitu diantaranya :
(a) menguji kesiapan siswa,
(b) melatih membaca dan memahami dengan cepat,
(c) agar lebih giat lagi dalam belajar.

Sedangan kekurangannya yaitu membuat siswa yang tidak siap gugup


ketika mendapat bagian tongkat dan menjawab pertanyaan dari guru.

Kelebihan dari penggunaan metode pembelajaran Talking Stick menguji


kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran, membuat siswa membaca
dan memahami pelajaran dengan cepat dan membuat siswa belajar lebih
giat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa (Suprijono,
2009).

Sedangkan kekurangan metode karya wisata (Field Trip) menurut


Suhardjono (2004:85) adalah:
1.Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan
2.Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau
kantor yang akan dikunjungi
3.Biaya transportasi dan akomodasi mahal.

Anda mungkin juga menyukai