Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PEMBELAJARAN di SD

MODUL 11
DISIPLIN KELAS

Disusun Oleh :

1. Rana Rani (856710918)


2. Dian Inda (856713873)
 
Dibimbing Oleh Tutor :
Hendrisman S.Pd., M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
PALEMBANG
20212
MODUL
11 STRATEGI
KB. 2
KB. 1
HAKIKAT PENANAMAN
DISIPLIN KE DAN
LA S PENANGANA
N DI SIPLIN
DISIPLIN
KELAS KELAS
KB. 1
HAKIKAT DISIPLIN
KELAS
DISIPLIN DAN
A - Disiplin
DISIPLIN KELAS
Kata disiplin dapat disimpulkan sebagai ketaatan terhadap aturan.
Baik aturan-aturan berlalu lintas, menunngu giliran, membayar pajak,

. membuang sampah, bekerja dan sebagainya.


- Disiplin Kelas
Turney & Cairns (90) mengkaji ulang definisi disiplin kelas berasal
dari para pakar yang bervari :
Pertama, disiplin diartikan tingkat keteraturan yang terdapat pada satu
kelompok.
PERBEDAAN PENGELOLAAN
Kedua, disiplinKELAS DARI PEMBELAJARAN
kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru untuk
membangun atau memelihara keteraturan didalam kelas.
Ketiga, adapakar yang menyamakan disiplin dengan hukuman.

Disepakati oleh beberapa pakar, disiplin sebagai pengelolaan kelas yang terutama
berurusan dengan penanganan perilaku yang menimpang (Kohn, ). Sebaga kata benda,
disiplin berart tingkat keteraturan dalam kelas. Disiplin berarti yang terdapat pada satu
kelompok yaitu, dalam kelas atau tekni yang digunakan guruuntuk membangun atau
memelihara keteraturan di dalam kelas. Sebagai kata sifat, disiplin berarti ketaatan pada
aturan. Sebagai kata kerja, disiplin dapat berarti hukuman sehingga mendisiplinkan berarti
menghukum
B PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS
DALAM PROSES PEMBELAJARAN

. Ada beberapa alasan mengapa disiplin harus


ajarkan dan diterapkan pada siswa yaitu,
- Disiplin perlu diajarkan serta dihayati oleh
siswa agar mampu mendisiplinkan dirinya
sendiri
- Disiplin merupakan titik pusat berputarnya
kehidupan sekolah
C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS

• Faktor Fisik
• Disiplin kelas dilandasi oleh adanya interaksi guru – siswa dalam konteks
(hubungan) kelas maka faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas juga
mencakup guru, siswa, dan ruang kelas.
• Kondisi fisik guru, antara lain tampak dalam penampilannya, akan
mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Guru yang penampilannya rapi,
sehat dan tampak bersemangat akan lebih mudah mengatur siswanya
daripada guru yang tampak lusuh dan lesu. Kondisi fisik siswa yang prima,
seperti tampak pada penampilannya serta panca indra yang sehat akan
mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Kondisi fisik ruangan kelas, yang
mencakup keamanan dan susunan peralatan, serta cara penggunaan alat-
alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa.
• Faktor Sosial
• Kualitas interaksi sosial ini, yaitu kualitas hubungan guru-siswa-siswa
juga dapat mempengaruhi disiplin kelas. Hubungan yang akrab dan
sehat, saling mempercayai akan mampu meningkatkan disiplin kelas.
• 
• Faktor Psikologi
• Faktor psikologi atau kewajiban juga dianggap sangat berpengaruh
pada tingkat kedisiplinan siswa. Faktor psikologi mencakup, antara
lain perasaan (seperti sedih, senang, marah, bosen, benci, dan
sebagainya) dan kebutuhan (seperti keinginan untuk dihargai, diakui,
dan disayangi).
Kegiatan Belajar 2
Strategi Penanaman Dan
Penanganan Disiplin Kelas

