Anda di halaman 1dari 14

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Pembelajaran Terpadu
Materi Pembelajaran Tipe Shared

Dosen Pengampu Dr. Suryanti., M.Pd

Disusun Oleh:

Yunita Anggraeni Sutanti (19070855015)


Anang Budi Suranto (19070855018)
Kelas 2019 A

PROGRAM STUDI PASCASARJANA


PENDIDIKAN DASAR PGSD
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu startegi pembelajaran


berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat
proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak (Atkinson, 1989:9 dalam
Ahmad). Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada
pendekatan inquiry, yaitu melibatkan siswa mulai dari merencanakan, mengeksplorasi, dan
brain storming dari siswa. Dengan pendekatan terpadu siswa didorong untuk berani bekerja
secara kelompok dan belajar dari hasil pengalamannya sendiri. Collins dan Dixon (1991:6
dalam Ahmad) menyatakan tentang pembelajaran terpadu sebagai berikut: integrated learning
occurs when an authentic event or exploration of a topic in the driving force in the
curriculum. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak
berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses dan isi
(materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama. Pembelajaran terpadu menurut
Prabowo (2000; 1) adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai bidang
studi. Pendekatan pembelajaran seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman
yang bermakna kepada peserta didik. Arti bermakna di sini adalah dalam pembelajaran
terpadu anak diharapkan dapat memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang
mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang sudah mereka pahami.

Disini menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu merupakan memadukan konsep atau


ide-ide dasar baik inter disiplin ilmu maupun anatar disiplin lmu.. Prabowo (2000:3)
mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri
yaitu: (1) berpusat pada siswa (student centered), (2) proses pembelajaran mengutamakan
pemberian pengalaman langsung, dan (3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.

Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan


perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
baik fisik maupun emosionalnya.

2
Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat
menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam
kehidupan sehari-hari. Pada proses pembelajaran hendaknya menyediakan berbagai aktivitas
dan bahan-bahan yang kaya serta menawarkan pilihan bagi siswa sehingga siswa dapat
memilihnya untuk kegiatan kelompok kecil maupun mandiri dan memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berinisiatif sendiri, melakukan keterampilan atas prakarsa sendiri sebagai
aktivitas yang dipilihnya.  Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai
aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian,
fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar
kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan
secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang
sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.

Pembelajaran terpadu juga di bagi menjadi berbagai macam model-model


pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Fogarty, R (1991: 61-65) yaitu
sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model pembelajaran terpadu
tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6)
webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.

Berikut ini akan dijelaskan perjalanan kesepuluh titik tahapan perkemnbangan


kurikulum yang mengarah hingga menjadi model pembelajaran terpadu yang sangat rumit
yang disusun oleh Jacobs (1993).

Model kurikulum yang berorientasi pada satuan mata pelajaran yang terpisah-pisah.
Didalam bentuk kurikulum yang berorientasi kepada mata pelajaran yang terpisah-pisah
tersebut, sudah ada tiga bentuk pembelajaran terpadu, walaupun masih sederhana. Perjalanan
kurikilum terpadu berangkat dari pembelajaran :

1.   model penggalan atau fragmen atau fragmented model.

2.   model terkait atau ada yang menyebut model keterhubungan (connected model).

3.    Model sarang (nested model)

3
Model kurikulum yang berorientasi pada lintasan beberapa mata pelajaran. Dalam
model kurikulum ini, terdapar tiga model pembelajaran terpadu :

 1.  Model urutan atau sequenced model.

 2.  Model pembelajaran terpadu berbagi atau shared model.

3.  Model pembelajaran terjala atau jarring laba-laba ( webbed model ).

 4.  Model untaian ( threadead model )

 5.  Model integrated model

Model kurikulum yang berorientasi pada siswa

1.  Model terlebur (immersed model )

2.   Model jaringan kerja ( networked model )

Pada pembahasan dibawah ini akan membahas pembelajaran terpadu model shared
(model terbagi) yang menggunakan kurikulum yang berorientasi pada lintasan beberapa mata
pelajaran.

Model shared adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang menggabungkan dua


atau lebih mata pelajaran yang melihat konsep, sikap dan ketrampilan yang sama.
Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema, sehingga dapat memberikan pengalaman
yang bermakna bagi siswa. Dalam disiplin komplementer tersebut, perencanaan partner dan
atau pengajaran memfokuskan pada konsep, ketrampilan, dan sikap, yang terbagi (shared).

Model shared merupakan pembelajaran terpadu yang menggabungkan dua mata


pelajaran dengan konsep, sikap, dan ketrampilan yang sama dan berada di dalam ruang
lingkup kurikulum silang maka model ini akan menjadi awal untuk menggabungkan empat
mata pelajaran yang lebih rumit. Model shared juga memiliki kekurangan, kelebihan dan ciri-
cirinya yag akan dibahas lebih dalam pada makalah ini.

4
B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan shared model (model berbagi) ?

2.      Apa karakteristik dari shared model?

3.      Apa kelebihan dari shared model?

4.      Apa kelemahan dari shared model?

5.      Jenjang pendidikan apa yang cocok untuk menerapkan model share?

6.      Sebutkan contoh dari metode shared dalam pembelajaran?

C.   Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian shared model

2. Untuk mengetahui karakteristik shared model

3. Untuk mengetahui kelebihan shared model

4. Untuk mengetahui kekurangan shared model

5. Untuk mengetahui shared model dapat diterapkan pada setiap jenjang pendidikan

6. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi konsep, sikap, dan ketrampilan dalam

merumuskan shared model.

5
BAB II

PEMBAHASAN

Saat ini pembelajaran terpadu telah menjadi pusat perhatian bagi para ahli pendidikan,
sehingga memunculkan beberapa definisi mengenai pembelajaran terpadu. Pembelajaran
terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara
individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik (Joni, 1996: 3 dalam Trianto 2014: 56).

Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran


yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik
(Depdikbud, 1996:3). Pembelajaran terpadu terjadi jika peristiwa-peristiwa otentik atau
eksplorasi menjadi pengendali dalam proses pembelajaran sehingga dalam ekplorasi siswa
belajar sekaligus memproses beberapa mata pelajaran secara serempak.

Hadisubroto (2000: 9 dalam Trianto 2014: 56) menyatakan bahwa pembelajaran


terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu
yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain,
yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih,
dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran lebih bermakna.

Pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan


memadukan materi beberapa pelajaran dalam satu tema (Sukandi, 2001: 3 dalam Trianto,
2014: 56). Tema dalam pembelajaran terpadu menjadi alat pemersatu materi yang beragam
dari beberapa materi pelajaran. Tema diambil dan dikembangkan dari luar mata pelajaran tapi
sejalan dengan kompetensi dasar dan topik-topik dari mata pelajaran (Kurniawan, 2011:77).
Sejalan dengan pendapat Sukandi mengenai pembelajaran terpadu yang dimunculkan dalam
satu tema, Sriyati (2008: 3) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu
pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Pernyataan senada juga diungkapkan Hamdayana
(2014: 1) yang menyatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan

6
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. Dengan memberikan pengalaman belajar
kepada siswa maka diharapkan siswa dapat menghubungkan pengalaman belajar yang sedang
mereka pahami dengan pengalaman belajar yang sudah siswa pahami sebelumnya serta dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan terpadu pada intinya merupakan penggabungan antara unsur pembelajaran


satu dengan unsur pembelajaran lainnya. Unsur pembelajaran yang digabungkan dapat
berupa konsep materi dengan proses pembelajaran, konsep satu materi dengan konsep materi
lainnya. Dengan demikian, pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memahami masalah yang kompleks di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang
utuh (Hamdayama, 2014: 1).

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran terpadu menurut Depdikbud (1996: 3 dalam


Trianto 2014: 61) yakni holistik, bermakna, otentik dan aktif. Holistik yang dimaksud adalah
suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian, kemudian dikaji dari beberapa
bidang studi secara langsung sehingga siswa dapat memahami konsep tersebut dari segala
sisi. Bermakna dalam pembelajaran terpadu merupakan kebermaknaan konsep yang telah
dipelajari sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan nyata. Otentik yang dimaksud
dalam pembelajaran terpadu adalah siswa secara langsung mengalami proses pembelajaran.
Aktif yang dimaksud dalam pembelajaran terpadu adalah dalam proses pembelajaran terpadu
guru menggunakan metode discovery learning sehingga menuntut siswa untuk aktif dalam
proses pembelajaran.

A. Integrated Approach
Pembelajaran terpadu yang pada intinya beberapa unsur pelajaran menimbulkan
adanya organisasi kurikulum dalam pembelajaran terpadu. Olivia (dalam Kurniawan
2011: 53) membagi organisasi kurikulum dalam tiga bagian berangkat dari pandangan
umum yaitu terpisah (discrete subject), terhubung (correlated), dan terpadu
(integrated). Ahli lain Fogarty (1991: xiv) membedakan organisasi kurikulum atas
dasar rentang keterpaduan, yang secara garis besar terdiri dari keterpaduan dalam satu
mata pelajaran yang sama (within single disciplines), keterpaduan antar mata
pelajaran (across several discipline), dan keterpaduan internal siswa (within and
across learner).

7
Fogarty (1991 dalam Kurniawan 2011) memberikan sejumlah alternatif tentang
bagaimana cara mengintegrasikan materi dalam proses pengembangan kurikulum dan
pembelajaran. Sebagaimana yang telah dikemukakan Fogarty mengenai keterpaduan
organisasi kurikulum menjadi tiga bagian, setiap bagian memiliki beberapa tipe
pembelajaran. Secara keseluruhan, tipe pembelajaran yang diungkapkan oleh Fogarty
terdapat sepuluh tipe pembelajaran terpadu.

Sepuluh tipe pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991) yakni fragmented,


connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed,
networked. Sepuluh tipe pembelajaran terpadu yang telah disebutkan dibagi dalam
tiga bagian yakni:
1. Keterpaduan dalam satu mata pelajaran yang sama (within single disciplines)
dengan tipe pembelajarannya yakni fragmented, connected, nested.
2. Keterpaduan antar mata pelajaran (across several discipline) dengan tipe
pembelajarannya sequenced, shared, webbed, threaded, integrated.
3. Keterpaduan internal siswa (within and across learner) dengan tipe
pembelajarannya immersed, networked.

Sepuluh tipe pembelajaran tersebut merentang dalam bentuk kontinum yang memiliki
dua kutub, dari kutub yang tingkat integrasinya tidak ada, lemah dan sederhana ke
kutub yang tingkat integrasinya kuat dan kompleks (Kurniawan: 2011, 54). Tingkat
integrasi tipe pembelajaran terpadu dapat dilihat pada gambar 1.

8
kompleks
Tinggi dan
integrasi
Tidak ada

Integrasi inter dan


Dalam satu mata

mata pelajaran
Integrasi antar

dalam siswa
pelajaran
Model Terpisah (Fragmented)

Model Terhubung (Conected)

Model Tersarang (Nested)

Model Terurut (Sequenced)

Model Berbagi (Shared)

Model Berjala (Webbed)

Model Terbenam (Immersed)

Model Jaringan Kerja (Networked)


Model Berkelanjutan (Threaded)

Model Terpadu (Integrated)

Gambar 1. Derajat integrasi tipe pembelajaran terpadu

Dalam pembahasan makalah ini penulis hanya memaparkan model pembelajaran


terpadu Tipe Shared.

B. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared


1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Setiap disiplin ilmu memiliki konsep masing-masing yang berbeda satu sama lain,
namun jika digali lebih dalam lagi maka akan muncul konsep yang beririsan
antara satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain. Dengan
memunculkan konsep yang beririsan dari dua disiplin ilmu yang berbeda, maka
dapat menuntun siswa untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang lebih luas
dan mendalam. Penggabungan dua disiplin ilmu yang memiliki konsep beririsan
merupakan salah satu dari pembelajaran terpadu, sehingga memerlukan tipe
pembelajaran yang di dalamnya memadukan dua disiplin ilmu yang memiliki
konsep beririsan.

9
Tipe shared menurut Fogarty (1991) didefinisikan sebagai “Shared planning and
teaching take place in two disciplines in wich overlapping concept or ideas
emerge as organizing elements”. Pemaparan mengenai shared menurut Fogarty
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran shared guru menggabungkan dua mata
pelajaran yang memiliki konsep beririsan satu sama lain atau ide dari dua disiplin
ilmu sehingga menjadi konsep yang utuh. Contoh penggabungan disiplin ilmu
dalam shared seperti berikut: matematika dan Science dipasangkan sebagai
Sciences; Sastra dan Sejarah dikelompokkan sebagai Humaniora; Seni, Musik,
Tarian dan Drama dipandang sebagai The Fine Arts.

Definisi tipe pembelajaran shared yang dipaparkan oleh Fogarty senada dengan
definisi yang dipaparkan oleh Kurniawan (2011) yakni organisasi kurikulum dan
pelajaran yang melibatkan dua mata pelajaran. Tipe pembelajaran shared berbasis
pemikiran ide yang tumpang tindih pada mata pelajaran.

Ide pada tipe pembelajaran shared menjadi fokus dari tipe pembelajaran shared.
Fokus dari tipe pembelajaran shared adalah konsep, skill dan sikap dari hasil
penggabungan dua disiplin ilmu. Gagasan inti untuk konsep, skill dan sikap
biasanya diajarkan dengan pendekatan subjek tunggal. Dari dua disiplin ilmu
masing-masing diidentifikasi bagian yang lebih prioritas dari satu konsep,
kemudian guru menentukan irisan dari konsep materi tersebut.

Tipe pembelajaran shared dianalogikan seperti melihat benda jauh melalui


teropong binokular yang menggunakan dua lensa. Suatu objek yang jauh akan
terlihat jelas ketika dua pandangan terhadap objek tersebut tertangkap oleh
masing-masing lensa yang pada awalnya samar dan terpisah. Dua lensa yang
terdapat dalam teropong dianggap sebagai dua mata pelajaran. Pada saat kita
melihat satu objek melalui teropong, objek tersebut dianggap sebagai konsep
yang beririsan dan menjadi fokus dalam pembelajaran. Supaya lebih jelas model
pembelajaran terpadu tipe shared dapat digambarkan pada gambar 2.

10
Gambar 2. Ilustrasi model pembelajaran terpadu tipe shared

Sekilas tipe pembelajaran shared ini mirip dengan tematik, namun Fogarty
menjelaskan bahwa fokus dari tipe shared diambil dari dalam materi pelajaran
sementara fokus dari tematik diambil dari luar materi pelajaran. Dalam gambar 2
diperlihatkan arsiran yang menandakan bahwa fokus pada tipe shared ini diambil
dari dalam materi pelajaran. Tipe pembelajaran shared lebih cocok digunakan
pada mata pelajaran-mata pelajaran yang dikelompokkan secara luas misalnya
IPS yang terdiri dari gabungan beberapa disiplin ilmu (ekonomi, sejarah,
geografi) dan sebagainya (Kurniawan, 2011: 58).

2. Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared


Fogarty (1991) menyatakan bahwa model pembelajaran terpadu tipe shared ini
memiliki kelebihan yaitu:
1. Sebagai tahap awal menuju tipe pembelajaran terpadu yang lebih kompleks
dengan empat disiplin ilmu.
2. Dengan pasangan disiplin ilmu yang mirip, memfasilitasi pembelajaran yang
lebih mendalam pada saat menyampaikan konsep yang tumpang tindih.
3. Lebih mudah mengatur jadwal untuk merencanakan pembelajaran bersama
dua orang guru daripada dengan empat orang guru.
4. Dapat mengambil waktu yang sama untuk materi yang tumpang tindih.
Misalnya jam pelajaran matematika pada materi segitiga siku-siku digabung
dengan jam pelajaran IPA pada materi bidang miring.

3. Kelemahan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared


Model pembelajaran terpadu tipe shared tidak hanya memiliki kelebihan tetapi
memiliki beberapa kekurangan yang diungkapkan oleh Fogarty (1991),
diantaranya:
a. Waktu yang diperlukan untuk mengembangkan tipe ini cukup lama.
b. Dalam penyusunan proses pembelajaran tipe shared memerlukan kompromi
dan kerjasama serta kepercayaan dalam tim.

11
c. Pada tahap awal pengintegrasian dua disiplin ilmu ini memerlukan komitmen
dari partner.
d. Untuk mendapatkan konsep yang tumpang tindih diperlukan dialog dan
percakapan yang mendalam.

4. Contoh Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared


Model pembelajaran terpadu tipe shared dapat diterapkan dalam IPA Terpadu.
Dalam contoh disini penulis mengambil contoh IPA Terpadu kelas V dalam KD
3.2 yakni mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-
hari serta pada sistem rangka manusia dan hewan, di shared dengan Matematika
kelas VI dalam KD 3.8 yakni Memahami Teorema Pythagoras melalui alat peraga
dan penyelidikan berbagai pola bilangan. Materi yang diambil dari KD 3.2 IPA
Terpadu adalah mengenai pesawat sederhana pada bidang miring. Konsep bidang
miring pada pesawat sederhana tumpang tindih dengan materi teorema Pythagoras
pada matematika karena sama-sama membahas segitiga siku-siku.

Dua disiplin ilmu dalam contoh yakni IPA dan Matematika memiliki konsep,
skill, dan sikap yang tumpang tindih sehingga akan menghasilkan tema yang
berasal dari dalam dua disiplin ilmu itu sendiri. Tema yang muncul akan dapat
menuntun siswa untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang lebih luas dan
mendalam. Dalam contoh disini siswa akan membuka wawasan mengenai segitiga
siku-siku, bahwa segitiga siku-siku tidak hanya ada dalam hitungan matematika
tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang
miring yang dapat memudahkan kerja manusia. Agar lebih jelas, contoh model

IPA Matematika

Teorema Pythagoras
Pesawat Sederhana

Bidang Miring Hipotenusa Segitiga siku-siku


Konsep
Memperhatikan Memperhatikan panjang sisi dan
Memperhatikan besar sudut segitiga untuk
ketinggian pada bidang
panjang sisi miring mendapatkan sifat segitiga siku-
miring untuk
sikap siku.
memudahkan usaha.
Menghitung
Menghitung keuntungan 12
kemiringan Menentukan triple pythagoras
mekanis pada bidang Skill
miring
pembelajaran terpadu tipe shared dapat dilihat pada gambar 3. RPP serta LKS
dilampirkan.

Gambar 3. Contoh model pembelajaran tipe shared pada pelajaran IPA Terpadu dan Matematika

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Model shared adalah suatu model pembelajaran terpadu dimana pengembangan disiplin ilmu
yang memayungi antar mata pelajaran (kurikulum silang). Shared Model juga memiliki
karakteristik, kelebihan dan kekurangan.

B.     Saran

Dalam sebuah pembelajaran jika ditemukan overlapping konsep antar mata pelajarang yang
tekait maka guru dapat menggunakan shared model agar memudahkan siswa memahami dan
menerapkan konsep, sikap, dan ketrampilan yang ada pada antar maa pelajaran yang
dipadukan.

13
Daftar Pustaka

Fatoni. 2010. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu. [online] tersedia:


http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan-
pembelajaran-terpadu/

Fogarty, Robin. 1991. How To Integrate The Curicula. USA: Skylight Publishing.

Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Kemendikbud. Konsep Pembelajaran Terpadu. PPT-2.1-1

Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Purwati, Yuli. 2012. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu. [online]
tersedia: http://kuliahgratis.net/kelebihan-dan-kelemahan-model-pembelajaran-terpadu/

Sriyati, Siti. 2008. Integrated Approach (Makalah). [online] tersedia:


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196409281989012-
SITI_SRIYATI/Kumpulan_artikel_5/INTEGRATED_APPROACH.pdf [15 September
2014]

Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai