Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sikap dan kebiasaan belajar yang baik seperti menemukan motif-motif


yang tepat dalam belajar, memelihara kondisi kesehatan yang baik, mengatur
waktu belajar, baik di sekolah maupun di rumah, memilih tempat belajar yang
baik, belajar dengan menggunakan sumber belajar yang kaya, seperti buku-
buku teks dan referensi lainnya, membaca secara baik dan sesuai dengan
kebutuhan, misalnya, kapan membaca secara garis besar, kapan secara terinci,
dan sebagainya, dan tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahui kepada guru, teman, atau siapapun juga.

Dalam rangka perkembangan dan kehidupan setiap manusia sangat


mungkin timbul berbagai permasalahan. Baik yang dialami secara individual,
kelompok, dalam keluarga, lembaga tertentu atau bahkan bagian masyarakat
secara lebih luas. Untuk itu ditentukan adanya bimbingan sebagai suatu usaha
pemberian bantuan yang diberikan baik kepada individu maupun kelompok
dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi. Salah satu hal penting
yang perlu diperhatikan alam memberikan bimbingan adalah memahami
individu (dalam hal ini peserta didik) secara keseluruhan, baik masalah yang
dihadapinya maupun latar belakangnya. Sehingga peserta didik diharapakan
dapat memperoleh bimbingan yang tepat dan terarah.

Untuk dapat memahami peserta didik secara lebih mendalam, maka


seorang pembimbing maupun konselor perlu mengumpulkan berbagai
keterangan atau data tentang peserta didik yang meliputi berbagai aspek,
seperti: aspek sosial kultural, perkembangan individu, perbedaan individu,
adaptasi, masalah belajar dan sebagainya. Dalam rangka mencari informasi
peserta didik dan tentang sebab-sebab timbulnya masalah serta untuk
menentukan langkah-langkah penanganan masalah tersebut maka diperlukan

1
adanya suatu tehnik atau metode pengumpulan data atau fakta-fakta yang
terkait dengan permasalahan yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sikap dan kebiasaan belajar?
2. Bagaimana cara mendiagnosis sikap dan kebiasaan belajar?
3. Bagaimana cara menganalisis secara teori belajar?
4. Bagaimana tindakan konselor untuk masalah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sikap dan kebiasaan belajar
2. Untuk mengetahui cara mendiagnosis sikap dan kebiasaan belajar
3. Untuk mengetahui cara menganalisis secara teori belajar
4. Untuk mengetahui tindakan konselor untuk masalah

D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan untuk menambah
wawasan pembaca dalam memahami tentang sikap dan kebiasaan dalam
belajar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DARI SIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR

1. Pengertian Sikap dan Kebiasaan Belajar

Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang


terpenting dalam belajar. Sebagian dari hasil belajar ditentukan oleh sikap dan
kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam belajar. Prayitno dkk
(1994:286-287) mengemukakan bahwa sikap dan kebiasaan belajar yang baik
seperti menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar, memelihara kondisi
kesehatan yang baik, mengatur waktu belajar, baik di sekolah maupun di
rumah, memilih tempat belajar yang baik, belajar dengan menggunakan
sumber belajar yang kaya, seperti buku-buku teks dan referensi lainnya,
membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan, misalnya, kapan membaca
secara garis besar, kapan secara terinci, dan sebagainya, dan tidak segan-segan
bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui kepada guru, teman, atau siapapun
juga. Sikap dan kebiasaan belajar tidak tumbuh sendiri tetapi adanya usaha
dari diri sendiri dan bantuan dari orang tua, guru serta konselor di sekolah.
Hasil belajar yang baik dapat diperoleh dengan adanya sikap dan kebiasaan
belajar yang baik. Usaha dari diri sendiri untuk membentuk sikap dan
kebiasaana belajar yang lebih baik merupakan cara yang lebih efektif karena
keinginan yang kuat menjadi motivasi yang positif bagi diri kita.

2. Ciri-Ciri Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Positif


1) Menyenangi pelajaran (teori dan praktik)
2) Merasa senang untuk mengikuti kegiatan belajar yang di programkan sekolah
3) Mempunyai jadwal belajar yang teratur
4) Mempunyai disiplin diri dalam belajar (bukan karena orang lain)
5) Masuk ke kelas tepat pada waktunya

3
6) Memperhatikan penjelasan dari guru
7) Mencatat pelajaran dalam buku khusus secara rapi dan lengkap
8) Senang mengajukan pertanyaan apabila tidak memahaminya

B. DIAGNOSIS SIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR

1. Profil Anak Berperilaku Bermasalah

1. Nama : Iqbal Fahrozi

2. TTL : Manggar, 30 mei 2011

3. Usia : 7 tahun

4. Jenis Kelamin : Laki - Laki

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jln. Gajah mada Desa Mekar Jaya

7. Juamlah Saudara kandung : 3

8. Keadaan sosial ekonomi : Kurang

9. Situasi belajar di keluarga : Kurang

10. Bahasa sehari-hari : Bahasa Indonesia

2. Indikator Masalah yang Dihadapi


a. Faktor dari dalam (internal) :
 Minimnya kemampuan yang dimiliki.
 Minat untuk belajar kurang.
 Lemahnya kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
 Kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
b. Faktor dari luar (eksternal) :
 Faktor Keluarga

4
Ayah Iqbal bekerja dari pagi sampai tengah malam dan ibunya yang harus
menjaga dan mengurusi kedua adiknya serta kadang membantu suaminya
berjualan es krim sehingga Iqbal kurang perhatian dan kasih sayang dari
keluarganya.

 Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi keluarga yang kurang baik menjadi salah satu penyebab
Iqbal berperilaku bermasalah di sekolah, terjadi beberapa kemungkinan bisa
jadi karena penghasilan dari ayah Iqbal yang tidak sesuai dengan jumlah
beban tanggungan dalam keluarga, sehingga kebutuhan kadang tidak
terpenuhi.

3. Kronologi Masalah

Iqbal adalah anak dari ibu Maimunah, Nurul merupakan siswi kelas II
di SDN 09 sungai liat. Ia bermasalah di rumah maupun di kelasnya yaitu
karena malas dan kurang motivasi untuk belajar. Selain itu Iqbal merupakan
anak yang pendiam di kelasnya tetapi berbeda jika sudah sampai di rumah, ia
menjadi banyak bicara bahkan sempat menggunakan bahasa-bahasa kotor
dalam berkomunikasi bersama teman sebayanya. Berdasarkan hasil
pengamatan diperkirakan jenis masalah yang dihadapi Iqbal yaitu kurangnya
motivasi belajar dan perhatian orang tua.

Dari informasi yang didapat, Iqbal merupakan anak dari keluarga yang
kondisi ekonominya rendah sehingga menyebabkan ayahnya harus bekerja
menjual es krim keliling dan malamnya menjadi buruh kerja di sebuah pabrik.
Selain itu ibunya harus mengurus kedua adiknya yang masih berumur 3 tahun
dan 4 tahun sehingga kurang memperhatikan anaknya, kemudian yang
menyebabkan Iqbal malas juga karena faktor kemampuan Iqbal yang minim
(belum bisa membaca) dan minat dalam belajar tidak ada. Ini semua yang
menyebabkan Iqbal malas dan kurang motivasi dalam belajar.

5
C. ANALISIS MENURUT TEORI BELAJAR

Aplikasi teori humanisme lebih menonjolkan kebebasan setiap individu


siswa/i memahami materi pembelajaran untuk memperoleh
informasi/pengetahuan baru dengan caranya sendiri, selama proses
pembelajaran.dalam teori ini peserta didik berperan sebagai subjek didik,
peran guru dalam pembelajaran humanisme adalah fasilitator.
Peserta Didik Dalam pembelajaran yang humanis ditempatkan sebagai
pusat (central) dalam aktifitas belajar. Peserta didik menjadi pelaku dalam
memaknai pengalaman belajarnya sendiri. Dengan demikian , peserta didik
diharapkan mampu menemukan potensinya dan mengembangkan potensi
tersebut secara memaksimal. Peserta didik bebas berekspresi cara-cara
belajarnya sendiri. Peserta didik menjadi aktif dan tidak sekedar menerima
informasi yang disampaikan oleh guru.

Peran konselor dalam pembelajaran humanisme adalah menjadi fasilitator


bagi para peserta didiknya dengan cara memberikan motivasi dan
memfasilitasi pengalaman belajar, dengan , menerapkan strategi pembelajaran
yang membuat peserta didik aktif, serta menyampaikan materinya
pembelajaran yang sistematis (Sadulloh; 2008). Peran konselor sebagai
fasilitator adalah.

1. Memberi perhatian pada penciptaan suasana awal pembelajaran,


2. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga meningkatkan
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan cara menerapakan metode
pembalajaran yang bervariasi,
3. Mengatur peserta didik agar bisa berkomunikasi secara langsung secara aktif
dengan antar teman selama proses pembelajaran,
4. Mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang
paling luas dan mudah dimanfaatkan para peserta didik untuk membantu
mencapai tujuan mereka,

6
5. Menempatkan diri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan peserta didik baik secara individu maupun kelompok (konselor
dijadikan tempat untuk bertanya peserta didik tanpa peserta didik merasa
takut),
6. Menanggapi dengan baik ungkapan-ungkapan didalam kelompok kelas dan
menerima baik isi yang bersifat intelektual (tidak penuh dengan kritikan
sehingga memotifasi peserta didik untuk mengekspresikan diri),
7. Bersikap hangat dan berusaha memahami perasaan peserta didik ( berempati)
dan meluruskan dianggap kurang relevan dengan cara yang santun,
8. Sebagai seorang manusia yang tidak selalu sempurna , konselor mau
mengenali, mengakui dan menerima keterbatasan-keterbatasan diri dengan
cara mau dan senang hati menerima pandangan yang lebih baik dari peserta
didik.

D. PROGNOSIS

Dari kasus tersebut maka Nurul sedang mengalami masalah yaitu


kurang motivasi untuk belajar dan kurangnya perhatian dari orang tua.
Sebagai seorang konselor, sebaiknya memberikan tindakan bantuan seperti
diberikannya kasih sayang dan perhatian, agar Nurul bisa merasa lebih
nyaman untuk berada di dalam sekolah dan konselor harus bisa merangkul
teman-teman Nurul untuk ikut membantu memberikan bantuan agar Nurul
lebih bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya secara baik. Seorang
konselor juga harus bisa menjadi fasilitator bagi Nurul dengan cara
memberikan motivasi dan memfasilitasi pengalaman belajar, dan
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk menerapkan strategi
pembelajaran yang membuat Nurul bisa aktif dalam kelasnya.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kebiasaan adalah serangkaian perbuatan seseorang secara


berulang-ulang dengan cara yang sama dan berlangsung tanpa proses berpikir
lagi. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat di pahami bahwa kebiasaan
belajar merupakan serangkaian tingkah laku yang di lakukan secara
konsisten/berulang oleh siswa dalam kegiatan belajarnya.

Faktor-faktor yag mempengaruhi kebiasaan belajar ada 2, yaitu faktor


internal dan faktor eksternal. Di dalam faktor internal terdapat berbagai
masalah diantaranya yaitu: minat belajar yang minim, minimnya kemampuan,
lemahnya interakksi. Sedangkan di dalam faktor eksternal terdapat berbagai
masalah diantaranya: faktor keluarga, keadaan ekonomi.

Terdapat teori dan indikator yang harus ada dalam kebiasaan belajar
agar bisa mendapatkan hasil belajar yang maksimal serta prestasi belajar yang
memuaskan.

Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan


siswa, kegagalan belajar yang dialami siswa karena tidak memiliki kebiasaan
belajar yang baik. Maka dari itu kebiasaan belajar merupakan hal yang sangat
penting dalam proses belajar jika ingin mendapat prestasi belajar yang baik.

Saran dan Pesan

Dalam proses belajar kita sebagai calon pendidik harus memberikan


prinsip-prinsip belajar yang baik bagi peserta didik. Meningkatkan kualitas
mengajar agar dapat terbentuk kelas yang diinginkan calon pendidik ataupun
peserta didik. Dengan tujuan memperbaiki kelangsungan belajar peserta didik
atau meningkatkan minat belajar.

8
DAFTAR PUSTAKA

 https://blog.uad.ac.id/rahmawati1300001260/2014/12/31/sikap-dan-kebiasaan-
dalam-belajar/ (ciri)
 http://ririulfadesti.blogspot.co.id/2015/04/studi-kasus-anak-yang-
bermasalah.html (masalah)

Anda mungkin juga menyukai