.
A.  PANDANGAN TERHADAP PENANAMAN DAN
PENANGANAN
Sebagaimana halnya dengan berbagai DISIPLIN
aspek pendidikan, penanaman KELAS
dan penanganan disiplin kelas juga disikapi secara
variasi oleh para pakar. Sikap atau pandangan ini akan berpengaruh terhadap cara guru menanggani disiplin kelas.
Pandangan tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. Pandangan yang menyatakan bahwa guru harus berusaha agar siswa mengerjakan apa yang diinginkan oleh
guru. Siswa tidak perlu tahu mengapa dia harus mengerjakan hal tersebut atau siswa juga tidak perlu tau apakah yang
dikerjakannya tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Pandangan ini secara keras di kritik oleh Kohn (1996), yang
menginginkan adanya perubahan dalam cara memandang disiplin kelas. Pandangan pertama ini berfokus pada
kepentingan guru, yang beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan apa yang diinginkan gurunya. pandangan ini
dinamakan (teacher centered)
2. .
Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa yang beranggapan bahwa guru harus tahu
kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Pandangan ini berpendapat bahwa siswa/anak
hendaknya diberi kesempatan untuk ikut bertanggung jawab atas disiplin kelas. Untuk itu, guru jangan hanya
mendiktekan apa yang harus dikerjakan siswa, tetapi juga memberi kesempatan kepada siswa memilih dan
mengambil keputusan.
3. Pandangan yang berfokus pada kebutuhan siswa ini tampaknya senada dengan pandangan yang
diulas oleh Winzer (1995), yang menyatakan bahwa pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin
adalah pendekatan yang menghormati hak individu, mendorong peningkatan konsep diri siswa, serta
memupuk kerja sama. Memberi peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sehingga ia merasa
dihargai, yang akhirnya bermuara pada konsep diri yang lebih positif.
● 4. Pandangan Humanistik, yaitu pandangan yang menekankan kemanusiaan. Pandangan ini
mengemukakan perlunya komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak atau antara guru
dan siswa. pelanggaran disiplin terjadi sebagai akibat tidak inginnya anak mengerjakan tugas yang harus
dia kerjakan karena ada hal lain yang secara pribadi lebih memuaskan (Winzer, 1995). Oleh karena
itulah, komunikasi yang jujur dan terbuka sangat perlu sehingga guru tau apa yang tidak disukai dan
yang disukai anak.
● 5. Pandangan kaum Behaviorism, yang berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol.
Hukuman dan penguatan merupakan dua hal yang dianjurkan untuk digunakan dalam menegakkan
disiplin. Dengan memberi penguatan, perilaku yang diharapkan dapat ditingkatkan, sedangkan dengan
memberi hukuman, perilaku yang kurang baik dapat dihilangkan.
B.  STRATEGI PENANAMAN
● Apakah kita harus membuat aturan dikelas dan mendiktekannya kepada siswa, kemudian
DISIPLIN KELAS
menempelkannya di dinding kelas? Tidak ada yang salah dengan cara ini, tetapi sebagai guru mungkin
dapat membuat tata tertib yang kadang-kadang menakutkan itu menjadi hal yang disenangi dan dipatuhi
anak-anak.
● Beberapa cara dalam menanamkan disiplin kelas:
● 1. Modelkan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Contoh nyata merupakan alat
mengajar /mendidik yang terbaik, terutama bagi anak-anak SD. Misalnya jika ingin anak-anak tidak
terlamabat, kita harus mencontohkannya dengan datang sebelum waktunya atau tepat waktu, jika aturan
menyatakan bahwa anak-anak harus meminta izin kalau mau keluar kelas atau tidak masuk, guru pun
harus mencontohkannya.
● 2. Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang perlu ditinjau kembali.
Pertemuan kelas dianggap oleh beberapa pakar (diantaranya Glasser) sebagai salah satu alternativ yang
efektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas. Kohn (1996) mengungkapkan bahwa
pertemuan kelas dapat berfungsi sebagai berikut:
● a. Tempat berbagi pengalaman antarsiswa dan antara siswa-guru.
● b. Tempat untuk mengambil keputusan, misalnya siswa sudah merasa bosan dengan susunan tempat
duduk dan alat-alat lainnya
● c. Tempat untuk membuat rencana, misalnya pada akhir semester, kelas ingin berekreasi,rencana
tentang tempat yang akan dikunjungi, cara pergi ke sana dan biaya yang diperlukan dapat direncanakan
dalam pertemuan kelas.
● 3. Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan. Hal ini berkaitan
dengan jadwal pelajaran yang biasanya sangat ketat.
● 4. Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak. Misalnya, siswa kelas rendah
mungkin masih perlu diperiksa kebersihan kuku dan pakaiannya.
● 5. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas.
C. STRATEGI PENANGANAN
DISIPLIN KELAS
1. Menangani Gangguan Ringan
Gangguan-gangguan ringan yang tidak sampai mengganggu kelas secara
keseluruhan tentu sering terjadi. Gangguan ini jika dibiarkan akan berkembang
menjadi gangguan berat.oleh karena itu, kita dapat menerapkan strategi/teknik
yang tepat sehingga gangguan tersebut tidak berkembang.
2. Menangani Gangguan Berat
Gangguan berat atau besar adalah pelanggaran yang dilakukan siswa yang dapat
mempengaruhi siswa lain atau mengganggu jalannya pelajaran
3. Menangani Perilaku Agresif
Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam
kelas. Misalnya ada siswa yang berteriak atau menyerang/menyakiti temannya
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai